Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : J1A120135
Kelas : Kesmas C
No. Absen : 05
Jawab :
Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2017 berbentuk piramida penduduk muda
(expansive). Piramida ekspansif memiliki bentuk yang besar pada bagian bawah dan
semakin kecil ke bagian puncak. Piramida ekspansif menunjukkan penduduk di suatu
wilayah berada dalam keadaan tumbuh. Piramida seperti ini menunjukkan bahwa
jumlah penduduk usia muda lebih besar. Berarti, angka kelahiran tinggi, dan tingkat
kematian bayi rendah.
Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2018 berbentuk piramida penduduk tetap
(stationary). Piramida stasioner memiliki bentuk seperti granat atau sarang tawon.
Bentuk piramida ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda hampir seimbang
dengan penduduk usia tua. Umumnya disebabkan karena tingkat kelahiran dan
kematian rendah. Sehingga jumlah dan pertumbuhan penduduknya relatif tetap.
Piramida penduduk Kolaka Utara tahun 2019 berbentuk piramida penduduk tetap
(stationary) atau sama dengan bentuk piramida penduduk Kolaka Utara pada tahun
2018.
Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2017 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).
Dikatakan sebagai "bonus" karena kondisi ini tidak terjadi secara terus menerus
melainkan hanya terjadi sekali dan tidak bertahan lama.
Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2018 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+).
Bonus demografi Kolaka Utara tahun 2019 memiliki jumlah penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan dengan usia non-produktif (usia 65+),
sama halnya pada tahun 2018 dan 2017.
3. Jelaskan 3 fakta bahwa kita akan menghadapi bonus demografi !
Jawab :
Rentang waktu 2020-2035, di prediksi Indonesia akan mendapat bonus demografi
dengan masa puncak di sekitar tahun 2030. Artinya, pada saat-saat itu jumlah
masyarakat dengan usia produktif yaitu dengan kisaran umur 15-64 tahun jauh lebih
banyak melebihi mereka yang termasuk dalam usia non-produktif (anak-anak dan
lansia).
(sumber: https://maucash.id/https-maucash-id-bonus-demografi-indonesia-2030)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengingatkan soal bonus demografi yang akan
dialami Indonesia pada 2030-2040. Diprediksi Indonesia akan mengalami masa bonus
demografi, yakni jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar
dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64
tahun). Pada bonus demografi tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai
64% dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa.
"Bonus demografi adalah tantangan sekaligus kesempatan besar. Bagaimana cara kita
menghadapi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan lapangan kerja," ucap
Jokowi.
(sumber: https://economy.okezone.com/read/2020/02/16/320/2169342/bonus-
demografi-ri-perlu-belajar-dari-jepang)
Berdasarkan kalkulasi Badan Pusat Statistik (BPS), bonus demografi akan terjadi
antara tahun 2020 hingga 2030. “Bonus demografi puncaknya pada tahun 2028-2030,
di mana 100 orang produktif menanggung 44 orang non produktif,” kata Kepala BPS
Suryamin kepada tirto.id, pada Jumat (15/7/2016). Peta penduduk Indonesia saat ini
bisa dilihat dari data “Proyeksi Penduduk Indonesia” yang disusun Bappenas dan BPS.
Berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk pada tahun 2015 tercatat 255,5 juta jiwa.
Jumlah itu terdiri dari penduduk usia di bawah 15 tahun sekitar 69,9 juta jiwa (27,4
persen) dan penduduk yang berumur 65 tahun ke atas sekitar 13,7 juta jiwa (5,4
persen). Total usia tak produktif ini sebanyak 32,8 persen. Sedangkan penduduk usia
produktif yang berusia 15-64 tahun sekitar 171,9 juta jiwa (67,3 persen). Begitu
memasuki tahun 2020, persentasenya akan berubah dengan jumlah penduduk
produktif 70 persen dan tak produktif 30 persen. Persentase akan semakin ideal begitu
memasuki masa puncak antara tahun 2028-2030. Setelah itu, komposisi bakal mulai
kembali menjauh dari persentase ideal. Oleh sebab itulah, bonus demografi hanya akan
terjadi sekali dalam sejarah perjalanan sebuah bangsa.
(sumber: https://tirto.id/pedang-bermata-dua-bernama-bonus-demografi-btVG)