Anda di halaman 1dari 6

Nama: Diana

NIM: 20/466081/PKU/18708
Minat: PPK

Question No. 1
Pay attention table 2 in this article. Answer following questions.
a. Can you read the coefficient of preditors for patient’s condition (chronic), patient’s
condition (acuity), and physician’s characteristics on total diagnostic resource. For
example β for Sex, male is equal to 6.2. How are you going to read this coefficient?
consumption.
1) Patient’s condition (chronic)
 Age, older: β: 32.4
Jika usia pasien bertambah (tahun), maka pasien mengkonsumsi emergency
medicine harus ditingkatkan 32,4
 Sex, male: β: 6.2
Jika pasien berjenis kelamin pria, maka pasien harus mengkonsumsi emergency
medicine ditingkatkan 6.2
 Case severity index, more severe: β: 85.7
Jika pasien mengalami kenaikan satu unit case severity index, maka pasien harus
mengkonsumsi emergency medicine ditingkatkan 85.7
2) Patient’s condition (acuity)
 Triage category, more urgent: β: 186.8
Jika pasien mengalami peningkatan pada unit triage category, maka konsumsi
emergency medicine harus meningkat 186.8
 Resuscitation bay, yes: β: 135.6
Jika pasien mengalami peningkatan pada unit resuscitation bay, maka konsumsi
emergency medicine harus meningkat 135.6
 Systolic BP < 90 mmHg, yes: β: 70
Jika pasien mengalami penurunan pada Systolic BP < 90 mmHg, maka konsumsi
emergency medicine harus meningkat 70 setiap unitnya
 HR deviation, > 110 or < 50 bpm, yes: β: -36.4
Jika pasien memiliki HR deviation > 110 or < 50 bpm, maka konsumsi emergency
medicine dikurangi 36.4 setiap unitnya
 Oxygen saturation < 90%, yes: β: 8.8
Jika pasie mengalami penurunan Oxygen saturation hingga < 90%, maka
konsumsi emergency medicine harus meningkat 8.8 setiap unitnya.
3) Physician’s characteristics
 Experienced, less: β: 40.5
Jika doker kurang berpengalaman, maka konsumsi emergency medicine harus
meningkat 40.5 setiap unitnya

b. Given this is a simple regression, can you present coefficient determinations of those
variables? How are you going to explain your coefficients?
Untuk menyajikan koefisien determinasi, dapat menggunakan the equation of the best
fitting line: ŷi = b0 + b1xi
Namun, pada jurnal ini, tidak dapat menyajikan koefisien determinasi dari variable-variabel
tersebut. Karena hanya nampak kemiringan pada karakteristik tetapi mereka tidak
menjelaskan koefisien yang intercept.

c. Foor the male coefficient, their 95% confidence interval is [â´LŠ57,69.5]. How are
your going to tell the reader who do not familier with statisical language? Can you
explain all coefficient for the other variables.
Untuk koefisien pria dengan CI 95% adalah -57 sampai 69.5 dapat diartikan bahwa jumlah
pasien pria tidak berdampak signifikan terhadap konsumsi emergency medicine, karena
koefisien pria adalah 6.2 serta CI yang terlalu lebar, kemudian dari p-value sebesar 0.846 (p-
value > 0.05) menggambarkan pasien pria tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi
emergency medicine.

d. The p-value for male coefficient is equal 0.846. Can you write a formal hypothesis of
this p-value? Can you link between the p-value and confidence interval.
Hipotesis dari p-value adalah:
H0 = Pasien pria tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi emergency
medicine
H1 = Pasien pria berpengaruh signifikan terhadap konsumsi emergency medicine
Lalu p-value pria 0.846, karena p-value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan H1 ditolak. Kemudian dari CI didapatkan interval yang lebar. Hal ini memperkuat bahwa
pasien pria tidak berpengaruh signifikan terhadap konsumsi emergency medicine.
Question No. 2

Read the data on Framingham study described in Laboratory Excercise 4 (Interval


Estimation)

a. For the first follows-up, is sytolic blood pressure in man is determined by BMI? What
is for women? What is your conclusion to compare man and women? Read all
statistical finding from your stata commands. What is coefficient determination?
Codebook sex1 = 1 (man)

Dari hasil perhitungan stata didapatkan R-squared 0.0482 yang berarti BMI dapat
menentukan 4.82% terhadap peningkatan tekanan darah sistolik pada pria.

Codebook sex1 = 2 (woman)

Dari hasil perhitungan stata didapatkan R-squared 0.1482 yang berarti BMI dapat
menentukan 14.82% terhadap peningkatan tekanan darah sistolik pada wanita.
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa BMI pada wanita berdampak pada
peningkatan pada peningkatan tekanan darah sistolik lebih tinggi dibandingkan dengan pada
BMI pria. Koefisien determinasi adalah R-squared, pada perhitungan tekanan darah sistolik
ditentukan dengan koefisien determinasi BMI sebesar 0.0482 dan tekanan darah sistolik
wanita yang dipengaruhi oleh BMI diperoleh koefisien determinasi 0.1482.

b. For the third follows-up, Is male having higher blood pressure compared to women?

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata antara pria dan
wanita dan Ha: diff < 0, sehingga H0 ditolak. Jadi, tekanan darah pria tidak lebih tinggi
dibanding wanita.
c. You can use t -test to compare mean systolic blood pressure among man and
women. Please use a simple regression instead for comparing systolic blood
pressure among male and women. Try to compare for the third examination.

Pada pemeriksaan ketiga antara pria dan wanita tidak terlihat berbeda.

d. Create scatterplot to correlate between systolic blood pressure and BMI among male
and female in the single graph and predictive line as well. Is it consistent to your
previous analysis?

Diagram scatterplot dengan analisis sebelumnya yaitu antara pria dan wanita tidak terlihat
berbeda pada pemeriksaan ketiga.
e. Please check assumption for those equations using qnorm plot. Is the assumption
meet?

Asumsi ini memenuhi karena sebaran data mendekati garis.

Anda mungkin juga menyukai