Anda di halaman 1dari 7

2.

Mengetahui cara penegakan diagnosis

a. Pemeriksaan subyektif

1. Identitas pasien

a) Nama
b) Tempat dan tanggal lahir
c) Alamat tinggal
d) Golongan darah
e) Status pernikahan
f) Pekerjaan
g) Pendidikan
h) Kewarganegaraan
i) Nomor telepon

2. Keluhan utama ( Chief Complaint )


Berkaitan dengan apa yang dikeluhkan oleh pasien dan alasan pasien datang
ke dokter gigi. Keluhan utama dari pasien berpengaruh terhadap
pertimbangan dokter gigi dalam menentukan prioritas perawatan. Chief
complaint di catat sesuai bahasa pasien. Prioritas perawatan :
a) Rasa sakit ataupun ngilu pada gigi
b) Pembengkakan pada rahang
c) Pembengkakan pada gusi
d) Rasa tidak nyaman
e) Perdarahan
f) Halitosis
g) Rasa malu
h) Alasan estetis
3. Present Illness
Mengidentifikasi keluhan utama. Misalnya dengan mencari tahu :
a) kapan rasa sakit/tidak nyaman itu pertama kali muncul
b) apakah keluhan itu bersifat intermittent ( berselang ) atau terus-menerus,
jika intermittent seberapa sering
c) adakah faktor pemicunya, dan sebagainya.
d) dimana rasa sakit dirasakan ? ( satu tempat, menyeber, berubah-ubah)
e) apakah rasa sakit mengganggu tidur dan kerja ?
f) apakah sakitnya bertambah parah di pagi hari ?
g) berapa lama rasa sakit berselang ?
h) apakah ada yang memperparah rasa sakit ? ( panas, dingin, tergigit ) atau
apakah ada yang meredakan rasa sakit? ( dingin, analgetik )
i) apakah prosesnya berlangsung cepat? Atau rasa sakit yang dirasakan
berubah secara berjenjang menjadi parah dalam beberapa hari?
j) Ajukan pertanyaan kepada pasien sehubungan dengan cardinal sign
- Dolor: Tanya pasien kapan dan dimana rasa sakit pertama kali
muncul dan bagaimana penyebarannya?
- Tumor: Minta pasien untuk menjelaskan area pembengkakan.
- Calor: Apakah ada daerah yang terasa hangat?
- Rubor: Apakah ada perubahan warna secara jelas, utamanya
kemerahan pada daerah yang sakit?
- Fungsio laesa: Apakah ada kesulitan dalam membuka mulut, saat
mengunyah, menelan, maupun bernapas?
4. Riwayat Medis
Perlu ditanyakan karena berkaitan dengan diagnosis, treatment, dan
prognosis.
a) Gejala umum (demam, penurunan berat badan )
b) Gejala yang berkaitan dengan sistem dalam tubuh ( batuk dengan sistem
respirasi, lesi oral dengan kelainan gastrointestinal dan lesi kulit,
kecemasan, depresi dengan kelainan kejiwaan )
c) Perawatan bedah dan radioterapi yang pernah dilakukan
d) Alergi makanan dan obat
e) Penyakit yang pernah diderita sebelumnya
f) Anestesi
g) Problem medis spresifik (terapi kortikosteroid, diabetes, kecenderungan
perdarahan, penyakit jantung, dan resiko endokarditis yang dapat
mempengaruhi prosedur operasi)
5. Riwayat Dental
Mempengaruhi seorang dokter gigi dalam menetukan rencana dan
manajemen perawtan yang akan dilakujan.
a) Pasien rutin ke dokter gigi atau tidak
b) Sikap pasien ke dokter gigi saat dilakukan perawatan
c) Problem gigi terakhir yang relevan
d) Perawatan restorasi/pencabutan gigi terakhir

6. Riwayat Keluarga
Berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan kondisi keluarga,
seperti kasus amelogenesis imperfekta, hemofili, angiodema herediter,
reccurent aphtous stomatitis ( RAS ), dan diabetes.
7. Riwayat Sosial
a) Apakah pasien masih memiliki keluarga
b) Keadaan sosio-ekonomi pasien
c) Pasien berpergian ke luar negeri (berhubungan dengan penyakit infeksi)
d) Riwayat seksual pasien
e) Kebiasan merokok, minum alkohol, penggunaan obat-obatan
f) Informasi tentang diet makan pasien

b. Pemeriksaan obyektif
1. Fisik dan tanda vital
Pemeriksaan fisik pasien meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan, dan temperature tubuh. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
keadaan umum pasien. Pada pasien yang mengalami infeksi biasanya
ditemuka, kondisi fatigue, demam, malaise.
2. Pemeriksaan ekstra oral
Bertujuan untuk melihat penampakan secara umum dari pasien, misalnya
pembengkakan di muka dan leher, pola skeletal, kompetensi bibir. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara :
a) Pemeriksaan limfonodi dilakukan dengan palpasi
b) Pemeriksaan otot-otot mastikasi dilakukan dengan palpasi
c) Pemeriksaan Temporo Mandibular Joint (TMJ) dilakukan dengan
palpasi & auskultasi
Selain itu dilakukan pula pemeriksaan penampilan umum, warna kulit,
asimetris wajah, pembengkakan, diskolorisasi, kemerahan, luka ekstra oral
atau sinus tract.

3. Pemeriksaan intra oral, meliputi pemeriksaan :


a) Jaringan lunak, diantaranya pemeriksaan bibir, mukosa labial, mukosa
bukal, dasar mulut dan ventral lidah, bagian dorsal lidah, palatum
(palatum durum dan palatum molle), dan gingiva.
b) Jaringan lunak yang ada dalam rongga mulut dievaluasi dan dicatat
yang mengalami abnormalitas. Mukosa alveolar dan attached gingiva
diperiksa untuk melihat ada tidaknya perubahan warna, inflamasi,
ulserasi, dan pembentukan sinus tract.
c) Gigi geligi, dilakukan pemeriksaan dengan mirror dan sonde untuk
melihat perubahan warna, fraktur, abrasi, karies, resesi, restorasi yang
gagal, dan keabnormalitas lainnya.
- Inspeksi: dengan mengamati ukuran, bentuk, hubungan anatomis,
keutuhan, permukaan jaringan, permukaan abrasi, karies, resesi.
- Sondasi: dengan menggunakan sonde/eksplorer untuk mengetahui
kedalaman karies dan reaksi pasien.
Pemeriksaan klinis untuk melihat reaksi pasien terhadap beberapa ransangan:
a) Perkusi
Dilakukan dengan mengetukkan handle mirror secara paralel atau tegak
lurus dengan mahkota gigi dipermukaan oklusal dan insisal gigi. Jika
pasien merasakan sakit saat mahkota gigi diketuk, menandakan adanya
inflamasi periapikal. Jika pasien merasa sakit saat permukaan fasial
gigi diketuk tapi tidak merasakan sakit jika diperkusi didaerah oklusal
atau insisal, maka diduga terjadi inflamasi periodontal.
b) Palpasi
Dilakukan dengan memberikan tekanan kuat pada mukosa yang berada
diatas apeks. Seperti perkusi, palpasi juga menentukan seberapa jauh
proses inflamasi yang meluas ke periapikal. Respon sakit terhadap
palpasi menandakan adanya inflamasi periapikal.
c) Tes vitalitas pulpa
Ada 5 macam tes vitalitas pulpa. Namun, tidak semua lesi dapat
dilakukan pada seluruh kasus dan masing-masing memiliki keakuratan
yang berbeda-beda. 4 diantaranya yaitu : dingin, panas, elektrik, dan
stimulus dentin yang dilakukan pada gigi, kemudian respon pasien
terhdap stimulus tersebut akan dicatat. Adapun tes kelima itu,
mengukur aliran darah dalam pulpa dengan prinsip bahwa aliran darah
meningkat pada jaringan yang mengalami inflamasi.
- Tes termal dingin, dapat mendeteksi pulpa yang vital dan
memperlihatkan indikasi adanya inflamasi, meski tidak terlalu
akurat. Tes ini dilakukan menggunakan es CO2 atau Refrigerant
Can atau Chlor Ethil.
- Tes termal panas, dengan mengguakan gutta percha panas. Tes ini
bagus dilakukan jika gejala utama gigi yaitu sensitif terhadap panas.
Setelah pengaplikasian panas, temperatur akan meningkat hingga
pulpa terangsang. Sama seperti tes termal dingin, tes ini juga
menampakkan gejala sakit yang tajam dan tidak lama yang
mengindikasikan pulpa yang vital.
- Tes elektrik pulpa, jika dilakukan dengan benar biasanya dapat
menentukan apakah jaringan pulpa gigi masih vital. Tapi tidak dapat
menentukan inflamasi pada jaringan dan partial nekrosis.
- Tes pengukuran aliran darah pulpa, susah dilakukan pada kondisi
umum.
d) Tes periodontal
- Probing, periodontal probe menentukan tingkat keterlibatan jaringan
attachment. Juga, probe berpenetrasi kedalam lesi perapikal yang
mengalami inflamasi yang meluas didaerah servikal.
- Mobility, tes ini menentukan status PDL (periodontal ligament) dan
prognosisnya. Gigi dengan mobilitas yang besar, biasanya memiliki
dukungan jaringan yang sedikit.

c. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiografi
Pada bidang dental or oral and maxillofacial surgery, radiografi
yang umum digunakan untuk infeksi odontogenik termasuk radiografi
bitewing, periapikal, radiografi panoramik, dan cone-beam computed
tomography.
a) Radiografi bitewing, yang sering diperoleh untuk melihat adanya
karies atau restoratif, namun tidak memiliki peran penting dalam
penilaian infeksi odontogenik karena tidak menangkap daerah
periapikal, yang merupakan area paling umum dan penting dari
infeksi odontogenik berasal.
b) Radiografi panoramik memungkinkan gambaran umum keseluruhan
dari rahang, rongga hidung, sinus maksilaris, dan gigi, dan memiliki
keuntungan akuisisi sederhana dengan ketidaknyamanan minimal
untuk pasien (terutama jika ada trismus).
c) Radiografi periapikal memungkinkan penilaian yang lebih rinci dari
gigi dan daerah periapikal dan memiliki keuntungan dari dosis
radiasi yang lebih sedikit.
d) cone-beam computed tomography: memungkinkan tampilan tiga
dimensi dari kerangka dan gigi maksilofasial dan berguna jika
sumber infeksi tidak jelas berdasarkan riwayat dan pemeriksaan
klinis (misalnya, beberapa gigi karies yang berdekatan, dugaan
fraktur rahang, atau osteomielitis).
2. Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium testing dapat digunakan untuk membantu evaluasi
pasien. Namun, untuk infeksi odontogenik, penggunaan ini selalu terbatas
di rumah sakit. Tujuan utamanya adalah untuk menilai respon sistemik
host terhadap infeksi, melalui bakteremia, serta untuk memantau
pemulihan setelah pengobatan yang diberikan. Karena infeksi lokal (mis.,
Abses vestibular) umumnya tidak menyebabkan gejala konstitusional
yang signifikan, tes laboratorium jarang diperlukan. Namun, infeksi ruang
yang lebih dalam, seperti infratemporalateral pharyngeal dan
retropharyngeal space abses sulit untuk diperiksa secara klinis dan
biasanya berhubungan dengan gejala konstitusional yang signifikan
seperti demam dan malaise. Pada infeksi tersebut, pemeriksaan
laboratorium juga berfungsi sebagai pemeriksaan tambahan untuk
pemeriksaan fisik saat menilai tanggapan terhadap pengobatan.1

3.Computed tomography (CT)

Computed tomography (CT) harus dilakukan untuk bukti obstruksi, ruang anatomis yang terlibat dan
sebagai bagian dari perencanaan prabedah. Pasien yang menunjukkan tanda-tanda gangguan jalan
napas dan trismus pada pemeriksaan harus distabilkan jalan napasnya sebelum menjalani pencitraan. 2

Sumber :

1. Hupp JR, Ellis III E, Tucker MR. Contemporary oral and maxillofacial surgery. 7 th
Ed. St. Louis: Mosby Elsevier; 2019.pp.318-31.
2. Gonul O, Sertac A, Satilmis T. Odontogenic infection. INTECH. 2013; Chapter 3: 54

Anda mungkin juga menyukai