Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN DIETETIKA PENYAKIT DEGENERATIF

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD).


HEMATEMESIS MELENA

Oleh:
Kelompok 8
Nuril Fajeriyati (G1H012003)
Yukika Fatmalasari (G1H012030)
Zidna Akmala Dewi (G1H012038)
Anindita Nur Asilatin (G1H012045)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
PURWOKERTO
2015
BAB I
ASESSMENT

1. Anamnesis
a. Identitas pasien
Nama : Sdr. E No.RN : 787384
Umur : 18 tahun Ruang : Mawar 2
Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 11 Desember 2012
Pekerjaan : - Tgl Kasus : 12 Desember 2012
Pendidikan : SMP Alamat : Jatilawang
Agama : Islam Diagnosis medis : CKD end stage, hematemesis melena

b. Berkaitan dengan riwayat penyakit


Keluhan utama Muntah darah, sesak
Riwayat penyakit sekarang Sejak 3 hari muntah darah, BAB hitam, pasien
datang ke IGD RSMS dengan keluhan sesak,
muntah dan lemas.
Riwayat penyakit dahulu -
Riwayat penyakit keluarga -

c. Berkaitan dengan riwayat Gizi


Data Sosio Ekonomi Penghasilan : -
Jumlah anggota keluarga : 2 orang
Suku : Jawa
Aktivitas Fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jam tidur sehari : 8-9 jam sehari.
Jenis olaharaga : Sepak bola, voli
Frekuensi olahraga : Setiap hari
Alergi Makanan dan diet -
khusus
Masalah Gastrointestinal Nyeri uluh hati (ya), mual (ya), muntah (tidak), diare
(tidak), konstipasi (tidak), anorexia (ya), perubahan
penciuman/pengecapan (tidak).
Penyakit Kronik Jenis penyakit : HT
Modifikasi diet : -
Jenis dan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut/menelan Sulit menelan (ya), stomatitis (tidak), gigi lengkap
(ya)
Pengobatan -
Perubahan berat badan -
Mempersiapkan makanan Fasilitas memasak : ada, ibu yang memasak
Fasilitas menyimpan makanan : ada
Riwayat pola makan - Makanan pokok 1-2 x/hari dan selingan 1x sehari
- Makanan pokok : nasi sebanyak 2 centong 1-2 x
sehari (7/7), mie instan (2/7)
- Lauk : tahu, tempe (6/7), ikan keranjang (2/7) lebih
sering digoreng
- Sayur : buncis, labu siam, kangkung lebih sering
digoreng
- Susu bendera cokelat (4/7), kopi 1 gelas/hari (7/7)

Kesimpulan:
 Berdasarkan data diatas saudara E berumur 18 tahun didiagnosis medis mengalami
CKD end stage dan hematemesis melena.
 Pasien mengalami masalah gastrointestinal yaitu nyeri ulu hati, mual, muntah dan
anoreksia
 Pasien mempunyai penyakit kronik yaitu hipertensi (HT).
 Frekuensi makan pasien sebelum masuk RS adalah 1-2 kali sehari.
 Pasien memiliki pola makan tidak begitu beragam yang hanya terdiri dari makanan
pokok, lauk nabati, sayur, buah dan konsumsi minum air putih yang kurang. Dan tidak
adanya konsumsi lauk hewani dan konsumsi kopi tiap hari.

Pembahasan :
Saudara E berusia 18 tahun didiagnosis menderita CKD (Chronic kidney disease) end
stage dan hematemesis melena (muntah dan BAB darah). Chronic kidney disease (CKD)
adalah suatu keadaan terjadinya kerusakan ginjal atau laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60
mL/menit dalam waktu 3 bulan atau lebih. Asupan makanan paisen juga dapat mempengaruhi
kejadian CKD. Pasien sering mengkonsumsi makanan tinggi protein. Pasien hampir setiap
hari mengkonsumsi tahu dan tempe. Selain itu, pasien kurang mengkonsumsi air putih dilihat
dari riwayat pola makan pasien yg lebih sering mengonsumsi kopi dan susu setiap harinya.
Hal tersebut juga dapat mempengaruhi kejadian gagal ginjal.
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang
berwarna hitam seperti the yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian
atas (Nettina, Sandra M. 2001). Hematemesis melena ini dapat disebabkan karena sampah
metabolik yang terbentuk akibat gagal ginjal mengganggu saluran pencernaan dan
mengakibatkan luka dan perdarahan.
Hipertensi yang dialami pasien dapat timbul karena konsumsi kopi yang tinggi.
Hipertensi merupakan penyakit yang dapat merupakan faktor penyebab sekaligus dampak
dari CKD. Hipertensi berperan mempercepat terjadinya kerusakan glomerural pada CKD,
selain itu tingginya tekanan sistolik dan diastolik berpengaruh terhadap keepatan penurunan
kerja ginjal. Oleh karena itu, hipertensi yang dialami pasien berhubungan dengan CKD yang
dialaminya.
Nyeri ulu hati dan mual yang dialami pasien disebabkan karena hematemesis. Selain itu
mual dapat terjadi karena CKD karena ammonia yang merupakan sampah metabolik. Pasien
mengalami anoreksia yang merupakan akibat dari CKD dan dapat berakibat pada terjadinya
malnutrisi pada pasien (Smeltzer dan Bare, 2001).

B. Antropometri
a. Data Antropometri
BB Ulna
51 kg 25 cm

Kesimpulan :
 Estimasi Tinggi Badan = 97,252 + 2,645 x panjang ulna (cm)
= 97,252 + 2,645 x 25
= 163,4 cm
Bedasarkan perhitungan estimasi berat badan, pasien memiliki berat badan sebesar
163,4 cm (R. Ilayperuma et al.).
 BB Ideal = (TB – 100) – 10% (TB – 100)
= (163,4 – 100) – 10% (163,4 – 100)
= (63,4) – 10% (63,4)
= 57, 06 Kg

=
= 19,10 kg/m2
Nilai IMT pasien adalah 19,10 kg/m2. Bedasarkan perhitungan IMT pasien, status gizi
pasien adalah normal (18,5-22,9 kg/m2) (Sugondo, 2006).

C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Satuan/ nilai Awal masuk RS Awal kasus (12 Keterangan
urin/darah normal (11 desember desember 2012)
2012)
Hb*duplo 14-18 g/gL 7,3 10,4 Rendah
Leukosit 4800-10800 uL 8570 Normal
Hct 42-52% 20 28 Rendah
Eritrosit 4,7-5,1x106/uL 2,5 Rendah
Rombosit 150000- 161000 Normal
450000/Ul
MCV 79-99 Fl 80,8 Normal
MCH 27-31 pg 29,2 Normal
MCHC 33-37% 36,1 Normal
RDW 11,5-14,5% 13,5 Normal
MPV 7,2-11,1% 9,3 Normal
Basofil 0-1% 0,1 Normal
Eosinofil 2-4% 0,8 Rendah
Batang 2-5% 0 Rendah
Segmen 40-70% 81,4 Tinggi
Limfosit 25-40% 14,8 Rendah
Monosit 2-8% 2,9 Normal
Bilirubin total 0-1,1 mg/dL 0,35 Normal
Bilirubin direk 0-0,3 mg/dL 0,14 Normal
Bilirubin indirek 0-1,1 mg/dL 0,21 Normal
SGOT 15-37/ Ul 18 Normal
SGPT 30-65/ Ul 29 Rendah
Ureum darah 14,98-38,5 261,1 137,8 Tinggi
mg/dL
Kretinin darah 0,8-1,3 mg/dL 20,2 11,46 Tinggi
GDS ≤ 200 mg/dL 83 Normal
Natrium 136-145 mmol/L 134 Rendah
Kalium* duplo 2,5-5,1 mmol/L 7,1 3,7 Normal
Klorida 95-107 mmol/L 104 Normal
HbsAg Non reaktif Non reaktif Normal
Ani HCV Non reaktif Non reaktif Normal

Kesimpulan :
- Hb* duplo rendah yang menandakan terjadinya anemia pada pasien
- Hct rendah merupakan indikator anemia dan menghambat terjadinya penyerapan
kembali natrium (Na)
- Eritrosit rendah menjadi indikator anemia pada pasien
- Ureum darah tinggi menyebabkan uremia yang terjadi karena gangguan renal yang
progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
- Kretinin darah tinggi karena ginjal yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya
- Natrium rendah berkaitan dengan terjadinya anemia dan penyakit ginjal

Pembahasan :
Anemia sering terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit ginjal kronis. 80-90%
pasien penyakit ginjal kronik mengalami anemia. The National Kidney Foundation’s Kidney
Dialysis Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) merekomendasikan anemia pada pasien
penyakit ginjal kronik jika kadar hemoglobin < 11,0 gr/dl (hematocrit < 33%) pada wanita
premonopause dan pasien prepubertas, dan <12,0 gr/dl (hematocrit < 37%) pada laki-laki
dewasa dan wanita postmeopause (National Kidney Foundation, 2002). pada pasien ini
memiliki kadar Hb duplo adalah 7,3 dan masuk kategori rendah Hb nya dan masuk kategori
anemia.
Penurunan Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan sebesar
30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.Hct akan menghambat
terjadinya penyerapan kembali natrium (Na) atau sodium di tubulus convuluted bagian distal.
Terganggunya transpor natrium masuk ke dalam tubuh kembali akan mengakibatkan
natriuresis atau pengeluaran natrium lewat urine. Dan inilah yang mengakibatkan volume
urine yang dikeluarkan akan meningkat dan kadar natruim menurun atau rendah.
Apabila kadar natrium tidak seimbang akan menyebabkan otot tidak bekerja sebagaimana
mestinya. Selain itu darah akan terlalu pekat atau terlalu encer karena mengandung terlalu
banyak natrium atau kekurangan air. Terlalu sedikitnya natrium akan menyebabkan pecahnya
sel darah merah, merasa lemah, keram otot, sakit kepala, dan muntah-muntah.
Ureum darah tinggi menyebabkan uremia. Uremia ini terjadi karena adanya gangguan
renal yang progresif dan ireversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit (smeltzer, 2002). Protein diserap tubuh
melalui makanan seperti telur, ikan, dan daging, sisanya tidak diserap merupakan sampah
yang disebut ureum yang mengandung nitrogen. Apabila ginjal bekerja dengan baik, ureum
tersebut akan dibuang bersama urin, namun apabila ginjal tidak berfungsi dengan baik akan
ureum akan tinggal dalam darah atau kadar urreum dalam darah tinggi.
Sama dengan ureum, kreatinin akan menumpuk dalam darah apabila ginjal tidak berfungsi
sebagaimana mestinya untuk menyaring serta membuangnya bersama urin.
Eritrosit rendah menjadi penanda terjadinya anemia. Anemia ini terjadi karena tubuh telah
kehilangan banyak cairan akibat adanya kerusakan ginjal dan muntah yang disebabkan oleh
hematemesis ini.

D. Pemeriksaan Klinis
1. Kesan Umum : sedang, compos mentis
2. Vital Sign

Tensi Respirasi Nadi Suhu

160/120 28x/menit 88x/menit 36˚C


3. Kepala/abdomen/extremitas dll : -

Kesimpulan :
- Pasien dalam keadaan umum compos mentis
- Tekanan darah pasien tinggi, hal tersebut berkaitan dengan hipertensi yang dialami
oleh pasien
- Suhu tubuh normal
- Nadi normal
- Respirasi tinggi (nafas cepat / takipnea) hal tersebut merupakan salah satu tanda
dari Chronic Kidney Desease (CKD)
(Wahyuningsih, 2013)

Pembahasan :
Pasien dalam keadaan compos mentis (sadar). Pemeriksaan fisik klinis Sdr. E
menunjukkan tekanan darah tinggi dan suhu normal. Tekanan darah pasien yaitu 160/120
mmHg dikatakan tinggi (hipertensi tingkat 2). Menurut JNC-VII 2003 dan WHO-ISH 1999,
tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 100 mmHg termasuk kategori hipertensi
tingkat 2 (Sani, 2008). Menurut Wanhyuningsih (2013), menyatakan suhu normal adalah ≤
37oC dan > 37o C termasuk kategori demam sehingga Sdr. E masuk kategori normal.
Sedangkan nadi pasien termasuk kedalam kategori normal yaitu 88x/menit dan resiprasi
termasuk kategori tinggi (nafas cepat) yaitu 28x/menit (Wahyuningsih, 2013).
Klasifikasi Derajat Hipertensi Berdasarkan JNC 7
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal ≤120 dan ≤80 mmHg
Pre-Hipertensi 120 -139 80 – 90
HIPERTENSI
Tingkat 1 140 – 159 atau 90 -99
Tingkat 2 >160 >100

Tekanan darah tinggi dapat mempercepat perkembangan kerusakan ginjal. Oleh sebab
itu penting untuk mengontrol tekanan darah yang dapat dilakukan dengan mengubah gaya
hidup seperti mengurangi konsumsi garam dan mengurangi berat badan. Penurunan laju
filtrasi glomerulus (LFG) juga berpengaruh pada retensi cairan dan natrium. Retensi cairan
dan natrium tidak terkontol dikarenakan ginjal tidak mampu untuk mengonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal pada penyakit ginjal tahap akhir, respon ginjal yang sesuai
terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari hari tidak terjadi. Natrium dan
cairan sering tertahan dalam tubuh yang meningkatkan resiko terjadinya oedema, gagal
jantung kongesti, dan hipertensi. Hipertensi juga dapat terjadi akibat aktivasi aksis renin
angiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain
mempunyai kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan
hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan natrium, yang
semakin memperburukstatus uremik.
Takipnea merupakan kondisi tingkat pernapasan lebih cepat dari biasanya dapat
dikaitkan dengan penyakit seperti flu atau pilek pada anak-anak. Beberapa penyebab lain
termasuk pneumonia dan asma yang dapat meningkatkan laju respirasi. Pada orang dewasa,
penyebab takipnea biasanya termasuk asma, infeksi paru-paru seperti pneumonia, Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK), atau emboli paru. Dispnea sampai pada edema pulmonal,
dada berdebar-debar. Terdapat otot bantu napas, pergerakan dada tidak simetris, terdengar
suara tambahan pada paru (rongkhi basah), terdapat pembesaran jantung, terdapat suara
tambahan pada jantung. Dan takipnea atau nafas cepat merupakan salah satu tanda dari CKD.
(Alam & Hadibroto, 2008)

E. ASUPAN ZAT GIZI


Hasil recall 24 jam diet : Rumah Sakit
Tanggal : 12 Desember 2012
Diet RS : Lunak RP
Implementasi Energi (kal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Asupan oral 42,75 0,6 0 9,81
Asupan parenteral
Parenteral (D5) 64 0 0 16
Kebutuhan 1919 34,3 53,31 287,85
% Asupan 5,56 % 1,75 % 0% 8,97 %
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil recall 24 jam diet di Rumah Sakit pada tanggal 12 Desember 2012
dengan jenis makanan lunak diet rendah protein (RP), tingkat konsumsi pasien dengan
membandingkan asupan zat gizi dengan kebutuhan pasien dikali 100 % didapatkan hasil
kriteria tingkat konsumsi pasien sangat kurang (defisit) yaitu % asupan < 70%.

Pembahasan :
Kriteria tingkat konsumsi menurut Studi Diet Total (SDT) 2014 :
Kelebihan ≥ 130%
Cukup 100 % - < 130 %
Kurang 70 % - < 100 %
Sangat kurang < 70 %

Berdasarkan hasil recall 24 jam di rumah sakit, didapatkan % asupan kebutuhan energi,
protein, lemak, dan karbohidrat adalah < 70 % dimana pasien mengalami inadekuat asupan
oral. Kekurangan asupan oral ini disebabkan karna pasien mengalami gagal ginjal kronik
(CKD) end stage, hematemesis (muntah darah) dan melena (BAB berdarah). Hal ini juga
disebabkan karena pasien mengalami nyeri ulu hati, anoreksia dan mual muntah yang mana
pasien mengalami gangguan pada gastrointestinal dan terjadi penurunan nafsu makan yang
mengakibatkan penurunan asupan makanan pasien.

F. TERAPI MEDIS
Jenis obat/tindakan Fungsi Interaksi dengan zat gizi
Dextrosen 5% 10 tpm Untuk resusitasi mmulihkan tubuh Mengkompensasi kehilangan
dan mencegah syok dan kehilangan atau kekurangan karbohidrat
cairan. dan cairan
Ceftriaxone Mempunyai indikasi : septicemia Masalah gastrointestinal
(keracunan darah oleh bakteri yaitu feses encer/diare, mual,
patogenik dan zat-zat yang muntah, stomatitis dan
dihasilkan oleh bakteri tersebut), glositis.
meningitis (radang selaput otak),
infeksi perut (saluran pencernaan,
kandung empedu, peritonitis/radang
selaput perut), tulang, sendi dan
jaringan lunak, pencegahan infeksi
pada pembedahan, infeksi saluran
kemih dan ginjal, infeksi
pernapasan, infeksi gonokokal.
Sednagkan kontra indikasinya
adalah hipersensitif terhadap
sefalosporin, reaksi pada darah,
kelainan saluran pencernaan, reaksi
kulit.
Kalnex Kalnex termasuk golongan obat Gangguan GI, mual, pusing,
tranexamic acid. Tranexemic acid muntah, dan anoreksia.
digunakan untuk membantu
menghen tikan kondisi pendarahan.
Tranexemic acid merupakan agen
antifibrinolytic. Golongan obat ini
bekerja dengan menghalangi
pemecahan.
Adona Mengandung karbazokrom Na Kehilangan nafsu makan,
sulfonat indikasinya untuk rasa tidak nyaman pada
mengatasi pendarahan lambung, dan reaksi
hipersensitivitas.

Kesimpulan :
Obat dextrosen dapat mengkompensasi kehilangan atau kekurangan karbohidrat dan
cairan, sedangkan obat ceftriaxone dan kalnex dapat membuat pasien terjadi gangguan
gastrointestinal, mual muntah. Dan pemberian obat adona dapat menyebabkan pasien menjadi
kehilangan nafsu makan dan rasa tidak nyaman pada lambung/perut.
BAB III
INTEGRITAS DATA DAN TEORI

Hipertensi
Pembatasan Kadar Ureum dan
Asupan Kreatinin Darah
Kurang
Cairan Meningkat
Pengetahuan Respirasi
Terkait Gizi dan Meningkat
Sesak
Pangan
CKD
Tekanan Darah Pembatasan
Kurangnya Tinggi Asupan
Konsumsi Air Putih Natrium
Pembatasan Pendarahan Dan
Asupan Gangguan
Kelebihan Asupan
Protein Gastrointestinal
Protein

Mual, Muntah, Hematemesis Melena


Anorexia, Nyeri Ulu
Hati

Muntah Darah BAB Hitam

Penurunan Nafsu
Makan

Lemah
Anemia
Inadekuat Asupan
Oral

(www.rsudbwi.banyuwangikab.go.id)
Penurunan Kadar
Hb, Hct, Eritrosit Di
Dalam Darah

BAB III
DIAGNOSIS

1. Domain Intake
 NI 2.1 Inadequate Oral Intake
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Kurangnya asupan oral Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan
perdarahan gastointestinal, persentase asupan energi
mual, muntah dan anoreksia 5,56 %, protein 1,75 %,
lemak 0 %, karbohidrat
8,97 %

 NI 5.4 Decreased Nutrient Needs (Specify)


Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Penurunan kebutuhan gizi Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan kadar
(protein) disfungsi ginjal/ Chronic kreatinin darah tinggi,
Kidney Disease (CKD) retensi cairan dan natrium
serta adanya hipertensi

2. Domain klinis
 NC 2.2 Altered Nutrition Related Laboratory Value
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Perubahan nilai Berkaitan dengan adanya Ditandai dengan kadar
laboratorium terkait gizi gangguan ginjal dan anemia ureum 261,1 mg/dL,
kreatinin 20,02 mg/dL, Hb
7,3 gr/gL, Hct 20%,
eritrosit 2,5 x 106

 NC 1.4 Altered GI Function


Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Perubahan fungsi Berkaitan dengan gangguan Ditandai dengan anoreksia,
gastrointestinal fungsi ginjal atau CKD mual dan muntah

3. Domain behavior
 NB 1.1 Food And Nutrition Related Knowledge Deficit
Problem (P) Etiology (E) Sign & Symptom (S)
Kurangnya pengetahuan Berkaitan dengan kebiasaan Ditandai dengan kurang
terkait gizi dan pangan makan yang kurang beragam asupan cairan, kurang
konsumsi buah
BAB IV
INTERVENSI GIZI

A. Planning
1. Terapi diet
a. Jenis diet : Diet Rendah Protein (RP)
b. Bentuk maknan : Lunak
c. Frekuensi pemberian : 3x makanan utama, 3x makanan selingan
d. Cara Pemberian : Oral

2. Tujuan Intervensi
a. Mempertahankan status gizi optimal
b. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi
c. Mengendalikan kondisi terkait CKD seperti anemia dan hipertensi
d. Meningkatkan pengetahuan terkait pola makan yang baik, bergizi dan beragam

3. Prinsip dan syarat diet


a. Makanan yang diberikan adalah makanan mudah dicerna, tidak merangsang
saluran cerna, dan tidak memberatkan kerja ginjal
b. Kebutuhan kalori cukup yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari.
c. Kebutuhan protein rendah yaitu 0,75 g/Kg BB Ideal/hari.
d. Kebutuhan lemak cukup yaitu 25 % dari total kebutuhan energi.
e. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa perhitungan protein dan lemak dari total
kebutuhan energi.
f. Natrium diberikan 600-800 mg/hari (1,5-2 gram atau ¾ sampai ½ sdt per hari).
Bahan makanan yang dibatasi seperti bahan makanan yang tinggi natrium
seperti ikan asin, telur asin, ebi, jeroan, daging asap, makanan kaleng,
makanan yang diawetkan
g. Kebutuhan cairan dibatasi untuk mencegah memperberat fungsi ginjal yaitu
400– 600 ml + Cairan yang dikeluarkan

4. Perhitungan Diet
a. Perhitungan energi yaitu 35 kkal/Kg BB ideal
Energi = 35 kkal x BB ideal
= 35 kkal x 57,06
= 1997,1 kkal
b. Kebutuhan Protein rendah, yaitu sebesar 0,75 g/kg BB ideal
= 0,75 x BB ideal
= 0,75 x 57,06
= 42,795 gr x 4 = 171,18 kkal
c. Kebutuhan lemak diberikan cukup, 25% dari kebutuhan energi total.
= 25% x Energi Total
= 25% x 1997,1
= 499,275 kkal : 9 = 55,475 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang
berasal dari protein dan lemak
= Energi Total – (Protein + Lemak)
= 1997,1 kkal – (171,18 kkal + 499,275 kkal)
= 1997,1 kkal – 670,455 kkal
= 1326,645 kkal : 4 = 331,7 gr

5. Rekomendasi diet
Makanan dibagi menjadi 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan.
Waktu Energi Presentase
Pagi 526,653 kkal 25 %
Selingan 210,66 kkal 10 %
Siang 526,653 kkal 25 %
Selingan 210,66 kkal 10 %
Malam 421,32 kkal 20 %
Selingan 210,66 kkal 10%

6. Kajian Diet Rumah Sakit


Implementasi Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
Kebutuhan 1997,1 kkal 42,795 gr 55,475 gr 331,7 gr 800 mg
Rekomendasi Diet 2008,8 kkal 41,63 gr 70 gr 312 gr 726,3 mg
% Asupan 100,6 % 97,3 % 126,2 % 94,1 % 90,8 %

7. Konseling Gizi
Tema : Tata laksana diet ginjal
Media : Leaflet tentang diet ginjal serta daftar bahan makanan penukar
Sasaran : Pasien dan keluarga yang merawatnya
Tempat : Ruang rawat pasien
Waktu : +/- 30 menit
Metode : Tanya jawab dan motivasi
Isi mateti : - Penjelasan tentang status gizi pasien saat kini
- Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian diet sesuai
kondisi pasien
- Penjelasan tentang pola makan yang seharusnya dijalankan
pasien

B. Implementasi
1. Rekomendasi Diet
Waktu Menu Bahan Berat URT Kebutuhan zat gizi
makanan (gr)
Pagi Nasi tim Beras giling 20 2/5 gelas Energi (kkal) = 334,5
Tumis jamur Jamur kuping 15 ¼ gelas
Protein (gr) = 7,16
Minyak 10 1 sendok
Lemak (gr) = 17
kelapa sawit makan
Pepes ayam Ayam 25 ½ potong Karbohidrat (gr) = 25
sedang Natrium (mg) = 36,5
Sayur buncis Buncis 15 ¼ gelas
Wortel 15 1 buah
wortel
sedang
Buah potong Semangka 100 1 potong
sedang
Selingan Jus buah Jambu biji 50 ½ buah Energi (kkal) = 334,5
Susu kental 15 ½ sachet
Protein (gr) = 7,16
manis
Lemak (gr) = 9,6
Agar-agar agar-agar 10 1 bungkus
Susu kental 50 2 sachet Karbohidrat (gr) = 57
biskuit
manis Natrium (mg) = 198
Biskuit 20 3 keping
Siang Nasi tim Beras giling 25 ½ gelas Energi (kkal) = 432
Wortel 10 1 buah
Protein (gr) = 9,69
kecil
Lemak (gr) = 12
Pepes ikan Ikan segar 20 ½ potong
Sop sayur Kol kembang 10 ¼ gelas Karbohidrat (gr) = 73
Buncis 10 1/5 gelas Natrium (mg) = 29
bihun
Wortel 10 1 buah
kecil
Bihun 25 ¼ gelas
Kentang 50 1 buah
besar
Tumis kacang Kacang 15 ¼ gelas
panjang panjang
Jagung 10 1/5 gelas
kuning pipil
Minyak 10 1 sendok
Kelapa Sawit makan
Buah potong Pepaya 100 1 potong
besar
Selingan Honey bread Roti putih 50 2 iris Energi (kkal) = 481,9
Madu 75 5 sendok
Protein (gr) = 6,3
makan
Lemak (gr) = 4,9
Biskuit Biskuit 30 3 keping
Karbohidrat (gr) = 107
Natrium (mg) = 460
Malam Nasi tim Beras giling 25 ½ gelas Energi (kkal) = 410,45
Gadon sapi Daging sapi 25 1 potong
Protein (gr) = 8,51
sedang
Lemak (gr) = 26
Santan 20 3 sendok
Karbohidrat (gr) = 36
makan
Tumis labu Labu siam 25 ¼ gelas Natrium (mg) = 3,25
Minyak 10 1 sendok
siam
kelapa sawit makan
Oseng tauge Tauge 20 ½ gelas
Tahu 10 1/5 potong
Minyak 10 1 sendok
kelapa sawit makan
Buah potong Mangga 100 ¾ buah
harum manis besar
Selingan Puding Jagung 20 ¼ gelas Energi (kkal) = 70,4
jagung kuning pipil Protein (gr) = 2,46
Susu skim 25 5 sendok
makan Lemak (gr) = 0,7
Agar-agar 10 1 bungkus
Karbohidrat (gr) =14
Natrium (mg) = 0

BAB V
MONITORING DAN EVALUASI

Yang Diukur Pengukuran Evaluasi/Target


Antropmetri Berat Badan 3 hari sekali Mempertahankan status
gizi optimal
Biokimia Hb, HCT, eritrosit, 3 hari sekali Kadar Hb 14 – 18 g/dl,
ureum dan kreatinin kadar HCT 42 – 52 %,
dalam darah kadar eritrosit 4,7 – 5,1 x
106/Ul, kadar ureum 14,98
– 38,5 mg/dl, dan kadar
kreatinin 0,8 – 1,3 mg/dl
Fisik klinis Tekanan darah, Setiap hari Tekanan darah dan
respirasi, mual, respirasi dalam keadaan
muntah darah, nyeri normal dan keluhan serta
ulu hati, dan BAB rasa nyeri berkurang dan
hitam hilang.
Asupan zat gizi Energi, protein, lemak Setiap hari Asupan mencapai optimal
dan karbohidrat
Evaluasi konseling Pengetahuan pasien Setiap hari Meningkatkan
dan keluarga pengetahuan pasien dan
mengenai prinsip dan keluarga
syarat diet ginjal

DAFTAR PUSTAKA

Alam & Hadibroto. (2008). Gagal Ginjal. Jakarta: PT Gramedia.


E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2,
Tangerang, 2008.
Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno, dkk.,Tinjauan Klinis Atas Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, EGC, Jakarta, 1992.
Husni, 2012. http://hawk-indo.blogspot.com/2012/08/membaca-hasil-lab-
darahurine.htmlindonesian diatrans kidney foundation
http://rsudbwi.banyuwangikab.go.id/artikel/detail/1218/gagal-ginjal-kronik.html
http://www.farmasi-id.com
National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney
Disease: Evaluation, classification and stratification. Am J Kidney Dis 39: suppl 1,
2002.
Nettina, Sandra M. 2001. Pedoman praktik keperawatan. Alih bahasa Setiawan, ddk. Jakarta.
Smeltzer C. Suzzane, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Bedah. EGC :
Jakarta.
Ronald A. Sacher & Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit & Dewi
Wulandari, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta,
2004.
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
EGC : Jakarta
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Paien. Graha Ilmu. Yogyakarta

LAMPIRAN

Protein Vit.
Waktu Menu Bahan Brt ENERGI   LMK HA C F Fe Vit. A
(gr) B1
( gr
      Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg)
)
                           
Pagi nasi tim Beras giling 20 72 0 1,36 0,1 16 1,2 28 0,16 0 0,024
  tumis jamur Jamur kuping segar 15 2,25 0 0,57 0,1 0,1 0,45 14,1 0,26 0 0,015
    Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
  pepes ayam Ayam 25 75,5 4,55 0 6,3 0 3,5 50 0,38 202,5 0,02
sayur buncis
  wortel Buncis 15 5,25 0 0,36 0 1,2 9,75 6,6 0,17 94,5 0,012
    Wortel 15 6,3 0 0,18 0 1,4 5,85 5,55 0,12 1800 0,009
  buah potong Semangka 100 28 0 0,5 0,2 6,9 7 12 0,2 590 0,05
Sub Total 279,5 4,55 2,97 17 25 27,8 116 1,28 8687 0,13
                           
Snack jus buah Jambu biji 50 24,5 0 0,45 0,2 6,1 7 14 0,55 12,5 0,01
    Susu kental manis 15 50,4 1,23 0 1,5 8,3 41,3 31,4 0,03 76,5 0,008
  agar-agar biskuit Agar-agar 10 0 0 0 0 0 40 12,5 0,5 0 0
    Susu kental manis 50 168 4,1 0 5 28 138 105 0,1 255 0,025
    Biscuit 20 91,6 0 1,38 2,9 15 12,4 17,4 0,54 0 0,018
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 334,5 5,33 1,83 9,6 57 238 180 1,72 344 0,061
                           
Siang nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,2 20 1,5 35 0,2 0 0,03
    Wortel 10 4,2 0 0,12 0 0,9 3,9 3,7 0,08 1200 0,006
  pepes ikan Ikan segar 20 22,6 3,4 0 0,9 0 4 40 0,2 30 0,01
  sop sayur bihun Kol kembang 10 2,5 0 0,24 0 0,5 2,2 7,2 0,11 9 0,011
    Buncis 10 3,5 0 0,24 0 0,8 6,5 4,4 0,11 63 0,008
    Wortel 10 4,2 0 0,12 0 0,9 3,9 3,7 0,08 1200 0,006
    Bihun 25 90 0 1,18 0 21 0,4 8,75 0,45 0 0
    Kentang 50 41,5 0 1 0,1 9,6 5,5 28 0,35 0 0,055
tumis kacang
  panjang Kacang panjang 15 6,6 0 0,41 0 1,2 7,35 52,1 0,11 50,25 0,02
Jagung kuning pipil
    baru 10 30,7 0 0,79 0,3 6,4 0,9 14,8 0,21 44 0,033
    Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
  buah potong Pepaya 100 46 0 0,5 0 12 23 12 1,7 365 0,04
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 432 3,4 6,29 12 73 59,2 210 3,6 8961 0,219
                           
Snack honey bread Roti putih 50 124 0 4 0,6 25 5 47,5 0,75 0 0,05
    Madu 75 220,5 0 0,23 0 60 3,75 12 0,68 0 0
  biskuit Biscuit 30 137,4 0 2,07 4,3 23 18,6 26,1 0,81 0 0,027
                         
Sub Total 481,9 0 6,3 4,9 107 27,4 85,6 2,24 0 0,077
                           
Mlm nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,2 20 1,5 35 0,2 0 0,03
  gadon sapi Daging sapi 25 51,75 4,5 0 3,5 0 2,75 42,5 0,7 7,5 0,02
Santan peras, dengan
    air 20 24,4 0 0,4 2 1,5 5 6 0,02 0 0
  tumis labu siam Labu siam 25 6,5 0 0,15 0 1,7 3,5 6,25 0,13 5 0,005
    Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
  oseng tahu tauge Tahu 10 6,8 0 0,78 0,5 0,2 12,4 6,3 0,08 0 0,006
    Tauge kacang ijo 20 4,6 0 0,58 0 0,8 5,8 13,8 0,16 2 0,014
    Minyak kelapa sawit 10 90,2 0 0 10 0 0 0 0 6000 0
  buah potong Mangga harumanis 100 46 0 0,4 0,2 12 15 9 0,2 1200 0,08
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
      0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
        0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total 410,45 4,5 4,01 26 36 46 119 1,49 13215 0,155
                           
Jagung kuning pipil
Snack puding jagung baru 20 61,4 0 1,58 0,7 13 1,8 29,6 0,42 88 0,066
    Susu skim 25 9 0,88 0 0 1,3 30,8 24,3 0,03 0 0,01
    Agar-agar 10 0 0 0 0 0 40 12,5 0,5 0 0
Sub Total 70,4 0,88 1,58 0,7 14 72,6 66,4 0,95 88 0,076
                           
Total 2008,8 41,63   70 312 471 776 11,3 31295 0,717
Standar Kebutuhan Energi Protein Lmk KH          

Anda mungkin juga menyukai