Anda di halaman 1dari 13

Augmented reality vs Virtual

reality
1. Virtual reality (VR)
Virtual reality adalah teknologi yang dapat berinteraksi dengan suatu
lingkungan yang disimulasikan oleh komputer. Dalam teknisnya, virtual
reality digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang
dihasilkan oleh komputer dan dapat berinteraksi dengan seseorang.
Contoh teknologi virtual reality yang cukup sederhana adalah Google
Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Google Cardboard ini
belum begitu mempunyai banyak fungsi, tetapi dengan menggunakan
Google Cardboard pengguna akan merasakan pengalaman virtual
reality dengan cara menggabungkan smartphone yang memiliki
sensor gyroscope dengan Google Cardboard.
Teknologi virtual reality ini biasanya digunakan pada bidang medis,
arsitektur, penerbangan, hiburan, dan lain-lain. Contoh virtual
reality banyak sekali, salah satunya seperti game FPS (First Peson
Shooter) yang akan membuat pengguna merasa berada di
dalam game tersebut. Selain itu, virtual reality digunakan pada foto
dan video 360 derajat yang membuat pengguna merasa berada di
tempat tersebut. Beberapa perangkat virtual reality yang cukup
populer lainnya adalah Oculus Rift yang dikembangkan oleh Facebook.
Oculus Rift memberikan pengalaman berbeda untuk pengguna
dalam bermain sebuah game. Selain Oculus Rift, perangkat virtual
reality lainnya adalah Samsung Gear VR, PlayStaion VR, HTC Vive, dan
Octagon VR yang dibuat oleh perusahaan di Bandung.
Penggunaan Virtual Reality
Virtual Reality digunakan pada berbagai bidang, yaitu pendidikan
pelatihan militer, hiburan (video game dan film), dan arsitektur.
2. Augmented reality (AR)
Augmented reality adalah integrasi informasi digital dengan lingkungan
pengguna secara real time. Berbeda dengan virtual reality yang
menciptakan lingkungan 3D yang benar-benar buatan.
Teknologi augmented reality menggunakan lingkungan yang ada di
dunia nyata kemudian menambahkan informasi baru di atasnya.
Dengan kata lain, AR menggabungkan benda maya dua dimensi dan
ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi
lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata
(real time).
Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan augmented reality sebagai
penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata,
berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi
antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam
dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan
dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan
melalui perangkat-perangkat input tertentu, dan integrasi yang baik
memerlukan penjejakan yang efektif.
• AR dapat diaplikasikan untuk semua indera, tidak hanya visual, termasuk
pendengaran, sentuhan, dan penciuman. Gunanya untuk memperkaya
pengalaman penggunanya, membantu persepsi dan interaksi penggunanya
dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya
membantu pengguna melaksanakan kegiatan- kegiatan dalam dunia nyata.
• Untuk perangkat augmented reality yang menyita perhatian adalah
perangkat besutan Microsoft yang diberi nama Microsoft HoloLens.
Perangkat ini berfokus pada penggabungan hologram tiga dimensi yang
bersifat augmented reality dengan dunia nyata. Selain itu, Google Glass
yang berbentuk kacamata yang dibuat oleh Google merupakan kacamata
yang menggunakan teknologi augmented reality yang memiliki banyak
fungsi.
• Teknologi augmented reality ini biasanya digunakan pada bidang
militer, medis, komunikasi, dan manufaktur. Contoh yang sering
digunakan oleh pengguna adalah Google Translate. Dengan ini,
memungkinkan pengguna menerjemahkan kata berbahasa asing yang
dilihat menggunakan kamera smartphone seperti papan
pengumuman atau rambu-rambu.
• Disimpulkan bahwa perbedaan virtual reality dan augmented
reality adalah virtual reality menggantikan kenyataan dengan dunia
semu secara keseluruhan, sedangkan augmented
reality menambahkan atau melengkapi kenyataan dengan benda-
benda semu.
Penggunaan Augmented Reality
Augmented Reality digunakan pada berbagai bidang, yaitu kesehatan,
pelatihan militer, hiburan, manufaktur dan reparasi, dan navigasi
telepon genggam.
Perangkat Augmented Reality
1. Head Mounted Display
Terdapat dua tipe utama perangkat Head-Mounted Display (HMD) yang
digunakan dalam aplikasi augmented reality/realitas tertambah,
yaitu opaque HMD dan see-through HMD. Keduanya digunakan untuk
berbagai jenis pekerjaan dan memiliki keuntungan dan kerugian
masing-masing.
• Opaque Head-Mounted Display
Ketika digunakan di atas satu mata, pengguna harus mengintegrasikan
padangan dunia nyata yang diamati melalui mata yang tidak tertutup dengan
pencitraan grafis yang diproyeksikan kepada mata yang satunya. Namun,
ketika digunakan menutupi kedua mata, pengguna mempersepsikan dunia
nyata melalui rekaman yang ditangkap oleh kamera. Sebuah komputer
kemudian menggabungkan rekaman atas dunia nyata tersebut dengan
pencitraan grafis untuk menciptakan realitas tertambah yang didasarkan
pada rekaman.
• See-Through Head-Mounted Display
Tidak seperti penggunaan opaque HMD, see-through HMD menyerap cahaya
dari lingkungan luar, sehingga memungkinkan pengguna untuk secara
langsung mengamati dunia nyata dengan mata. Selain itu, sebuah sistem
cermin yang diletakkan di depan mana pengguna memantulkan cahaya dari
pencitraan grafis yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang dihasilkan
merupakan gabungan optis dari pandangan atas dunia nyata dengan
pencitraan grafis.
2. Virtual Retinal Display
Virtual retinal displays (VRD), atau disebut juga dengan retinal scanning
display (RSD), memproyeksikan cahaya langsung kepada retina mata
pengguna. Tergantung pada intensitas cahaya yang dikeluarkan, VRD
dapat menampilkan proyeksi gambar yang penuh dan juga tembus
pandang, sehingga pengguna dapat menggabungkan realitas nyata
dengan gambar yang diproyeksikan melalui sistem penglihatannya. VRD
dapat menampilkan jarak pandang yang lebih luas daripada HMD
dengan gambar beresolusi tinggi. Keuntungan lain VRD adalah
konstruksinya yang kecil dan ringan. Namun, VRD yang ada kini masih
merupakan prototipe yang masih terdapat dalam tahap perkembangan,
sehingga masih belum dapat menggantikan HMD yang masih dominan
digunakan dalam bidang realitas tertambah.
3. Tampilan Berbasis Layar
Apabila gambar rekaman digunakan untuk menangkap keadaan dunia
nyata, keadaan realitas tertambah dapat diamati menggunakan opaque
HMD atau sistem berbasis layar. Sistem berbasis layar dapat
memproyeksikan gambar kepada pengguna menggunakan tabung sinar
katoda atau dengan layar proyeksi. Dengan keduanya, gambar
stereoskopis dapat dihasilkan dengan mengamati pandangan mata kiri
dan kanan secara bergiliran melalui sistem yang menutup pandang
mata kiri selagi gambar mata kanan ditampilkan, dan sebaliknya.
Tampilan berbasis layar ini juga telah diaplikasikan kepada perangkat
genggam. Pada perangkat-perangkat genggam ini terdapat tampilan
layar LCD dan kamera. Perangkat genggam ini berfungsi seperti jendela
atau kaca pembesar yang menambahkan benda-benda maya pada
tampilan lingkungan nyata yang ditangkap kamera.

Anda mungkin juga menyukai