Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada hati yang di sebabkan oleh virus

hepatitis B (VHB). Keadaan ini mengakibatkan pembengkakan dan peradangan pada

hati, dan sering pula megakibatkan kerusakan hati. Tak jarang penderita sama sekali

tidak merasakan dan menyadari bahwa dirinya terinfeksi oleh virus hepatitis B karena

gejala yang khas seperti flu bahkan bisa tidak muncul sehingga penderita tidak

merasakan keluhan sama sekali (Sulaiman, 2011).

Menurut WHO (2011),sebanyak dua miliar populasi dunia mengidap hepatitis B.

Sebanyak 240 juta diantaranya mengidap hepatitis B kronik dan 780.000 jiwa meninggal

karena komplikasi kronik penyakit hepatitis. Angka kejadian (prevalensi) hepatitis B

kronik Indonesia mencapai hingga 5-10% dari total penduduk, atau setara dengan 13,5

juta penderita. Jumlah ini membuat Indonesia termasuk daerah endemis sedang sampai

tinggi dan membuat Indonesia menjadi negara ke 3 di Asia dengan jumlah penderita

hepatitis paling banyak (Rosalina,2012).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi hepatitis tahun

2013 (1,2%) dua kali lebih tinggi dibanding tahun 2007. Lima provinsi dengan

prevalensi tertinggi hepatitis adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Tengah, dan Maluku. Menurut profil kesehatan Sumatra selatan tahun 2015,

angka kejadian hepatitis B di Sumatra selatan pada tahun 2015 terdapat 11 kasus,

mengalami penurunan diabandingkan tahun 2014 yaitu 66 kasus. Menurut catatan medis
Rs.Dr.Noesmir Baturaja jumlah pasien hepatitis B dari tahun 2016 hingga tahun 2017

mengalami penurunan. Pada tahun 2016 sebanayak 25 kasus yang terdiri dari 20 pasien

laki-laki dan 5 pasien perempuan. Sedangkan pada tahun 2017 hanya terdapat 8 kasus

hepatitis B terdiri dari 7 pasien laki-laki dan 1 pasien perempuan.

Hepatitis B menjadi masalah kesehatan global karena menyebabkan penyakit hati

kronik dan hepatoma. Gejala dari penyakit hepatitis B ini mungkin bersifat tersembunyi

dan beragam seperti kehilangan nafsu makan, dispepsia, nyeri abdomen, sakit di seluruh

tubuh, malaise, dan kelemahan juga dapat terjadi (Smeltzer, 2016). Diantara gejala gejala

tersebut kebanyakan pasien mengalami kehilangan nafsu makan sehingga sering

menyebakan nutrisi pada pasien kurang dari kebutuhan.

Keadaan gizi pada penderita hepatitis B perlu mendapat perhatian khusus karena

gangguan gizi dapat memperberat morbiditas serta memperburuk prognosis penyakitnya.

Pada 10-80% penderita ditemukan dalam keadaan malnutrisi. Oleh karena itu, perubahan

kebutuhan dan tolerasi terhadap beberapa komponen gizi selama sakit harus diperhatikan

(Noer 2008).

Selama ini, pemasukan nutrisi pada pasien hepatitis B diberikan melalui parenteral

berupa infuse cairan glucose. Kendala dalam pengelolaan kebutuhan nutrisi pada pasien

hepatitis B adalah bahwa pasien cenderung kekurangan asupan kalori dan protein karena

pasien hepatitis B stadium awal adalah bahwa pasien sering mengeluh tidak nafsu

makan, mual dan muntah sehingga muncul masalah keperawatan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh (Sulaiman,2011). Kekurangan nutrisi pada pasien hepatitis dapat

memperburuk kondisi hati, kemudian menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut

(Wening dan Lili, 2008).


Dari masalah tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

pengelolaan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan hepatitis B.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien hepatitis B dengan fokus studi

pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum :

Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien dengan hepatitis B dengan

fokus studi pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

2. Tujuan Khusus :

a. Menggambarkan pengkajian pada pasien dengan hepatitis B dengan fokus studi

pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

b. Menggambarkan diagnose keperawatan pada pasien dengan hepatitis B dengan

fokus studi pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

c. Menggambarkan rencana keperawatan pada pasien dengan hepatitis B dengan fokus

studi pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada pasien dengan hepatitis B dengan

fokus studi pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja

e. Menggambarkan evaluasi hasil pada pasien dengan hepatitis B dengan fokus studi

pengelolaan pemenuhan kebutuhan nutrisi di Rs.Dr.Noesmir Baturaja


E. Manfaat Penulisan

1. Manfaat teoritis

Dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi pembaca tentang bagaimana

pengelolaan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan hepatitis B.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi profesi keperawatan dapat memberikan masukan dan evaluasi dalam

melaksanakan keperawatan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

terutama dalam pengelolaan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan hepatitis B.

b. Dapat memberikan gambaran tentang pengelolaan kebutuhan nutrisi pada pasien

hepatitis B.

c. Untuk memberikan informasi dan gambaran tindakan yang dilakukan untuk

pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien dengan Hepatitis B

Anda mungkin juga menyukai