Anda di halaman 1dari 43
PERAN BEDAH VASKULAR DALAM UPAYA MENYELAMATKAN TUNGKAI { “Limb Salvage”) DI ERA KETERBATASAN DANA DAN SARANA KESEHATAN PIDATO PENGUKUHAN Diucapkan pada Peresmian Penerimaan Jabatan Guru Besar Madya dalam liru Bedah Pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 7 November 1998 Oleh: Achmad Faik Heyder A ssatammu ‘atuikum warahmatulaki waburukatuh Fung saya hormaté : Rektor / Ketua Senat Universitas Diponegors, Fara Anagota Senat dan para Gure Besar Universitas Dipanegoro. Para Anggota Dewan Penyantun, Para Guru Besar Tamu, Para Pejabat Sipi! dan ABRI Para Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Para Pembanta Rektor, para Dekan, para Pembantu Dekan, Ketua dan Sekre- taris Lembaga, para Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi di fingkungan Universitas Diponegoro, Para Ketua dan Anggota Senat FK. Universitas Diponeguro, Para Lektor, Asisten, Karyawan, dan Mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro, Para tamu undangan, teman-teman sejawat, dan seluruh badirin yang saya hornnats Pembangunan Nasional ialah pembanguman manusia Indonesia dan sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilar pembangunan yang bermanfaat dan berkesinambungan. Agar supaya manusia Indunesia dapat produktif maka ia harus sehat dan mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi schingga mampu menjawab tantangan glubalisasi menjelang abad XXI yang sudah di ambang pintu. GBHN 1998-2003 bidang keschatan telah menctapkaa bahwa pem- bangunan Kesehatan diarahkan untuk lebsh meuingkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan yang ditandai bukan saja oleh meningkatnya usia harapan hidup tetapi juga oleh meningkatnya produktivitas kerja.” Pelayanan kesehatan yang cepat, murah, mndah dan bermutu adalah merupakan kebutuhan yang didambakan masyarakat. Hal ini bukan hanya untuk masyatakat yang hidup ci perkotaan serta berpenghasilan cukup saja melainkan juga bagi masyarakat yang tingg?! di pedesaan serta berpengha- silan rendah. Kita semua memahami bahwa Indonesia pada saat ini tengah me- agalami krisis ekonomi yang paling berat semenjak kita mecdeke iebih dari $0 tahun. Krisis ekonomi yang berkepanjangan membuat tinykat Fesejah- veraan rakyat mundur dua dekade. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup di oawah gais kemiskinan melonjak diastis. Tahun 1997, 22 juta orang hidup di bawah garis kemickinan, sedangkan kini jumlah itu melonjak menjadi 80 juta orang atau sekitar 40% jumlah penduduk Indonesia.” Pendapatan per kapita per tahun juga turun dari $ 200 menjadi $ 200-300 per kapita per tahun. Keadaan ini pada gilirannya mempunyzi pengarvh neyatif tethadap kemampuan untuk menyediakan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, peadidikan dan kesehatan, Pengalaman empirik di dunia menunjukkan bah- wa. sektor keschatan, khususnya status keschatan penduduk dan pelayanan Kesehatan merupakan bagian yang sangat sensitif untuk menurun pada ke- adaan ckonomi yang memburuk Dampak dari krisis ekonomi terhadap kesehatan di satu pihak de- ngan menurunnya pendapatan nyata penduduk akan menyebabkan kemam- puan penduduk untuk menggunakan pelayanan keschatan menurun, sedang- kan di lain pihak sarana institusi kesehatan juga menurun termasuk prosedur diagnostik dan terapeutik sehingga pada akhimya kualitas peiayanan pun cenderung memburuk Hadivin yang suya hormati, Bedak Vaskular merupakan bagian dari Ilmu Bedah yang meliputi sistem penbuluh darah arteri, vena dan saluran limfa, Pada sistem arteri beberapa kelainan memerlukan tindakan bedah vaskular, antara Jain sumbatan atan 2 penyempitan arteri karotis dan arteri vertebralis yang menyebabkan karang- nya afiran darah sampai terjadi infark atau matinya sel otak pada daerah aliran darah tersebut. Sumbatan dan penyempitan juga dapat terjadi pada aliran darah ke ginjal yang monychabkan fuipertensi sekunder. Uemikian pula anearisma pads pembuluh daiah besar misainya aorta abdominalis dapat menyebabkan beberapa kelainan dan keluhan serta membabayakan Jiwa bila pecah Kelainan-kelainan terscbi? sangat meterluxan peranan bedah vaskular untuk mengatas! atau menceyah komplikasi yang lebih berat Di antara peranan bedah vaskular maka yang paling scring kita jumoai den yang akan saya.sampaikan di sini adalah peranan dalam penyetamatan tungkai ataw “Limb Sulvaye” Bedah vaskular (veméuiii daroh) menzalami kemajuan yang me- ngesankan selama dekade terakhir ini. Banyak teknik serta prosedur pem- bedahan yang efisien dan aman terus berkembang Demikian pula metode diagnestik yang dapat mendiagnosis kelainan pembuluh darah Sebih dini serta ditemukannya berbagai pembulul darah sintetis untuk .niengganti pembuluh darah yang rusak atau tercumbat. Hal ini meayebabkan mening- katnya macam dan jumlah tindakan bedah vaskular, sedangkan di jain pihak terlihat masih tingyinya angka mostalitas dan moybiditas terutama angka amputasi tungkai yang menibers gambaran betum optimafnya pelayanan bedak vaskular. Dengan mempertimbangkar beberapa masalah di atas maka judul pidato yang akan saya sampaikan adalah : Peran Bedah Vaskular dalam Upaya Menyelamatkan Tungkai (“Limb Salvage”) di Era Keterbatasan Dana dan Surana Kesehatan. Sejarah Bedah Vaskutar Goethe, seorang filosof dan humanis asal Jerman, pemah mengata- kan bahwa pengetahuan kita tentang masa lalu penting untuk menyumbang kemajuan di masa depan Bila seseorang mendefinisikan istilah kedokteran dalam arti yang luas sebagai kumpulan informasi tentang penyakit manusia maka hal ter- sebut sudah dibanas mulai tahun 3000 $.M. Tetapi bila memahami kedokter- an sebagai imu dan seni penyembuhan maka penelitiaa ilmiah secara sistematik terhadap penyak:t manusia, barw dimulai pada abad XVIEE dan menjadi disiplin imu mulai akhir abad XIX. Denikian pula bedah vaskular (pembulutt dorah\ ‘ket menjadi bagies dati perl embaagen kedukteran yang lambai ini, Walaupun operaci yany dapat disebut bedah vaskular telah di- iaporkan pada abad kedua (Operasi Antylus untuk mengob.ns aneurisma), tetapi baru akhir abad XEX dan awal aad NX intervensi bedah vaskular mulai berkembang. Salah satu karakteristik kuat dari tidak berkembangnya bedah vaskular adalah mereka hanya berkonsentrasi pada pengelolaan cidera arteri, tenutama_yang terjadi di medan perang,’* 3 Beberapa hal penting vang bertangginy jawab atas lambatnya perkembany- an bedah vaskular yaitu @ Kemampuan unink mengarr koagelasi ate penjendalan darak Q Kemampuan mengatest infeksi paska bedah vaskuiar yang dianggap retjadi tebth besur dari operasi OO Penemucn baha:: arteri sintetis sebagat pengganti ariert yong dapat diterima oleh tubuh! stem yong loin Bedah Vaskular ds Indonesia Di Indonesia iumlak tindakan bedah vaskular telah meningkat ter- utama pada dekade terakhir ini, meskipun demikian masih banyak kasus yang memerlukan tindakan bedah vaskular tetapi belum dapat ditangani Méskipun sampai sekarang belom ada laporan resmi mengenai jumlah ke- giatan bedah vaskular di seluruh Indonesia, tetapi diperkirakan untuk seluruh bedah toraks-Latdiovaskular (fermasuk operasi janting dan parw) hanya sekitar 12 operasi tiap 1 juta penduduk dan bila dibandingkan dengan Amerika yang melakukan tindakan operasi sekitar 2.500 per juta penduduk 4 atau di negara-negara Eropa sekitar [.500 per juta penduduk,” make tin- dakan opesasi di sini masih sangat tendah Besamya jurilah tindakan tersebut tentunya tidak hanya berdasarkan me- ningkatnya insidensi penyakit, tetapi juga pada sistem kesehatan yang ver~ laku, kemampuan serta jumlah tenaga kesehatan (clokier beck), teknologi diagnostik, gaya hidup serta tingkat ekonomi penduduk. Di Semarary peranan bedah vaskular berkembany berkat kerja sama serta kepercayaan dari Kelompok Studi Diabetss Mellitus, Tim Cangkok Ginjai, Tim Canekok Sumstim Tulang dan Tim Jantung, Al Bedah Vaskuiar di Indonesia jumlahnya sangat sedikit, sebayian me- tupakan abl. bedah yang khusus mendapatkan pendidikan dan melavani bedah vaskular dan sebagian lagi meripakan Ahli Bedah Toraks-Kardio- vaskular yang semuanya hanya berkisar 30 orang. Pendidikaz Ahli Bedah Vaskular selama kurmg, lebih 3 tahun dilaksanakan oleh Koleguim Ahfi bedah Toraks-Kardiovaskuiar dan Kolegium Ahii Bedah Vaskuar yang merupakan lanjutan dari pendidikan Ahli Bedah Umum. Pelavanan bedah vackular di suatu daerah atau numah sakit tidak bisa dipisahxan dari peranan laboratorium vaskular yang, sanget membantu dalam memberi gambaran pra bedab keadaan anatomi serta fisioloyi / hemodinamik aliran darah, Kenyataannya belum semua rumah sakit atau bahkan ibu kota propinsi di Indonesia mempunyai laboratorium vaskular yang lengkap, meskipun sudah secara rutin melaksanakan bedah vaskular Di Semarang terdapat 2 pusat laboratorium vaskular yang memberi masukan yang sangat berarti pada pelayanan bedah vaskular di beberapa rumah sakit. Euologi dan pencegahaa Gangguan vaskular tungkai berupa sumbatan atau hambatan aliran darah, dapat bersifat akut atau z.enabun. Penyebab utama pada sumbatan atau hambatan akut pembuluh darah adalah trombosis, emboli dan trauma. 5 Terdapat 3 (tiga) faktor yang mendasari terjadinya trombosis akut, vaitu © » — alisun darah herubah dart laminer menjadi turbulen, unsur yang tidak normal yang tervapot datam darah dan & keadaan dinding pemduh carah itt vendiri Sedangkan emboli umumnya berasal dari jantusy ekibat atrial fibrilasi (80%) atau infark miokard (15%) di samping ote! kelainan: katud aorta atau mitral, dan aneurisma sebelah proksimalnya Penyebab hambatan atau gangguan aliran darah akut berikutnya ada- lah trauma vaskular. Trauma vaskular dapat berupa Inbang kecil, sobekan, terpotong atau hilangnya scbagian dari arteri. Bila pembuiuh darah mendapat trauma maka timbu! ancaman terhadap kelangsungan hidup bagian / tungkai yang dialiri arteri tersebut. Trauma terhadap pembuluh arteri sering terdapat bersamaan dengan trauma pada pembuluh darah vena, saraf, otot dan jaring- an lunak lainnya. Demikian pula sermg terjadi bersamaan atau diakibatkan oleh patah tulang / lepasnya sendi pada tungkai. Penyebab sumbatan atau hambatan arteri métiahun pada tungkat yang paling scring adalah artoriosklerosis Arterioskterosis adalah keadaan di mana dinding pembuluh arter: meny- alami penebalan pada lapisan intima, berkurangnya daya elastisitas dan ber- tambahnya jumlah kalsium, yang menyebabkan bertambah besamya dia- meter arteri tersebut dan yang dapat disertai atau tidak oleh mengeciinya lumen pembuluh darah tersebut dan ada kaitannya dengun bertambahnya usia, Sedang aterosklerosis yang berasal dari kata athere (oubur) dan skleros (deras) didefinisikan sebagai perubahan yang dimulai pada tunika intima arteri yang terdiri alas penimbunan lipid, karbohidrat, daiah dan Komponen darah, jaringan ikat, dan pengendapan kapur.” Di samping penyempitan lumen pembuluh darah yang bersifat degeneratif im ada pula keadaan yang sering menyebabkan gangguan / penyempitan pada pembulth darah, yaitu Thrombo-angitis obliterans atau Penyakit Buerger yang termasuk dalam kelompok radang vaskular Penyakst Sucrger merupakan penyokit peradangan cklusif, tentana pada pembuluh darah kecil dan sedang, dan masih mecupakan “wriste i” dart cegi ciiolugi dan patugenesisnya. Penyakit ini masih sering dijumpai di Indo- hesia yang merupaxan kelorapok ras tertentu dan sebayai penvebab amputasi dan amputasi berulang yan, cukup besar seouidah angispati diabetik daa trauma{Tabel 1} Pola amputasi tungkai di RSUP Dr. Kariadi 1992 — 1996 Jumlah ie ‘| i 1 454091) 14 (12.73) UR) j Keganasan 1 (9.09), a ~ Pai Suisder: Heyden, Penyekit Bucrger terutama menyerang pria muda dengan fakter risiko utama yaitu merokok, Nikotin, karbon monoksida dan sejumlah zat kimia yang dihisap memiliki efek sinergistik yang, merugikan, yang akan memacu keadaan iskemi jaringan, trombosis dan menyempit / menutupnya pembuluh darah. Pengenalan filter dan rokok dengan kandungan tar rendah yang kemungkinan berperan memperkecil mortalitas kanker paru, nampak- nya tidak menghambat atau mencegah perkembangan / perluasan penyakit vaskular terutama penyakit Buerger, Menurut perkiraan Organisasi Kesehat- an Dunia (WHO), jumlah perokok di seluruh dunia sebanyak 1,1 milyar, sopertiganya berusia 15 tahun dan 800 juta di antaranya berada di negara berkembang. Data dari Sanyak negara bahkan menunjukkan bahwa gencrasi muda mulai merokok pada usia 11 tahun atau kelas V sekolah dasar.“"” 7 Nampaknya sudab saatnya kita “perang” melawan rokok, karena se- iain akibat yang diderita oleh perokok, risiko ini juga dialami oleh masya- rakat sekitamya yang’ disebut perokok pasif, Perokok pasif bahkan akan menerima risiko yang lebih besar, karena : a, Parokok pasif sangat sensitif terhadap asap rokok b. Asap yang beresai dari ujueg rokok fstde stream smoke’, cenderung menjauhi perokok, dengan sendirinya mudak sekali dihivup oleh perokok pasif yang berada di dekatnya. Side stream smoke ini sama sekali tanpa melalui filtrasi dalam batang ban filter. Dengan. sendirinya, kadar racun- nya (tar, uiketin, CO dsb) sangat tinggi c. Selain side stream smoke, perokok pasif juga menghisap asap rokok yang dihembuskan oleh perokok melatut mutut dar. hidungnya d, Perokok hanya merighisap sepertiga bayian dari asap rokok, sedangkan dua pertiga bagian akan bebas mencemari udara dan di hisap oleh perokok pasif "> Scbuah lembaga kanker di Amerika, American Cancer Society, Center for Disease Contre! and Prevention, telah mengumumken inasi! pe- nelitian yang agak mengejutkan tentang perokok yarg menyhentikan ke- biasaannya. Hanya 20 menit setelah ia membuang puntung rokok terakhir, badannya mulai mengalami suatu seri penabahan terus menerus yang mefig- untungsan. Tekauan darahnya menurun ke arah normal, temperatur tangan dan kaki yang biasa dingin meningkat ke arah normal. Setelah 8 jam CO dalam darah menurun dan tingkat ©, meningkat dan setelah 2 minggu sampai 3 bulaa sirkulast darah menjadi lancar dan meningkat.“” Mengingat bahwa penyakit ini mengenai pembuluh darahi yang kecil sehingga tindakan bedah vaskular secara teknis sulit dilakukan. Oleh karena itu hendaknya hal ini merangsang kita ‘untuk mencari pengobatan altematif selain bedah dan terutama berupaya meninggalkan faktor risike merokok. Hadirin yang save hormati, Gangguan vaskular khronis berikutnya yaitu Angiopati diabecik Angiopat: yang micripakan sail sutu komplikasi disbuies metus (DM) dapat terjadi pada penbuluh darah kecil dan arteriole (Mikroanyiopati maupun pembalus dah sedang dan besar (Makvoangiopatit. Nasib pen- derita DM dengan persoctan kaki sampai saat m: asih sangat mengeewa- kan, baik bagi penderita send’ti maupun bagi dokter yang menyobatinva Prevalensi angiopati Ciabeuk avau kaki diabetik di Amerika Serikat berkisar antara 2%-]0% dan merupakan 50% dari total amputasi. Nasib pen- derita yang telah mengalami amputasi pun tidak menggembirakan. yaitu dalam jangka waktu. | tahun, 13% akan mengalami amputasi berulang dan 30%-S0% penderita akan memerlukan tindakan amputasi pada kaki sebelah nya dalam jangka 3 tahun!" Di Indonesia prevalensi kaki diabetik pada populasi jarang dilaporkan Sampai tahun 1986 angka kejadian kaki diabetik yang didapatkan di be- berapa daerah di indonesia berkisar antara 2,4% sampai 27,6%. Dari Jakarta, Semarang dan Surabaya dilaporkan angka amputasi masing- masiag 23% , 11% dan 30% denyan angka mortalitas masing-masing 32 5%. 24% dan 27,7%" Pada penefitian kami, angka kejadian reamputasi 22,2% sesudah 2 tahun dan meningkat menjadi 21,7% setelah 3 tahun diamputasi."” Biaya yang hanis ditanggung untuk mengatasi percoalan kaki diabetik sangat besar, apaiagi kalau jega dihitung kerugion dan biaya tak langsung akibat kecacatan dan ketidakhadiran penderita dari pekerjaannya. Di Amerika Serikat rata-rata biaya perawatan dan amputasi pada kaki dia- betik adalah $ 25.000 dengan rata-rata lama tinggal 21 hazi, Di Jakarta rata- tata lama perawatan 38 hari dan biaya yang haus dikeluarkan penderita untuk kaki diabetik di kelas terendah antara 1,25 sampai 2 juta rupiah,"? sedangkan di Semarang dengan lama perawatan antara 4 — 89 hari dan rata- sata lama perawatan 33 hari dan biaya yang dikeluarkan sekitar 4 juta sampai 3 juta di kelas terendah dan mencapai 20 juta pada kelas I / utama Aagka ketidakhadiran penderita DM di Indonesia belum pernah diteliti, Meskipun demikian tentunya tidak javh berbecla dengen negara lain, yaitu sekitar 44 hart per tahun dan’ keadaan ini [! halt lebsh tinge? danpada populasi umumnya . Melibat anuke angka tersevut di stas, hendaknya perawatan kaki ciabotik benar-benar harus ditangani secara Laik. Di semping kontrol DM, meny- hindari faktor-faktor tisiko aterogen seperti merokek, hiperlipidemia, hiper- ieusi, obesitas / kegemukan dan stress, latthan / olah raga secara teratur dati penanganan penderita secara terpadu haus terus diusahakan."* "? Pada evaluasi 312 penderita kaki diabetik temyata kebiasaan merokok. hipertensi, kadar kolesterol HDL mempunyai peanan yang sangat bermakna terhadap tindakan amputasi.?”” Usaha pencegahan terhadap komplikasi kaki diabetik dapat diberi- kau melafui penyuluhan kesehatan berupa daftar yang hasus dikerjakan dan yang harus dihindari oleh penderita°'?” - Dikerjakan (Do) ao membasih kaki setiap hart dengan sabun ringen Jan air hengot serita- ma pada sela-sela fari. 2 periksa kaki setiay hari. apakah ada vang pecah. melepuh dan hika (da- pat dipakai cermin untuk melihat telapak kaki dan seta javi). segera cari pengobatar biia ada masalah kaki (bengkak. nyert atau perubahan warna). pakai krim / lotion khusus untuk kadit kering ctau pecah. pertahankan jeri dan sela jari agar selalu kering. kontrol dokter secara teratur, meskipun Iuka sudah sembuh pokai sepatu dari kultt yong cocuk uniuk kaki. potong kicker furus, jangan melingkar sampai ke tepi * RE RS 10 Dihindari (Don’t) > memskai bohan kimia untuk menghilongkan carn Ratimunml) » menggurakin air’ botel panes = berfatan tanpa alas kaki (kecuadli eisak dan rensaja) > nemotong kalit vang oengeras >» nengobatt senctiri kaki Anda Diagnosis Fada sumbatan arteri akut bissanys tanpa rivayat gangguan vaskular sebclumnya tetapi memberikan gambaran Winik yang khes yang dikenal dengan 5 P_ Gambaran klinik ini yaitu pain (ner), pallor (p (ampul), paraesthesias (kesezaém), pulselessness (tieluk terobanyir neudt) at). paralysis Kadang-kadang ditambah P ke enam yaitu poikilothormia (jclak dapat aie rasakam panas dingin) dan P ke tujuh, yaitu prostration (kefesua, Pada penyumbatan / penyempitan arteri khronis riwayat perjalauan penyakit pada awatnya membenkan gejala kesemutan atau geringgingen Kerudian timbu! rasa sakit pada waktu otot bekerja (berjalan) dan setelah beristirahat sejenak rasa sakit hilang yang, disebut klaudikasio intermiten. Rasa sakit ini bertambah dan terasa juga “wahtu pendent isahat (rest pain) sedangkan akhimya terjadi kerusakan atau kematian jringan berupa ulkus atau gangren. Baku emas pada diayposis kelainan vaskular dapat dilakukan dengan aitenografi yaitu memasukkan zat kontras ke dalam arteti. Meskipun demi- kian cara int merapakan cara invasif yang memberikan kemungkinan kom- plikasi pendarahan dan infeksi serta perasaan sakit pada penderita. Di sam- ping itu cara ini juga kurang memberikan gambaran herodinamik aliran darah setempat yaitu bila didapat beberapa tempat penyempitan maka tidak diketahui penyempitan yang mana yang memberi keluhan. Paga penelitian uji diagnostik yang kami lakukan, beberapa peme- riksaan selain arteriografi temyata mempunyai nilai diagnostik yang cukup tinggi, yaitu : if] » Maudikasio intermitten, _&» perabaan pulsasi / nadi kak > tes jalan foekonan dares ke enna wakte herjalan) > Ankle Pressure Incex (APL) yaite perbandingom tekunan darah lengan dian kaki Di samping vii diagnostik ustuk mengetahui keadaan arter! maka pada penentuan tingkat amputasi, peniiaian APT juga herperan secaza bermakna terhadap kemungkinan penyembuban luka. (Tabel 2. ) ‘Tabel2.; Faktor-faktor yang berperan pada penyembuhan luka am- putasi kaki Sembub Gaal ' P*) Jamia tu 8 DM (+H 10 3 TS) DM (>) 6 3 | Pulsasi arteria pedis/poplitea : TS Teraba 6 z | Tidak W 3 W050, a 4 2 4 i sebelurmaya : 4 | TS Fidah 1! 4 | Rekonstruksi vaskular : TS Paten 4 1 Oklusi 2 1 Simpatektomi TS Yo 4 3 Tidak 2 5 Sumber : Heyder, FO *) Kruskal-Wallis: **) TS = ndak signifikan Demikian pula denyan melakuken pengukuran wkanan darah kaki pada tes jalan dapat memberikan indikasi adanya kelainan atau sumbatan (stenosis) pembuluh darah (Tabe! 3) Vabel 3. > Akurasitekanan darah 2 20 eumity, < 20 mmHg (ia Samber = Hepdes. F Sensinivitas 9206. Spesifisities 71M: Nila named ¢-f 88% Nilo remnieil {-) 82%, Auras) 86%. Melilat beberapa hasét penelitian ¢: ates, maka riwayat Klaudikasio intermiten, perabaan pulsasi nadi, tes jalan serta pemeriksaan tekanan darah kaki menipaken cara sederhana dan cukup akura: untuk mengetahui adanya gangguan pembuluh daiah taapa memerluken peralatan yang cangyih atau mutakhir. Pemecriksaan noninvasif pada laboratorium vaskular pada umummya memakai alat cangyih seperti Doppler Ultrasound, photo electric plathysmo- graphy, strain gauge dan clearance zat radio aktif. Denyan cara ini dapat di- ketahui tekanan darah jari, tekanan darah pergelangan kaki maupun tekanan segmental sepanjeng tungkai. Maynetic Resonance Angiography (MRA) suatu cara diagnostik yang mutakhie yang disebut dapat mendeteksi sumbat- an arteri yang tidak dapat dihasilkan oleh pemeriksaan lain sehingga dapat dipakai sebagai skrining pada gangguan afiran darah ke otak.?” Meskipun demikian harus dingat bahwa setiap alat baru untuk diagnosis merupakan pelenzkap dari alat yang sudah ada schingga biaya pemeriksaan pun bertam- bah setiap oda alae baru. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan tujuan 3 toknologi canggih yang harus berorientasi pada kondisi dan kemampuan (28) masyarakat. Hudirin yary saya hermati, Meskipun Anggaran Perubangunan dan Belania Negera untuk kese~ hatan tahun 1998 / 1999 dinaikkan dari Rp. 2,844 trilyun tahun lalu menjadi Rp. 3,208 trilyun, tetani dalam keadaan yang sulit sekarany int pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk mengefisienkan pelayanan dan pro- gram-program kesehatan, Prosedur diagnostik dan terapeutik yang tak perlu benar di rumah-rumah sakit harus dihapuskan. Pembangunan gedung dan pembclian alat-alat baru semuanya ditunda sampai keadaan kcuangan negara memungkinkan nantinya ©! - Mengingat bahwa tindakan diagnastik maupun terapeutk memerlu- kan dana yang cuhup besar serta terbatasnya tenaga spesialis yang tersedia maka penting kita tingkatkan kemampuan pemeriksaan fisik diagnostik yang sederhana dan dapat mengetahui tanda dan gejala gangeuah vaskular sediai mumgkin. Meskipun kita sefalu bernsaha melakukan diagnosis dan pengobatan secederhana dan seringan mungkin untuk mengurangi beban penderita, tetap) kita sadar bahwa alat diagnostik yang canggih akan memberikar: informasi kepada kita kelainan vaskular dini, Demikian pula tindakan pengobatar. yang, niutakhir makin “menyenangkan™ bagi penderita karena merupakan tindakan yang noninvasif. Untuk mengatasi hal tersebut dan bila kita ingin mendapat dukungan dari masyarakat dan pemerintah urtuk tindakan diegnostik dan bedah vaskular yang mvtakhir maka hendaknya para dokter bedah men- dokumentasikan hasil dan tindakannya dalam mengembalikan penderita ke pekerjaanrya, menurunkan jumlah orang yang tidak bekerja karena cacat seta meningkatkan kualitas hidup penderita. 14 bcs Pengobatan Salah satu ttjuan mama bagi bedah vaskular tungkai adalah untuk nrenzegsh ampvtasi. Jika hal int bisa dipenuii, maka pengaruh bedah vas- kular akan inerupakan suatt penangguhan dati amputesi dan atau suatu pengurangan yang nyata terhadap anuka ssputasi. Beberapa pusst § an melaporkan adanyva suaty penurunan angka amputas: bersmnaan deny, adanya peningkatan aktn. tas oedals atau rekonstruxsi vaskular Reberapa 1umatt sakit di Eropa dan Australia inclakukan evataasi selama 8 - 13 tahun dan mendapatkan arigka tindakan hedah vasktlac untuk penyelamatan tungkai meningkat sampai 65%, sedangkan angka amputast menuru sampai 23%, Demikian pula angka keberhasilan penyelamatan tunykai selama 30 bulan meningkat dari 37% sampai 53% 2% ©") Pada evaluasi kejadian reamputasi penderita kami, terliltat hubongan yang bermakna antara tindakan bedah vaskular dan kejadian reamputa- si,(Tabel 4.) ‘abel 4.: Hubungan antara tindakan operasi dan reamputasi " GPERASI VASKULAR REAMPUTAST Meskipun ada suatu peningkatan nyata atas dilakukannya prosedur- prosedur vaskular selama dekade-dekade terakhir ini, dan meskipun ada fak- ta bahwa ada sejumiah besar prosedur vaskular yang telah dilakukan untuk mencegah amputasi, namun belum dapat diperlihatxan 12 - pans | [eines P=0.03 - | [Penyakit Jariung Kongestif th TT pen.o8 | CVA =, Peaos ot ee aa ~~ P 6sam as “ho | 03 | | funtah oe ID woof b> fox 2K 672 | f 1H | Sumber : Tuhatele, Basuki, Parahite.™” Hasil penelitian yang kami lakukan pada kombinasi fraktur tungkai dan cidera aver’. terdapat perbedacn wakw yang sangat bermakna antara kejadian trauma sampai masuk rumah sakit pada penderita amputasi diban- dingkan penderita yang berhasil baik. Bila disertai patah tulang maka sebaik- nya bedah tulang diatasi dulu supaya waktu perbaikan arteri keadaan tungkai sudah stabil, kecualt bila kerusakan terjadi lebih dari 12 jam atau bila ke- adaan tungkai sangat kekurangan darah. Meskipun demikian banyak sekali faktor yang harus diperhatikan seperti cepatnya tindakan operasi, luasnya cidera vera, jaringan lunak dan saraf serta penanganan trauma yang terpadu. (Mabel 7.) 18 Tabel 7. : Faktorfaktor yang berperan pada tindakan arputasi tungkai Refonstruksi f ecytie va © yar : Keberhasitan tindakan tidak hanya dinkur oleh rendahnya angica ant putasi atau Lingiony didapat, Pada sejumlah penderita trawms vaskelar, karcna adanya antusiastne 1 be: fin salvage” tetap, juya hasil akhir funyeional yany rsifat © piaiaa Klinis empiris dohter ya iejok dokter menceba unmk menyelamatkan tunukal peadenta walew sebenamya usaha iersebat tidak: perlu dilakukan Penderita int akan momiliict tisiko morbiditas dan montaldas yang tinget dat biaya perawat: + menmngkar Untuk itu peru dibuat sistem skor vang akurar dan sedeshana berdasarkan krtteria objektif vz yang masih dapat diselamatkan dan vany hens diamputasi dapat digynaka watuk membedakas antara tanykar “) Pads suatu penzliian di Amerika Serikat terdapat perbedaan: ber makna mengenai lama dan beaya perawatan di RS, jumlah tindakan operas) gerta komplikasi inteksi dan kemation antere pendstita yang tanysuny di- iskvkan amputasi {amputazi primer) dan penderits yang dicoba dipertahan- kan tungkainya tetapi aihimya hanis juga menjaiani amputasi famputasi sckunder).(Tabel 8.) 19 Tabet 8.: Perbedaan amputasi primer dan sekunder pada kegagalar “Limb Salvage” 1 Amputasi sekunder | (229) \ Ss3su2 : #$ 14STH SVD 34) | © Kematian jeb karena sepsi Beberapa cara dan Teknik Bedah Vaskular Tromboendarterektomi: merupakan tindakan bedab menghilang- kan sumbatan atau hambatan aliran darah. Dengan pendapat bahwa tunika yang, menebal dapat “dikelupas” dari tapisan dinding arteri, maka diharapkan bahwa jumen arteri akan lebih besar ata normal. Caja ini antara lain dipakai oleh J. Cid Dos Santus pada tahun 1947, yaitu dengan membuang trombus seita sebagian dari dinding pembuluh darah melalui beberapa sayatan arteriotomi. Cara yang disebut cara setengah tertutup ini benyal: memberi kegayalan. Maka beberapa ahli mengusulkan cara yang terbuka seluchpya, Kemurtian karena operasi ini memerbikan waktu yang lama, oleh Cannon dk. pada tahun 1958 diusutkan pemakaian suatu “ringstipper” supaya cara setengah tertutup tadi lebih disenangi. Biar- pun trombo-endarterektomi memberikan hasil yang gemilang pada pembu- Ih darah becar panggul, temyata hasilnya kurang memuas‘an apabila cara operasi ini diterapkan pada arteri tungkai. Karena itu W. Edwards pada tahun 1960 mengusulkan pemakaian vena antogen sebagai graft untuk memper- lebar bekas sayatan arteriotomi. Juga teflon atau dakron dapat dipakai se- bagai bahan pengyanti. 20 Mengembalikan keutuhan serta fungs! pembuluh darah, yaitu de- ngan bedah pintas yany dapat memakai bahan sintetis atau vena autogen, Pintasan dengan batau sintesis (Synthene graft) Bi samping gelas dan alurinium, pemah dipakai juga perak, vital- hum dan polyenthylen caiam usaha untuk menggacti arters dengcn graft sintetis. Kemudian yang ditenal pula nylon, teflon dan dacron berpori dan d:buat sedemikian rupa sebingga dapat dibengkokan tanpe keruse4an yang, berarti. Boborapa syarat bag} suatu protesis pembuluh: dara sebagas berikst 1 pentnk yong tidak Rerubak oleh pengarwh cairan jatingen qine bahan kimic fairer 2 tidak menjadi rusak bite aiste rilisesi 3. dapat dibuct dengan mudah dar dengan targa sons relan{ murah 4. tidak menimbudkem reaksi radang atan alergi 3 tidak menambah reaksi pembekucn x ridiak merangsang pembentkan tumor Pada umumnya protesis yang, dijalin dan yany; dianyam memberikan nes-intima yang kurang bagus, sedangkan protesis velour mempuryal struk- tus yang bayus dan pembentukan neo-intima yang baik, tetapi karena perinya yang relatif besar, maka perlu dilakukan “pre clutting” sebelum protesis dipasang. Kecuali itu, protesis velour ini pada lapisan sebelah dalam mem- punyai beban listrik tinggi yang dapat mendorong terbentuknya neo-intima melalui endapan fibrin. Pintasan dengan vena autogen (enous Byres) Pemakaian vena safena magna dalam bentuk vaskular dianjurkan oich Kuntin dan Linton. Pada mulanya setelah aiterektomi dilakukan anas- tomose ujung ke ujung (end-to-end anastomose), temyata banyak terjadi 2 kenisakan jarmynn dan kolateral. Juga kemungkinan besar akan terbentuk penyempitan pada anastomose sehingga dianjurkan anastomose ujung-ke- ff ste mee nase) Dengan kemajuan telah hada puntas sorta peayeralau teknik ope- vasi_ pintas sebelah dis site” vats s amusukinkan rekonstrake! vaskular savpat Joka, aka bel a peneliti: mendapath peneurng ongka amputasi 28%, Fada penderita yang dilakukan rekonstruks! vaskule di sampitg z peningkatan anyka kebethasilan “Lia Salvage” dan penurunan amputasi, juga nila kualtas hidupnya yang baik ©”) Tindakan rckon- struksi vasbular yang bertitiuan mengembsliken anatomi dar. fisiologi yane sormal, scbaiknya diikuti deny: Beberapa penciitian membuktikan bahwa penderita yang berhenti merckok pengawasan Faktor-fant yang benperan meningkatkan kemungkinan keutuhan vaskular yang telah dioperasi sampai jangka panjang, sedangkan koniro! hipertipidemia saja itdak membenikan hasil yang soma Hadirin yong saya hormaii, Bila ketiga tindakan bedah vaskuiar tidak dapat dilakukan maka tindakan bedah berikutnya merupakan bedah patatif, yatta memperbaiki kuatitas hidup. Tindakan ini berupa simpatektomi Jumbal yaitu pengang- katan serabut becerta ganglion simpauk Th12, i 1 dan L.2. Hesil dari tindak- an simpatektomi adalah kelumpuhan vasomotor, yang akan mengutangi ta~ hanan perifer sehingga dapat menarnbah aliran darah. Biarpun sebagian dari fungsi vasomotor ini kembali lagi, tetapi jumfah afiran darah tetap bertahan di atas jumlah sebeluns operasi. Simpatektomi tumbal bertujuan : a. memperbaiki keluhan jalan (klcaedikasioy +, menghilangkan nyeri spontan (rest pair) ¢. mempertahankan kehidupan tungkoi 22 d_ memperbaiks sirkulasi tingkai ager ampuiast dapat ditakukan serendah mungkin ©. membanns keberhasitan rebanstindsi vaxkulor Dengan peningkatan teknih bedah nintas dan makin Laiknva bahan sintetis arteri maka tindakan simpatektomi dan tromboendanterektomi musi berkurang dar, hergessr ke bede 4 pintas Perkersbangan den masa depan bedah vaskular Bedah vaskular sekarang sungguh telah mengalam: perubahan, Selama dua dekade terakbir in: telah dicapa! kemajuan baru dan ditemukan prosedur yang bersifat inovatif yang berpenyaruh pada praktek bedah vaskular. Untuk penanganan pembuluh darah arteri yang tersumbat, sebuah konsep baru utuncul deri hasil kerja Charles Dottert berupa teknik dilatasi intravaskwlar. Berkaitan dengan peralatan yang baru dan rumit untuk me- lakukan angiografi, maka terbula jalan bagi kontribusi yang fundamental oleh abl Eropa yang lain, Andreas Gnintzig yang memprakarsai pengeu- naan teknik argioplasti transluminal untuk melebarkan cumbatan arten de- rigan balon yang bisa menggembung.” Scjak tahun 199) dipakai pula angio- plasti, yaitu dengan laser membuet saluran awal kemudian pelebaran dengan balon memberikan saluran akhir, Alat int selai mahal juga sering member komplikasi berupa luka pads dinding arteri dan dapat terjadi lubang / perfo- aS Setelah fara bekerja secara pandangan langsung, yaitu pengambilan seluruh lesi dengan endasterektomi ctau mengalirkan kembali darah meialui bedah pintas, maka tantanyat: yang timbul adalah beketja dengan remote kontrol melalui mute endovaskular bekerja pada lesi yang ada, melalui suatu mekanisme yang lebih kompleks menciptakan lumen baru. Pelebaran vaskular dengan menggunakan baton “stent sebuah alat untuk menahan dan menstabitkan daerah yang dilebarkan, diperkenatkan 3 oleh Juan Palmaz dani Richards Schatz. Demikian pula “stented graff" yany, diletakkan encoiuminal, vang dikembangkan dan dipakai untuk cerapi ancii~ uisma viel Juan Parodi dari Argentina, moupakan suatu perbabaa yang fuer biasa dalane penetopan prosedur hedah vaskulas Anyioplasti tasshorimal, stent, stented graft dan tronsbolisis mer ja- di metode tans dalam melakulan inteivens: endovaskular peda sistem vas- kular, yang memeriukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang meka- nisme dasar dari penyzkit yang dihadap: dan respors penyembuher dari dinding vaskular Bedah endovasiular menjadi kekuatan besar dalam pengelotasn penyakit vaskular. Kita sekarang dapat melakukan rekanalisas! sebagian besar arteri tanpa memandang apakah lesinya panjang, kompleks, mengalami klasifikasi atau dengan penyakit vang berat. Tetapi, ketidakmatapuan untuk memperta- hankan patensi jangka panjang saat int membatasi keuntungan dan pema- kaiannya. Pemecahan masalah ini memerlukan penianaman yang, icbih baik dan pengawasan fermekoiogi dan biologi hiperplas: intima, tetapi bukan perkerbangan alat-atat rekanalisasi yang baru. Jika patensi jangka lama bisa dicapai, tindakan endovaskular akan denyan segera.diterima sebagai modali- tae pilihan dan menygantikan tindakan operasi putas untuk sumbatan arteri dan bahkan penyakit aneurisma.‘”? Perawatan non bedai: Pada penderita dengan gangguan vaskular kronis yang ringan seperti rasa sakit untuk be;jalan, maka dapat diatasi dengan mengurangi faktor nisi- ko seperti merokok dan kegemukan serta jatihan jasmani atau olah raga yang teratur. Sedang bila gangguan ity berat sampai menggangeu kehidupan se- iart-hari dan adanya ancaman kematian jaringan atau kehilangan tungkal, maka memerlukan tindakan yang lebih berat, antare lain dengan _pembedah- an, Namun demikian tersisa satu kelompok penderita dengan keluhan sakit yang mengganggu tctapi belum memertukan tindakan operasi. Kelompok a4 penderita yang cukup besar ini bisa memanfaatkan pengobatan nonoperatif atau terapi Farmakologis.“ Terapi ini dapat pula diberikan kepada penderita yang karena alasan teknis medis maupun sosio ekonomi tidak dapat dilaku- kan tindakan pembedatian. . Dalam dekade terakhir iri sudah banyak obat tersebut, antara lain 1. Keiompok “Rhevfugic” dar menurunkan kekentalan darah. Obat int se~ fain miembuat darah iebih encer juga memberikan keinasip:-a: sel darab merah untuk mengubah bentuk schingya dapat mengalir cepat dan ma- suk ke dalam saluran yang semyit, (Misalnya : Pentoxipine) 2. Kelompok obat yang memperbaiki aiau meningkatkan metavolisme otot. (Misalnya Propiony! f. Carnitine dan Naftidrofiary!) 3. Kelompok obat-obat antiplatelet (mencegah meniempeinya platelet satu sama lain}, (Misalnya : Aspirin, Tielupidine) 4. Kelompok obat prostaglandin yang melebarka pembuluh darah dan ju- ga mempunyai efek anti platelet. (Misalnya : PGE). dan PGh, analogue) 5. Kelompok obat yang di samping mempunyai efek antiplatelet juga me- lebarkan pembuluh darah sebingya aliran darah meningkat dan mening- katkan tekanan darah di kaki, (Misalnya : Cilostazol) Pada beberapa pubhkasi dan pertemuan ilmiah, .aasih selalu dilaporkan manfaat dari pemakaian aspirin yang merapakan obat antiplatelet yang cu- kup efelaif, murah dan daiam dosis yang dianjurl-an, tidaic memberixan evek samping yang berarti. Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini telah merekomendasikan obat untuk anti pembekuan darah yang diberi nama super aspirin. Obat yang dibuat dari bahan dasar bisa ular sementara ini dipakai pada penyumbatan pembuluh darah jantung dan harga- nya cukup mahal yaitu sekitar $ 230 - $ 350 sekali suntikan.““” 25 Di antara pengobatan nonoperatif terdapat pengobatan alternatif tain yaitu terapi oksigen hiperbarik (pemberian oksigen tekanan tinggi untuk pengobatan), Pengobatan ini diharapkan dapat menmgkatkan daya taban ter- hadap infeksi, membantu proses penyembuhan huka, merangsang, pemben- tukan pembulih darah baru serta memperbaiki sheologi (keleniutan) sel darab.*° : Meskipun cakup banyak penelitian dav publikasi mengena: her- masam-macam per.gobatan di atas. tetap) hendaknya kita cukup kritis unnik memilih salah satu cara dengan mempertimbangkan keuntungan dant ke- rugian masiny-masing, terutam “cats and benefit” dalam masa sekarang ini Hatirin yang saya hormati, Pada kesempatan yang sanyat membahagiakan pagi hari ini, per kenankanlah saya menyampaikan sepatah dua patah kata kepada mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa PPDS.] Ilmu Bedah yang saya cintai Hew Bedah pada umumaye dan Haw Bedal vaskular pada khusus- nya sudah makin derkembany, peneliian etiotog? gangguan vaskular sevia faktor sisiko makin banyak, teknik bedah makin beragamt dengan angka keberhasilan yang makin tinggi, alat diagnostik makin canggih serta obat- obatan untuk gangguan vaskular makin banyak ditawarkan. Maka hendaknya Saudara, » meningkatkan pengetatuan anatomi dan fisiologi pembuluh darah seba- gai dasar dan bekal yang penting pada tindakan pembedehan. > meningkatkan ketrampilay diagnosis pada pemeriksaan fisik dan vas- kular sehsngga mengurangi ketergantungan kita kepada alat diagnostik cangyih, terutama sebagai sekrining sedethana sebelum penderita di- tujuk Ke pusat pengobatan yang lebih lengkap 26 > selalu menempatkan kepentingan penderita di atas kepentingan lainaya dalam menentukan macam operasi atau jenis pengobatan yang diberikan. tecutama dalam era keterbatasan dana dan sarana int » selalu sabar, telaten, toliti dar pantang menvera dalam usaha kita untuk mempertahankan dan menyelaviatkan kaki dengan prinsip lebih baik mempuiyal kaki yang tidak semouma daripada tidak mempunyai kaki sama sekali 27 Ueapun terine kasi. Fiadirin yang saya hirmuti, Sebelum mengakhiri pidato peagukulian ini, perkenankanlah saya meugernasan kesempatan yarg sangar baik ini witak sekali lagi memanyar- Lan pujt syukur ke hadisat Aliait SWT, atas limpahan tausfik, hidayah serta nikmat yaug tak tethingga kepada kami sekeluarga Tuhan Yang Maha Kuasa telah menurunkan Rahmat-Nys yang amat besar melahti uluran kebgikan hamba-hamba-Nya sehingga saya dapar men- capai jenjang ilmiah tertinggi ini. Maka perkenankaniah saya mengung- kapkan rasa terima kasih kepada mereka ¢ Kepada Pemerintah Republik Indonesia melali Bapak Menteri Pen- didikan dan Kebudayaan saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk memangku jabatan sebagai Guru Besar Madya dalam Flimu Bedah di Fakultas Kedokteran UNDIP ,. Kepada Rektor dan Ketua Senat Prof Ir, Eke Boedihardjo, Msc, Sekretaris Senat, dan Dewan Guru Besar UNDIP yang telah menyetujui dan memproses usulan saya ke jabatan Gru Besar Madya saya ucapkan terima kasih. Kepada Dekan Fakultas Kedokteran dr. Anggoro JB Sachro, Sonat Fakultas Kedokteran serta Ketua Bagian Bedah FK. UNDIP, yang telah menyetujui dan mengusulkan saya schagai Guru Besar di Universitas Diponegoro saya ucapkan banyak terima kasih, Kepada Almarhum dr. A. Suroyo, Almachum Prof. H Sudarto SH., Prof. dr. Moelyono S Trastotenojo, dan Prof. DR. Muladi SH. mantan Rektor UNDIP serta Prof. DR. dr. Djokomoeljanto, dr. Saleh Mangunsudirdjo FICS., dan Prof. dr. Scebowo, mantan Dekan FK. UNDIP semuanya adalah 28 pimpinan sewaktu saya sebagai Staf, Pembantu Dekan, KPS Itmu Bedah seta Kettia TKP PDS4 FK. UNDIP, atas bimbingan, bantuan serta kerja samanya, saya ucapkan banyak terima kasih. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Dirktur RSUP dy Kariadi beserta Staf den para perawat. Kepada DireHtur RS St. Elisabeth, Dircktur RS. Tzlogorejo beserta Staf Laboratorium Vasxulat yang telal memberikan kesempatas, bartuan serta keria sama iningga saya dapat mengembanykan Bedah Toraks Kardiovaskular melalui pendidikan, peneliti- an, pengabdian serta pelayanan kepada masyarakat. Kepada semua guna-guru saya yeny telah mendidik dan mengajar saya mulai dari sekolah dasar sampat perguruan tinggi dan pendidikan berkefanjucan, saya ucapkan tertma kasih yang tak terhingya atas jasa-jasa mereka. Kepada dr. Saleh Mangunsudirdjo, FICS. dan dr. F. Sutoko keduz- nya mantan kepala Bayian Bedah dan dr. H. Abdul Wahab, FICS. Kepala Bagian Bedah saat ini dan seluruh guru dan kakak saya di Bagian Bedah, dr Gan Hoay Kiong, dr. Suraryo Darsono, dr Lucas W, dr. Rudy Yuwana. dr Darsito, dr. H. Rifki Mustim, dr Anay Maleachi, dan Almashum dr. Huscin Nagib, terima kasih atas bimbirgan, petunjuk dan bantuannya selama im, tanpa dorongan serta kebesaran hati mereka tidak mungkin jenjang Guru Besar Madya ini dapat saya capai. Demikian pula rekan-rekan senior di Bagian Bedah, terima kasih atas kerja samanya serta suasana kekeluargaan selama ini sehingga kita bersama-sama dapat membangun dan mengembangkan bagian Bedah FK UNDIP. Kepada Prof. dr. Djang Jusi, PhD dan Prof DR. Med. Puruhito yang saya hormati dan saya banggakan terima kasih atas dukungan serta referensi- nya sehingga scya dipercaya dan diusulkan menjadi Guru Besar Madya dalam Ilmu Bedah. 29 Kepada Prof. dr. Avenilo Aventura beserta staf di Philipine Heart Centre Manila terima kasih yang sebesar-besamya karena telah memberi kescmpatan kepada saya untuk belajar dasar-dasar Bedah Thoraks Kardio- vaskular serta memperluas wawasan serta ketrarnpilan bedah janrung. Demikian pul kepada Prof. Shigchiko Shicnoya dari First Depar- ment of Surgery, Nayoya Unive Schoo! of Medicine Jepang yang telah niemberi kesempatan untuk bekerja dan melakukan penelitian di rumalt sakit dan laboratorium vaskular belian Terima kasih juga saye sampaikan kepada Prof. Michacl De Bakey dan Prof. Gerald Lawrie dari Baylor College of Medicine Houston Texas yang telah memberi kesempatan saya untuk evaluasi dan belajar dalam rangka kerja sama dengan Departemen Keschatan RI Kepada Prof. DR. dr. H. Soewito Atmosuwamo, Prof. DR. dr. RRJ Djokomoeljanto dan DR. dr. Ahmad Walik Pratiknya saya sampaikan peng- hargaan dan terima kasih, karena telah menjadi Promotor saya dalam memperoleh gelar Dolor di Universitas Gadjah Mada. Kepada dr. Soerarso H, mantan Direktur RS. Jantung Harapan Kita, saya ucapkai: terima kasi atas bimbingan, petunjuk serta Lantuan selama ini sehingga Semarang dapat ikut dalam kegiatan bedah jantung di Indonesia Demikian pula kepada seluruh rekan saya Ahli Bedah Thoraks Kardio- vaskular serta Bedah Vascular se-Indonesia, terima kasih atas kerja samanya selama ini, Kepada Prof. DR. dr. RRJ. Djokomoeljante, Prof. DR. dr. Imam Parsudi A, Prof. dr. Soebowo., Prof. DR. dr. Ag. Soemantri., Prof. Drs Warella MPA. PhD., Prof, Drs. Sudjati dan Prof, DP. dr. I, Riwanto. Yang telah memberikan saran perbaikan naskah pidato ini saya sampaikan banyak terima kasih. 30 Pada kesempatan ini tidak lupa saya ueapkan terima kasih dan peng- hargaan kepada seluruh penderita dan keluarga yang tanpa mereka sadart telah menambah dan memperkaya ilmu saya Kepada seluruh panitia dan semua pihak yang telah membantu saya, yang telah bekerja keras untuk menyelonggarakan acare pengukuhan ini dengai daik, saya sampaikan penghargaan yang setinggitingginva can ucapan tormma Lasih yang tak terhingga Kepada Ayahanda dan ibunda tercinta, Almarhum Prof dr Heyder bin Heyder dan Almarhumah dr. Faride Heyder Alstas. Bel-au adalah orang ta sekaligus guru yang members wama kehidupan saya. dan menanamkan jiwa disiplin seorang ahli bedah. Ananda tidak sanggup mefukiskan dengan kata-kata atau dengan ungkapan apapun betapa besar terima kasitt yang harus Ananda sampaikan. Allah telah mentakdirkan untuk melimpakkan perlindungan-Nya serta segala karumia dan kehendak-Nya yang paling ber- arti bagi kehidupan saya melalui kasth sayang Befiau, Ungkapan terima kasih, saya sampaikan dengan doa semoga Almamum dan Almarhumah diampuni segala dosa-doscnya, dan diterima di tempat vang sebaik-baiknya di sisi Tuhan Kepada ayah dan ibu mertua H Suharto Priyoskarso_kekak dan adik saya, keluarga Bowo Watjoko, keluarga Moch. Zainal, dan keluarga Huscin Heyder, terima kasih atas doa restu dan dorongan selama ini Akhimya kepada istriku tercinta Indri Hapsari, dan anak-anakku tersayang, Nisa dan Anto, Putri, Ayu dan Nabi! yang dengan penuh pengecti- an serta kasih sayang telah mendampingi saya dalam suka dan duka serta memberikan dorongan moral yang luar biasa sehingga saya dapat mencapai jenjang jabatan Guru Besar Madya ini. Untuk semaa ini saya sampaikan tetesan air mata bahagia sebagai pancaran terima kasih yang tak terhingga dan semoga semuanya meniadikan amal shalih yang diterima Allah. Anuk-anckku Jabatun Gare Besar Madva ini kupersembohhan watukemu. nabif Sebagai penutup perkuuankanlah saya mengucapkar tetime Kasih yang sedesar-besamya dan pengharyaan yang setinggi-tinggmya kepada ha- dirin sekalian alas kesediaan hadi den mengikati semua acara pengukuhan hari ini Mohon maaf vile ada tutur kata saya yang kurarg berkenan di hadapan hadirin, dan bile ada kata-kata yang salah dalam ridato penguluhen ini, semua adalah kurena keterbatasan saya sebagai manusia biasa dan bila ada hata-kata yang baik dan bermanfaat itu semua karena kebesaran Allah semata. Akhimya, sekali lagi saya ucapkan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maka Esa membajas budi baik para hadirin dan akhinul kata Wassalammu'ataikuin warachmatuliahi wabarokatah, 32 Defiar Suguban ! Garis - garis Besar Hak:an Negara Repablik Indonesia 1998 - 2003. Surabaya. Bina Pustaka Tama 2 .. Jumiah penduduk miskin di Indonesia bertambah mencapai 80 juta jiwa. Wawasan, Sabe: 3 Okcober 199%. halaman 7 Mentert kesehatan Republik Indonesia Musyewarah Nasional VELKMI, Semarang. 24 Juli 1998 Fry WJ Vascular Surgery © A Bri Vase Surg 1984: 1 = cf look back and then to the tuture. J ms Szilagyi D E A Brief Overview of the History of Vascular Surgery. Dalam Chang J.B, (Editor) Modem. Vascular Surgery vol 4, PMA California 1991. 1 - 6 a Puruhito. Pidato peagukuhan guru besar pada Universitas Airtangga, Surabaya, 1997 ~ Muller-Wiefel H, Vascular Surgery ; What is the future Fur J Vasc Surg 1990.4 1-3 o Juergens JL. Beraiz, PE. Atherosclerosis of the extremities in JE Juergens, JA. Spitell, and JF. Faibaim (eds) Peripheral Vascular Disease 5" ed, Philadelphia. W.B. Saunders Co 1980, pp 253 - 261, Heyder F. Penyakit Buerger, Patologi, Diagnosis aan Penanganan. Buletin Toraks Kardiovaskular ind, 1993, 1, 23 32, 10. Heyder F. Pola Amputasi tungkai di RSUP Dr. Kariadi Semarang (Akan dipublikasikan di Medika). Uv... Sepertiga Perokok di Dunia Remaja. Kompas Jum’at 19 Juni 1998. Hal 8. 12, Powell, J.T, Smoking and Arterial Disease. News of the Old Enemy. Eur. J, Vasc Surg 19°1, $227 - 228. 2 22 23 Trap - Jensen, |. Effects of smoking on the heart and peripheral cir- culation. Am. Heart J. 1988 , Lis : 263. Palumbo PJ. ; O'Fallon W.M , Osmurdson PJ. et al. Progression of Peripheral Occlusive Arterial Disease n Diabetes Meliitus, What Factors are predictive ? Arch. Istem Med. 109! : 1ST VAG-T21 wasmk, EN. Limb salvage in didbetes © Challenges anti solutions Surg.clin North Am 1986 , 66: 305 - 318. Waspadji S. Kaki Diabetk Permasalahan dan Pengelolaannya eter national Symposium on Update Management of peniphesal vascular diseases, Jakarta, 30-8-1997 Heyder F. Reamputasi pada gangren diabetik : Kajian faktor risiko. Buletin Toraks Kardiovaskular Ind 1994 - 2: 95 - 107. Djckomoeljanto R. Tinjauan umum tentang kaki diabetes. Kaki Diabetik Patogenesis dan Penatalaksanaan. Badan Penerba Undip Semarang 1997 ; | - 10 Heyder F. Tindakan Pembedahan pada kaki diabettk. Kaki Diabetik, Petogenesis dan Penatalaksanaannya. Badan Penerbit UNDIP 1997, 4-11 Heyder F. Kajian faktor-faktor risiko terhadap integritas vaskular pada kejadian dan perluasan gengren penderita Non-insulin De- pendent Diabetes Mellitus, (Disertasi). Yogyakarta UGM, 1992. Brenner M A. Management of the Diabetic Foot. Baltimore, Baltimore, Williams and Wilkins. 1987. Fawcett J, Widdows C, Wales JK. Prevention is better than cure. The routine examination of the feet of patients with diabetes. Pratical Diabetes international 1997 , 14: 105. Heyder F. Diabetic foot value of Vascular Integrity Indicators in the assesment of its severity (Akan diterbitkan di Medical Journal of Indonesia 34 24 29 3 3 3, Qo 34 2 Heyder F. Stenosis arteria tun dan tekanan darah 1995 5 36 : 263 - 268 Heyder F, Amputasi transmetatarsal pada Penderita Gangguan Vascular Perifer : beberapa faktor yang Mempengaruhi Pexyembuhan Iuka, Majalah Kedokteran Diponegoro 1994 ; 29. 217-226. Akurasi pemeriksaan bising arteria aki, Majalah Kedokteran Diponegoro Carter $ A Detection of peripheral arterial disease : 1s the clinical diaguosis adzquate, in Remstein, FF (ed. Non-invasive diagnostic techniques in vascular disease. 2" od , St. Louis , The C.V. Mosby Cu. 1983, 3, 123 - 143. Gerlock A J, Giyanani V L, Krebs C. Hemodynamic anatomy of the lower extremities, in of Noninasive Vascular Techniques Philadelhia, W B Saunders Co 1988 - 283 - 298, Djang Jusi, Pidato pengukuhan guru besar pada Universitas Indonesia Jakarta, 1993 , Karlstrom L, Bergguist D. Effects of vascular surgery on amputat:on rates and mortality. Gur J Vasc Endovasc Sumy 1994; 8 : 31-34. Lindhol 4 S, Bovliny S, Fasting H, et al. Vascular surgery reduces the Frequeacy of tower limb major amputation. Eur J Vasc Surg, 199428: 31-35 . Mattes E, Norman PE, Jamrozik K. Falling incidence of amputation for rial Disease in Western Australia Bur J Vasc Endovasc Surg 198? . Peripheral Occlusive A\ between 1980 and 1992 3514-22 Malone J M, Moore W, Leal JM, et al, Rehabilitation for lower Ex- tremity amputation. Arch Surg 1981; 116, 93- 98, Johansen KAJ, Dainer M., Howey T et al. Obyective Criteria Accurately Predict Amputation following lower Extremity Trauma J. Trauma 1990 ; 30 : 568 - $73. Bemhard V M, The Management of Chronic Oclusive Arterial Disease affecting the lower extremities, in Rutherford, R.B. (ed) 35 we c we we we 6. 7. ‘o Vascular Surgery. Philadelphia, W.B. Saunders Co. 1982 487 - 498 Ting A CW, Cheng SWE. Acute Thromboembolism of the Lower Limb 10 years’ Experience, Asian J. Surgery 1998 , (3): 212 - 218 Cambell, GS. Peripherat Arterial Injuries Ann Surg 1978. 136(6) . 701 = 709, Heyder, F. Beberapa faktor yang be:peran terbadap penyelamatan tung- kai pada cedera arteri paaa fraktar tungkai. Maj. Kedokteran Indon. 1989: 48 229 - 234 Tahalele P., Basuki, S., Purubito. Penelitian Trauma Vaskular selama 7 tahun di Surabaya. Buletin Toraks Kardiovask Indon 1993 ; 21-24 Falstie-Jensen N. Christensen K.$, A model vor psediction of faxture in amputation of the lower limb. Danish Medical Bulletin., 1990, 3 - 283 - 286, Kroese A J. Challengers in Vascular Surgery 1900 Eur J Vasc, Surg 1991 ; 5: 493 -496, Boattie DK, Golledge J, Grevbalgh RM, ot al aie of life Assesment in vascular disease - Towards a concensus. Eur J asc. Endovasc Surg 1987; 13. 9-13 . Aun S §. Endovascular Surgery ; Current Concepts and its importance to the Vascular Surgeon. Eur } Vasc Surg 1992; 621-3 _Norgeen L. Non-Surgical treatment of Critical Limb Ischemia, Eur J Vasc Surg 1990 ; 4: 449-454 .. Menjinakkan bisa ular, Gatra 30 Mei 1998. Hal 93 Soesanto Fx, Mulyono P, Hinarya D. Terapi Oksigen Hiperbarik pada Gangren. Warta lkabi 1991 ; 5: 341 - 355. 36 Savuyet: Kiet 1. DATA PRIBADI Nama H. Achnaad Fail: Hevder Tempat ‘tel lair Jakatia, 19 Oktobe. 1947 Nie 130829446 Agama [slam Status perkawinan cs Rawin Isteri Indri Hapsari, SE Anak’: 1}. Nurtfani Chairunise 2) Rizke fandrian: Puts. 3). Ayu Farida Astari 4). M.Nabil Faindraputia Atamat SL Bando No. 7, Semarany $0232 Telp.(O2A) 445114 ~ Fax (024) 445333 HH. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL, AW huw e 7. Sekolah Dasar : SD Cikini Jakarta, SD Benardus Semarang, SMP Domenice Savio Semarang SMA Negeri L-{f Semarang, Dolter ($1) FK Undip Dokter Spesialis Bedah (Spi) Fk Undip Dokter Spesialis Bedah Toraks dan Kardicveskelar (Sp2), Philippine Heart Center for Asia, Manila Philipina Doktor ($3) Universitas Gadjah Mada il. RIWAYAT PENDIDIKAN TAMBAHAN/KURSUS/PELATIHAN whwN Metode Belajar Mengajar FK Undip 1980 Akta Mengajar V Undip 1987 Penataran P4 tingkat Propinsi Jateng 1982 Rekostruksi kuliah Undip 1987 Kursus Persiapah Program Doktor FK UGM Yogyakarta 1988 37 a Training on Critical Care of the multiorgan failure patient, The United States Air Force, Februari 1981 Training on Cardiac Surgery Baylor College of Medicine Houston (Texas), Agustus 1984 - Januari {985 Training On Vascular Surgery Nagoya University School of Me- dicine, japan June - December 1987 . Workshop on Vascular Surgery: Academy of Medicine. Singapore, November 1988. 20. (ntemaiional Post Graduate Course on Vascular Surgery, Amstet- 13 dam, januari 1989 . Video Thoracoscopic Surgery Workshop Hongkong, November 1993 International Workshop on Endovascular. The Rocks Australia, December 1994 7 Advance Trauma Life Sapport (ATLS) Semarang Desember 1996 1V. RIWAYAT KEPEGAWAIAN 1 Dawn Calon pegawai negeri Hla 1-03 - 1976 . Penata muda Hila 1-07-1977 . Penata muda TK .E Hb 1-10-3978 Penata Hile 2-10-1982 Penata TK ld 1 - 04 - 1985 Pembina IVa 1-04-1987 Pembina TK.1 IVb 1-04-1991 Pembina Utama Muda Se 1-10-1995 eae ¥. RIWAYAT JABATAN STRUKTURAL/FUNGSIONAL NO eee Sekretaris Program Studi 1. Bedah FK Undip 1988-1991 Kewua Frogram Studi LBedah FK Undip 1991 - 1994 Pembantu Dekan III SK Undip 1986-1989 ‘Y.M.T Pembantu Dekan | FK Undip 1989 Pembanta Dekan 111 FK Undip 1989 - 1992 Wakil Ketua TKP-PPDS.1 FK Undip 1991 - 1993 Ketua TKP-PPDS 1 FK Undip 1993 - 1997" 38 8. Staf pengajar FK Undip untuk mop. [. Bedah Toraks — Kardiovas- kular, (1981 - sekarang) © Staf'pengajar FK Unissula untuk mp, . Bedah Toraks ~ Kardiovas- kular, (1981 - sekarang) 10. Stef pengaiar spesiejis | fina Bedah PK Undip (1981 - sekarang) 11. Sta pengajar $2 Biomedik FK Undip 12 Staf pengaiar $3 Nmu Kecokteran FR Undip 13. Penguji Nasional mu Begab Indenesiz 14. Penguji Nasional [mu Bedah Toraks - Kardiovaskulac Indonesia 15. Ketua SMF Bedah RSUP. Dr. Kariadi Semarany, (994-1693 Vi. SABATAN FUNGSIONA. 1. Assisten Ahii Madya 1-07-1977 2. Assisten Ahli 1. 10-1978 3. Lektor Muda 1-10-1982 4. Lektor Madya 1-04 - 1985 5. Lektor 1-04 - 1988 6. Lektor Kepala Madya 1-04 - 199] 7. Lektor Kepata L- to - 1995 8. Gunt Besar Madya 1-07 - (998 VIL. KEANGGOTAAN & KFPENGURUSAN PADA ORGANISASL PROFESI KEDOKTERAN A. Tingkat Nasional | tkatan Dokter indonesia : Anggota 2. Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah indonesia (IKABI) Pengurus Pusat : Ketua Bidang Penetitian & Pengembangan Pengurus Cabang Semarang : Sekretaris Himpunan Ahti Bedah Thoraks & Kardiovaskular Indonesia : Ben- dahara Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Vaskular Indonesia ; Anggota Tim Ginjal RSUP. Dr. Kariadi/FK Undip : Anggota Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI) : Anggota Tim Jantung RSUP. Dr. Kariad/FK Undip : Anggota we Ou ee 39 8, Tim Cangkok Sumsum Tulang RSUP. Dr, Kariadi/FK Undip : Ang- gota 9. Tim Hospital Infection RSUP. Dr. Katiadi/FK Undip : Anggota 10. Tia Operasiona! Bedah Santung Nasioual : Anggota LL. Indonesian Society for Micrcciretlation and Phlebology ; Member 12. Perkumpuian Endokrinologi ladonesia (PERKENI) ; Anggota B. Tingkat Iniernasional i, Asian Surgical Association : Member. 2. Association of Thoracic and Cardiovascular Surgeons of Asia Member 3. The Australasian Society of Cardiac and Thoracic Surgeons : Mem- ber. 4. European Seciety for Vascular Surgery : Member 5. Asian Vascular Society : Member. VIE DAFTAR KARYA ELMIAH Karya Umiah baik hasil penelitian maupun bukan hasil penelitian, baik sebagai penulis utama maupun penulis pembantu dibuat lebih dari 125 judul Dipiesentasikar: dalam fcrum regional, rasional maupun Internesional dan beberapa dimvat dalam majalah ilmiah/publikasi a.1. 1. Masalah hemofili pada kasus kasus bedah di RSUP. dr. Kariadi Sema- rang. Majalah mu Bedah Indonesia "Ropanasuri" Vol. 12, no.4, 1583, 39-44. ISSN 0216-0951 2. Tindakan pembedahan pada bronkiektasis. "Ropanasuri’ Vol.13, No 3, 1984 129-432 ISSN 0216-0951. 3. Pengelolaan gas gangren di Bagian Bedah RSUP. dr. Kariadi Semarang. "Ropanasuri®, Vol. 14 no 2, 1985, $1-53 ISSN 0216-0951 4. Pengamatan Sumber Infeksi di Kamar Operasi RSUP. dr. Kariadi “Ropanasuri", Vol.14 No.2, 1985, 54-59. ISSN 0216-0951 5. Evaluasi pemakaian WSD pada trauma toraks di RSUP. dr. Kariadi. “Ropanasuri” Vol.19 No.3, 1990, 141-144. ISSN 0216-0951 40 Trauma tumpul toraks, hubungan patah tulany dengan penyulit mtra- torakal. “Roganasuri" Voi, XXIL, no. 3-4, 7-12, 1994, ISSN 0216-0951 Penyakit Buerger, Buletin Toraks Kardiovaskular Indonesia. Vol i No.1, 1993, 23.32. ISSN 0854-5782. Faktor faktor risiko yang berperan terhadap gangguan faal para pada pendeiita efusi pleura Buletin Toraks Kardiovaskular Indoaesia. Vol. 2. No, $1994 1-12, ISSN Oi Reamputasi pada yonwren diabetik (kajian faktor risiko). Buietin Toraks Kardiovaskular Indonesia. Vol. 2no 1, 1994, 95-107, ISSN 0854-5782. Amputasi transmetatarsal pada penderita gangguan vaskular perifer Beberapa faktor wang mempenyaruhi penyembuhan huka, Majalah Ke- dokteran Diponegore. Vol. 29 No. 2, 1994, 217-226. ISSN 0126-1762, Stenosis Arteria Tungkai. Akurasi Pemeriksean Bising Arteri dan tekan- an darah kaki Majalah Nedokteran Diponevoro. Vol 30 No 3 & 4, 1995, 263-268. ISSN 0626-1762 . Pola trauma pada kecclakaan lalu fintas pomendsia sepeda motor Medika No.9 tahun XX, 1994, 33-36 ISSN 0216-0916 Sistem skor nada penderita kecelakaan lalu lintas di RSUP dr.Kariad: Semarang, Medika no.} tahun NXI. 1995, 34-38, !SSN 6216-0910 ‘Vindakan pembedahan pada kaki diabetik Badan Penerbit Undip ISBN 975-8949 $7-6 Cedera arteri pada frakturtungkai Beberapa faktor yang berperan terhadap “Limb Salvaye.” sla. Kedolteran indonesia, 1998, Vol,8 Nc 6, 229-234 ISSN-0377- Pengelolaan sepsis dan syok septik bidang Tlmu Bedah Badan Penerbit Undip ISBN:979-8949-64-1. . Komplikasi arteriovena fistula/akses vaskular untuk hemodialisis Majalah Bedah Vaskulas Indonesia, 1997 Vol. No.2, 64-69 ISSN H410- 4970 Komplikasi drenase torakestomi pada trauma toraks tertutp dan terbuka. Media Medika Indonesian, Vo}.32 No.4, 1997,157-164 Vol 32 no. 4 £997, ISSN 0126 - 1762 at 19. ie S 2 w is Raynoud Disease, Laporan Kasus Majalah Bedah Vaskular Indonesia, 1997 Vol. | No.2, 48-53 ISSN 1430-4970 Pola amputasi tungkai di RSUP.dr Kariadi Semarang Majalah MEDIKA ISSN 0216-0910 Diabetic foot Value of vascular Integrity Indicators in ihe assesment of its severity. Medical Journal of Indonesia ISSN 9853-1773 Beberapa faktor yang berveran terhadap prognosis flail chest Bulletin Totaks Kardiovaskular Indonesia, £998, Vol.VI, No.1, 1-15 ISSN 0845-5782. 42

Anda mungkin juga menyukai