Anda di halaman 1dari 11

JENIS-JENIS KAYU YANG UMUM DIPERDAGANGKAN DI INDONESIA BESERTA

SPESIFIKASI-NYA

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Struktur Kayu I Dengan Dosen Pembimbing Eko
Siswanto, ST. MT.”

Disusun Oleh :
Fajar Agus Hariyadi (18513406)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KADIRI
2020 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu
tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari
kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat
kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan
tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang
bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang
akan di pilih. Misalkan : untuk konstruksi ( yang harus kuat, keras, mempunyai keawetan
alam yang tinggi ) dapat dipilih jati, balau, bungur, bangkirai dll. Untuk lantai ( yang harus
bersifat keras, tahan asam, daya abrasi tinggi ) dapatdipilih jati, bungur dll. Berbagai
macam jenis kayu yang ada dan secara teknis mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki
nilai estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam tentang
karakteristik, sifat dan jenis kayu. Kita juga tak boleh mengabaikan kelemahan-kelemahan
yang dimiliki oleh kayu, sehingga kita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal
dalam berbagai penggunaannya. Baik secara material maupun metode konstrusi, mengingat
kita berada dalam lingkup teknik sipil. Denganmempelajarinya, nantinya dapat membatu
pemahaman tentang kayu pada mata kuliah yang bersangkutan nantinya.

1.2. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan:

1. Membantu memahami karakteristik,sifat dan jenis kayu.


Membantu memahami tentang kayu dalam konstruksi bangunan.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian kayu?


2. Bagaimana struktur dari kayu?
3. Bagaimana sifat kayu?
4. Bagaimana sifat fisik pada kayu?
5. Apa saja Jenis-jenis kayu yang umum diperdagangkan di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kayu

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).

Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi.
Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan ligninpada dinding
sel berbagai jaringan di batang.

Ilmu kayu (wood science) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta
sifat-sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan. Kayu
mempunyai 4 unsur esensial bagi manusia antara lain:

A. Selulosa :
Unsur ini merupakan komponen terbesar pada kayu, meliputi 70 % berat
kayu.

B. Lignin :
Merupakan komponen pembentuk kayu yang meliputi 18% - 28% dari
berat kayu. Komponen tersebut berfungsi sebagai pengikat satuan
srtukturil kayu dan memberikan sifat keteguhan kepada kayu.

C. Bahan-bahan ekstrasi :
Komponen ini yang memberikan sifat pada kayu, seperti : bau, warna,
rasa, dan keawetan. Selain itu, karena adanya bahan ekstrasi ini, maka
kayu bisa didapatkan hasil yang lain misalnya : tannin, zat warna,
minyak, getah, lemah, malam, dan lain sebagainya.

D. Mineral pembentuk abu :


Komponen ini tertinggal setelah lignin dan selulosa terbakar habis.
Banyaknya komponen ini 0.2% - 1% dari berat kayu.
2.2 Struktur Kayu

Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar
dengan sumbu panjang batabg. Sel-sel ini tersusun atas selulosa yang dan di ikat menjadi satu
oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat
kayu dan penting untuk di kenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan
yang tegak lurus terhadap serat

Penampang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Kulit luar (outer bark )


Bagian ini kering dan bersiat sebagai pelindung.

B. Kulit dalam (bast)


Bagian ini lunak dan basah mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian
dari tumbuhan.

C. Kambium
Berada didalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel
kayu.

D. Kayu Gobal (sapwood)


Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat
makanan dari tanah ke daun.

E. Kayu teras (heart wood)


Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. kayu teras sebelumnya
adalah kayu gubal. perubahanya menjadi kayu teras terjadi secara perlahan-
lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umumnya lebih tahan terhadap
serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya.

F. Hati ( pith)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
2.3 Sifat-sifat Kayu

Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian,
memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam idustri
penglohan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang
tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat diplih
kemungkinan penggantian olrh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit
didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.

Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-
beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat
pada semua jenis kayu yaitu :

A. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).

B. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan


sjika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).

C. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan
suhu udara disekelilingnya.

D. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.
2.4 Sifat fisik Kayu

A. Berat dan Berat Jenis


Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin
berat dan semakin kuat pula.
B. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan
adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak
kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu
teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
C. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.
D. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur
sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas,
meranti dll).
E. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin
dan serat diagonal (serat miring).
F. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda
tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.

G. Bau dan Rasa


Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara
terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk
menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum
dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur)
dsb.
H. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang
membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
I. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan
dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban
udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
❖ Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
1. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat
dengan elastisitas kayu.

2. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya


gelombang suara. Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik,
sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik
(kulintang, gitar, biola dll).

J. Daya Hantar Panas


Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
K. Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran
listrik. Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %,
kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu
mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama
dengan daya hantar air.
2.5 Jenis-Jenis Kayu Yang Umum Diperdagangkan Di Indonesia

Indonesia adalah sebuah negara yang dikenal sebagai penghasil berbagai macam
sumber daya alam, termasuk sumber daya alam hasil hutan berupa kayu-kayuan. Kayu
yang ada di Indonesia sangat banyak sekali macam dan jenisnya. Dan dari jenis-jenis itu
ada yang tidak memiliki nilai jual dan ada juga yang memiliki nilai jual (laku dijual ).
Untuk jenis-jenis kayu yang memiliki nilai jual tergolong banyak jumlahnya, dan
diantara jenis-jenis kayu tersebut bahkan memiliki nilai jual yang lumayan tinggi di
pasaran, baik domestik maupun Internasional. Di Indonesia terdapat kurang lebihnya
131 jenis kayu yang ada. Namun Berikut beberapa macam kayu yang sering digunakan
sebagai bahan konstruksi.

A. Kayu Jati
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan
utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan
Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga
lainnya karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang
memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati. Pohon Jati bukanlah
jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan tinggi
sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan
berkapur di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati
berkualitas terbaik yang sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800
an, dan sekarang berada di bawah pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati
kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam suatu konstruksi Kayu jati biasa digunakan sebagai rangka
atap,lantai,kusen,balok penyangga,dinding.

B. Kayu Merbau
Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya highlight kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan
hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu merbau
biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Pohon Merbau tumbuh subur di
Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Adapun pemanfaatan kayu merbaupun dapat
digunakan pada konstruksi berat seperti balok-balok, tiang dan bantalan dibangunan
rumah maupun jembatan. Oleh karena kekuatan, keawetan dan penampilannya yang
menarik, sekarang kayu merbau juga dimanfaatkan secara luas untuk pembuatan kusen,
pintu dan jendela, lantai parket, papan-papan dan panel, mabel, badan truk dan lain-lain.

C. Kayu Akasia
Kayu Akasia (acacia mangium), mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori
dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap airnya kecil. Kelas awetnya II, yang
berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah dengan baik. Kelas kuatnya
II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan mengantisipasi kuat
desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil, daya
retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus
berpadu, maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati
untuk digunakan sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
D. Kayu Karet
Kayu karet atau dalam dunia internasional disebut rubber wood pada awalnya hanya
tumbuh di daerah Amazon,brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan
penanaman di daerah india namun tidak berhasil lalu dibawa hingga ke singapura da
Negara-negara Asia Tenggara lainnya termasuk jawa. Kayu karet termasuk kelas kuat II
dan kelas awet III sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai substitusi alternative
kayu alam untuk bahan konstruksi.
kayu karet tergolong kayu lunak-keras tapi lumayan berat dengan densitas antara 345-
625 kg/m3 dengan level kekeringan kayu 12%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan
kelas awet III sehingga kayu karet dapat digunakan untuk bahan konstruksi. kayu karet
tergolong kayu lunak-keras tapi lumayan berat dengan densitas antara 345-625 kg/m3
dengan level kekeringan kayu 12%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan kelas awet III
sehingga kayu karet dapat digunakan untuk bahan konstruksi. kayu karet tergolong kayu
lunak-keras tapi lumayan berat dengan densitas antara 345-625 kg/m 3 dengan level
kekeringan kayu 12%. Kayu karet termasuk kelas kuat II dan kelas awet III.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah mengenai kayu ini adalah bahwasanya banyak


alternatif lain yang bisa digunakan untuk konstruksi selain baja ataupun beton.
Contohnya kayu yang juga bisa menjadi alternatif pengganti untuk konstruksi yang
kualitasnya hampir sama dengan bahan konstruksi yang biasanya. Adapun masalah
kekurangan dan kelebihan dalam bahan konstruksi semua bahan memiliki kekurangan
dan kelebihannya masing-masing itu tergantung masyarakat yang akan
menggunakannya.
Adapun kayu yang digunakan sebagai bahan konstruksi ini terpilih selain karena
kekuatan kayunya dan kelebihan kayu yang dapat menyesuaikan suhu ruangan juga
dilihat dari unsur estetika yang timbul dari warna elgan kayu itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Bodig, J. And B.A. Jayne. 1982. Mechanics of Wood and Wood Composites. Van Nostrand
Reinhold Company. New York, Toronto, London, Melborne.

Haygreen, J.G. dan J.L. Bowyer. 1986. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. (terjemahan). Gadjah
Mada University Press. Yogyakarta.

Pandit, I.K.N. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu Sebagai Bahan Baku.
Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

http://illbeyourpaparazzi.blogspot.co.id/2011/04/kayu-sebagai-bahan-bangunan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu

http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html

Anda mungkin juga menyukai