Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Gabriel Batistuta Arham Bua

NIM : (4519041091)
KELAS : Sipil C III

 Soal No 1

Jenis-jenis tempat henti :

- Tempat henti dengan pelindung (shelter)


- Tempat henti tanpa pelindung (bus stop)

Penentuan jenis tempat henti

1. Perhentian di ujung rute atau terminal Pada lokasi perhentian ini penumpang harus
mengakhiri perjalanannya atau penumpang dapat mengawali perjalanannya.
2. Perhentian yang terletak disepanjang lintasan rute Penumpang dimudahkann untuk
akses dan jugaagar kecepatan angkutan umumdapat dijaga pada batas yang wajar.
3. Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan rute bertemu Pergantian
angkutan umum pada titik ini disebut transfer dimaksudkan agar penumpang yang
ingin transfer tidak perlu menunggu.
4. Perhentian pada intermoda terminal Pada perhentian ini penumpang dapat bertukar
moda. Pada perhentian jenis ini pengaturan dan perencanaan yang baik sangatlah
dibutuhkan agar “intermodality” dapat terjadi secara efisien dan efektif.

Penentuan lokasi tempat henti dan kriteria penentuan lokasi

Penentuan lokasi dengan memperhatikan beberapa hal berikut :

1. kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal,


2. keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda,
3. kondisi topografi lokasi terminal,
4. kelestarian lingkungan

Kriteria penentuaN lokasi


- Dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu mudah dicapai dari
daerah sekitarnya.
- Dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bis secara efektif dan efisien.
- Dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah.
- Mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan cepat
- Membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan naik ke bis,
turun dari bis maupun transfer antar lintasan bis
- Bis dapat menaik turunkan penumpang secara mudah dan cepat.
- Sekecil mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan di sekitarnya.

Fasilitas utama tempat henti

- Identitas halte berupa nama dan/atau nomor


- Rambu petunjuk
- Papan informasi trayek
- Tempat duduk

 Jawaban No 2

Fungsi terminal

1. Memuat penumpang atau barang keatas kendaraan serta membongkar/


menurunkannya termasuk memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain atau
dari moda angkutan satu ke moda angkutan lain.
2. Menampung penumpang dan barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat.
- Kemungkinan untuk memproses barang, seperti mengelompokan, membungkus
dan pemberian label dan selanjutnya untuk diangkut.
- Menyediakan keamanan dan kenyamanan penumpang (misalnya; pelayanan
makan, dan sebagainya)
3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan, meliputi:
- Menimbang muatan, menyiapkan rekening, memilih rute.
- Menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat.
4. Menyimpan kendaraan dan komponen lainnya, memelihara, dan menentukan tugas
selanjutnya.
5. Mengumpulkan penumpang dan barang didalam group-group berukuran
ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau pesawat udara)
dan menurunkan mereka setelah tiba ditempat tujuan.

Jenis-jenis terminal

- Terminal tipe A, terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi dan/atau
angkutan lalu lintas batas negara.
- Terminal tipe B, terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi.
- Terminal tipe C, terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam
jaringan trayek pedesaan.

Fasilitas utama dan penunjang terminal


Fasilitas utama :
- Jalur pemberangkatan angkutan umum
Jalur pemberangkatan ini disediakan bagi kendaraan angkutan umum penumpang
untuk menaikkan penumpang (loading) dan untuk memulai perjalanan sesuai trayek
yang ditentukan.
- Jalur kedatangan kendaraan umum
Adalah areal yang disediakan bagi kedaraan angkutan umum penumpang untuk
menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir perjalanan.
- Jalur tunggu kendaraan umum
Jalur tunggu kendaraan umum yaitu pelataran yang disediakan bagi angkutan umum
untuk bersiap menuju jalur pemberangkatan, yang juga dapat berfungsi sebagai
tempat istirahat bagi angkutan umum beserta awaknya.
- Tempat tunggu penumpang
Tempat tunggu penumpang dapat berupa pelataran atau areal yang disediakan bagi
calon penumpang yang akan melakukan perjalanan dengan angkutan umum.
- Jalur lintasan
Jalur lintasan merupakan pelataran yang disediakan bagi angkutan umum yang akan
langsung melanjutkan perjalanan setelah menurunkan penumpang.
- Bangunan kantor terminal
Merupakan sebuah bangunan yang didalamnya berlangsung kegiatan pelayanan
masyarakat oleh operator terminal meliputi segala sesuatu yang berhubungan
dengan terminal. Pada bangunan ini biasanya juga terdapat menara pengawas, pos
pemeriksaan, loket penjualan karcis, serta papan informasi.
- Tempat istirahat sementara
- Menara pengawas
- Loket penjualan karcis
- rambu-rambu dan papan informasi
- Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksiFasilitas ini disediakan bagi
kendaraan pengantar calon penumpang serta bagi armada taksi yang menyediakan
jasa transportasi bagi penumpang untuk sampai ke tempat yang dituju.
Fasilitas penunjang :
- Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kapasitas layanan
terminal terhadap penumpang maupun awak armada angkutan umum, dan sedapat
mungkin dalam keadaan bersih/layak pakai.
- Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada angkutan umum
untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat beragama.
- Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak armada
angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap makanan, minuman, oleh-
oleh dan lain-lain yang diperlukan selama perjalanan dalam angkutan umum.
- Ruang pengobatan
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di lingkungan
terminal, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Untuk itu ruang
pengobatan ini juga perlu dilengkapi dengan tenaga medis yang terampil.
- Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi mengenai
kegiatan yang ada di terminal, trayek yang dilayani, biayatransportasi dan lainnya,
serta untuk menerima pengaduan dari masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang
dirasakan dalam pelayanan terminal.
- Telepon umum
Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi.
 Jawaban No 3

Jenis-jenis kebutuhan parkir

Mobil penumpang Gol.1  2.30 m x 5.00 m


Mobil penumpang Gol.2  2.50 m x 5.00 m
Mobil penumpang Gol.3  3.00 m x 5.00 m
Bus/truk  3.40 m x 12.50 m
Sepeda motor  0.75 m x 2.00 m

Desain parkir pinggir jalan :

Sejajar denga sumbu jalan


Tegak lurus dengan sumbu jalan
Membuat sudut dengan sumbu jalan
Larangan parkir pinggir jalan :

Jalan nasional dan jalan provinsi

Pada jarak 6 m sebelum dan sesudah hidrant

Parkir di pinggir jalan sebaiknya dilarang pada jalan 2 arah yang lebarnya kurang dari 6 m.

Pada jarak 6 m sebelum dan sesudah zebra cross

Pada jarak 25 m dari persimpangan

Pada jarak 50 m dari jembatan


Pada jarak 100 m dari perlintasan sebidang

Tikungan, bahu bukit atau sebuah jembatan.

Di tempat pejalan kaki atau trek sepeda.

Dekat lampu lalu lintas atau penyebrangan pejalan kaki.

Di jalan utama atau di jalan dengan lalu lintas yang melaju cepat.

Berhadapan atau dekat dengan kendaraan berhenti lainnya di seberang jalan sehingga
mempersempit ruang jalan.

Dalam 6 meter (20 kaki) dari suatu persimpangan, atau dalam 9 meter (30 kaki) dari suatu
pemberhentian bus, kecuali jika keadaan rusak. Lalu jangan berhenti atau parkir 3 meter (10 kaki) di
sisi lain hidran pemadam api atau yang dapat mengganggu akses kendaraan pemadam ke hidran.
Menghadap bagian depan mobil ke arah lalu lintas yang berlawanan.
Sepanjang jalan yang licin.

Di jalan layang, terowongan, atau di sisi jalan yang menuju jalan layang atau terowongan.

Di atas pinggiran rumput atau bahu jalan.

 Jawaban No 4
Kebutuhan fasilitas pejalan kaki :
fasilitas bagi pejalan kaki dalam bentuk trotoar yang bebas dari aktivitas kendaraan bermotor dan
mobil. selain menyediakan fasilitas,pemerintah juga mengatur fungsi trotoar dan hak pejalan kaki.

Permasalah pergerakan pejalan kaki :


1. Trotoar yang terbangun belum ramah untuk pejalan kaki dan kaum difable, dengan indikasi;
Tidak terdapat ramp pada penyeberangan dan akses masuk bangunan (jalan masuk), sehingga
menyulitkan pejalan kaki dan menghalangi akses kaum difable terutama pengguna kursi roda.
Lebar trotoar yang sempit dan kelandaian yang terlalu curam tidak memanusiakan penggunanya.
2. Kontinuitas trotoar terbangun rendah, dengan indikasi;
Terhalang oleh tiang listrik, pohon, halte, dan utilitas lain
Terputus oleh keberadaan parkir kendaraan.
3. Terjadi disfungsi fasilitas oleh PKL (Pedagang Kaki Lima)
Hingga saat ini mungkin disfungsi lahan pejalan kaki oleh para pedagang kaki lima merupakan suatu
permasalahan yang paling sering terjadi. Keberadaan PKL membuat fasilitas yang tersedia tidak
berfungsi dengan semestinya, dan dampaknya pejalan kaki sering kali terpinggirkan turun ke jalan
yang berdampak terhadap pengurangan kapasitas jalan & resiko terjadinya kecelakaan lalu lintas.
4. Tidak ada jalur khusus sepeda
Saat ini pengguna sepeda/komunitas sepeda telah berkembang seperti aktivitas Bike to Work Bogor
dan juga Onthel Community Bogor, tetapi keberadaannya masih harus berjibaku dengan kendaraan
bermotor di jalan, dikarenakan sampai saat ini di kota Bogor tidak ada jalur khusus sepeda baik itu
yang berupa bike pad, bike line, maupun bike road.

TerkaitdenganpengembanganBRT(BusRapidTransit)danSistemTransit“Bus Trans Pakuan” sebagai


konsep pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan pada trayek (koridor) utama di Kota
Bogor,penting ditetapkankebutuhanrata-ratajumlahhalteuntuk setiap jarak 1 km adalah 3,33
(kawasan pusat kota) dan 2,5 km (kawasanpinggirkota),sehinggajarakyang
ditempuholehpejalankakiuntuk berpindahmodatransportasi public(jarak antar halte) adalah300
meter (kawasan pusatkota) dan400 meter (kawasanpinggirkota).

 Jawaban nomor 5

Anda mungkin juga menyukai