Laporan Mikrokontroller
Laporan Mikrokontroller
DISUSUN OLEH
KELAS 4 TEA
A. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang/Dasar Teori
Sebuah mikrokontroler pada dasarnya memiliki unit CPU, unit memori,
dan unit I/O (input/output). Port I/O merupakan fitur mikrokontroler yang
fundamental karena memungkinkan sebuah mikrokontroler dapat terhubung
dengan perangkat sensor maupun aktuator. Fungsi masukan (input) dan keluaran
(output) pada Arduino diperankan oleh pin. Pin di sini berfungsi sebagai
antarmuka. Pin antarmuka ini dibagi menjadi dua jenis yaitu pin digital dan pin
analog.
Pada dasarnya semua PIN yang terdapat pada Arduino, baik PIN digital
maupun PIN analog yang tersedia dapat digunakan sebagai PIN digital digital,
berarti sinyal yang dikirimkan atau diterima bernilai 1 atau 0, bissa juga disebut
high atau low. Berbeda dengan sinyal analog yang bersifat kontinu atau terus
menerus.
Pada Arduino terdapat beberapa jenis input dan ouput, yaitu sebagai berikut:
1. Input Analog
Sinyal analog menjelaskan variabel fisik yang bervariasi terus menerus
yang berhubungan dengan variabel lain. Contoh dari sinyal analog yaitu intensitas
cahaya LED yang dimana arus yang didalamnya juga meningkat, arus melalui
resistor seperti yang kita memvariasikan tegangan, atau suhu di kamar
yang berjalan sering dengan berjalannya waktu.
2. Output Analog
Pada output analog Arduino tidak dapat dihasilkan secara langsung, tetapi
harus melewati proses pengubahan output dari digital menjadi analog yang
memerlukan fungsi komponen Digital to Analog Converter. Arduino memerlukan
modul eksternal (modul DAC) sebagai konverter sinyalnya.
3. Input Digital
Input Digital adalah sinyal yang akan diterima baik itu berupa nilai 1 atau
0, logika high atau low, maupun kondisi on atau off. Contoh dari input digital
yaitu penggunaan sensor PIR dimana output dari sensor tersebut berupa nilai 1
jika terdeteksi adanya benda bergerak dan nilai 0 jika tidak terdeteksi adanya
benda.
4. Output Digital
Pada output digital sebenarnya hampir sama dengan input digital
dikarenakan pada dasarnya sama, hal yang dikirimkan yaitu nilai 1 atau nilai 0.
Yang membedakan hanya pada penggunaan fungsi pada saat pemogramannya,
kapan saat diset sebagai input maupun output.
3. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak
ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol
ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan
tertutup
b) Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor
yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer
terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai
pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer
beserta bentuk dan Simbolnya.
2. Potensiometer Rotary
Potensiometer Rotary yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar.
Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu,
Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer
Potensiometer Trimmer yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.
c) Speaker
Speaker adalah Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
Frekuensi Audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan
cara mengetarkan komponen membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah
gelombang suara. Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari
Kumparan yang disebut dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet
dan berinteraksi dengan Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker
maju dan mundur.
Kesimpulan :
Saran :
1.