Pola dan barisan bilangan meliputi pola bilangan dan barisan bilangan. Pola bilangan yaitu
susunan angka-angka yang mempunyai pola-pola tertentu. Misalnya pada kalender terdapat
susunan angka-angka baik mendatar, menurun, diagonal (miring).
Pola Bilangan
1. Pola Garis Lurus dan Persegi Panjang
Dalam pola persegi panjang biasanya terdiri dari kumpulan noktah berjumlah 2, 6, 12,
dst. Untuk menentukan pola-pola bilangan tersebut kita dapat menggunakan rumus Un =
n (n+1) dimana n adalah bilangan bulat bukan negatif.
2. Pola Persegi
Pola ini memiliki bentuk kumpulan noktah menyerupai persegi dengan sisi-sisi yang
sama besar. Perhatikan polanya. Kemudian kita dapat memperoleh pola-pola bilangannya
yaitu : 1, 4, 9 dst di lihat dari jumlah noktah dalam susunan pola. Andaikan kita ingin
mengetahui pola-pola bilangan persegi dapat kita lakukan dengan menggunakan rumus
Un = n2 dengan n adalah bilangan bulat positif.
Kita mulai dengan angka 1 yang kemudian ditambahkan angka setelah angka satu yaitu 2
yang menghasilkan 3 dan 3 ditambahkan dengan 3 dimana tiga adalah bilangan setelah
dua yang kemudian hansil jumlahnya 6, 6 dijumlahkan dengan bilangan berikutnya dari 3
dan menghasilkan 10, 10 dijumlahkan lagi denagn bilangan setelah empat yaitu lima akan
menghsilkan 15 dan begitu seterusnya.
Cara 2: pola bilangan segitiga anara lain1, 3, 6,10 dst. Bilangan tersebut dapat diperolah
dengan cara ke-2 yaitu menentuak pola segitiga dengan menggunakan rumus Un = n/2
(n+1). Sehingga dihasilkan bentuk seperti dibawah ini dengan urutan-urutan bilangannya.
4. Pola Kubus
Pola kubus terbentuk dari bilangan kubik Un = n3
Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah sekumpulan bilangan yang telah diurutkan menurut suatu aturan
tertentu. Yang biasanya dilambangkan Un.
U1, U2,`U3, . . . . , Un
Perhatikan bentuk penulisan barisan bilangan dimana U1 adalah suku pertama, U2 adalah
suku ke-2, dan seterusnya hingga Un yang disebut suku ke-n
Contoh :
U1 = 0, U2 = 2 , U3 = 4
+2 +2 +2 +2
c = 2n + (U1 - b) = 2n+(3-2)= 2n +1
Jadi, suku ke-n adalah:
Un = ½. n(n-1) +c
Un = ½. n(n-1) + 2n + 1
Un = ½ n2 – ½ n + 2n +1
Un = ½ n2 – 3/2 n +1
Barisan Arimatika dan Barisan Geometri
Barisan Arimatika atau Barisan Hitung
Barisan Aretmatika adalah barisan bilangan yang tiap sukunya diperoleh dari suku
sebelumnya dengan cara menambah atau mengurangi dengan suatu bilangan tetap.
Perhatikan baarisan U1, U2, U3, . . . . . .,Un-1, Un. Dari definisi di atas, diperoleh hubungan
sebagai berikut :
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = a + b + b = a + 2b
U4 = U3 + b = a + 2b + b = a + 3b
.
.
.
Un = Un-1 + b = a + (n - 2)b + b = a + (n - 1)b
Un = a + (n – 1 )b
Dengan n = 1, 2, 3,..
Bilangan b adalah suatu bilangan tetap yang sering disebut dengan beda. Penentuan rumus
beda dapat di uraikan sebagai berikut :
U2 = U1 + b => b = U2 - U1
U3 = U2 + b => b = U3 - U2
U4 = U3 + b => b = U4 - U3
.
.
.
Un = Un-1 + b => b = Un - Un-1
Dengan melihat nili b, kita dapat menentukan barisan aritmetika itu naik atau turun.
Bila b ˃ 0 maka barisan aritmetika itu naik
Bila b ˂ 0 maka barisan aritmetika itu turun
Contoh:
Tentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari barisan aritmetika berikut ini dan tulis jenis barisan
aritmetika tersebut.
a. 1, 3, 5, 7,. . . .
b. 4, 2, 0, -2,. . .
Jawab :
Gunakan rumus beda untuk menentukan suku ke sepuluh ( U10 ) dari masing-masing barisan
aritmetika.
a. Barisan 1, 3, 5, 7 . . .
berdasarkan rumus Un = U1 + (n – 1) . b diperoleh ..
U1 = 1 U2 = 3 U3 = 5
b = U2 - U1 = 2 b = U3 - U2 = 2 b = U4 - U3 = 2
karena b = 2 > 0 barisan aritmetika merupakan barisan naik.
U10 = U1 (10 - 1) . b
U10 = 1 + 9 . 2 = 19
b. Barisan 4, 2, 0, -2, . .
U1 = 4 ; U2 = 2 ; U3 = 0 ; U4 = -2
b = U2 - U1 = - 2 ; b = U3 - U2 = -2 ; b = U4 - U3 = - 2
karena b = - 2 < 0 barisan aritmetika merupakan barisan turun, berdasarkan rumus
Un = U1 (n - 1) . b
U10 = 4 + (9 . (- 2) ) = - 14
Jadi, suku ke sepuluh barisan tersebut adalah -14
U1 = a
U2 = U1 . r = ar
U3 = U2 . r = ar2
U4 = U3 . r = ar3
Un = Un-1 . r = arn-1
1. Un = r × Un-1 atau
2. Un = a × rn-1
n = bilangan asli
a = suku pertama
Berdasarkan nilai rasio (r) kita dapat menentukan suatu barisan geometri naik atau turun.
Contoh :
Jawab:
a.
b.
Bentuk umum:
Contoh:
1. Deret dari barisan 3, 5, 7, …, (2n+1) adalah
Maka,
Deret aritmetika adalah jumlah suku yang ditunjukkan oleh barisan aritmetika.
Deret aritmetika:
Dengan dan
Rumus n suku pertama deret aritmetika:
[ ]
Dengan: suku ke-n
n = bilangan asli
b = beda
Contoh:
1. Tentukan jmlah sepuluh suku pertama dari deret
Jawab:
[ ]
2. Tentukan jumlah 5 suku pertama, jika suku kelima adalah 240 dan suku pertama
adalah 20
Jawab:
maka:
dengan dan
Contoh:
1. Tentukan jumlah delapan suku pertama dari deret
Jawab:
2. Diberikan deret geometri dengan suku-suku positif, dan Bila
tentukanlah jumlah n suku pertama deret geometri itu.
Jawab:
maka:
Sifat-sifat Deret
Dalam deret aritmatika maupun deret geometri dapat menemukan sifat umum berikut ini.
.
.
.
Dari uraian diatas dapat dituliskan hubungan antara suku ke-n dan jumlah n suku pertama
dari deret aritmatika maupun deret geometri, sebagai berikut.
Contoh:
Dalam deret aritmatika ditemukan , hitunglah :
a. b. c. Beda
Jawab :
a.
b.
c.
Contoh:
Tentukan nilai dari agar barisan merupakan suku-suku dari deret
aritmatika.
Jawab:
Kita gunakan sifat dasar kedua, yaitu
2(3x - 5) = x + 1 + 4
6x –10= x + 5
6x –x= 5 + 10
5x = 15
x=3
Selain kedua sifat di atas dapat pula kita turunkan beberapa sifat dari deret aritmatika yang
lain.
Perhatikan kembali formula suku ke-n berikut ini :
Dengan formula di atas dapat disusun kembali formula baru yang menyatakan hubungan
antara suatu suku dengan suku yang lainnya.
Memo
7= 1+6
7=4+3
7=5+2
7=3+4
Secara umum dapat dituliskan:
Contoh:
Bila dan dari deret aritmatika, tentukanlah :
a. b b.
Jawab:
a.
b.
atau
Contoh:
Tentukan nilai agar barisan merupakan barisan geometri.
Jawab:
Berdasarkan sifat (2) barisan geometri, yaitu , diperoleh:
Memo
atau
Selain kedua sifat di atas dapat juga kita menemukan sifat-sifat yang lain dari deret geometri.
Perhatikan Un = arn-1
Memo
Dengan formula itu didapat:
Lihat Indeks
U10 = ar9
10 = 1 + 9
U10 = (ar2) . r7= U3 . r7
10 = 3 + 7
U10 = (ar4 ). r7 = U5 . r5
10 = 5 + 5
Secara umum di tuliskan:
Contoh:
Diketahui deret geometri dengan U3 = 24 dan U6 = 192. Tentukanlah :
a. r b. U2
Jawab :
a.
b.
Daftra Pustaka