OLEH :
HILLARY PELENKAHU (18021105062)
KAWASAN PERTAMBANGAN
Pertambangan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka upaya
pencarian, penambangan
(penggalian), pengolahan,
pemanfaatan dan penjualan
bahan galian (mineral, batubara,
panas bumi, migas).
Menurut undang-undang No.4
Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan
Batu bara, pertambangan adalah
sebagian atau keseluruhan
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu
bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi studi kelayakan bisnis, kontruksi,
penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengangkutan,dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang.
Wilayah pertambangan merupakan wilayah yang memiliki potensi mineral atau batubara dan
tidak terikat dengan batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata
ruang nasional. Karena wilayah pertambangan tidak mengikuti wilayah administrasi
pemerintahan (provinsi, kabupaten/kota), sehingga diperlukan koordinasi dan kerja sama
antar pemerintah daerah apabila pertambangan terjadi di lintas batas pemerintahan daerah.
Perencanaan wilayah pertambangan disusun melalui tahap inventarisasi potensi
pertambangan tahap penyusunan rencana wilayah pertambangan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan adalah wilayah yang memiliki potensi sumber daya
bahan tambang dan merupakan tempat dilakukannya kegiatan pertambangan di wilayah darat
maupun perairan. Kawasan Peruntukan Pertambangan dapat berupa Kawasan Peruntukan
Pertambangan: a.mineral; b. batubara; c. minyak dan gas bumi; dan/atau d. panas bumi.
Penyelenggaraan kegiatan
pertambangan di kawasan hutan
konservasi diperbolehkan asalkan
hutan konservasi menurut RTR telah
berubah menjadi kawasan budidaya.
Secara detail telah tertuang dalam
Peraturan Pemerintah No. 26/2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional pasal 98, dimana peraturan
zonasi untuk kawasan lindung dan
kawasan budidaya disusun dengan
memperhatikan pemanfaatan ruang
untuk kegiatan pendidikan dan
penelitian tanpa mengubah bentang alam.
Wilayah Pertambangan:
Pasal 13 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
membagi bentuk wilayah pertambangan ke dalam 3 (tiga) bagian:
•Wilayah Usaha Pertambangan (WUP),
•Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan
•Wilayah Pencadangan Negara (WPN).
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut secara
alamim yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan
batas laut sampai dengan daerah
pengairan yang masih terpengaruh
aktivitas daratan. (UU Np. 7/2004
Ps. 1)
Pengelolaan DAS adalah upaya
manusia dalam mengendalikan
hubungan timbal balik antara
aktivitas manusia dengan sumber
daya alam di dalam DAS.
Permasalahan DAS di Indonesia: degradasi hutan dan lahan, banjir, kekeringan, tanah
longsor, erodi dan sedimentasi di sungai/saluran/waduk/danau, pencemaran air tanah, konflik
antar kepentingan daerah hulu dan hilir DAS, tingkat pendapatan dan partisipasi penduduk
rendah, dana pemerintah terbatas.