PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Tujuan.
1
C. Rumusan Masalah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti
urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin
berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang
proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa,
diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang
berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang
dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk
tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-
obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang
"kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari
ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
3
mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing
yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang
dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu
merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi
akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Diabetes adalah suatu
penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes
akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang
sehat.
D. Pemeriksaan Urine.
4
a. Urine sewaktu/urine acak (random)
b. Urine pagi
1. Volume urine
5
Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam.
Dihitung dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500
ml/24 jam. Volume urine masingmasing orang bervariasi
tergantung pada luas permukaan tubuh, pemakaian cairan, dan
kelembapan udara / penguapan.
2. Bau
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal
disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah
menguap.
3. Buih
4. Warna urine
6
jenis makanan atau obat-obatan. Beberapa keadaan warna urine
mungkin baru berubah setelah dibiarkan.
5. Kejernihan
Persiapan alat :
- Label specimen
- Kapas sublimat
- Formulir Laboratorium
- Waslap
- Sabun
7
- Handuk
Prosedur plaksanaan :
8
- Buka peralatan, hati – hati jangan sampai mengontaminasi
tempat sampel
3. Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan
klien yang dapat berjalan bagaimana mengambil sampel.
9
- Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium
secepatnya
10
- Jika tidak ada urine dalam kateter , jepit tabung penampung
selama +_ 30 menit.hal ini menyebabkan segera terkumpul di
dalam kateter .
- Tutup wadahnya
11
F. Cara Pengambilan Sampel.
Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagi hari.
Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh penderita sendiri (kecuali dalam
keadaan yang tidak memungkinkan). Sebelum pengambilan spesimen,
penderita harus diberi penjelasan tentang tata cara pengambilan yang benar.
Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik (suprapubic
puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream urine). Bahan
urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung
dalam wadah bermulut lebar dan steril.
Punksi Suprapubik.
Kateter.
Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan semprit yang
steril. Pada cara ini juga penting tindakan antisepsis pada daerah
kateter yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus elalu dijaga.
Tempat penusukan kateter sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung
kateter yang berada di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian
urin yang diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang
diperoleh dari punksi suprapubik.
12
Urin Porsi Tengah.
13
dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang
telah dipakai ke tempat sampah.
3. Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin
hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut
14
dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang
telah dipakai ke dalam tempat sampah.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran
Hal-hal yang penting dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan spesimen urine:
1. Cuci tangan dengan baik menggunakan air hangat, kemudian bersihkan dengan
sabun sebelum dan sesudah mengambil sampel urine.
16
5. Spesimen urine harus segera dibawa ke laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
http://subijakto.blogspot.com/2010/11/makalah-urine-2010.html
http://ariefyats.blogspot.com/2013/10/makalah-pemeriksaan-urine.html?m=1
17