Anda di halaman 1dari 5

A.

PENGOLAHAN TANAH
 Pengertian Pengolahan Tanah :
Pengolahan Tanah adalah suatu cara meperbaiki struktur tanah dengan
menggunakan alat sepeti bajak , cangkul , atau garu yang ditarik dengan banyak sekali
sumber tenaga , menyerupai tenaga instan , tenaga hewan , dan mesin pertanian
(traktor) sehingga tanah menjadi gembur , lembek , aerasi dan drainase tanah menjadi
lebih baik. Olah tanah juga menjadi salah satu bagian teknik persiapan lahan (site
preparation), seperti halnya di bidang pertanian, pengolahan tanah dapat dilakukan
sebelum dan sesudah bibit ditanam .

•Tujuan
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah:
1. Menyiapkan tempat penanaman benih/bibit (seed bed) yang serasi dan baik.
2. Menghindarkan terjadinya persaingan tanaman dengan tumbuhan pengganggu.
3. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah.
Disamping itu, pengolahan tanah juga bertujuan:
1. menghilangkan tumbuhan dan membersihkan sisa-sisa akar tumbuhan/pohon-
pohon yang tumbuh sebelumnya sebelum dijadikan lapang produksi
2. membersihkan tumbuhan pengganggu
3. memperbaiki aerasi dan draenasi tanah
4. mencampur bahan organik dengan tanah
5. mengurangi erosi tanah dan mengendalikan serangan hama dan penyakit.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan produksi antara tanah


yang diolah dibandingkan dengan tanah tanpa diolah dapat lebih dari dua kali lipat
(Buckman dan Brady, 1986).
Pengolahan tanah yang tepat dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga
menghindarkan terjadinya persaingan tanaman dengan tumbuhan pengganggu. Hal ini
dapat terjadi karena dengan pengolahan tanah yang baik, bibit tumbuhan pengganggu
yang ada ditanah tertimbun sedemikian rupa sehingga tidak mendapat kesempatan
untuk berkecambah serta tumbuh dan berkembang lebih lanjut. Sebaliknya,
pengolahan tanah yang kurang baik akan memberikan kesempatan pada biji gulma
tumbuh subur karena faktor-faktor tumbuh gulma yang tadinya tidak tersedia, kini
tersedia dan biji gulma yang dulunya dorman malah berkecambah.
• Alat-Alat Pengolahan Tanah
Alat-alat pengolahan tanah mulai dari yang primitif sampai yang paling modern memiliki
4 prinsip fungsi, yaitu:
1. Membalik tanah
2. Membelah tanah
3. Memecah tanah
4. Meratakan tanah

CANGKUL
Alat yang memiliki kemampuan untuk memikul ke empat fungsi tersebut adalah
cangkul, meskipun tergolong sederhana. Dengan mencangkulkan alat cangkul ke tanah,
pertama-tama kita melakukan fungsi pembelahan. Kemudian sebagian tanah yang
berada di cangkul itu kita pindahkan dengan gerak membalikkan tanah. Kalau tanahnya
bergumpal, dengan cangkul itu kita memecah-mecah gumpalan tersebut. Kemudian
agregat tanah yang sudah terpecah-pecah menjadi butiran-butiran gembur, dengan
cangkul itu lalu kita ratakan sehingga menghasilkan permukaan tanah olahan yang rata.
Cangkul memiliki kemampuan demikian karena memiliki tangkai yang dapat kita putar-
putarkan.
BAJAK SINGKAL
Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan
membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih.
Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2)
pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat
pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka
(frame) melalui batang penarik (beam).
• Cara Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang baik terdiri atas 3 tahap, yaitu pembersihan lahan (land-clearing),
pembajakan (ploughing) dan penggaruan (harrowing), tetapi tergantung pula pada kondisi tanah
setempat, jenis tanaman yang hendak ditanam, dan bahan penanaman yang dipergunakan.
Land-clearing bermaksud membersihklan areal lahan terhadap pepohonan, semak-semak dan
alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya. Pembajakan (ploughing) menggunakan alat
pengolah tanah yang disebut bajak, untuk membelah dan/atau membalik tanah. Tujuan dari
membajak adalah:
1. Membelah tanah menjadi bongkah-bongkah lebih kecil sehingga penggemburan selanjutnya
lebih mudah dilakukan.
2. Membentuk lapisan bajak/lapisan kedap air (plough sole).
3. Memperbaiki tata udara tanah.
4. Merangsang pertumbuhan biji tumbuhan pengganggu dan membalik/menimbun dengan
tanah sesudah berkecambah/tumbuh.
Penggaruan (harrowing) menggunakan alat pengolah tanah yang disebut garu (harrow), untuk
memecah dan meratakan tanah. Tujuan dari menggaru adalah:
1. Membantu terbenuknya lapisan kedap air.
2. Membantu terbentuknya struktur lumpur dengan menghancurkan bongkah-bongkahan besar
menjadi struktur remah.
3. Memberantas tumbuhan pengganggu yang sempat tumbuh.
4. Membersihlkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh liar, rumput yang mati, kemudian
membenankan ke dalam tanah.

Membajak (plowing) : prinsipnya membelah tanah dan membaliknya, agar biji gulma dan sisa-
sisa tanaman tertimbun; lapisan bawah tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat
berbentuk singkal atau piring (disk plow).
Menggaru (harrowing) : dengan garu (harrow), (Pada mesin ada yang berbentuk piringan atau
disebut disk-harrow) : prinsipnya memecah bongkah tanah menjadi lebih halus, meratakan
permukaan tanah, membasmi gulma dan memperbaiki granulasi tanah.
Cara pengolahan tanah sawah dan tanah darat (kering) akan berbeda disebabkan oleh kondisi
dan struktur tanahnya yang berbeda. Pada pengolahan tanah sawah, sebelum dibajak sawah
digenangi air, umumnya seminggu sebelum pembajakan dimulai, dengan tujuan agar tanah saat
dibajak cukup lunak. Kemudian jerami/rumput-rumput dibabat sebelum dibajak dan lubang
pemasukan/pembuangan air dari petak sawah ditutup. Pembajakan dimulai dari pinggir
kemudian mengelilingi petak sawah dan berakhir di tengah. Dengan demikian akan tertinggal
bagian pojok-pojok petak sawah yang tidak terkena bajak untuk dikerjakan dengan cangkul.
Dalamnya pembajakan 20-25 cm. Pembajakan yang kurang dalam misalnya kurang dari 10 cm
akan mengakibatkan pertumbuhan gulma yang hebat sehingga menyulitkan dalam perlindungan
atau pembereantasan gulma. Penggaruan dilakukan dengan arah memanjang petak, kemudian
melintang. Juga dilakukan dalam keadaan tanah sawah yang cukup tergenang air. Apabila tanah
sawah cukup ringan, adakalanya tidak dilakukan pembajakan, tetapi cukup dengan penggaruan.
Misalnya dilakukan 2 kali penggaruan dengan selang waktu 7-10 hari. Setelah selesai menggaru
yang kedua, petak sawah dibiarkan tergenang air 4-5 hari supaya lumpur mengendap dan petak
sawah lebih rata. Satu sampai 2 hari sebelum tanam, air dibuang dan tanah diratakan, baru
kemudian bibit padi ditanam. Pada pengolahan tanah darat (tanah kering), tujuan utamanya
adalah untuk membentuk media tumbuh (-seed bed) yang gembur dan mantap. Dengan
menggemburkan tanah berarti memberikan permukaan tanah yang lebih datar sehingga
memungkinkan benih yang ditanam kontak lebih dekat dengan butiran tanah. Juga dengan
penggemburan tanah terdapat kemunginan bertambahnya molekul-molekul air sebagai lapisan
tipis (water film) pada butiran tanah sehingga memungkinkan untuk diserap oleh benih.
Pengolahan tanah darat yang sempurna disamping meningkatkan proses-proses kimia dan
biologis yang erat kaitannya dengan ketersediaan hara, juga mengurangi gasgas racun dari
dalam tanah, misalnya asam sulfida. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengolahan
tanah kering adalah mempertahankan bahan organik, karena merupakan komponen tanah yang
penting dalam menyediakan unsur hara dan air. Pada tanah kering, untuk mengatasi tanah dari
kemungkinan yang kurang sesuai diadakan pemulsaan (mulching). Tujuan mulching adalah: 1.
Memperbaiki kondisi fisik tanah dipermukaan. 2. Absorpsi air oleh benih membaik karena
penguapan dari permukaan tanah dikurangi. 3. Run-off air dikurangi. 4. Fluktuasi dan suhu tanah
lebih stabil. 5. Kemungkinan benih hanyut oleh air berkurang.

 PEMBENAHAN TANAH (AMELIORASI)


PADA TANAH BERMASALAH (MASAM, ALKALIN, SALIN, TANAH BERAT(kandungan liat tinggi) atau
TANAH YANG BANYAK BERPASIR SAAT MELAKUKAN PENGOLAHAN TANAH DILAKUKAN
PULA TINDAKAN PEMBENAHAN TANAH, DENGAN :
–Kapur pertanian (kaptan)
–Pupuk organik (pupuk kandang, pupuk hijau,bokashi)
–Pembenah tanah berisi mikro-organisme : mikoriza dan dekomposan tanah, penambat
nitrogen simbiose atau non simbiose
B. PENANAMAN DAN JARAK TANAM

Anda mungkin juga menyukai