Anda di halaman 1dari 19

PENGAJUAN MASALAH

Dr. Trikinasih Handayani, M.Si.

FACULTY OF
TEACHER TRAINING AND EDUCATION
Langkah awal dalam suatu
penelitian ilmiah ialah
pengajuan masalah.
Masalah kesenjangan antara
sesuatu yang diharapkan
dengan sesuatu kenyataan.
Latar Bekalang Masalah

Latar belakang masalah harus


mampu mencerminkan
mengapa masalah tersebut
kita pilih sesuai dengan apa
yang telah diketahui, serta
situasi yang melandasinya.
IDENTIFIKASI MASALAH

► Identifikasi masalah Suatu


tahap permulaan dari
penguasan masalah di mana
suatu objek tertentu dalam
situasi tertentu dapat kita
kenali sebagai suatu masalah.
► Tujuan identifikasi masalah:
Agar penulis dan pembaca
mendapatkan sejumlah
masalah yang berhubungan
dengan judul penelitian.
Kriteria masalah yang baik
1. Menanyakan hubungan antara
dua variabel atau lebih.
2. Spesifik dan jelas
3. Teruji secara empiris
4. Tidak menyangkut masalah
moral atau etika
5. Berorientasi pada suatu teori
tertentu
PEMBATASAN MASALAH

Ruang lingkup penelitian


Pendidikan sangat kompleks dan
luas, baik konsep teori maupun
faktanya yang hampir tak
terbatas untuk menelitinya.
Namun sering kali justru
membingungkan dalam memilih
batasan penelitian.
Pemilihan batasan masalah yang
hendak diteliti harus didasarkan
pada alasan yang tepat baik
teoritis maupun praktis.
Alasan bisa bersifat proyektif
atau orientasi masa depan.
Pembatasan masalah usaha
untuk menetapkan
batasan-batasan dari masalah
penelitian yang akan di teliti.
Batasan masalah berguna untuk
mengidentifikasi faktor yang
termasuk dalam ruang lingkup
penelitian dan faktor mana yang
tidak termasuk dalam ruang
lingkup penelitian.
Pembatasan masalah
menyebabkan fokus masalah
menjadi semakin jelas, sehingga
rumusan masalah dapat dibuat
dengan jelas. Masalah penelitian
ditentukan oleh:
1. Peneliti sendiri
2. Pembimbing atau konsultan
penelitian
3. Pesan sponsor
Peneliti hendaknya menentukan batasan masalah
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Masalah yang dibatasi hendaklah masih dalam
kemampuan peneliti (Managable problems)
2. Masalah yang dibatasi hendaklah dapat diuji
berdasarkan data-data yang mudah diperoleh di
lapangan (obtainable problems)
3. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup penting
untuk diselidiki (significance problems)
4. Masalah yang dibatasi hendaknya cukup
menarik minat peneliti (interested problems)
Masalah hendaknya
manageable
Artinya jangan meneliti masalah yang berada di luar
kemampuan kita. Penelitian hendaknya bertanya dalam
diri sendiri dengan mengajukan pertanyaan:
1. Apakah latar belakang pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman yang saya miliki mampu memecahkan
masalah-maslah penelitian?
2. Apakah tersedia dana, waktu, dan tenaga untuk
memecahkan masalah-masalah penelitian?
3. Apakah masalah yang dipecahkan itu tidak menemui
kesulitan dalam menentukan pembimbingnya?
4. Apakah masalah yang akan diteliti itu didukung oleh
pihak-pihak lain terutama sumber data?
Masalah hendaknya
obtainable
Artinya masalah yang akan kita teliti mudah dicari data-datanya,
dan dapat dianalisis.
Peneliti hendaknya mengajukan pertanyaan didalam dirinya
dengan pertanyaan berikut:
1. Apakah data-data dapat dikumpulkan dari sumber data?
2. Apakah teknik-teknik pengumpulan data cukup dikuasai
sehingga data yang dikumpulkan cukup untuk bahan
analisis masalah?
3. Apakah sumber-sumber bacaan sudah cukup tersedia dalam
mengembangkan hipotesis?
4. Apakah tidak ada tambahan faktor priobadi ataupun faktor
luar dalam mengumpulkan data?
Masalah hendaknya
significance
Artinya masalah yang diteliti hendaknya penting baik secara teoritis maupun
praktis.
Peneliti harusnya mengajukan pertanyaan kepada dirinya dengan pertanyaan
sebagai berikut:

1. Apakah hasil penelitian itu memberikan


sumbangan yang bermakna baik bagi ilmu
pengetahuan maupun bagi praktisi?
2. Apakah masalah yang diteliti itu suatu
duplikasi dari penelitan sebelumnya?
3. Apakah penelitian yang diadakan memang
perlu diulangi?
Masalah hendaknya
interested
Artinya masalah yang diteliti itu hendaknya menarik minat
si peneliti sendiri secara khusus dan pihak lain pada
umumnya.
Peneliti hendaknya menjawab pertanyaan tersebut di
dalam hatinya:
1. Apakah masalah yang diteliti itu dapat membangkitkan
minat peneliti?
2. Apakah ada “hadiah” tersembunyi jika peneliti sukses
dalam memecahkan masalah yang ditelitinya?
Kesimpulannya

Pembatasan masalah ialah usaha untuk


menetapkan batasan-batasan dari masalah
penelitian yang akan diteliti.
Batasan masalah dibuat dengan tujuan agar
kita dapat mengetahui faktor-faktor mana
saja yang termasuk ruang lingkup masalah
penelitian untuk memperjelas fokus
penelitian. Masalah yang dibatasi hendaknya
manageable, obtainable, significance,
significance, dan interested.
Perumusan masalah
Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan
secara tersurat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa
saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan
pemecahannya.
Perumusan masalah jabaran dari identifikasi
masalah dan pembatasan masalah atau dengan kata
lain pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai
ruang masalah yang diteliti atas identifikasi dan
pembatasan masalah.
Perumusan masalah yang baik berarti telah
menjawab setengah pertanyaan.
Masalah yang telah dirumuskan dengan baik bukan
saja membantu memusatkan pikiran, tetapi juga
sekaligus mengarahkan cara berpikir peneliti.
Menurut garis besaranya
perumusan masalah dapat
dibagi atas perumusan
masalah: Deskriptif,
komparatif, dan asosiatif
Perumusan masalah usaha untuk
menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan penelitian apa
saja yang spesifik dan perlu dijawab.
Tujuan perumusan masalah ialah
untuk memusatkan pikiran serta
mengarahkan cara berpikir peneliti.
Perumusan masalah dilakukan secara
deskriptif, komparatif dan asosiatif.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai