Topic 2
Topic 2
18018143
PSIKOPEND
TOPIC 2
ABSTRACT
Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah
sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan tersebut
mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah
mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Di samping itu sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal juga berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasi
belajar anak didiknya. Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak hal yang mendukung dan
saling berkaitan dalam dunia pendidikan dan proses belajar mengajar.
Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dari berbagai macam
karakteristik input yang masuk, bagaimana pendidikan itu mampu menghasilkan output yang
baik dan berkualitas. Demikian itu merupakan tugas dari pendidikan yang tidak bisa diabaikan.
Sebenarnya ini bukan hanya tugas yang dibebankan kepada guru saja tetapi ini juga merupakan
tugas orang tua. Jadi untuk menghasilkan output yang berkualitas harus ada kerja sama antara
guru dan orang tua di dalam mendidik siswa-siswinya. Melalui usaha pendidikan diharapkan
kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun kenyataannya
kreativitas siswa sekarang ini berkembang lambat dan pemanfaatan media pembelajaran yang
kurang. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik.
Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa
kurang memiliki tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang
sifatnya inovatif pun terkesan lambat.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis pada beberapa artikel yang relevan untuk dikaji, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti
panjang, berat, dan kekuatannya. Dengan demikian pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
perubahan dan proses pematangan fisik.
Berbeda dengan pertumbuhan, konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) sebagai
berikut:
“perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdiferensiasi sampai di keadaan mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi
meningkat secara bertahap.”
Proses diferensiasi itu diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak; bahwa dari penghayatan
totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam
kerangka keseluruhan.
Menurut Nagel (1957), perkembangan yaitu dimana struktur yang terorganisasikan dan mempunyai
fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi
maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Spiker (1966), mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan
perkembangan, yaitu:
1. Orthogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru
dan seterusnya sampai dewasa.
2. Filogenetik, yakni perkembangan dari asal-ususl manusia sampai sekarang ini. Perkembangan
perubahan fungsi sepanjang masa hidupnya menyebabkan perubahan tingkah laku dan perubahan ini
juga terjadi sejak permulaan adanya manusia.
Jadi dari pendapat Spiker itu diketahui bahwasanya perkembangan orthogenetik mengarah ke suatu
tujuan khusus sejalan dengan perkembangan evolusi yang mengarah kepada kesempurnaan manusia.
Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala
psikologis yang nampak. Perkembangan dapat juga dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
proses pertumbuhan, kematangan, dan belajar (Monks, 1984:2).
Perubahan-perubahan yang dimaksud meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun psikis. Perubahan
tersebut dapat dibagi menjadi empat kategori umum yaitu perubahan dalam ukuran, perubahan dalam
perbandingan, perubahan untuk mengganti hal-hal yang lama, dan perubahan untuk memperoleh hal-
hal yang baru.
1. Kecerdasan
Athur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwa kecerdasan itu diwariskan. Ia juga
mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dan kecerdasan.
Menurutnya, IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang
baik. Ia mengemukakan lagi pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80%. Kecerdasan
memang dipengaruhi oleh keturunan tetapi banyak ahli perkembangan menyatakan bahwa itu berkisar
sekitar 50%.
2. Temperamen
Temperamen adalah gaya prilaku karakteristik individu dalam merespons. Menurut Thomas & Chess
(1991), ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
a. Anak yang mudah umumnya punya suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat
membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula menyesuaikan diri dengan pengalaman
baru.
b. Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk
menerima pengalaman-pengalaman baru.
c. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-
kadang negatif dan penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Orang tua yang luwes dapat memberikan pengaruh yang menenangkan pada anak yang sulit atau tetap
menunjukkan kasih sayang walau anak menjauh atau keras kepala. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa keturunan mempengaruhi temperamen yang tergantung pada respons orang tua terhadap anak-
anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan anak dan berlanjut terus
sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Slah
satu alasan terjadinya hal itu adalah karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-
anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan mendorong anak mencapai
tingkat tertinggi.
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari
kepala ke arah kaki. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pranatal, yaitu pada janin. Seorang bayi
yang baru dilahirkan mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” dari
pada bagian tubuh lainnya.
2. Hukum Proximodistal
Ini merupakan hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan
fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat seperti
jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian
secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang khusus. Anak akan lebih mampu menggerakkan
tubuhnya terlebih dahulu sebelum ia bisa mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga batang
tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.
Cepat lambatnya suatu masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya,
bilamana tidak ada hal-hal yang mempengaruhi proses perkembangan secara hebat. Ritme atau irama
perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat
adanya selingan antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang bersifat konstan. Inilah yang disebut
dengan irama perkembangan.
KESIMPULAN
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk
generasi masa depan. Dengan pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas
dan bertanggung jawab serta mampu menyongsong kemajuan pada masa mendatang. Salah satu
indikasi pencapaian proses pendidikan tersebut adalah terwujudnya prestasi siswa yang memuaskan.
Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila tercapai prestasi belajar yang baik. Namun, peserta didik
akan menemui hal-hal yang akan mendukung maupun menghambat mereka dalam mencapai prestasi
belajar yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyani, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.