Abstrak. Isolasi Senyawa Antijamur dari Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia galanga (L.)
Willd) dan Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Terhadap Candida albicans
telah dilakukan pada bulan Febuari-Maret 2011 di Laboratorium Genetika & Bioteknologi,
Jurusan Biologi, Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan bioaktif dan senyawa antijamur,
menentukan KHM dari bahan bioaktif dan senyawa aktif, dan menentukan golongan
senyawa antijamur dari rimpang lengkuas putih. Isolasi senyawa aktif dilakukan secara
bertahap dimulai dari proses ekstraksi (maserasi), fraksinasi, dan pemurnian dengan
kromatografi kolom gravitasi. Uji aktivitas antijamur dilakukan dengan metode difusi agar
terhadap Candida albicans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji aktivitas antijamur dari
3 fraksi, diperoleh fraksi aktif adalah fraksi n-heksan. Nilai KHM dari fraksi n-heksan
terhadap Candida albicans adalah 0,156% dan nilai KHM senyawa aktif terhadap Candida
albicans adalah 0,015%. Pemurnian dilakukan dengan Kromatografi Kolom Gravitasi
dengan perbandingan eluen n-heksan : etil asetat (8:2). Senyawa antijamur yang terdapat
dalam rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga (L.) Willd) termasuk golongan senyawa
fenol dengan nilai Rf 0,9. Senyawa antijamur berbentuk kristal berwarna putih kekuning-
kuningan.
Kata kunci: Isolasi, Senyawa Antijamur, Lengkuas Putih (Alpinia galanga (L.) Willd),
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Candida albicans
bening ditentukan sebagai senyawa bioaktif Tabel 1. Rata-rata diameter zona hambat dari 3
yang memiliki aktivitas antijamur. Setelah fraksi terhadap Candida albicans
itu, ditentukan harga Rf dari bercak warna.
Fraksi Konsentrasi Diameter zona
Penentuan Nilai KHM Lengkuas Putih (%) Hambat (mm)
N-heksan 10 31,67 ± 6,24
Fraksi lengkuas putih yang memiliki Etilasetat 10 4,33 ± 6,13
zona hambat terbesar dilakukan uji KHM. Metanol 10 0±0
Penentuan KHM dilakukan dengan metode
difusi agar dengan menggunakan kertas Berdasarkan Tabel 1. uji aktivitas
cakram berdiameter 6 mm. Fraksinasi antijamur dari 3 fraksi pada konsentrasi
dibuat dengan konsentrasi 10%, 5%, 2,5%, 10%, fraksi n-heksan memiliki diameter
1,25%, 0,625%, 0,312%, 0,156%, dan zona hambat terbesar yaitu rata-rata
0,078%. Pelarut yang digunakan adalah diameter zona hambat yang terbentuk 31,67
metanol. Suspensi jamur dimasukkan ke mm, fraksi etil asetat 4,33 mm, sedangkan
dalam cawan petri sebanyak 0,1 ml, fraksi metanol tidak memiliki memiliki
kemudian ditambahkan medium diameter zona hambat terhadap Candida
(Sabouraud Dextrose Agar) 10 ml yang albicans. Ini menunjukkan bahwa fraksi n-
belum membeku, cawan petri digoyang- heksan adalah fraksi yang paling aktif dan
goyang agar teraduk sempurna lalu lebih kuat aktivitas antijamurnya jika
didiamkan sampai beku. Kertas cakram dibandingkan dengan fraksi etil asetat dan
berdiameter 6 mm yang telah ditetesi fraksi metanol.
dengan larutan fraksinasi sebanyak 10
µL/cakram. Dimasukkan ke dalam medium Besar atau kecilnya zona hambat yang
biakan kemudian diinkubasi selama 48 jam terbentuk dari pengujian aktivitas antijamur
pada inkubator dengan suhu 37°C lalu tergantung pada tinggi atau rendahnya zat
diukur diameter zona hambat yang aktif yang terkandung di dalam fraksi.
terbentuk. Sedangkan terbentuk atau tidaknya zona
hambat di sekitar kertas cakram tergantung
HASIL DAN PEMBAHASAN ada tidak senyawa aktif dalam fraksi. Zona
hambat yang besar mungkin disebabkan
Hasil Fraksinasi dan Uji Aktivitas oleh tingginya zat aktif yang ada dalam
Antijamur fraksi. Tidak terbentuknya zona hambat
pada konsentrasi tertentu disebabkan oleh
Berdasarkan hasil fraksinasi kecilnya konsentrasi zat aktif sehingga
menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, belum mampu menghambat mikroba.
dan metanol diketahui dari 500 gram Terbentuknya zona hambat disekitar kertas
simplisia rimpang lengkuas putih diperoleh cakram menunjukkan bahwa di dalam
fraksi n-heksan seberat 28,5 gram (5,70%), ekstrak/fraksi dari tumbuhan terdapat
fraksi etil asetat sebanyak 26,4 gram senyawa yang bersifat antimikroba.
(5,28%), dan fraksi metanol sebanyak 47,7
gram (9,54%). Ketiga fraksi yang diperoleh Penentuan Nilai KHM Fraksi N-heksan
diuji aktivitas antijamurnya untuk
menentukan jenis fraksi yang aktif terhadap Penentuan nilai KHM bertujuan untuk
Candida albicans. Hasil pengujian aktivitas mengetahui kekuatan aktivitas antijamur.
antijamur fraksi n-heksan, etil asetat, dan Penentuan nilai KHM dari fraksi n-heksan
metanol dapat dilihat pada Tabel 1. dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata diameter zona hambat yang kecilnya konsentrasi atau sedikitnya
terbentuk dari fraksi n-heksan kandungan zat aktif antimikroba yang
terhadap Candida albicans terkandung di dalam fraksi, kecepatan
difusi bahan antimikroba ke dalam medium,
Konsentrasi Diameter zona hambat kepekaan pertumbuhan bakteri/jamur,
% (mm) reaksi antara bahan aktif dengan medium
10 21,67 ± 2,36 dan temperatur inkubasi, pH lingkungan,
5 18,67 ± 0,94 komponen media, waktu inkubasi, dan
2,5 16,00 ± 1,41 aktivitas metabolik mikroorganisme.
1,25 14,00 ± 2,16
0,625 10,67 ± 0,47 Pemurnian dan Uji Aktivitas Antijamur
0,312 8,67 ± 0,94 Senyawa Aktif
0,156 7,67 ± 0,94
0,078 0 Pemurnian senyawa aktif dari fraksi n-
heksan dilakukan secara kromatografi
Tabel 2 menunjukkan diameter zona kolom gravitasi dengan adsorben silika gel
hambat yang terbentuk di sekitar kertas G-60. Elusi yang dilakukan dengan fase
cakram yang merupakan petunjuk kekuatan gerak n-heksan : etil asetat (8:2) dengan
aktivitas senyawa terhadap Candida laju elusi 30 tetes per menit, volume fraksi
albicans. Berdasarkan nilai tersebut yang ditampung adalah 10 ml.
diketahui bahwa semakin besar persentase Senyawa aktif yang diperoleh dari
konsentrasi maka semakin besar pula pemurnian pada nomor botol 3-9 dan 15-19
diameter zona hambat yang terbentuk. diduga terdapat senyawa antijamur yang
Diameter zona hambat terbesar pada sesuai dengan perbandingan pelarut,
konsentrasi 10% yaitu 21,67 mm, sehingga akan menghambat perrtumbuhan
sedangkan diameter zona hambat terkecil Candida albicans dengan terbentuknya
pada konsentrasi 0,156% yaitu 7,67 mm. zona hambat. Senyawa antimikroba
Aktivitas fraksi menurun seiring dengan mempengaruhi sel mikroba melalui
penurunan konsentrasi, sehingga diameter beberapa cara yaitu penghambatan sintesis
zona hambat yang terbentuk juga semakin dinding sel, menghambat fungsi membran
kecil. sel, menghambat sintesis protein, dan
menghambat sintesis asam nukleat.
Pada Tabel 2 diketahui konsentrasi
terkecil yang masih menghambat Uji Bioautografi dan Penentuan
pertumbuhan Candida albicans yaitu Golongan Senyawa Aktif
0,156% dengan rata-rata diameter zona
hambat yang terbentuk 7,67 mm, maka Fraksi n-heksan dilakukan uji
konsentrasi ini merupakan nilai KHM dari bioautografi dan penentuan golongan
fraksi n-heksan. Antimikroba dikatakan senyawa aktif menggunakan plat silika gel
mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap GF254 dengan menggunakan perbandingan
mikroba, apabila nilai konsentrasi eluen yang sesuai sebagai fase gerak.
minimumnya rendah tetapi mempunyai
daya hambat yang besar. Hasil uji bioautografi dan penentuan
golongan senyawa aktif pada fraksi n-
Perbedaan besarnya daerah hambatan heksan pada plat silika gel GF254 setelah
untuk masing-masing konsentrasi dapat disemprot dengan H2SO4 timbul bercak
diakibatkan antara lain perbedaan besar- berwarna kuning dengan nilai Rf 0,9, ini
menunjukkan bahwa di dalam fraksi n-
304| Semirata 2013 FMIPA Unila
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
heksan terdapat senyawa fenol. Pada Penentuan Nilai KHM Senyawa Aktif
kromatogram bercak warna kuning
menunjukkan senyawa aktif terhadap Berdasarkan uji aktivitas antijamur
Candida albicans. Zona bening yang pemurnian dari fraksi n-heksan, diperoleh
terbentuk di kromatogram memiliki senyawa aktif yaitu pada botol 3-9.
diameter 15 mm. Ini berarti senyawa fenol Senyawa yang diperoleh ditentukan nilai
yang terdapat di dalam rimpang lengkuas konsentrasi hambat minimum untuk
putih merupakan senyawa antijamur mengetahui kekuatan aktivitas antijamur
Candida albicans. senyawa aktif. Penentuan nilai konsentrasi
Hasil uji bioautografi dan penentuan hambat minimum senyawa aktif dapat
golongan senyawa aktif pada fraksi n- dilihat pada Tabel 3.
heksan pada plat silika gel GF254 setelah Berdasarkan Tabel 3 diketahui
disemprot dengan H2SO4 timbul bercak konsentrasi terkecil yang masih
berwarna kuning dengan nilai Rf 0,9, ini menghambat pertumbuhan Candida
menunjukkan bahwa di dalam fraksi n- albicans adalah 0,015% dengan rata-rata
heksan terdapat senyawa fenol. Pada diameter zona hambat yang terbentuk 7,00
kromatogram bercak warna kuning mm, maka konsentrasi ini merupakan nilai
menunjukkan senyawa aktif terhadap KHM dari senyawa aktif. Senyawa yang
Candida albicans. Zona bening yang diperoleh tergolong ke dalam antijamur
terbentuk di kromatogram memiliki yang mempunyai aktivitas sangat kuat
diameter 15 mm. Ini berarti senyawa fenol karena mempunyai KHM kurang dari 100
yang terdapat di dalam rimpang lengkuas µg/ml. Senyawa aktif yang memiliki KHM
putih merupakan senyawa antijamur kurang dari 100 µg/ml digolongkan sebagai
Candida albicans. senyawa yang memiliki tingkat aktivitas
Senyawa fenol bekerja dengan cara yang sangat kuat. Senyawa ini sangat baik
mendenaturasi protein sel dan membran sel, untuk dijadikan sebagai senyawa obat.
serta bersifat fungistatik atau fungisidal Senyawa aktif yang memiliki nilai KHM
tergantung konsentrasinya. Pada antara 100-500 µg/ml digolongkan sebagai
konsentrasi 0,1-2% fenol merusak membran senyawa yang memiliki aktivitas yang
sitoplasma yang menyebabkan kebocoran cukup kuat. Senyawa yang memiliki nilai
metabolit dan selain itu menginaktifkan KHM antara 500-1.000 µg/ml digolongkan
sejumlah enzim. Pada kadar tinggi fenol sebagai senyawa yang memiliki aktivitas
menyebabkan koagulasi protein dan sel yang lemah, dan senyawa-senyawa aktif
membran akan mengalami lisis. yang memiliki KHM lebih dari 1.000 µg/ml
digolongkan senyawa yang tidak memiliki
aktivitas antijamur.
Holetz, F.B. et al. 2002. Screening of Some Hernani. 2007. Pemilihan Pelarut Pada
Plants Used in The Brazilian Folk Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia
Medicine for The Treatment of galanga) Secara Ekstraksi. Jurnal
Infectious Disease. Journal of Bioline Pascapanen. 4 (1): 1-8.
International. 97 (7): 1027-1031.