Diktat TAN 2020
Diktat TAN 2020
Disusun Oleh:
Puspa Julistia Puspita
Popi Asri Kurniatin
Suryani
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
IDENTITAS DIRI
PHOTO
4x6
NAMA :
NIM :
ALAMAT :
2
PRAKATA
Buku Penuntun Praktikum Keteknikan Asam Nukleat dan Protein ditujukan untuk
mahasiswa Program Sarjana Biokimia di lingkungan Institut Pertanian Bogor. Pada umumnya
percobaan-percobaan yang ada bersifat analitis dan mendalam, menyerupai dengan penelitian
mahasiswa di bidang teknologi DNA dan protein.
Jenis percobaan yang dikumpulkan dalam buku ini sengaja dipilihkan yang berkelanjutan,
dimulai dari isolasi DNA plasmid, isolasi DNA kromosom, restriksi DNA, elektroforesis, PCR,
pembuatan sel kompeten, dan transformasi. Percobaan-percobaan tersebut penting sebagai dasar
analisis molekuler dalam bidang Biokimia dan sebagai bekal dalam melakukan analisis lanjutan
seperti amplifikasi DNA, DNA blotting, serta sintesis DNA dan protein rekombinan.
Akhir kata, penyusun atas nama Staf Pengajar Biokimia mengucapkan banyak terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu untuk terbitnya buku penuntun ini. Kritik-kritik dari
pemakai buku penuntun ini masih penyusun harapkan untuk perbaikan pada masa yang akan
datang sehingga dapat lebih bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
3
KETENTUAN DAN PENILAIAN PRAKTIKUM
Penilaian Kerja
Penanggung jawab dan asisten praktikum akan membimbing, menjawab pertanyaan, dan melihat
kerja anda dalam melaksanakan percobaan. Dalam penilaiannya diusahakan untuk seobyektif
mungkin. Terdapat beberapa contoh yang dapat mengurangi nilai pada bagian ini yaitu:
1. Terlambat dalam menghadiri praktikum, nilai 0 jika anda terlambat lebih dari 30 menit.
2. Tempat anda bekerja kotor/berantakan
3. Menggunakan alat kaca yang kotor – contohnya ada titik noda reagen atau lainnya (debu)
di dalam alat kaca yang anda gunakan
4. Salah dalam mengoperasikan alat terutama yang instrumen seperti neraca
analitik/Spectronic 20
5. Adanya indikasi yang menunjukkan bahwa anda tidak mempersiapkan dengan baik dan
tidak memahami percobaan yang dilakukan secukupnya. Hal ini tidak berarti anda tidak boleh
bertanya, bertanyalah jika anda mempunyai pertanyaan atau memerlukan konfirmasi dalam
langkah-langkah percobaan. Maksud dari kalimat di atas adalah anda bekerja dengan terus
melihat pada penuntun praktikum.
6. Tidak membersihkan daerah kerja anda pada meja laboratorium sebelum anda
meninggalkan laboratorium.
7. Tidak mematikan alat seperti neraca atau alat instrumen lainnya pada akhir waktu praktikum.
Laporan Praktikum
Nilai untuk laporan praktikum bergantung pada bagaimana cara anda menuliskan (bahasa
yang anda gunakan sesuai dengan EYD) serta kelengkapan dalam penulisan laporan
tersebut. Laporan dibuat dalam lembar kertas ukuran A4.
4
2. Hasil Pengamatan: Hasil praktikum sewajarnya disajikan dalam bentuk tabel, gambar, grafik,
atau yang lain sesuai dengan percobaan dan yang disampaikan oleh asisten.
3. Pembahasan : Sebelum menentukan apa yang harus ditulis dalam pembahasan, penulis
hendaknya membaca sekali lagi hipotesis atau tujuan praktikumnya. Cocokkan harapan itu
dengan hasil utama. Anda harus membandingkan dengan hasil penelitianterdahulu, kemudian
membuat pertimbangan teoritisnya. Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai
relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan percobaan Anda, serta hasilnya.
4. Simpulan: simpulan pokok dari keseluruhan praktikum hendaknya disusun secara hati-hati.
Simpulan memang memerlukan kecermatan luar biasa dan dibenarkan memunculkan
tiga kali (sebaiknya dengan ungkapan yang berbeda-beda), yaitu dalam Pembahasan,
Simpulan, dan Abstrak. Simpulan memuat hasil praktikum dan jawaban atas tujuan
praktikum atau hipotesis
5. Daftar Pustaka: Bab ini berupa suatu daftar dari semua artikel jurnal dan pustaka
lain yang diacu secara langsung dalam tubuh tulisan, kecuali bahan- bahan yang
tidak diterbitkan dan tidak dapat diperoleh dari perpustakaan. Teknik penulisan dan pengajuan
harus berpedoman pada Pedoman Penyajian Karya Ilmiah IPB terbaru.
6. Laporan praktikum ditulis on the spot atau dikumpulkan pada jadwal praktikum minggu
berikutnya (tergantung pengamatan dan percobaan pada hari tersebut). Laporan praktikum
yang tidak cukup lengkap seperti tidak adanya salah satu bagian seperti yang telah
ditetapkan di atas akan dikembalikan kepada praktikan untuk dilengkapi terlebih
dahulu sebelum dinilai dalam jangka waktu paling lama 2 hari setelah pengembalian dan
nilai akan dikurangi sebanyak 5 untuk ketidaklengkapan tersebut. Laporan praktikum
yang terlambat dikumpulkan (tidak pada waktu yang telah ditentukan) dikurangi nilainya
sebanyak 5 setiap hari keterlambatan.
Distribusi nilai untuk tiap bagian dalam laporan tersebut yaitu:
5
Untuk nilai akhir tiap percobaan, dari keempat jenis penilaian tersebut menyumbangkan
persentase nilai akhir sebanyak: 20% untuk rencana kerja laboratorium, 10% kuis, 30%
penilaian kerja, dan 40% laporan praktikum. Sedangkan untuk nilai akhir laboratorium akan
dijumlahkan setiap nilai akhir percobaan lalu dibagi dengan jumLah percobaan yang telah
dilaksanakan. Nilai praktikum adalah rata-rata nilai akhir praktikum laboratorium dan ujian
praktikum.
6
PETUNJUK UMUM PRAKTIKUM
Isi dari penuntun terbagi dalam bab-bab yang disesuaikan dengan materi kuliah. Untuk
memperoleh hasil percobaan yang benar maka haruslah diketahui pokok-pokok yang sering
dijumpai dalam laboratorioum, meliputi peralatan yang digunakan, cara penggunaannya, bahan
kimia dan bahayanya. Dibawah ini dapat dilihat beberapa yang harus diperhatikan.
1. Setiap praktikan harus datang pada waktu-waktu praktikum sebab hanya ada satu kali saja
kesempatan untuk melakukannya.
2. Bawalah kain lap sendiri, jas praktek atau celemek plastik yang tahan asam untuk kebersihan
dan perlindungan pakaian dan badan.
3. Tiap praktikan yang mengerjakan percobaan secara kelompok harus mengetahui semua cara
kerja dan hasil percobaannya.
4. Jika ada kejadian-kejadian yang tidak diingini seperti terbakar, terkena asam-asam pekat,
terminum pereaksi-pereaksi tertentu atau terhirup gas-gas yang berbahaya segeralah hubungi
penanggung jawab praktikum atau lihat cara pencegahan/pengobatannya seperti yang tertera
pada laboratory emergency chart.
5. Untuk penghematan, pakailah bahan secukupnya saja. Rencana kerja harus dibuat sebelumnya,
sebab mengulangi kegagalan akan memerlukan bahan baru.
6. Berhati-hatilah memakai alat-alat, kalau rusak belum tentu dapat diganti dengan semestinya.
7. Botol-botol persediaan bahan harus ditutup kembali dengan tutup aslinya untuk mencegah
tercampurnya satu bahan pereaksi dengan yang lain.
8. Waktu mengambil bahan berupa tepung atau kristal, harus dijaga supaya tidak ada yang
berhamburan di atas meja. Biasanya bahan-bahan ini disediakan di meja yang terpisah.
9. Pakailah pipet yang sesuai dengan bahan yang diperlukan. Isilah pipet yang berskala dengan
bahan secukupnya, kalau ada lebihnya janganlah dikembalikan ke dalam botol persediaan.
10. Kertas saring bukan untuk menulis atau untuk mengeringkan alat-alat, tetapi hanya dapat
dipakai sebagai saringan. Sesuaikan pemilihan jenis saringan dengan percobaan.
11. Kalau pekerjaan telah selesai, alat-alat yang telah bersih dan kering disimpan kembali ke dalam
lemari sesuai dengan jumlah semula. Jangan lupa menutup saluran gas pembakar.
12. Kunci lemari harus diserahkan kembali untuk disimpan.
13. Laporan praktikum dibuat dalam buku tersendiri (Penjelasan di awal praktikum). Pokok-pokok
yang harus dilaporkan yaitu judul percobaan, prinsip, tujuan, cara kerja, hasil, diskusi, dan
kesimpulan. Disertakan juga jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
14. Peringatan akan diberikan sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan.
i
15. Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu untuk kelancaran praktikum belum tertera pada
petunjuk umum praktikum ini tetapi akan diberikan kemudian.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Prakata .......................................................................................................................................... i
Petunjuk Umum Praktikum............................................................................................................ ii
Daftar Isi ....................................................................................................................................... v
Jadwal Praktikum ........................................................................................................................ vi
I. Isolasi dan Pemurnian DNA Plasmid ......................................................................................... 1
II. Pemotongan DNA Plasmid dengan Enzim Restriksi ................................................................. 8
III. Pembuatan Sel Kompeten dan Transformasi ......................................................................... 12
III. Isolasi DNA Kromosom Tanaman Dengan Metode Doyle ...................................................... 17
IV. PCR ...................................................................................................................................... 22
V. Elektroforesis Gel Agarose ..................................................................................................... 28
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... ..... 33
iii
JADWAL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI ASAM NUKLEAT DAN PROTEIN
Semester Genap 2019/2020
RABU, 07.00-10.00
iv
ISOLASI DAN PEMURNIAN DNA PLASMID
I. Pendahuluan
Plasmid adalah DNA sirkular utas ganda berukuran relatif kecil, mampu bereplikasi secara
mandiri yaitu tidak bergantung pada replikasi DNA kromosom, dan proses replikasinya tidak terkait
dengan mekanisme pembelahan sel. Secara alami plasmid umum dijumpai pada sel bakteri dan
yeast, membawa satu atau sejumlah gen, yang dapat berupa gen pembawa sifat resisten terhadap
antibiotoka, penyandi enzim restriksi, atau penyandi enzim yang terlibat dalam pembentukan toksin
atau antibiotika.
Karakteristik yang penting dari plasmid adalah dapat melakukan replikasi sel, terdapat di luar
kromosom (ekstra kromosom) dan secara genetik dapat ditransfer dengan stabil. Plasmid terdapat
secara alami maupun sudah mengalami modifikasi sesuai dengan keperluan dalam manipulasi
genetik. Plasmid dapat berukuran 1 – 300 kb, sehingga dapat dibedakan dengan mudah dari
kromosom bakteri (3000 – 5000 kb)
Pada saat diisolasi plasmid dapat berada pada berbagai konformasi sirkular terbuka (open
circular), konformasi sirkulat tertutup secara kovalen (covalently closed circular) yang juga disebut
konformasi superkoil, serta konformasi linier. Konformasi sirkular terbuka terjadi jika salah satu utas
DNA plasmid sirkular terputus. Jika pemutusan ikatan fosfodiester terjadi pada kedua utas maka
akan terbentuk konformasi liner yang memiliki dua ujung.
Plasmid sering digunakan sebagai vektor untuk mengklon gen (cloning vector). Agar dapat
digunakan sebagai vektor, plasmid antara lain harus memiliki origin of replication yang bersifat unik.
Origin of replication memungkinkan plasmid memperbanyak diri tanpa bergantung pada proses
replikasi DNA kromosom. Marka seleksi diperlukan dalam proses transformasi seleksi transforman.
Situs restriksi diperlukan sebagai tempat untuk menyisipkan fragmen DNA asing yang diklon.
Plasmid dapat diperbanyak dengan cara membiakkan sel bakteri yang membawa plasmid
tersebut. Sel kemudian dipanen dan plasmid yang berada didalam sel diisolasi. Sacara umum
proses isolasi dan pemurnian DNA plasmid melibatkan tiga tahap utama yaitu tahap pemecahan sel,
tahap penghilangan protein (deproteinasi), dan tahap pemekatan DNA. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengisolasi dan memurnikan DNA plasmid dari sel bakteri.
Proses preparasi dapat dilakukan dalam skala kecil (mini-prep), skala menengah (midi-prep)
dan skala besar (large-prep). Pada praktikum berikut akan dilakukan preparasi (isolasi dan
pemurnian) DNA plasmid dala skala kecil dengan menggunakan teknik lisis alkali.
1
II. Tujuan
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menunjukkan sifat dan struktur DNA plasmid
melalui proses isolasi terhadap DNA plamid
Keterampilan
1. Mengisiolasi dan memurnikan DNA plasmid dari biakan sel bakteri E.coli
III. Prosedur
3.1. Pembuatan Larutan
Bahan-Bahan:
- Tris-HCl 1 M pH 7.5 (stok) dalam 50 mL - EDTA 0.1 M dalam 50 mL NaOH
- Sukrosa 15 % - NaOH 0.2 M
- SDS 10 % - Na asetat 3 M, pH 4.6
- Fenol - Kloroform
- Etanol absolute - Etanol 96%
- Etanol 70%
- ddH2O steril - Ekstrak khamir
- Tripton - NaCl
- Ampicilin 50.000 ppm - Isoamilalkohol
- Buffer TE (10 mM Tris HCl pH 7.5 -8 dan 1
mM EDTA) dibuat dalam 50 mL
Alat-Alat:
- Neraca analitik - Alat-alat gelas
Isolasi DNA Plasmid dilakukan dengan metode modifikasi. Larutan yang dibutuhkan dalam
Isolasi DNA kromosom yaitu (1) Larutan 1 dibuat dalam 50 mL dan terdiri dari Tris-HCl 25 mM
(konsentrasi akhir) pH 7.5 sebagai bufer, EDTA 10 mM (konsentrasi akhir) sebagai pengkelat, dan
sukrosa 15% (konsentrasi akhir) untuk memecah dinding sel bakteri; (2) Larutan 2 dibuat dalam 50
mL dan terdiri dari NaOH 0.2 M untuk mengendapkan dinding sel dan SDS 10 % sebagai emulgator;
(3) Larutan 3 dibuat dari Na asetat 3 M, pH 4.6 sebagai buffer dan dibuat dalam 50 mL; (4) Larutan
2
fenol/kloroform/isoamilalkohol (PCI) (1:1:1), etanol absolut (96%), dan etanol 70% untuk
mengendapkan protein, ddH2O steril (Aquabides).
Media LB g/L dibuat dari 5 g/L ekstrak khamir, 10 g/L tripton, 5 g/L NaCl. Media LB dibuat
dalam volume 100 mL dan disesuaikan pHnya hingga ± 7.2. Kemudian media LB dimasukkaqn ke
dalam Erlenmeyer dan ditutup aluminium foil dan diotoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit. Media
LB 100 mL ditambahkan ampicilin Semua bahan dicampurkan dan dilarutkan dalam akuades sampai
volumenya tepat 100 ml dan ditambahkan 100 µL ampicilin dengan konsentrasi akhir 50 ppm dari
stok 50.000 ppm ampicilin.
Ampicilin dibuat dengan ditimbang 0,1 g ampicilin dan dimasukkan dalam tabung eppendorf
ukuran 2 mL. Kemudian dilarutkan dalam 40 µL NaOH 10 N dan ditambah akuades hingga volume 2
mL. Setelah itu disaring menggunakan filter milipore. Ampisilin kemudian dibagi dalam 2 tabung
eppendorf dan disimpan dalam lemari pendingin bersuhu 40C dan diberi Label.
3
yang tumbuh di media LA/NA dapat disimpan tidak lebih dari 1 minggu untuk digunakan dalam
percobaan.
3. 1 cm2 E.coli dalam media LA/NA ditumbuhkan di media LB (50 mL dalam 125 mL Erlenmeyer)
dan dibiakkan selama 18 jam dalam inkubator bergoyang pada suhu ruang atau suhu 37oC.
Kemudian diukur konsentrasi bakteri E.coli (OD) dengan menggunakan spektrofotometer. OD
bakteri berkisar 0.5-0.6 setelah dibiakkan kurang lebih 18 jam.
4. Sebanyak 10% E.coli ditumbuhkan kembali dalam media LB (50 mL dalam 125 mL Erlenmeyer)
dan diinkubasi kembali selama 18 jam dalam inkiubator bergoyang pada suhu ruang atau suhu
37oC. Kemudian diukur konsentrasi bakteri E.coli (OD) dengan menggunakan spektrofotometer.
4
11. Simpan dalam – 20oC sebelum digunakan
IV. Pertanyaan
1. Sebutkan tahapan isolasi DNA Plasmid?
2. Jelaskan bagaimana prinsip pemisahan DNA kromosom dan DNA Plasmid?
3. Larutan apa yang berperan sebagai (a). Lisis ; (b). Penghilang protein ; (c) presipitasi
DNA
4. Jelaskan perbedaan antara plasmid dan vektor?
5. Plasmid yang diisolasi pada percobaan kali ini akan digunakan sebagai apa?
6. Berapa kemurnian dari DNA Plasmid yang diisolasi
5
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
6
Hasil Pengamatan
7
PEMOTONGAN DNA PLASMID DENGAN ENZIM RESTRIKSI
I. Pendahuluan
Proses rekayasa genetika sering digunakan sebagai jalan untuk menghasilkan berbagai
produk-produk bioteknologi. Teknologi rekayasa genetika tidak dapat dilakukan tanpa bantuan
berbagai kerja enzim (memotong gen yang akan ditranslasikan, membuat ujung fragmen DNA yang
sesuai sehingga dapat digunakan dengan fragmen lain yang dikehendaki hingga proses
penyambungan fragmen-fragmen DNA sehingga membentuk DNA rekombinan).
Enzim yang diperlukan untuk pemotongan DNA sebagai syarat untuk pembuatan DNA
rekombinan disebut enzim restriksi (endonuklease restriksi). Enzim restriksi hanya memotong DNA
secara spesifik yaitu terbatas pada daerah atau situs yang dikenalinya.
Situs pengenalan enzim restriksi merupakan daerah yang simetri atau palindrom yaitu bahwa daerah
itu mempunyai urutan yang sama bila dibaca dari arah kiri dan kanan. Enzim restriksi dapat
mengenali 4 nukleotida (Sau3A, GATC), 6 nukleotida (EcoRI, GAATTC) dan 8 nukleotida (NotI).
Pemotongan DNA dengan enzim restriksi menghasilkan 2 jenis ujung potongan yaitu potongan
berujung rata (blunt end) dan potongan berujung tidak rata/kohesif (sticky end atau cohesive).
II. Tujuan
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat membandingkan bentuk DNA plasmid utuh
dan DNA plasmid yang mengalami pemotongan dengan enzim restriksi
Keterampilan
1. Melakukan restriksi pada DNA plasmid
2. Menentukan ukuran molekul DNA plasmid linear
III. Prosedur
3.1. Cara Kerja
Bahan-Bahan:
- DNA plasmid rekombinan hasil isolasi - Enzim restriksi (EcoRI)
pertemuan I
- Buffer restriksi - ddH2O steril
8
Alat-Alat:
- Pipet mikro 200 – 1000 ul - Alat-alat gelas
- Inkubator
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Enzim Restriksi
2. Bagaimana kerja dari enzim endonuklease restriksi dan eksonuklease restriksi
3. Sebutkan hasil pemotongan dari enzim restriksi
4. Apa yang dimaksud dengan Adapter dan Linker
9
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
10
Hasil Pengamatan
11
PEMBUATAN SEL KOMPETEN DAN TRANSFORMASI
I. Pendahuluan
Dalam teknologi asam nukleat, proses manipulasi vektor dan DNA sisipan untuk
menghasilkan molekul DNA rekombinan dilakukan secara in vitro. Vektor yang telah membawa DNA
sisipan (DNA rekombinan) selanjutnya dimasukkan ke dalam sel inang. Keberhasilan memasukkan
DNA rekombinan ke dalam sel inang merupakan salah satu tahap kunci untuk keberhasilan
rekayasa asam nukleat.
Tidak semua sel secara alami memiliki kemampuan untuk menyerap DNA asing. Oleh karena
itu, dilaboratorium, sel umumnya diberi perlakuan khusus agar mampu menyerap molekul DNA. Sel
yang mampu menyerap molekul DNA disebut sel kompeten. Sel dapat dibuat menjadi kompeten
antara lain melalui perlakuan dengan garam kalsium klorida (CaCl 2) atau garam rubidium klorida
(RbCl). Pada percobaan berikut akan dilakukan pembuatan sel bakteri kompeten dengan
menggunakan garam kalsium klorida.
Proses pemasukan molekul DNA (plasmid) ke dalam sel inang disebut transformasi.
Selanjutnya sel inang yang membawa DNA plasmid disebut transforman. Dalam hal ini sel inang
dikatakan mengalami transformasi karena sel tersebut mengalami perubahan fenotip, misalnya yang
semula sensitif terhadap antibiotika tertentu lalu berubah menjadi resisten terhadap antibiotika
tersebut. Perubahan sifat ini diakibatkan oleh adanya gen (khususnya yang digunakan sebagai
marka seleksi) yang terkandung dalam plasmid. Pada percobaan berikut akan dilakukan
transformasi sel bakteri Escherichia coli menggunakan DNA plasmid.
II. Tujuan
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan proses pembuatan sel
kompeten dan transforman
Keterampilan
1. membuat sel Escherichia coli kompeten.
2. mentransformasi sel bakteri dengan DNA plasmid.
3. melakukan seleksi transforman.
12
III. Prosedur
3. 1. Pembuatan Sel Kompeten
Bahan-Bahan:
- Kultur bakteri - Media LB cair dalam 200 mL
- MgCl2 100 mM dalam 80 mL - CaCl2 75 mM dalam 100 mL
- Media LA + ampicilin dengan konsentrasi
akhir 50 ppm
Alat-Alat:
- Sentrifus - Alat-alat gelas
1. Koloni tunggal E. coli D-alfa dari LB agar dalam cawan petri yang telah diinkubasi selama 16-20
jam pada 37oC diambil dan ditumbuhkan dalam 30 mL LB pada suhu 37oC dengan kecepatan
agitasi 200 rpm.
2. Pindahkan 1 ml kultur bakteri (yang telah dibiakkan semalam dalam medium LB) ke dalam 14 ml
medium LB, sehingga total volume adalah 15 mL
3. Inkubasikan pada 37oC selama 1.5 – 2.5 jam (hingga akhir fase log). Pada fase ini OD kisaran
0.5 – 0.6.
4. Sebanyak 15 ml kultur disentrifugasi pada 8000 rpm, suhu 4oC selama 2 menit.
5. Buang supernatan dan suspensikan kembali pelet dalam 1 ml MgCl2 – CaCl2 dingin (80 mM
MgCl2 – 20 mM CaCl2) (tanpa divorteks).
6. Sentrifugasi kembali 8000 rpm selama 10 menit pada suhu 4oC, buang supernatan, dan
suspensikan kembali pelet dalam 600 uL CaCl2 0,1 M (tanpa divorteks).
7. Sel kompeten dapat langsung digunakan atau disimpan dalam suhu -80oC
8. Gunakan 200 µl sel kompeten untuk percobaan transformasi.
Method by Sambrook and Russell 2001
3.2. Transformasi
Bahan-Bahan:
- Sel kompeten - DNA plasmid
- Media LB cair - Media LB agar
Alat-Alat:
- Penangas air - Alat-alat gelas
13
2. Tambahkan 0.26 ug atau kurang lebih 2 µl DNA plasmid.
3. Diamkan tabung dalam es pada suhu 4oC selama 30 menit.
4. Berikan kejut panas (heat shock) pada 42oC selama 90 detik.
5. Tambahkan 800 µl medium LB dan inkubasikan pada suhu 37oC selama 45 menit.
6. Tuang dan taburkan 100 µl produk transformasi dalam medium pada LA/NA dan inkubasikan
pada 37oC semalam (selama 18 jam).
7. Medium yang digunakan ada (1) LA/NA dengan ampisilin dan (2) LA/NA tanpa ampisilin
8. Digunakan kontrol negatif yaitu E.coli kompeten ditambah dengan akuabides (ddH2O) sebagai
pengganti plasmid rekombinan.
Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian dari (a) sel kompeten, (b) Transformasi, (c) transforman
2. Apa peran heatshock pada proses transformasi
3. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan transformasi
4. Bagaimana cara menentukan keberhasilan transformasi yang dilakukan
14
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
15
Hasil Pengamatan
16
ISOLASI DNA KROMOSOM TANAMAN DENGAN METODE DOYLE
Pendahuluan
Pada dasarnya isolasi DNA dapat dilakukan dari berbagai sumber, antara lain organ manusia,
darah, daun, daging buah, serangga, kalus, akar batang, daging dan sisik ikan. Pada individu yang
sama DNA yang diperoleh dari berbagai sumber akan memiliki jenis jumlah dan ukuran yang sama.
DNA yang diisolasi dari tanaman seringkali terkontaminasi oleh polisakarida dan metabolit
sekunder, seperti tanin, pigmen, alkaloid dan flavonoid. Sedangkan DNA dari hewan lebih banyak
mengandung protein. Salah satu kesulitan isolasi DNA dari tanaman tinggi adalah proses destruksi
dinding sel untuk melepaskan isi sel. Hal ini disebabkan karena tanaman memiliki dinding sel yang
kuat dan seringkali pada beberapa jenis tanaman, kontaminasi tersebut sulit dipisahkan dari ekstrak
asam nukleat. Kehadiran kontaminasi di atas dapat menghambat aktivitas enzim, misalnya DNA
tidak sensitif oleh enzim restriksi dan menggangu proses amplifikasi DNA dengan PCR. Demikian
pula pada hewan yang memiliki kandungan kitin (seperti serangga), memerlukan teknik dan metode
khusus untuk menghancurkan sel hingga isi dapat terpisah atau keluar dari sel.
Pada praktikum ini kita akan mencoba melakukan isolasi DNA dari temulawak berbagai
sumber dengan menggunakan Metode Doyle. Tanaman yang digunakan menggunakan jaringan
tanaman yang mengandung sedikit kontaminan di atas, misalnya menggunakan daun yang masih
muda. Pada saat proses destruksi jaringan tanaman atau hewan maupun bakteri dapat
menyebabkan degradasi pada DNA dengan adanya aktivitas enzim endonuklease, karena itu
digunakan buffer ekstraksi yang mengandung senyawa Tris, EDTA, CTAB dan buffer lisis yang
mengandung potassium asetat dan SDS. Proteinase digunakan untuk membantu mendenaturasi
protein pada jaringan. Senyawa CTAB dan SDS merupakan detergen, yang dapat melisis dinding
sel dan juga mendenaturasi protein. Selain itu CTAB dan EDTA adalah senyawa inhibitor yang dapat
menghambat aktivitas enzim nuklease. Potasium asetat adalah senyawa yang dapat berikatan
dengan debris sel dan protein sehingga membentuk senyawa kompleks dengan CTAB-Potasium
asetat-protein-debris sel. Selanjutnya pada tahap berikutnya digunakan klorofom: isoamil alcohol
(24:1) yang membantu mendenaturasi protein yang masih menempel pada kromosom, sedangkan
untuk mempresipitasi asam nukleat digunakan alkohol 96%-100%. DNA dalam alkohol akan
terpresipitasi (menggumpal) sedangkan DNA dalam air akan larut, tetapi protein tidak dapat larut
dalam air.
17
2. Dapat memahami cara kerja senyawa yang digunakan untuk mengisolasi DNA
B. Prosedur
Isolasi DNA Kromosom dengan metode Doyle dan Doyle (1990) dan modifikasi menggunakan 5-
mM EDTA (Pharmawati 2009)
A. Isolasi DNA Kromosom
Daun/buah
1. Ambil daun / daging buah sebanyak 0.5 – 1 gram atau seluas 1-2 cm2
2. Hancurkan atau haluskan daging buah/ daun dengan menggunakan blender atau sendok
yang ditekan-tekan di atas saringan atau haluskan sampel dengan alu dan mortar dengan
menggunakan PVP seujuan dan 1 mL buffer ekstraksi.
3. Tambahkan 1x / 0.75 mL kloroform:isoamil alkohol (24:1) dan sentrifugasi dengan
kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 ºC
4. Tambahkan enzim proteinase K sebanyak 10 µl
5. Homogenkan dengan alat vorteks selama 5 detik
6. Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 55ºC selama 45 menit
7. Pindahkan supernatan ke tabung baru dan tambahkan dengan 2/3 volume isopropanol
dingin dan lakukan inversi perlahan sebanyak 10 kali.
8. Sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit pada suhu 4 ºC.
9. Buang supernatan, keringkan pelet dan tambahkan 100 µL molecular water dan simpan
pada suhu -20 ºC untuk analisis selanjutnya.
10. Ukur Konsentrasi DNA dengan spektrofotometer nano
18
Pertanyaan
1. Sebutkan tahapan dalam isolasi DNA kromosom Tanaman
2. Sebutkan peran dari larutan di bawah ini :
(a) CTAB
(b) EDTA
(c) kloroform:isoamilalkohol
(d) merkaptoetanol
(e) isopropanol
3. Bagaimana cara mengetahui kemurnian DNA yang diisolasi?
4. Berapa konsentrasi dan kemurnian DNA kromosom yang anda peroleh?
19
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
20
Hasil Pengamatan
21
POLIMERASE CHAIN REACTION (PCR)
I. Pendahuluan
Polimerase Chain Reaction atau PCR adalah suatu teknik untuk amplifikasi DNA target
secara in-vitro dengan cepat. Teknik ini ditemukan ole Karry Mulis tahum 1983, dan mendapatkan
Nobel pada tahun 1994 atas penemuannya tersebut. PCR dapat diaplikasikan pada bidang biologi
molekuler, bioteknologi, biokimia, dan juga kesehatan.
Proses PCR meliputi denaturasi, yaitu pembukaan untai ganda DNA; dilanjutkan dengan
annealing atau penempelan primer pada DNA cetakan: lalu extension atau proses pemanjangan pita
DNA (Gambar 1). Pada prosesnya reaksi PCR membutuhkan DNA cetakan, primer, enzim tag DNA
polimerase, dan dNTP.
II. Tujuan
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa dapat menjelaskan prinsip reaksi PCR dan terampil
menggunakan metode ini untuk amplifikasi DNA
22
Keterampilan
1. Menyiapkan sampel dan pereaksi untuk PCR
2. Mengoperasikan alat PCR
IV. Prosedur
Tabel 1 Urutan basa nukleotida primer yang digunakan
Jumlah Tm theory
No. Jenis Nama Urutan basa nukleotida Tm-5 (°C)
basa (°C)
1 Me1 5’-TGAGTCCAAACCGGATA-3’ 17 50 45
2 Me2 5’-TGAGTCCAAACCGGAGC-3’ 17 54 49
Forward
3 Me3 5’-TGAGTCCAAACCGGAAT-3’ 17 50 45
4 Me4 5’-TGAGTCCAAACCGGACC-3’ 17 54 49
5 Em1 5’-GACTGCGTACGAATTAAT-3’ 18 50 45
6 Em2 5’-GACTGCGTACGAATTTGC-3’ 18 54 49
Reverse
7 Em3 5’-GACTGCGTACGAATTGAC-3’ 18 54 49
8 Em4 5’-GACTGCGTACGAATTTG-3’ 17 50 45
Keterangan: Tm = Suhu annealing
Sumber: Li & Quiros (2001)
Primer SRAP telah dioptimasi dan diperoleh 8 terbaik yang menunjukkan tingkat polimerfisme.
Seperti yang tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2 Kombinasi primer SRAP terpilih
No. Kode Kombinasi primer Tm 1 (°C) Tm 2 (°C)
1 F7 Me2 + Em3 35.2 47.5
2 B6 Me2 + Em2 44 57
3 B9 Me3 + Em1 44 57
4 F8 Me2 + Em4 35.2 47.5
5 B12 Me3 + Em4 44 57
6 F10 Me3 + Em2 35.2 47.5
7 B11 Me3 + Em3 44 57
8 F4 Me1 + Em4 35.2 47.5
Keterangan: Tm = Suhu annealing
23
Amplifikasi DNA Sampel. Total volume cocktail PCR yang digunakan adalah 25 µL
dengan komposisi yaitu 1 µL DNA template (50 ng/µL), 0.7 µL forward primer (20 µM), 0.7 µL
reverse primer (20 µM), 13 µL PCR mix (Thermo Scientific Dream Taq Green PCR Master Mix (2X))
dan 9.6 µL free nuclease water. Volume template DNA dan free nuclease water yang ditambahkan
disesuaikan dengan konsentrasi DNA genom yang telah dikuantifikasi dengan konsentrasi akhir
template DNA dalam 25 µL campuran cocktail PCR adalah 50 ng/µL.
Proses reaksi PCR yang dilakukan mengacu pada Li & Quiros (2001) dengan sedikit
modifikasi. Fase pre-denaturasi dilakukan pada suhu 94°C selama 5 menit. Berikutnya dilakukan 5
siklus denaturasi pada suhu 94°C selama 1 menit, annealing 1 pada suhu 44°C (untuk suhu B atau
35.2°C untuk suhu F) selama 1 menit dan ekstensi pada suhu 72°C selama 1 menit. Setelah 5
siklus sebelumnya selesai, dilanjutkan 35 siklus berikutnya, yaitu denaturasi pada suhu 94°C
selama 1 menit, annealing 2 pada suhu 57°C (untuk suhu B atau 47.5°C untuk suhu F) selama 1
menit dan ekstensi pada suhu 72°C selama 1 menit. Fase berikutnya adalah fase final extention
yang dilakukan pada suhu 72°C selama 8 menit. Kemudian dilanjutkan dengan holding temperature
pada suhu 4°C.
Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip PCR dengan metode SRAP
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan amplifikasi DNA
3. Gambarkan hasil elektroforegram PCR DNA kromosom yang diperoleh dengan
menggunakan UV transluminator
24
4. Apa yang dapat anda sarankan apabila hasil PCR tidak ada/ apa yang dapat dimodifikasi
untuk meningkatkan keberhasilan amplifikasi DNA?
5. Selain dengan metode SRAP, sebutkan metode PCR yang lainnya yang anda ketahui
serta jelaskan prinsipnya (minimal 2)
25
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
26
Hasil Pengamatan
27
ELEKTROFORESIS GEL AGAROSA
I. Pendahuluan
Teknik elektroforesis adalah teknik pemisahan senyawa berdasarkan kecepatan migrasi dari
senyawa yang bermuatan listrik di bawah pengaruh medan listrik. Elektroforesis gel merupakan
salah satu teknik utama dalam biologi molekular dan merupakan metode standar untuk pemisahan,
identifikasi dan pemurnian fragmen DNA.
Prinsip dasar teknik ini adalah Deoxyribonucleotid Acid (DNA), Ribonucleotid Acid (RNA), atau
protein dapat dipisahkan oleh medan listrik. Dalam hal ini, molekul-molekul tersebut dipisahkan
berdasarkan laju perpindahannya oleh gaya gerak listrik di dalam matriks gel. Laju perpindahan
tersebut bergantung pada ukuran molekul bersangkutan, konsentrasi gel agarosa, tegangan listrik
yang diberikan, dan konformasi DNA. DNA bermuatan negatif, sehingga bila diletakkan di medan
listrik, DNA akan bermigrasi dari kutub negatif ke kutub positif.
Pemisahan protein atau asam nukleat berukuran kecil (DNA, RNA, atau oligonukleotida), gel
yang digunakan biasanya merupakan gel poliakrilamida, dibuat dengan konsentrasi berbeda-beda
antara akrilamida dan zat yang memungkinkan pertautan silang (cross-linker), menghasilkan
jaringan poliakrilamida dengan ukuran rongga berbeda-beda. Untuk memisahkan asam nukleat yang
lebih besar (lebih besar dari beberapa ratus basa), gel yang digunakan adalah agarosa (dari ekstrak
rumput laut) yang sudah dimurnikan.
Konsentrasi gel agarosa yang digunakan dalam elektroforesis bervariasi antara 0,7 % - 1.5%.
Biasanya konsentrasi gel 0,8% - 1% sangat baik untuk memisahkan fragmen DNA berukuran 1-
20.000 pasang basa. Konsentrasi gel kurang dari 0,5% dapat meningkatkan daya pisah
elektroforesis namun sangat rapuh dan sulit ditangani. Etidium bromida dapat ditambahkan ke
suspensi DNA untuk tujuan visualisasi hasil elektroforesis (pita-pita DNA dapat dideteksi di bawah
sinar UV). Pada percobaan kali ini EtBr digantikan dengan Peq Dye.
II. Tujuan
Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah praktikum ini, mahasiswa akan Mengetahui prinsip elektroforesis DNA dan melakukan teknik
elektroforesis DNA dengan gel agarose
III. Keterampilan
1. Melakukan elektroforesis gel agarosa
28
III. Prosedur
3.1. Pembuatan Larutan dan Gel
Bahan-Bahan:
- Agarosa - Tris HCl
- Asam borat - EDTA
- Loading dye - DNA marker
- Peq Dye - 1 kb DNA Ladder
Alat-Alat:
- Perangkat elektroforesis - Alat-alat gelas
- UV transiluminator -
Tabel 1. Pemisahan fragmen DNA melalui elektroforesis gel agarosa (Sambrook dan Russel, 1989).
(%) W/V Ukuran fragmen
0.5 700 bp – 25 kbp
0.8 500 bp – 15 kbp
1.0 250 bp – 12 kbp
1.2 150 bp – 6 kbp
1,5 80 bp – 4 kbp
29
Pertanyaan
1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi DNA!
2. Apa fungsi Peq Dye pada percobaan kali ini?
3. Sampel apa saja yang digunakan pada percobaan kali ini?
4. Apa fungsi Loading Dye dan marker DNA pada percobaan kali ini?
5. Selain Elektroforesis Agarose, sebutkan dan jelaskan jenis elektroforesis lainnya
yang anda ketahui!
30
Hari : Dosen Praktikum :
Tanggal : Asisten :
Kelompok :
Praktikan : 1
2
3
31
Hasil Pengamatan
32
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, WA. 2019. Keragaman Genetik Daun Wungu Dari 11 Etnis Di Indonesia Bagian Timur
Berdasarkan Marka Molekuler Srap. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Brown, T.A. 1991. Pengantar Kloning Gena. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Fatchiyah, Estri LA, Sri W, Sri R. 2011. Biologi Molekuler : Prinsip Dasar Analisis. Jakarta : Erlangga.
Guenni K, Aouadi M, Chatti K, Salhi-Hannachi A. 2016. Analysis of genetic diversity og Tunisian
pistachio (Pistacia vera L.) using sequence-related amplified polymorphism (SRAP) markers.
GMR. 15(4): 1-15.
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor : Pustaka Wirausaha Muda.
Prahaditya, Deffy. 2012. Analisis Keragaman Genetika Tanaman Kunyit dan Temulawak secara
Random Amplified Polymorphic DNA-Polymerase Chain Reaction (RAPD-PCR) Menggunakan
Primer OPA-OPD 6-10. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Sambrook J, Russel D.W. 1989. Molecular Cloning : A Laboratory Manual, Third Edition. New
York: Cold-Spring Harbor Laboratory Pr.
33