Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dzakiah azizah

NIM : 20201020013

Contoh Implementasi Get, Keep, and Grow Maskapai AirAsia

Airsia merupakan Perusahaan Maskapai penerbangan asal Malaisya. Pada awalnya


AirAsia adalah maskapai peerbangan milik pemerintah Malaisya, namun akhirnya pada
tanggal 2 Desember 2021 AirAsia dibeli oleh Tony Fernades yang merupakan seorang
mantan eksekutif Time Warner.

Peristiwa pembelian itu ada pada masa setelah serangan 11 September 2001 di
Amerika Serikat, merupakan masa yang paling buruk dalam sejarah penerbangan
komersial, menyebabkan banyak orang pada saat itu yang tidak berani lagi naik pesawat.
Dan banyak orang juga meramalkan bahwa perusahan AirAsia akan pailit.

Strategi pemasaranya AirAsia memperkenalkan penerbangan bertarif murah kepada


penduduk Malaysia dengan slogannya, "Semua mampu naik pesawat". Tony juga percaya
bahwa penumpang Malaysia akan menyambut tarif penerbangan rendah.

Model usaha AirAsia Group bertumpu pada filosofi tarif rendah yang menekankan pada
operasi yang ramping, sederhana, dan efisien. AirAsia menerapkan sejumlah strategi pokok
untuk mencapai hal tersebut, seperti:

 Pendayagunaan Pesawat Udara yang Tinggi, AirAsia berfokus pada jumlah


penerbangan yang tinggi dan waktu perputaran yang cepat. Kedua hal ini
meningkatkan kenyamanan penumpang dan mampu memaksimalkan efisiensi biaya.
Waktu perputaran kami hanyalah 25 menit – tercepat se-Asia Tenggara.
 Tarif Rendah, Tanpa Embel-embel AirAsia tidak menawarkan program loyalitas
atau lounge di bandara demi tarif yang rendah. Penumpang kami dapat membeli
makanan, cemilan, atau minuman di dalam pesawat.
 Jaringan Penerbangan Langsung, Seluruh penerbangan jarak pendek AirAsia (waktu
tempuh empat jam atau kurang) dan jarak menengah dan jauh AirAsia X adalah non-
stop. Dengan begitu, kami dapat mengurangi penggunaan awak darat, infrastruktur
fisik, dan fasilitas di bandara transit.

Sehingga AirAsia dan berhasil membukukan laba pada tahun 2002 dan meluncurkan
berbagai rute baru dari pangkalan utamanya di Kuala Lumpur, yang serta menghapus
bentuk monopoli Malaysia Airlines dengan harga promosi MYR 1 USD 0,27. Pada 2003,
dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapura dan AirAsia
melakukan penerbangan internasionalnya ke Bangkok. Lalu merambah kembali
penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia.

AirAsia Menerapkan E-Bussiess dan CRM

Pemanfaatan teknologi yang inovatif berperan penting dalam kisah sukses AirAsia.
Berawal dari pemesanan online, AirAsia adalah maskapai pertama di Asia yang
menawarkan penerbangan tanpa tiket sejak Maret 2002 dan memungkinkan
penumpangnya membayar pesanan via telepon menggunakan kartu kredit. Seiring
berjalannya waktu, AirAsia mengembangkan platform ITnya untuk terus memudahkan
traksaksi para penumpang dan meningkatkan penghematan operasionalnya.

Penerapan e-business Pada AirAsia Penggunaan internet sebagai bisnis model inti
dalam perusahaan juga biasa dikenal dengan e-business. Melalui AirAsia.com, maka
customer hanya perlu mengakses situs dari AirAsia.com untuk melakukan reservasi tiket
pesawat. Dengan sisteme-Business tersebut, AirAsia dapat melakukan efisiensi biaya
seperti komisi untuk travel agent

E-Business yang diterapkan AirAsia termasuk dalam aplikasi B2C (Business to


Consumer) dimana aplikasi ini ditujukan agar consumer dapat langsung berhubungan
dengan pihak perusahaan tanpa harus melalui perantara (travel agent) seperti sistem
reservasi konvensional. Penerapan e-Business pada AirAsia memberikan berbagai
keuntungan baik untuk pihak perusahaan maupun bagi pihak customer.

Sistem yang digunakan sebagai POS (Point Of Sales) disebut dengan Global
Distribution System (GDS). GDS memiliki interface yang berupa GUI (Graphical User
Interface) yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Saat pelanggan berinteraksi
dengan sistem melalui GUI, maka sistem tersebut secara real-time akan melakukan
proses-proses back-office diantaranya melakukan validasi, otorisasi dan konfirmasi yang
akhirnya akan memberikan pelanggan suatu bukti penjualan tiket sehingga bukti
penjualan ini yang akhirnya akan digunakan sebagai tiket pesawat.

AirAsia memilih Salesforce (NYSE: CRM), pemimpin dunia dalam manajemen


hubungan pelanggan, untuk menjadi mitra teknologi strategisnya, sejalan dengan
langkah maskapai dalam memperkuat layanan pelanggan di era digital.

Maskapai penerbangan yang telah mengganti nama tim layanan pelanggan


menjadi Customer Happiness, akan memanfaatkan layanan Salesforce Sales Cloud,
Cloud Service, Marketing Cloud dan Community Cloud sebagai bagian dari strategi
untuk menciptakan layanan yang lebih cepat dan lebih personal bagi pelanggannya.

Agen layanan pelanggan AirAsia di delapan negara sekarang memiliki pandangan


yang sama terhadap setiap kasus yang diterima dari seluruh saluran-web, telepon,
email, live chat, komunikasi di bandara-termasuk kronologi dan data histori, yang
memungkinkan mereka memberikan layanan dengan tingkat personalisasi yang tinggi.

Komunitas Salesforce Cloud memungkinkan layanan pelanggan AirAsia untuk


melayani dalam delapan bahasa yang berbeda dan kini para pelanggan dapat
menikmati kemudahan layanan self-service berbasis data pengetahuan, sehingga
AirAsia dapat meningkatkan standar layanan, tingkat produktivitas dan kemampuan
agen layanan serta terus meningkatkan standar industri penerbangan.

Bukti dari keberhasilan AirAsia bisa dilbuktikan dengan beberapa prestasi yang telah
diraih AirAsia antara lain TTG Travel Awards kategori maskapai penerbangan tarif
rendah terbaik di Asia, Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia, Maskapai
Penerbangan Tarif Rendah Terbaik se-Asia dari Skytrax, Maskapai Penerbangan Asing
untuk Kargo Tumbuh Paling Cepat dari Bandara Internasional Guangzhou Baiyun pada
tahun 2011 serta Maskapai Penerbangan Tarif Rendah Terbaik di Dunia dari ATW pada
tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai