Anda di halaman 1dari 13

Praktikum Sistem Kendali Digital 1

_ _

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL 1

PRAKTIKUM SISTEM KENDALI DIGITAL

Disusun Oleh:
Ahmad Farih Qolyubie Rosief
1941170155
2E / D-IV TE

PROGRAM STUDI TEKNIK


ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK
ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI
MALANG
Praktikum Sistem Kendali Digital 2
_ _

MODUL 1
PEMBANGKITAN SINYAL DISKRIT
Praktikum Sistem Kendali Digital 3
_ _

I. Tujuan Praktikum
Mampu untuk menjelaskan konsep dasar mengenai pembangkitan sinyal diskrit

II. Tugas Pendahuluan


Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan proses sampling

III. Dasar Teori


Proses pencacahan (sampling) dilakukan dengan mencacah sinyal analog dalam
periode waktu tertentu disebut dengan periode pencacahan (Ts). Kebalikan dari periode
pencacahan adalah frekuensi pencacahan (fs), yaitu fs=1/Ts. Semakin tinggi frekuensi
pencacahan, atau semakin kecil periode pencacahan maka sinyal hasil cacahan akan
semakin menyerupai sinyal analog asli. Sinyal hasil cacahan seringkali disebut juga
istilah sinyal Pulse Amplitude Modulation (PAM). Namun, semakin tinggi frekuensi
pencacahan membawa konsekuensi pada harga keseluruhan dalam proses
pencacahan semakin tinggi. Sebaliknya, menggunakan frekuensi pencacahan rendah
akan menurunkan harga proses pencacahan tetapi mengandung konsekuensi pada
represensitasi sinyal PAM yang kurang dapat mewakili sinyal analog asli. Karena itu
secara natural akan muncul pertanyaan, berapa frekuensi terendah yang dapat
digunakan agar hasil pengkodean digital nantinya dapat dikembalikan ke bentuk asli
dari sinyal analog? Pertanyaan ini dijawab oleh Teorema Nyquist yang berbunyi
demikian: “frekuensi pencacah harus minimal dua kali frekuensi tertinggi (bukan
bandwidth) yang dikandung oleh sinyal asli.” Dengan menggunakan representasi
domain frekuensi tersebut kita dapat melihat frekuensi tertinggi yang dikandung oleh
suatu sinyal. Oleh sebab, itu kita dapat menarik acuan umum bahwa proses
pencacahan hanya dapat dilakukan apabila sinyal memiliki bandwidth terbatas
(bandlimited). Apabila bandwidth dari suatu sinyal tak terbatas, maka pencacahan tidak
dapat dilakukan. Dengan kata lain, akan dibutuhkan frekuensi tak terhingga untuk
mencacah sinyal dengan bandwidth tak terbatas.
Impulse Sampling adalah proses untuk pengambilan data dari sebuah sinyal analog
x(t) dengan menggunakan sinyal impulse sebagai sampler sehingga didapatkan output
berupa deretan sinyal impulse yang memiliki besaran magnitude yang sama dengan
besaran sinyal analog yang dicuplik pada tiap periode waktu yang digunakan untuk
mencuplik.

IV. Perangkat yang diperlukan


1. 1 buah PC/Laptop dengan perangkat lunak Matlab

V. Prosedur Praktikum
1.1 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Step
Sebagai langkah awal, akan dimulai dengan membangkitkan sebuah sekuen unit
step. Sesuai dengan namanya, unit step berarti nilainya adalah satu satuan. Untuk
itu ikuti langkah berikut,

1. Buat program baru dan ketikkan perintah sebagai berikut:


L=input(‘Panjang Gelombang(=40)=’)
P=input(‘Panjang Sekuen(=5)=’)
for n=1:L
if (n>=P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
Berikan analisa pada gambar yang dihasilkan.

Hasil Simulasi:
Analisa : Ketika diberi P = 5 maka sinyal akan bernilai 1 pada titik 5, L = 40,
maksudnya panjang gelombang maximal di 40.

2. Anda ulangi langkah pertama dengan cara me-run program anda dan masukkan
nilai untuk panjang gelombang dan panjang sekuen yang berbeda-beda yaitu
L=40, P=15 ; L=40, P=35. Plot hasil percobaan anda pada salah satu figure, dan
analisa apa yang terjadi?
Analisa :

L = 40 dan P = 15, Ketika diberi P = 15, sinyal akan bernilai 1 pada titik 15. L = 40,
maksudnya panjang gelombang maximal di 40.

L = 40 dan P = 35, Ketika diberi P = 35, sinyal akan bernilai 1 pada titik 35. L = 40,
maksudnya panjang gelombang maximal di 40.
1.2 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Pulsa
Ikuti langkah percobaan sebagai berikut:
1. Buat program baru dan ketikkan perintah sebagai berikut:
L=input(‘Panjang Gelombang(=40)=’) P=input(‘Posisi
Pulsa(=5)=’)
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
axis([0 L -.1 1.2])

Berikan analisa pada gambar yang dihasilkan.

Analisa : sinyal akan bernilai1 pada titik 5 dan panjang gelombang sampai 40
karena di input L = 40.

2. Anda ulangi langkah pertama dengan cara me-run program anda dan masukkan
nilai untuk panjang gelombang dan panjang sekuen yang berbeda-beda yaitu
L=40, P=15 ; L=40, P=25; L=40, P=35. Plot hasil percobaan anda pada salah satu
figure, dan analisa apa yang terjadi?
Analisa : sinyal akan bernilai1 pada titik 15 dan panjang gelombang sampai 40 karena di
input L = 40.
Analisa : sinyal akan bernilai1 pada titik 25 dan panjang gelombang sampai 40 karena di
input L = 40.
Analisa : sinyal akan bernilai1 pada titik 35 dan panjang gelombang sampai 40 karena di
input L = 40.

1.3 Pembentukan Sinyal Sinus Waktu Diskrit


Secara umum sifat dasar dari Sinus waktu Diskrit memiliki kemiripan dengan
sinus waktu kontinyu. Ikuti langkah percobaan berikut ini,
1. Buat program baru dan ketikkan perintah sebagai berikut:
Fs=20; %frekuensi sampling
t=(0:Fs-1)/Fs; %Proses normalisasi
s1=sin(2*pi*t*2);
stem(t,s1)
axis([0 1 -1.2 1.2])

Berikan analisa pada gambar yang dihasilkan.

Analisa : Dalam gambar hasil simulasi terlihat bahwa jumlah sinyal sama dengan
frekuensi sampling. jadi jumlah sinyal yang tampil = 20.

2. Lakukan perubahan pada nilai Fs, sehingga bernilai 40, 60, dan 80. Plot hasil
percobaan Anda pada satu figure, dan analisa apa yang terjadi?
Analisa : semakin besar nilai frekuensi sampling yang di inputkan maka semakin banyak
jumlah sinyal yang di keluarkan juga sinyal akan rapat jika nilai frekuensi tambah besar.

1.4 Pembangkitan Sinyal Waktu Diskrit, Sekuen Konstan


Disini akan dibangkitkan sebuah sinyal waktu diskrit berbentuk sekuen pulsa, ikuti
langkah percobaan berikut ini,
1. Buat program baru dan ketikkan perintah sebagai
berikut: L=input(‘Panjang Gelombang(=20)=’)
sekuen(1:L)=1; %Besar
Amplitudo stem(sekuen)
xlabel(‘Jumlah Sekuen(n)’)
ylabel(‘Amplitudo sekuen’)
title(‘Sinyal Sekuen
Konstan’)

Berikan analisa pada gambar yang dihasilkan.


Analisa : semua hasil sinyal yang ditampilkan bernilai 1, dan jumlah sinyal yang di
tampilkan sampai 20 karena kita menginput L atau panjang gelombang pada editor =20.

VI. Hasil dan Analisa


1. Berikan analisa pada tiap-tiap sub langkah praktikum.
Analisa sudah dijelaskan pada setiab sub langkah percobaan di atas.
2. Apa yang dimaksud dari panjang gelombang, dan posisi pulsa?
Panjang gelombang adalah jarak dimana bentuk gelombang berulang.
posisi pulsa merupakan suatu nilai yang dibangkitkan berdasarkan inputan nya.
3. Apa perbedaan dari sekuen step dan sekuen pulsa?
Sekuen step sinyal akan dibangkitkan bernilai 1pada setiap periode waktu tertentu
sesuai dengan periode sampling yang digunakan.
Sekuen pulsa, sinyal akan dibangkitkan yang bernilai 1ketika nilai n = P.
4. Berikan kesimpulan dari praktikum ini.
Kesimpulan yang dapat saya simpulkan pada praktikum kali ini adalah banyak
jenis sinyal diskrit waktu setiap jenis sinyal akan menghasilkan amplitudo yang
berbeda beda. Di praktikum kali ini juga kita menggunakan stem untuk memberi
perintah penampil grafik sinyal, dan juga jumlah frekuensi yang di berikan juga
mempengaruhi kerapatan sinyal pada grafik.

Anda mungkin juga menyukai