Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA RISIKO PERILAKU KEKERASAN

PADA An.F DENGAN TERAPI NAPAS DALAM DI PUSKESMAS


TAMBAK I

Nur Hasanah Hayati

NIM P1337420218007

3A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
JURUSAN
KEPERAWATAN 2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA RISIKO PERILAKU KEKERASAN
PADA An.S DENGAN TERAPI NAFAS DALAM
DI PUSKESMAS TAMBAK I

Nama : Nur Hasanah Hayati

NIM : P1337420218007

Tanggal Pengkajian : 8 Maret 2021

A. Pengkajian

1. IdentitasKlien

Nama : An.F

Umur : 19th

Jeniskelamin :Laki-laki

Status perkawinan : Belum menikah

Pendidikan terakhir : SD

Pekerjaan terakhir : Buruh harian lepas

Alamat : Gumelar Kidul Rt/Rw 01/01

2. Identitas PenanggungJawab

Nama : Ny. R

Umur : 65th

Jeniskelamin :Laki-laki

Hubungandenganklien : Budhe

Alamat : Gumelar Kidul Rt/Rw 01/01


3. Faktor Prespitasi

Klien mengatakan pernah di fitnah.

4. Faktor Predisposisi

An. F tinggal bersama budhe nya. Ayah dan ibunya sudah cerai dan

menikah lagi.

5. Konsep Diri

a. Citra tubuh

Klien An.F mempunyai anggota tubuh yang lengkap dan utuh, klien

mensyukuri atas pemberian dari Allah SWT.

b. Identitas

Klien An.F berjenis kelamin laki – laki, belum menikah dan tidak

bekerja sejak mengalami gangguan jiwa.

c. Peran

Klien An.F menjalankan perannya sebagai sebagai anak pertama

namun klien belum bisa menjalankan perannya dikarenakan sakit.

d. Ideal diri

Klien An.F ingin segera sembuh dan mencari pekerjaan untuk

membantu keluarganya
e. Harga diri

Klien An.F merasa sedih dengan keadaannya yang sekarang tetapi

tetap sabar dan semangat.

6. Hubungan sosial

a. Orang yang sangat berarti

Klien An.F mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya

adalah keluarganya.

b. Peran serta dalam kelompok

Klien An.F megatakan tidak mengikuti kegiatan atau organisasi di

masyarakatnya sejak menderita sakit.

7. Genogram

Klien 1 An.F

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien An.S

: Menikah

: Tinggal satu rumah


: Garis keturunan

: Meninggal

An.F merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. An.F tidak tinggal

satu rumah bersama kedua orangtuanya, adik-adiknya perempuan.

Klien dan keluarga menggunakan bahasa jawa dalam berkomunikasi

sehari – hari. Tidak ada keluarga yang sakit seperti An.F dalam

keluarganya.

8. StatusMental

a. Penampilan

Klien An.F menggunakan kaos dan celana pendek selutut bersih,

rambut panjang, klien ganti baju 1 hari 2 kali.

b. Pembicaraan

Klien bicara dengan intonasi yang kurang jelas dan volume suara

yang tidak teratur. Pembicaraan An.F dapat dimengerti namun

terkadang tidak membalas pembicaraan..

c. Aktivitas Motorik

Klien An.F tidak mau melakukan aktivitas seperti membersihkan rumah


dan mencuci baju sendiri.

d. Alamperasaan

Klien An.F mengatakan kecewa dan marah ketika ada orang yang

menyepelekan dan mengejeknya.


e. Afek

Klien An.F mempunyai afek agak labil, ekspesi dari wajah klien dapat
berubah-ubah.

f. Interaksi selama wawancara

Selama wawancara An.F kooperatif, kontak mata cukup.

Kliendapat menjelaskan apa pertanyaan perawat meskipun kurang

jelas.

g. Persepsi

Klien An.F mengatakan ingin sakit yang dideritanya bisa segera

sembuh dan tidak kambuh lagi. Klien yakin bahwa dengan

mengonsumsi obat dengan rutin sakit yang diderita dapat sembuh.

Klien An.F mengatakan sakit hati dan marah apabila ada yang

mengejek dan tidak menghargainya. Respon klien berupa tangan

mengepal dan wajah memerah

h. Isi pikir

Klien An.F berpikir untuk cepat sembuh dan mendapatkan

pekerjaan untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya

i. Proses pikir

Klien An.F sedikit mengalami gangguan dalam proses berpikir.

j. Tingkat kesadaran

Selama berinteraksi dengan penulis, klien An.F tidak tampak

kebingungan.

k. Memori

Klien An.F mampu mengingat semua kejadian seperti kapan harus

minum obat An.F tidak mempunyai gangguan daya ingat baik

jangka pendek maupun jangka panajang.


l. Tingkat konsentrasi &berhitung

Klien An.F mampu berhitung dengan baik, saat diberi soal klien

mampu menjawab.

m. Kemampuan menilai

Klien An.F tidak mampu menilai mana yang baik dan mana yang

buruk.

n. Daya tilik diri

Klien An.F menyadari apa yang sedang dialami saat ini, kedua klien

tidak ada masalah dalam daya tilik diri.

9. Mekanisme koping

Klien Tn.F mengatakan jika ada masalah diceritakan pada budhenya.

Pemeriksaan fisik

a. TTV

TD =120/80mmHg

Nadi = 80 x/menit,

RR = 20 x/menit

Suhu = 36,5ºC

b. Ukur

BB = 60 kg

TB = 160 cm

c. Keluhan fisik

Klien An.F mengatakan tidak memiliki kelainan fisik dan keluhan

fisik.
d. PohonMasalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Effect)

Risiko perilaku kekerasan (Problem)

Perilaku kekerasan (Causa)

Perubahan perilaku sesnsori = Harga

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Koping Individu tidak efektif

10. Terapi

a. Amitriptyline 25 mg 1x1 hari

b. Risperidon 2 mg 2x1 hari

c. Trihexyphenidyl 2 mg 1x1 hari

d. Clorilex 25 mg 2x1 hari

e. Alprazolam 0,5 mg 1x1 hari


B. AnalisaData

Tgl/ Jam No Data Fokus Problem


8 Maret 1. DS : Klien An.F mengatakan sering pusing Risiko perilaku
2021 kepala kurang tidur dan ingin marah apabila kekerasan
permintaannya tidak dituruti.
DO : Klien Tn.F tampak sesekali wajahnya
memerahdan duduk terdiam memalingkan
wajah dari perawat.

a. TTV

TD =120/80mmHg

Nadi = 80 x/menit,

RR = 20 x/menit

Suhu = 36,5ºC

b. Ukur

BB = 60 kg

TB = 168 cm

C. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko perilakukekerasan
D. Intervensi

Tgl / Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional


Jam
10 Risiko perilaku a) Keluarga Pasien dapat 1) SP 1 Pasien : Membina hubungan a) Keluarga Pasien
Maret kekerasan mengidentifikasi penyebab perilaku mengetahui penyebab
2021 kekerasan. saling percaya, identifikasi perasaan perilaku kekerasan.

b) Keluarga Pasien dapat marah, tanda dan gejala yang dirasakan, b) Keluarga Pasien
mengidentifikasi tanda-tanda perilaku mengetahui tanda-tanda
kekerasan. perilaku kekerasan yang dilakukan, perilakukekerasan.

c) Keluarga Pasien dapat akibatnya, serta mengontrol secara fisik. c) Keluarga Pasien

menyebutkan jenis perilaku kekerasan 2) SP 2 : Latihan mengontrol perilaku mengetahui jenis


kekerasan secara verbal
yang pernahdialaminya. perilaku kekerasan yang
1. Evaluasi jadwal harian teknik nafas
d) Keluarga Pasien dapat dalam pernah dialami.

menyebutkan akibat dari perilaku 2. Latih cara mengontrol perilaku d) Keluarga Pasien

kekerasan yang dialaminya. kekerasan secara verbal (3 cara yaitu mengetahui akibat dari

e) Keluarga Pasien dapat mengungkapkan perasaan dengan perilaku kekerasan yang

menyebutkan cara mencegah atau baik, meminta dengan baik, menolak dialaminya.

mengontrol perilaku kekerasannya. denganbaik) e) Keluarga Pasien

3. Memasukan pada jadwal kegiatan mengetahui cara


mengungkapkan marah secaraverbal mencegah atau

3) SP 3 : Latihan mengontrol mengontrol


perilaku kekerasan dengan spiritual
perilakukekerasannya.
1. Didiskusikan hasil latihan

mengontrol perilaku kekerasan secara

fisik dan sosial atauverbal

2. Latihan sholat, berdo’a


atauberdzikir

3. Buat latihan sholat,


berdo’a,berdzikir

4. Buat latihan sholat, berdoa


atauberdzikir
E. Implementasi danEvaluasi

Tanggal Dx Kep Implementasi Evaluasi Paraf

8 Maret Risiko Sp 1 membina S : Klien An. F mengatakan kecewa


2021 perilaku hubungan saling apaila kurang dihargai orang lain.
kekerasan percaya Klien mengatakan setelah melakukan
nafas dalam, klien menjadi lebih
tenang
O:
- Klien An.F mampu
mengungkapkan penyebab dari
rasa marahnya
10.00 Menvalidasi kesiapan - Ada kontak mata
klien An.F - Klien An.F terlihat kebingungan
- Klien An.Ftampak tenang
setelah
diberikan terapi nafas dalam
A : Klien An.F mampu meringankan
amarahnya
P:lanjutkan SP2,SP3 (mengontrol
perilaku kekerasan secara fisik,
10.05 Membina hubungan mengontrol perilaku kekerasan
saling percaya secara verbal)
10 Maret Menanyakan apa Ds :
2021 penyebab rasa Do : KeluargaPasien koorperatif
12.10 marah saat dilakukan tindakan
12.15 Menanyakan
perilaku kekerasan
apa
yang dilakukan
klien
12.20 Membantu Ds : -
mengidentifikasik Do : Keluarga Pasien koorperatif
an akibat dari saat dilakukan tindakan
perilaku kekerasan
klien

Mengajarkan dan Ds : -
12.25 mencontohkan Do : Pasien koorperatif saat
cara untuk dilakukan tindakan
mengontrol
perilaku
kekerasan secara
fisik
berupa nafas
dalam, serta
menganjurkan
klien untuk
melakukannya
ketika klien
merasa marah

12.30 Harga diri 1) Membantu Ds : -


rendah pasien mengenali Do : Pasien koorperatif saat
kronik hak, tanggung dilakukan tindakan
jawab, dan norma-
norma yang
bertentangan
2) Membantu
mengenali ekspresi
pikiran dan perasaan,
baik positif maupun
negatif
3) Membantu pasien
untuk membedakan
anttara pikiran dan
kenyataan
12.45 Risiko SP 2 S : Klien Tn.F mengatakan
perilaku Klien dapat setelah diberikan terapi rasa
kekerasan mengontrol marahnya berkurang
perilaku O:
kekerasan secara - Ada kontakmata
verbal - Klien Tn.F terlihat
Melatih Tn.F bersemangat
untuk - Klien Tn.F mampu
mengungkapkan mempraktekan terapi yang
rasa marahnya sudah di berikan
secara baik. - Klien Tn.Ftampak mampu
12.50 Memvalidasi mengikuti
terapi untuk Tn.F apa yang perawat ajarkan
12.55 - Klien Tn.F lebih
Mengobservasi bersemangat setelah di
keadaan Tn.F berikan terapi
A : Klien Tn.F nampak lebih
bersemangat dan lebih tenang

P : lanjutkan SP 3, (mengontrol
perilaku kekerasan secara
spiritual),

Anda mungkin juga menyukai