Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

CARA EVALUASI PABRIK

Suatu modal yang diinvestasikan tentu menginginkan suatu hasil yang baik dan
memuaskan. Apalagi kalau diinvestasikan dalam suatu pabrik tentu diharapkan hasil yang
baik. Selain itu diharapkan modal yang sudah diinvestasikan dapat dikembalikan dalam
waktu yang telah ditentukan.untuk mengetahui apakah suatu modal dapat menghasilkan, dan
modalnya dapat dikembalikan perlu adanya suatu evaluasi pabrik tersebut. Evaluasi dapat
dapat dilakukan degan coba mengetahui beberapa hal yaitu : laba, rate of return, minimum
pay out period, break event pont, shut down rate. Feasibility study, interest ( bunga ),
depresiasi, dan anuity. Dengan mengetahui hal-hal tersebut diharapkan modal yang
diinvestasikan dapat diketahui apakah cukup produktif atau tidak.
4.1 Laba dan pajak penghasilan
Laba adalah suatu hasil yang didapat dari hasil penjualan dikurangi total ongkos
produksi. Sebelum dikuarangi oleh pajak penghasilan dinamakan laba kotor
sedangkan kalau sudah dikurangi dengan pajak penghasilan dinamakan laba bersih.
Pajak penghasilan ini bergantung kepada penghasiln kotor yang macamnya ada dua
yaitu :
 Pajak biasa ( ordinary income tax )
 Pajak tambahan ( surtax )

Besarnya pajak peghasilan dapat melebihi 50 % .misalnya : di amerika serikat,


penghasilan diatas $ 25.000 dikenakan pajak : 30 % ordinary income tax dan 20 %
surtax.
4.2 Rate of return
Rate of return adalah laju pengembalian yang dapat dihitung dari laba yang diperoleh
( laba bersih per tahun ) dibagi modal, dikalikan 100 %.
Rate of return = laba bersih pertahun/ modal 100 %
Untuk mengetahui apakah suatu pabrik sudah berjalan dengan baik dapat
dilihat dari Rate of return. Selain itu Rate of return dapat dipakai sebagai pembanding
apakah suatu modal dinvestasikan di dalam suatu pabrik atau disimpan di dalam
suatu bank.
Suatu contoh adalah sebagai berikut ;

Diketahui : Rate of return = 20 % / tahun


Bunga bank = 24 % / tahun
Dari data tersebut dapat diambil suatu keputusan bahwa modal tersebut tidak
perlu diinvestasikan di dalam pabrik tetapi disimpan saja di bank sebab hasilnya lebih
menguntungkan. Tetapi jikalau Rate of return = 24 % masih perlu difikirkan untuk
mendirikan pabrik tersebut.
Rate of return sangat tergantung dari keadaan ekonomi pada waktu itu.
dibawah ini merupakan tabel yang menunjukan Rate of return dari berbagai pabrik.

Minimum pengembalian
Macam industri Suatu pajak
Pengembalian lambat Pengembalian cepat
Industri kimia 11 44
Minyak 16 39
Pulp dan kertas 18 40
Farmasi 24 56
Metals 8 24
Cat 21 44
Hasil fermentasi 10 49

4.3 Minimum pay out period


Waktu yang dibutukan untuk mengembaliakan modal dari suatu pabrik
dinamakan minimum pay out period.
modal
Minimumpay out period ( tahun ) =
laba ( Rp/t h n ) + penyusutan( Rp¿ t h n )
Penyusutan dimasukkan di dalam perhitungan ini sebab sebab diangggap modal sudah
berkurang atau dikembalikan.
Untuk setiap macam pabrik sudah adaperhitungan waktu pengembaliannya. Di
dalam buku yang dikarang oleh aries newton di sebutkan macam-macam pabrik dan
waktu pengembaliannya.

Maximum waktu pengambilan sebelum pajak, dalam


Macam industri tahun.
Pengembalian lambat Pengembalian cepat
Industri kimia 5 2
Minyak 4 2
Pulp dan kertas 4 2
Farmasi 3 2
Metals 6 3
Cat 3 2
Hasil fermentasi 5 2

1.4. Break event point


Break event point ( BEP ) adalah titik dimana hasil dari pada penjualan sama dengan
ongkos-ongkos yang dikeluarkan. Untuk mendapatkan Break event point harus dibuat
dalam bentuk grafik, tetapi sebelum dibuat dalam bentuk grafik terlebih dahulu dicari
ongkos-ongkos yang sifatnya pengeluaran tetap, semi variabel, atau variabel dalam
kegiatan produksi suatu pabrik. Adapun yang meliputi ketiga macam ongkos tersebut
adalah :
a. Pengeluaran tetap ( FC)
 Depresiasi ( penyusutan )
 Pajak kekayaan
 Asuransi, dan
 Ongkos-ongkos sewa yang kalau dilihat pada umumnya tetap.
b. Ongkos-ongkos variabel
 Bahan baku ;
 Pengepakan ;
 Utilitas ;
 Pengapalan ;
 Royalities.
c. Ongkos-ongkos semi variabel
1. Buruh pabrik langsung.
2. Plant over head:
 Kesehatan
 Savety dan keamanan
 Over head untuk gaji
 Pengepakan
 Kantin
 Rekreasi
 Laboratorium dan control, dan
 Alat-alat gudang.
3. Pengawasan pabrik
4. General expenses:
 Gaji executive
 Gaji administrasi
 Pengeluaran komunikasi
 Keperluan kantor
 Advertansi
 Upah bagi distributor dan penjualan, dan
 Survey
5. Laboratorium
6. Pemeliharaan dan perbaikan
7. Plant supplies

finating cost dapat dimasukan dalam pengeluaran tetap, atau variable. Sudah di dapat
ongkos-ongkos maka dapat gambaran dalam sebuah grafik.

total penjualan
Total penjualan produksi

Biaya,
Uang yang harus dikeluarkan ,
Rp, $ Walaupun pabrik tidak
berjalan.
Fixed cost (FC)

Kapasitas ib/thn, ton/thn, unit/ thn

Shut down rate


Shutdown rate terjadi kalau keadaan rugi sama dengan fixed charger.

Total penjumlahan

Ongkos-ongkos/
Penjualan Rp/ thn Total production cost
Ongkos variable (v), Rp /tahun

Ongkos semi variable (sv)

0.3 svc
Fixed charges
Ongkos tetap (FC)

Kapasitas 100%
Shut down rate (kapasitas maximum)
Shut down rate
Shutdown rate terjadi kalau keadaan rugi sama dengan fixed charger
Dalam keadaan shut down, yaitu pada produksi pabrik tidak mengalami rugi.
contoh soal
sebuah pabrik yang agak kompleks didirikan dengan harga Rp 220.000.000.- dalam/tahun
menghasilkan 8.000.000, - 1 Ib produk. Ongkos-ongkos produksi adalah sebagai berikut:
 Bahan baku : Rp 16,-Ib produk
Rp 50
 Utilitas :steam :50 Ib/Ib produk dengan harga
1000 Ib
1 Rp 1 , 50
Listrik : kwh /Ib produk dengan harga
2 kw h
Rp15
Air :10 galon/Ib produk dengan harga
1000 gal

Hasil produksi dijual dijual dalam kantongan a’50 Ib. produk dijual dengan harga Rp
57.50/Ib ex pabrik. Pabrik bekerja secara kontinu selama 350 hari dalam setahun dan 24 jam/
hari. Didalam satu group bekerja 30 orang buruh pabrik dengan upah rata-rata Rp 100,-/man
hour. Besar pajak penghasilan adalah 48%.
Taksirlah
a. Rate dalam keadaan break event point
b. Rate dalam keadaan shut down
c. % return tahunan bersih kalau pabrik bekerja dengan kapasitas penuh.
d. Pay out period yang minimum..

Penyelesaian
Menghitung ongkos produksi setiap Ib produksi.
A. Manufacturing Cost
1. Direct production cost
 Bahan baku ......................................................................Rp 16.-
 Buruh pabrik (sv)
1 shift = 30 x 8 jam x Rp 100/hr = Rp 24.000.-
1 hari = 3 x Rp 24.000,- = Rp 72.000.-
1 tahun =350 x Rp 72.000.- = Rp 25,2 x 106
1 tahun produksi = 8x 106 Ib
Buruh langsung =Rp 25,2 x 106 / 8 x 106 Ib.....................Rp 3.15
Pengawasan (sv)
15% dari buruh langsung = 0.15 x Rp 3.15 = Rp 0.47
 Utilitas (v)
Steam :50 Ib x Rp,-/1000 Ib = Rp 2.50
Listrik : 0.5 Kwh x Rp 1.50/Kwh= Rp 0.85
Rp 0,15
Air : 10 gall x Rp 15/1000 gall=

........ Rp 3,40
Pemeliharaan dan perbaikan (sv)
7% dari fixed capital investment
7/100 x Rp 220.000.000,-/8 000.000...............................Rp 1,92

 Operating supplies (sv)


15% dari pemeliharaan dan perbaikan
15/100 x Rp 1,92..............................................................Rp 0,29
 Laboratorium (sv)
10% dari ongkos buruh pabrik
10/100 x Rp 3,15..............................................................Rp 0.32
 Patent & royalities, 1% ongkos produksi
Total n 1/100 x Rp...........................................................Rp 0,034
2. Fixed charges
Depresiasi (FC)
10% dari fixed capital investment
10/100 x Rp 220.000.000,-/8.000.000....................................Rp2.75
Pajak kekayaan (FC), 1,5 % dari fixed capital investment=
Rp 220.000 .000
1,5 / 100 x =Rp 0,41
8000.000
Asuransi (FC), 1% dari fixed capital
Investment = 1/100 x Rp 220.000.000/8000.000 = Rp 0,28
3. Plant Over head cost
 Plant over head cost (sv)
70% dari ongkos buruh + pengawasan + perbaikan
70/100 x (Rp 3,15 + Rp 0,47 +Rp 1,92)……… Rp 3.88
Manufacturing cost = Rp 33,22
B. General expenses
 Ongkos administrasi (sv)
15% dari ongkos buruh + pengawasan +perbaikan
15/100 x (Rp 3,15 + Rp 0,47 +Rp 1,92)...........................Rp 0.83
 Ongkos distribusi dan penjualan (sv)
Dianggap Rp 0.00 sebab produk dijual ex pabrik =Rp 0.00
 Research and development (sv), 2% penjualan
2/100 x Rp 57.50..............................................................Rp 1,15
 Biaya keuangan (financing), (sv)
Dianggap Rp 0.00 sebab modal dari perusahaan Rp 0,00
Rp 1,98
C. Total ongkos produksi = manufacturing cost + general expenses
Total ongkos produksi = RP 33,22 + RP 1,98
= RP 35,20
a. Perhitungan rate dalam keadaan break event point
 Fixed charges = (RP 2,75 + RP 0,41 + RP 1,92 + RP 0,29 +
R R R R R
P 0,32 + P 0,35 + P 3,88 + P 0,83 + P 1,15 ) x 8.000.000

= RP 98.880.000,-/ tahun
 Ongkos semi variabel = RP 35,20 x 8.000.000
= RP 281.160.000,-/ tahun
 Penjualan = RP 57,50 x 8.000.000,-
= RP 460.000.000,-/ tahun
R
.500.000.000
P
R
P.460.000.000
( penjualan )

R
P.281.160.000
( total ongkos
produksi )
R
P.57.104.000
( fixed charges +
0,3 svc )
0,3 svc
R
P.27.520.000
( fixed charges )
0 8.000.000
Rate dalam keadaan break event point = 1,920.000 1b / tahun

Rate dalam keadaan shut down rate = 960.000 1b / tahun


C. Penjualan produk = RP 57,50
Laba kotor = RP 57,50 - RP 35,20 = RP 22,30
Pajak 48% laba kotor = 0,48 x RP 22,30 = Rp 10,7.
 Laba bersih = Rp 11,60 / 1b
R P 92.800 .000
 Total laba bersih dalam 1 tahun = x 100 %
R P 220.000 .000
= 42,2 %/tahun.

Perhitungan persen % return tahunan didasarkan pada fixed capital investment.


D. Minimum pay out periode
 Laba bersih = RP 92.800.000,-/thn
Deprisiasi 10 % dari fixed
R P 22.000.000 ,−¿ th
 Capital investment = +¿
R P 114.800 .000 ,−¿th
( x ) + ( Y ) model
 Minimum pay out periode =
laba bersih+depresiasi
¿
 Minimum pay out periode = Rp 220.000.000 ,− Rp 114.800 .000 ,−¿ th ¿
= 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai