NCP Gagal Ginjal CKD
NCP Gagal Ginjal CKD
Oleh:
Kelompok 8
Nuril Fajeriyati (G1H012003)
Yukika Fatmalasari (G1H012030)
Zidna Akmala Dewi (G1H012038)
Anindita Nur Asilatin (G1H012045)
1. Anamnesis
a. Identitas pasien
Nama : Sdr. E No.RN : 787384
Umur : 18 tahun Ruang : Mawar 2
Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 11 Desember 2012
Pekerjaan : - Tgl Kasus : 12 Desember 2012
Pendidikan : SMP Alamat : Jatilawang
Agama : Islam Diagnosis medis : CKD end stage, hematemesis melena
Kesimpulan:
Berdasarkan data diatas saudara E berumur 18 tahun didiagnosis medis mengalami
CKD end stage dan hematemesis melena.
Pasien mengalami masalah gastrointestinal yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah dan
anoreksia
Pasien mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi (HT).
Frekuensi makan pasien sebelum masuk RS adalah 1-2 kali sehari.
Pasien memiliki pola makan tidak begitu beragam yang hanya terdiri dari makanan
pokok, lauk nabati, sayur, buah dan konsumsi minum air putih yang kurang. Dan tidak
adanya konsumsi lauk hewani dan konsumsi kopi tiap hari.
Pembahasan :
Saudara E berusia 18 tahun didiagnosis menderita CKD (Chronic kidney disease) end
stage dan hematemesis melena (muntah dan BAB darah). Chronic kidney disease (CKD)
adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60
mL/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih. Asupan makanan paisen juga dapat mempengaruhi
kejadian CKD. Pasien sering mengkonsumsi makanan tinggi protein. Pasien hampir setiap
hari mengkonsumsi tahu dan tempe. Selain itu, pasien kurang mengkonsumsi air putih dilihat
dari riwayat pola makan pasien yg lebih sering mengonsumsi kopi dan susu setiap harinya.
Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kejadian gagal ginjal.
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang
berwarna hitam seperti the yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian
atas (Nettina, Sandra M. 2001). Hematemesis melena ini dapat disebabkan karena sampah
metabolik yang terbentuk akibat gagal ginjal mengganggu saluran pencernaan dan
mengakibatkan luka dan perdarahan.
Hipertensi yang dialami pasien dapat timbul karena konsumsi kopi yang tinggi.
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat merupakan faktor penyebab sekaligus dampak
dari CKD. Hipertensi berperan mempercepat terjadinya kerusakan glomerural pada CKD,
selain itu tingginya tekanan sistolik dan diastolik berpengaruh terhadap keepatan penurunan
kerja ginjal. Oleh karena itu, hipertensi yang dialami pasien berhubungan dengan CKD yang
dialaminya.
Nyeri ulu hati dan mual yang dialami pasien disebabkan karena hematemesis. Selain itu
mual dapat terjadi karena CKD karena ammonia yang merupakan sampah metabolik. Pasien
mengalami anoreksia yang merupakan akibat dari CKD dan dapat berakibat pada terjadinya
malnutrisi pada pasien (Smeltzer dan Bare, 2001).
B. Antropometri
a. Data Antropometri
BB Ulna
51 kg 25 cm
Kesimpulan :
Estimasi Tinggi Badan = 97,252 + 2,645 x panjang ulna (cm)
= 97,252 + 2,645 x 25
= 163,4 cm
Bedasarkan perhitungan estimasi berat badan, pasien memiliki berat badan sebesar
163,4 cm (R. Ilayperuma et al.).
BB Ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (163,4 – 100) – 10% (163,4 – 100)
= (63,4) – 10% (63,4)
= 57, 06 Kg
=
= 19,10 kg/m2
Nilai IMT pasien adalah 19,10 kg/m2. Bedasarkan perhitungan IMT pasien, status gizi
pasien adalah normal (18,5-22,9 kg/m2) (Sugondo, 2006).
C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Satuan/ nilai Awal masuk RS Awal kasus (12 Keterangan
urin/darah normal (11 desember desember 2012)
2012)
Hb*duplo 14-18 g/gL 7,3 10,4 Rendah
Leukosit 4800-10800 uL 8570 Normal
Hct 42-52% 20 28 Rendah
Eritrosit 4,7-5,1x106/uL 2,5 Rendah
Rombosit 150000- 161000 Normal
450000/Ul
MCV 79-99 Fl 80,8 Normal
MCH 27-31 pg 29,2 Normal
MCHC 33-37% 36,1 Normal
RDW 11,5-14,5% 13,5 Normal
MPV 7,2-11,1% 9,3 Normal
Basofil 0-1% 0,1 Normal
Eosinofil 2-4% 0,8 Rendah
Batang 2-5% 0 Rendah
Segmen 40-70% 81,4 Tinggi
Limfosit 25-40% 14,8 Rendah
Monosit 2-8% 2,9 Normal
Bilirubin total 0-1,1 mg/dL 0,35 Normal
Bilirubin direk 0-0,3 mg/dL 0,14 Normal
Bilirubin indirek 0-1,1 mg/dL 0,21 Normal
SGOT 15-37/ Ul 18 Normal
SGPT 30-65/ Ul 29 Rendah
Ureum darah 14,98-38,5 261,1 137,8 Tinggi
mg/dL
Kretinin darah 0,8-1,3 mg/dL 20,2 11,46 Tinggi
GDS ≤ 200 mg/dL 83 Normal
Natrium 136-145 mmol/L 134 Rendah
Kalium* duplo 2,5-5,1 mmol/L 7,1 3,7 Normal
Klorida 95-107 mmol/L 104 Normal
HbsAg Non reaktif Non reaktif Normal
Ani HCV Non reaktif Non reaktif Normal
Kesimpulan :
- Hb* duplo rendah yang menandakan terjadinya anemia pada pasien
- Hct rendah merupakan indikator anemia dan menghambat terjadinya penyerapan
kembali natrium (Na)
- Eritrosit rendah menjadi indikator anemia pada pasien
- Ureum darah tinggi menyebabkan uremia yang terjadi karena gangguan renal yang
progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Kretinin darah tinggi karena ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
- Natrium rendah berkaitan dengan terjadinya anemia dan penyakit ginjal
Pembahasan :
Anemia sering terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal kronis. 80-90%
pasien penyakit ginjal kronik mengalami anemia. The National Kidney Foundation’s Kidney
Dialysis Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) merekomendasikan anemia pada pasien
penyakit ginjal kronik jika kadar hemoglobin < 11,0 gr/dl (hematocrit < 33%) pada wanita
premonopause dan pasien prepubertas, dan <12,0 gr/dl (hematocrit < 37%) pada laki-laki
dewasa dan wanita postmeopause (National Kidney Foundation, 2002). pada pasien ini
memiliki kadar Hb duplo adalah 7,3 dan masuk kategori rendah Hb nya dan masuk kategori
anemia.
Penurunan Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan sebesar
30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.Hct akan menghambat
terjadinya penyerapan kembali natrium (Na) atau sodium di tubulus convuluted bagian distal.
Terganggunya transpor natrium masuk ke dalam tubuh kembali akan mengakibatkan
natriuresis atau pengeluaran natrium lewat urine. Dan inilah yang mengakibatkan volume
urine yang dikeluarkan akan meningkat dan kadar natruim menurun atau rendah.
Apabila kadar natrium tidak seimbang akan menyebabkan otot tidak bekerja sebagaimana
mestinya. Selain itu darah akan terlalu pekat atau terlalu encer karena mengandung terlalu
banyak natrium atau kekurangan air. Terlalu sedikitnya natrium akan menyebabkan pecahnya
sel darah merah, merasa lemah, keram otot, sakit kepala, dan muntah-muntah.
Ureum darah tinggi menyebabkan uremia. Uremia ini terjadi karena adanya gangguan
renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (smeltzer, 2002). Protein diserap tubuh
melalui makanan seperti telur, ikan, dan daging, sisanya tidak diserap merupakan sampah
yang disebut ureum yang mengandung nitrogen. Apabila ginjal bekerja dengan baik, ureum
tersebut akan dibuang bersama urin, namun apabila ginjal tidak berfungsi dengan baik akan
ureum akan tinggal dalam darah atau kadar urreum dalam darah tinggi.
Sama dengan ureum, kreatinin akan menumpuk dalam darah apabila ginjal tidak berfungsi
sebagaimana mestinya untuk menyaring serta membuangnya bersama urin.
Eritrosit rendah menjadi penanda terjadinya anemia. Anemia ini terjadi karena tubuh telah
kehilangan banyak cairan akibat adanya kerusakan ginjal dan muntah yang disebabkan oleh
hematemesis ini.
D. Pemeriksaan Klinis
1. Kesan Umum : sedang, compos mentis
2. Vital Sign
Kesimpulan :
- Pasien dalam keadaan umum compos mentis
- Tekanan darah pasien tinggi, hal tersebut berkaitan dengan hipertensi yang dialami
oleh pasien
- Suhu tubuh normal
- Nadi normal
- Respirasi tinggi (nafas cepat / takipnea) hal tersebut merupakan salah satu tanda
dari Chronic Kidney Desease (CKD)
(Wahyuningsih, 2013)
Pembahasan :
Pasien dalam keadaan compos mentis (sadar). Pemeriksaan fisik klinis Sdr. E
menunjukkan tekanan darah tinggi dan suhu normal. Tekanan darah pasien yaitu 160/120
mmHg dikatakan tinggi (hipertensi tingkat 2). Menurut JNC-VII 2003 dan WHO-ISH 1999,
tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 100 mmHg termasuk kategori hipertensi
tingkat 2 (Sani, 2008). Menurut Wanhyuningsih (2013), menyatakan suhu normal adalah ≤
37oC dan > 37o C termasuk kategori demam sehingga Sdr. E masuk kategori normal.
Sedangkan nadi pasien termasuk kedalam kategori normal yaitu 88x/menit dan resiprasi
termasuk kategori tinggi (nafas cepat) yaitu 28x/menit (Wahyuningsih, 2013).
Klasifikasi Derajat Hipertensi Berdasarkan JNC 7
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal ≤120 dan ≤80 mmHg
Pre-Hipertensi 120 -139 80 – 90
HIPERTENSI
Tingkat 1 140 – 159 atau 90 -99
Tingkat 2 >160 >100
Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan kerusakan ginjal. Oleh sebab
itu penting untuk mengontrol tekanan darah yang dapat dilakukan dengan mengubah gaya
hidup seperti mengurangi konsumsi garam dan mengurangi berat badan. Penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG) juga berpengaruh pada retensi cairan dan natrium. Retensi cairan
dan natrium tidak terkontol dikarenakan ginjal tidak mampu untuk mengonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai
terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari hari tidak terjadi. Natrium dan
cairan sering tertahan dalam tubuh yang meningkatkan resiko terjadinya oedema, gagal
jantung kongesti, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi aksis renin
angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain
mempunyai kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan
hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang
semakin memperburukstatus uremik.
Takipnea merupakan kondisi tingkat pernapasan lebih cepat dari biasanya dapat
dikaitkan dengan penyakit seperti flu atau pilek pada anak-anak. Beberapa penyebab lain
termasuk pneumonia dan asma yang dapat meningkatkan laju respirasi. Pada orang dewasa,
penyebab takipnea biasanya termasuk asma, infeksi paru-paru seperti pneumonia, Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emboli paru. Dispnea sampai pada edema pulmonal,
dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar
suara tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung. Dan takipnea atau nafas cepat merupakan salah satu tanda dari CKD.
(Alam & Hadibroto, 2008)
Pembahasan :
Kriteria tingkat konsumsi menurut Studi Diet Total (SDT) 2014 :
Kelebihan ≥ 130%
Cukup 100 % - < 130 %
Kurang 70 % - < 100 %
Sangat kurang < 70 %
Berdasarkan hasil recall 24 jam di rumah sakit, didapatkan % asupan kebutuhan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat adalah < 70 % dimana pasien mengalami inadekuat asupan
oral. Kekurangan asupan oral ini disebabkan karna pasien mengalami gagal ginjal kronik
(CKD) end stage, hematemesis (muntah darah) dan melena (BAB berdarah). Hal ini juga
disebabkan karena pasien mengalami nyeri ulu hati, anoreksia dan mual muntah yang mana
pasien mengalami gangguan pada gastrointestinal dan terjadi penurunan nafsu makan yang
mengakibatkan penurunan asupan makanan pasien.
F. TERAPI MEDIS
Jenis obat/tindakan Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Dextrosen 5% 10 tpm Untuk resusitasi mmulihkan tubuh Mengkompensasi kehilangan
dan mencegah syok dan kehilangan atau kekurangan karbohidrat
cairan. dan cairan
Ceftriaxone Mempunyai indikasi : septicemia Masalah gastrointestinal
(keracunan darah oleh bakteri yaitu feses encer/diare, mual,
patogenik dan zat-zat yang muntah, stomatitis dan
dihasilkan oleh bakteri tersebut), glositis.
meningitis (radang selaput otak),
infeksi perut (saluran pencernaan,
kandung empedu, peritonitis/radang
selaput perut), tulang, sendi dan
jaringan lunak, pencegahan infeksi
pada pembedahan, infeksi saluran
kemih dan ginjal, infeksi
pernapasan, infeksi gonokokal.
Sednagkan kontra indikasinya
adalah hipersensitif terhadap
sefalosporin, reaksi pada darah,
kelainan saluran pencernaan, reaksi
kulit.
Kalnex Kalnex termasuk golongan obat Gangguan GI, mual, pusing,
tranexamic acid. Tranexemic acid muntah, dan anoreksia.
digunakan untuk membantu
menghen tikan kondisi pendarahan.
Tranexemic acid merupakan agen
antifibrinolytic. Golongan obat ini
bekerja dengan menghalangi
pemecahan.
Adona Mengandung karbazokrom Na Kehilangan nafsu makan,
sulfonat indikasinya untuk rasa tidak nyaman pada
mengatasi pendarahan lambung, dan reaksi
hipersensitivitas.
Kesimpulan :
Obat dextrosen dapat mengkompensasi kehilangan atau kekurangan karbohidrat dan
cairan, sedangkan obat ceftriaxone dan kalnex dapat membuat pasien terjadi gangguan
gastrointestinal, mual muntah. Dan pemberian obat adona dapat menyebabkan pasien menjadi
kehilangan nafsu makan dan rasa tidak nyaman pada lambung/perut.
BAB III
INTEGRITAS DATA DAN TEORI
Hipertensi
Pembatasan Kadar Ureum dan
Asupan Kreatinin Darah
Kurang
Cairan Meningkat
Pengetahuan Respirasi
Terkait Gizi dan Meningkat
Sesak
Pangan
CKD
Tekanan Darah Pembatasan
Kurangnya Tinggi Asupan
Konsumsi Air Putih Natrium
Pembatasan Pendarahan Dan
Asupan Gangguan
Kelebihan Asupan
Protein Gastrointestinal
Protein
Penurunan Nafsu
Makan
Lemah
Anemia
Inadekuat Asupan
Oral
(www.rsudbwi.banyuwangikab.go.id)
Penurunan Kadar
Hb, Hct, Eritrosit Di
Dalam Darah
BAB III
DIAGNOSIS
1. Domain Intake
NI 2.1 Inadequate Oral Intake
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Kurangnya asupan oral Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan
perdarahan gastointestinal, persentase asupan energi
mual, muntah dan anoreksia 5,56 %, protein 1,75 %,
lemak 0 %, karbohidrat
8,97 %
2. Domain klinis
NC 2.2 Altered Nutrition Related Laboratory Value
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Perubahan nilai Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan kadar
laboratorium terkait gizi gangguan ginjal dan anemia ureum 261,1 mg/dL,
kreatinin 20,02 mg/dL, Hb
7,3 gr/gL, Hct 20%,
eritrosit 2,5 x 106
3. Domain behavior
NB 1.1 Food And Nutrition Related Knowledge Deficit
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Kurangnya pengetahuan Berkaitan dengan kebiasaan Ditandai dengan kurang
terkait gizi dan pangan makan yang kurang beragam asupan cairan, kurang
konsumsi buah
BAB IV
INTERVENSI GIZI
A. Planning
1. Terapi diet
a. Jenis diet : Diet Rendah Protein (RP)
b. Bentuk maknan : Lunak
c. Frekuensi pemberian : 3x makanan utama, 3x makanan selingan
d. Cara Pemberian : Oral
2. Tujuan Intervensi
a. Mempertahankan status gizi optimal
b. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
c. Mengendalikan kondisi terkait CKD seperti anemia dan hipertensi
d. Meningkatkan pengetahuan terkait pola makan yang baik, bergizi dan beragam
4. Perhitungan Diet
a. Perhitungan energi yaitu 35 kkal/Kg BB ideal
Energi = 35 kkal x BB ideal
= 35 kkal x 57,06
= 1997,1 kkal
b. Kebutuhan Protein rendah, yaitu sebesar 0,75 g/kg BB ideal
= 0,75 x BB ideal
= 0,75 x 57,06
= 42,795 gr x 4 = 171,18 kkal
c. Kebutuhan lemak diberikan cukup, 25% dari kebutuhan energi total.
= 25% x Energi Total
= 25% x 1997,1
= 499,275 kkal : 9 = 55,475 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang
berasal dari protein dan lemak
= Energi Total – (Protein + Lemak)
= 1997,1 kkal – (171,18 kkal + 499,275 kkal)
= 1997,1 kkal – 670,455 kkal
= 1326,645 kkal : 4 = 331,7 gr
5. Rekomendasi diet
Makanan dibagi menjadi 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan.
Waktu Energi Presentase
Pagi 526,653 kkal 25 %
Selingan 210,66 kkal 10 %
Siang 526,653 kkal 25 %
Selingan 210,66 kkal 10 %
Malam 421,32 kkal 20 %
Selingan 210,66 kkal 10%
7. Konseling Gizi
Tema : Tata laksana diet ginjal
Media : Leaflet tentang diet ginjal serta daftar bahan makanan penukar
Sasaran : Pasien dan keluarga yang merawatnya
Tempat : Ruang rawat pasien
Waktu : +/- 30 menit
Metode : Tanya jawab dan motivasi
Isi mateti : - Penjelasan tentang status gizi pasien saat kini
- Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian diet sesuai
kondisi pasien
- Penjelasan tentang pola makan yang seharusnya dijalankan
pasien
B. Implementasi
1. Rekomendasi Diet
Waktu Menu Bahan Berat URT Kebutuhan zat gizi
makanan (gr)
Pagi Nasi tim Beras giling 20 2/5 gelas Energi (kkal) = 334,5
Tumis jamur Jamur kuping 15 ¼ gelas
Protein (gr) = 7,16
Minyak 10 1 sendok
Lemak (gr) = 17
kelapa sawit makan
Pepes ayam Ayam 25 ½ potong Karbohidrat (gr) = 25
sedang Natrium (mg) = 36,5
Sayur buncis Buncis 15 ¼ gelas
Wortel 15 1 buah
wortel
sedang
Buah potong Semangka 100 1 potong
sedang
Selingan Jus buah Jambu biji 50 ½ buah Energi (kkal) = 334,5
Susu kental 15 ½ sachet
Protein (gr) = 7,16
manis
Lemak (gr) = 9,6
Agar-agar agar-agar 10 1 bungkus
Susu kental 50 2 sachet Karbohidrat (gr) = 57
biskuit
manis Natrium (mg) = 198
Biskuit 20 3 keping
Siang Nasi tim Beras giling 25 ½ gelas Energi (kkal) = 432
Wortel 10 1 buah
Protein (gr) = 9,69
kecil
Lemak (gr) = 12
Pepes ikan Ikan segar 20 ½ potong
Sop sayur Kol kembang 10 ¼ gelas Karbohidrat (gr) = 73
Buncis 10 1/5 gelas Natrium (mg) = 29
bihun
Wortel 10 1 buah
kecil
Bihun 25 ¼ gelas
Kentang 50 1 buah
besar
Tumis kacang Kacang 15 ¼ gelas
panjang panjang
Jagung 10 1/5 gelas
kuning pipil
Minyak 10 1 sendok
Kelapa Sawit makan
Buah potong Pepaya 100 1 potong
besar
Selingan Honey bread Roti putih 50 2 iris Energi (kkal) = 481,9
Madu 75 5 sendok
Protein (gr) = 6,3
makan
Lemak (gr) = 4,9
Biskuit Biskuit 30 3 keping
Karbohidrat (gr) = 107
Natrium (mg) = 460
Malam Nasi tim Beras giling 25 ½ gelas Energi (kkal) = 410,45
Gadon sapi Daging sapi 25 1 potong
Protein (gr) = 8,51
sedang
Lemak (gr) = 26
Santan 20 3 sendok
Karbohidrat (gr) = 36
makan
Tumis labu Labu siam 25 ¼ gelas Natrium (mg) = 3,25
Minyak 10 1 sendok
siam
kelapa sawit makan
Oseng tauge Tauge 20 ½ gelas
Tahu 10 1/5 potong
Minyak 10 1 sendok
kelapa sawit makan
Buah potong Mangga 100 ¾ buah
harum manis besar
Selingan Puding Jagung 20 ¼ gelas Energi (kkal) = 70,4
jagung kuning pipil Protein (gr) = 2,46
Susu skim 25 5 sendok
makan Lemak (gr) = 0,7
Agar-agar 10 1 bungkus
Karbohidrat (gr) =14
Natrium (mg) = 0
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Protein Vit.
Waktu Menu Bahan Brt ENERGI LMK HA C F Fe Vit. A
(gr) B1
( gr
Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg)
)
Pagi nasi tim Beras giling 20 72 0 1,36 0,1 16 1,2 28 0,16 0 0,024
tumis jamur Jamur kuping segar 15 2,25 0 0,57 0,1 0,1 0,45 14,1 0,26 0 0,015
Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
pepes ayam Ayam 25 75,5 4,55 0 6,3 0 3,5 50 0,38 202,5 0,02
sayur buncis
wortel Buncis 15 5,25 0 0,36 0 1,2 9,75 6,6 0,17 94,5 0,012
Wortel 15 6,3 0 0,18 0 1,4 5,85 5,55 0,12 1800 0,009
buah potong Semangka 100 28 0 0,5 0,2 6,9 7 12 0,2 590 0,05
Sub Total 279,5 4,55 2,97 17 25 27,8 116 1,28 8687 0,13
Snack jus buah Jambu biji 50 24,5 0 0,45 0,2 6,1 7 14 0,55 12,5 0,01
Susu kental manis 15 50,4 1,23 0 1,5 8,3 41,3 31,4 0,03 76,5 0,008
agar-agar biskuit Agar-agar 10 0 0 0 0 0 40 12,5 0,5 0 0
Susu kental manis 50 168 4,1 0 5 28 138 105 0,1 255 0,025
Biscuit 20 91,6 0 1,38 2,9 15 12,4 17,4 0,54 0 0,018
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 334,5 5,33 1,83 9,6 57 238 180 1,72 344 0,061
Siang nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,2 20 1,5 35 0,2 0 0,03
Wortel 10 4,2 0 0,12 0 0,9 3,9 3,7 0,08 1200 0,006
pepes ikan Ikan segar 20 22,6 3,4 0 0,9 0 4 40 0,2 30 0,01
sop sayur bihun Kol kembang 10 2,5 0 0,24 0 0,5 2,2 7,2 0,11 9 0,011
Buncis 10 3,5 0 0,24 0 0,8 6,5 4,4 0,11 63 0,008
Wortel 10 4,2 0 0,12 0 0,9 3,9 3,7 0,08 1200 0,006
Bihun 25 90 0 1,18 0 21 0,4 8,75 0,45 0 0
Kentang 50 41,5 0 1 0,1 9,6 5,5 28 0,35 0 0,055
tumis kacang
panjang Kacang panjang 15 6,6 0 0,41 0 1,2 7,35 52,1 0,11 50,25 0,02
Jagung kuning pipil
baru 10 30,7 0 0,79 0,3 6,4 0,9 14,8 0,21 44 0,033
Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
buah potong Pepaya 100 46 0 0,5 0 12 23 12 1,7 365 0,04
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 432 3,4 6,29 12 73 59,2 210 3,6 8961 0,219
Snack honey bread Roti putih 50 124 0 4 0,6 25 5 47,5 0,75 0 0,05
Madu 75 220,5 0 0,23 0 60 3,75 12 0,68 0 0
biskuit Biscuit 30 137,4 0 2,07 4,3 23 18,6 26,1 0,81 0 0,027
Sub Total 481,9 0 6,3 4,9 107 27,4 85,6 2,24 0 0,077
Mlm nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,2 20 1,5 35 0,2 0 0,03
gadon sapi Daging sapi 25 51,75 4,5 0 3,5 0 2,75 42,5 0,7 7,5 0,02
Santan peras, dengan
air 20 24,4 0 0,4 2 1,5 5 6 0,02 0 0
tumis labu siam Labu siam 25 6,5 0 0,15 0 1,7 3,5 6,25 0,13 5 0,005
Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
oseng tahu tauge Tahu 10 6,8 0 0,78 0,5 0,2 12,4 6,3 0,08 0 0,006
Tauge kacang ijo 20 4,6 0 0,58 0 0,8 5,8 13,8 0,16 2 0,014
Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
buah potong Mangga harumanis 100 46 0 0,4 0,2 12 15 9 0,2 1200 0,08
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 410,45 4,5 4,01 26 36 46 119 1,49 13215 0,155
Jagung kuning pipil
Snack puding jagung baru 20 61,4 0 1,58 0,7 13 1,8 29,6 0,42 88 0,066
Susu skim 25 9 0,88 0 0 1,3 30,8 24,3 0,03 0 0,01
Agar-agar 10 0 0 0 0 0 40 12,5 0,5 0 0
Sub Total 70,4 0,88 1,58 0,7 14 72,6 66,4 0,95 88 0,076
Total 2008,8 41,63 70 312 471 776 11,3 31295 0,717
Standar Kebutuhan Energi Protein Lmk KH