Anda di halaman 1dari 5

Nama : Deswita Ardhiah Prasetianindy Hikayat

NIM : J1A120135

Kelas : Kesmas C

No. Absen : 05

Tugas ke-4 Dasar Kependudukan

1. Apa manfaat belajar ilmu demografi dengan ilmu kesmas ?

Jawab :

Manfaat yang dapat diperoleh ketika mempelajari ilmu demografi adalah :

 Membantu pemerintahan untuk evaluasi kinerja pembangunan pada daerah dengan


penduduk tertentu.
 Mempermudah pemerintah dalam membuat rancangan pembangunan dalam berbagai
bidang, baik bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, industri dan lainnya.
 Membantu pemerintah dalam memberikan bantuan kepada penduduk yang kurang
mampu agar tepat sasaran.
 Memberikan data yang valid mengenai perkembangan ekonomi dalam suatu wilayah
 Memberikan data mengenai tingkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ataupun
negara, yaitu dengan melihat jumlah lapangan pekerjaan, jumlah warga yang bekerja,
serta lain- lain.
 Memberikan data mengenai tingkat kesejahteraan serta tingkat harapan hidup rata-
rata penduduk di suatu wilayah ataupun negara.

Manfaat yang dapat diperoleh ketika mempelajari ilmu kesmas adalah :


 Membantu mencegah dan mengatur penyebab utama penyakit
 Perbaikan kesehatan lingkungan
 Membantu mencegah dan memberantas penyakit menular
 Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga
kesehatan
 Melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan
 Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan
2. Jelaskan berdasarkan piramida penduduk yang telah dibuat (Kolaka Utara) terhadap
komposisi penduduk dan bonus demografi !
Jawab :

Komposisi penduduk bisa digambarkan lewat piramida. Biasanya, piramida memuat


pengelompokan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Umur digambarkan lewat
garis vertikal, sementara jenis kelamin dengan garis horizontal.

 Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2017 berbentuk piramida penduduk muda
(expansive). Piramida ekspansif memiliki bentuk yang besar pada bagian bawah dan
semakin kecil ke bagian puncak. Piramida ekspansif menunjukkan penduduk di suatu
wilayah berada dalam keadaan tumbuh. Piramida seperti ini menunjukkan bahwa
jumlah penduduk usia muda lebih besar. Berarti, angka kelahiran tinggi, dan tingkat
kematian bayi rendah.
 Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2018 berbentuk piramida penduduk tetap
(stationary). Piramida stasioner memiliki bentuk seperti granat atau sarang tawon.
Bentuk piramida ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda hampir seimbang
dengan penduduk usia tua. Umumnya disebabkan karena tingkat kelahiran dan
kematian rendah. Sehingga jumlah dan pertumbuhan penduduknya relatif tetap.
 Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2019 berbentuk piramida penduduk tetap
(stationary) atau sama dengan bentuk piramida penduduk Kolaka Utara pada tahun
2018.

 Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2017 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).
Dikatakan sebagai "bonus" karena kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus
melainkan hanya terjadi sekali dan tidak bertahan lama.
 Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2018 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).
 Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2019 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+),
sama halnya pada tahun 2018 dan 2017.
3. Jelaskan 3 fakta bahwa kita akan menghadapi bonus demografi !
Jawab :
 Rentang waktu 2020-2035, di prediksi Indonesia akan mendapat bonus demografi
dengan masa puncak di sekitar tahun 2030. Artinya, pada saat-saat itu jumlah
masyarakat dengan usia produktif yaitu dengan kisaran umur 15-64 tahun jauh lebih
banyak melebihi mereka yang termasuk dalam usia non-produktif (anak-anak dan
lansia). 

(sumber: https://maucash.id/https-maucash-id-bonus-demografi-indonesia-2030)

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengingatkan soal bonus demografi yang akan
dialami Indonesia pada 2030-2040. Diprediksi Indonesia akan mengalami masa bonus
demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar
dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64
tahun). Pada bonus demografi tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai
64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
"Bonus demografi adalah tantangan sekaligus kesempatan besar. Bagaimana cara kita
menghadapi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan lapangan kerja," ucap
Jokowi.
(sumber: https://economy.okezone.com/read/2020/02/16/320/2169342/bonus-
demografi-ri-perlu-belajar-dari-jepang)

 Berdasarkan kalkulasi Badan Pusat Statistik (BPS), bonus demografi akan terjadi
antara tahun 2020 hingga 2030. “Bonus demografi puncaknya pada tahun 2028-2030,
di mana 100 orang produktif menanggung 44 orang non produktif,” kata Kepala BPS
Suryamin kepada tirto.id, pada Jumat (15/7/2016). Peta penduduk Indonesia saat ini
bisa dilihat dari data “Proyeksi Penduduk Indonesia” yang disusun Bappenas dan BPS.
Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk pada tahun 2015 tercatat 255,5 juta jiwa.
Jumlah itu terdiri dari penduduk usia di bawah 15 tahun sekitar 69,9 juta jiwa (27,4
persen) dan penduduk yang berumur 65 tahun ke atas sekitar 13,7 juta jiwa (5,4
persen). Total usia tak produktif ini sebanyak 32,8 persen. Sedangkan penduduk usia
produktif yang berusia 15-64 tahun sekitar 171,9 juta jiwa (67,3 persen). Begitu
memasuki tahun 2020, persentasenya akan berubah dengan jumlah penduduk
produktif 70 persen dan tak produktif 30 persen. Persentase akan semakin ideal begitu
memasuki masa puncak antara tahun 2028-2030. Setelah itu, komposisi bakal mulai
kembali menjauh dari persentase ideal. Oleh sebab itulah, bonus demografi hanya akan
terjadi sekali dalam sejarah perjalanan sebuah bangsa.
(sumber: https://tirto.id/pedang-bermata-dua-bernama-bonus-demografi-btVG)

4. Jelaskan 3 fakta bahwa kita bisa saja menghadapi bencana demografi !


Jawab :
 Kalau pemerintah tidak bisa menyiapkan lapangan pekerjaan, maka banyak
pengangguran. Berpotensi meletupnya konflik sosial. Sementara di Indonesia, saat ini
orang muda begitu banyak, tapi para pekerja rata-rata lulusan sekolah dasar. Karena
itu kita mengingatkan para stakeholder untuk melakukan pengembangan sumber daya
manusia sejak dini, sehingga ketika pada tahun 2020, kualitas anak Indonesia sudah
bagus minimal lulusan SMA-lah.
(sumber: https://tirto.id/bonus-demografi-berpotensi-memunculkan-konflik-sosial-
buiE)

 Pemerintah dinilai berhasil menghadapi bonus demografi jika memenuhi enam


elemen. Pertama, mencermati perubahan struktur penduduk. Kedua, menjaga
kesehatan ibu dan anak, sejak ibu mengandung hingga anak berusia sekitar dua tahun.
Ketiga, investasi di bidang pendidikan dengan keahlian dan kompetensi guna
meningkatkan kualitas tenaga kerja. Selanjutnya, keempat, kebijakan ekonomi untuk
menciptakan lapangan kerja. Kelima, good governance serta prosedur investasi yang
sederhana. Dan terakhir, pertumbuhan ekonomi yang diindikasikan dengan jumlah
produksi yang lebih besar daripada tingkat konsumsi. . Jadi ibarat sebuah mesin, enam
elemen ini harus besinergi secara bersama-sama. Seperti roda yang saling
berhubungan, harus bergerak secara bersama. Jika salah satu roda macet, maka yang
lain juga macet. Itu konsepnya menghadapi bonus demografi.
(sumber: https://tirto.id/bonus-demografi-berpotensi-memunculkan-konflik-sosial-
buiE)

 Tantangan terbesar sebuah negara yang mengalami bonus demografi adalah


bagaimana mengelola penduduk usia produktif yang melimpah, agar produktif secara
ekonomi. Karena jika mereka hanya produktif secara usia, tapi tidak produktif secara
ekonomi justru akan menjadi beban negara. Selain angka pengangguran yang akan
melonjak, hal ini juga bisa memberi efek negatif dalam kehidupan sosial.
Mudah-mudahan bonus demografi yang telah ada di depan mata ini tidak keluar dari
radar pemerintah. Sangat disayangkan jika peluang ini lepas begitu saja, karena bonus
demografi hanya terjadi sekali dalam hitungan ratusan tahun. Dengan memanfaatkan
bonus demografi, Indonesia bukan hanya akan terlepas dari bencana demografi, tapi
Indonesia juga mempunyai peluang untuk menjadi salah satu negara maju di ASEAN,
Asia, bahkan dunia.
(sumber: https://news.detik.com/kolom/d-4474522/salah-fokus-menghadapi-bonus-
demografi)

Anda mungkin juga menyukai