Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN 2

BAB 3 DAN BAB 4


PRAKTIKUM MIKROKONTROLLER

DISUSUN OLEH

M. IQBAL NIM 061840351378

DOSEN PEMBIMBING : Sopian Soim, S.T., M.T.

KELAS 4 TEA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


2020
LAPORAN 1
PROGRAMA ARDUINO UNTUK RANGKAIAN LED

A. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang/Dasar Teori
Sebuah mikrokontroler pada dasarnya memiliki unit CPU, unit memori,
dan unit I/O (input/output). Port I/O merupakan fitur mikrokontroler yang
fundamental karena memungkinkan sebuah mikrokontroler dapat terhubung
dengan perangkat sensor maupun aktuator. Fungsi masukan (input) dan keluaran
(output) pada Arduino diperankan oleh pin. Pin di sini berfungsi sebagai
antarmuka. Pin antarmuka ini dibagi menjadi dua jenis yaitu pin digital dan pin
analog.
Pada dasarnya semua PIN yang terdapat pada Arduino, baik PIN digital
maupun PIN analog yang tersedia dapat digunakan sebagai PIN digital digital,
berarti sinyal yang dikirimkan atau diterima bernilai 1 atau 0, bissa juga disebut
high atau low. Berbeda dengan sinyal analog yang bersifat kontinu atau terus
menerus.

Pada Arduino terdapat beberapa jenis input dan ouput, yaitu sebagai berikut:
1. Input Analog
Sinyal analog menjelaskan variabel fisik yang bervariasi terus menerus
yang berhubungan dengan variabel lain. Contoh dari sinyal analog yaitu intensitas
cahaya LED yang dimana arus yang didalamnya juga meningkat, arus melalui
resistor seperti yang kita memvariasikan tegangan, atau suhu di kamar
yang berjalan sering dengan berjalannya waktu.

2. Output Analog
Pada output analog Arduino tidak dapat dihasilkan secara langsung, tetapi
harus melewati proses pengubahan output dari digital menjadi analog yang
memerlukan fungsi komponen Digital to Analog Converter. Arduino memerlukan
modul eksternal (modul DAC) sebagai konverter sinyalnya.
3. Input Digital
Input Digital adalah sinyal yang akan diterima baik itu berupa nilai 1 atau
0, logika high atau low, maupun kondisi on atau off. Contoh dari input digital
yaitu penggunaan sensor PIR dimana output dari sensor tersebut berupa nilai 1
jika terdeteksi adanya benda bergerak dan nilai 0 jika tidak terdeteksi adanya
benda.

4. Output Digital
Pada output digital sebenarnya hampir sama dengan input digital
dikarenakan pada dasarnya sama, hal yang dikirimkan yaitu nilai 1 atau nilai 0.
Yang membedakan hanya pada penggunaan fungsi pada saat pemogramannya,
kapan saat diset sebagai input maupun output.

Beberapa perangkat input & output tambahan yang digunakan, yaiut:


a) Push Button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar
tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk
emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally
open)..

Push button dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:


1. Tipe Normally Open (NO)
Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan menutup
bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka
kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap sehingga arus listrik akan
mengalir.
2. Tipe Normally Close (NC)
Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan membuka
bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas
dari kontak tetap sehingga arus listrik akan terputus.

3. Tipe NC dan NO
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak
ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol
ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan
tertutup
b) Potensiometer
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai
Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor
yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer
terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai
pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer
beserta bentuk dan Simbolnya.

Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


1. Potensiometer Slider
Potensiometer Slider yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah
ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk
menggeser wiper-nya.

2. Potensiometer Rotary
Potensiometer Rotary yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar.
Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu,
Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer
Potensiometer Trimmer yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya.
Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan
pengaturannya.

c) Speaker
Speaker adalah Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi
Frekuensi Audio (sinyal suara) yang dapat didengar oleh telinga manusia dengan
cara mengetarkan komponen membran pada Speaker tersebut sehingga terjadilah
gelombang suara. Speaker memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari
Kumparan yang disebut dengan Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet
dan berinteraksi dengan Magnet Permanen sehingga menggerakan Cone Speaker
maju dan mundur.

Speaker pada umumnya dapat dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:


1. Speaker Pasif (Passive Speaker)
Speaker Pasif adalah Speaker yang tidak memiliki Amplifier (penguat
suara) di dalamnya. Jadi Speaker Pasif memerlukan Amplifier tambahan untuk
dapat menggerakannya. Level sinyal harus dikuatkan terlebih dahulu agar dapat
menggerakan Speaker Pasif. Sebagian besar Speaker yang kita temui adalah
Speaker Pasif.

2. Speaker Aktif (Active Speaker)


Speaker Aktif adalah Speaker yang memiliki Amplifier (penguat suara) di
dalamnya. Speaker Aktif memerlukan kabel listrik tambahan untuk
menghidupkan Amplifier yang terdapat didalamnya.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Memahami apa itu pin input dan output pada Arduino.
2. Memahami fungsi dari pin digital input dan digital output pada Arduino.
3. Memahami fungsi dari pin analog input dan analog output pada Arduino.
4. Memahami apa itu Push Button dan prinsip kerjanya.
5. Memahami apa itu Potensiometer dan prinsip kerjanya.
6. Memahami apa itu Speaker dan prinsip kerjanya.
7. Memahami cara memprogram kendali hidup/mati pada LED dengan push
button melalui Arduino.
8. Memahami cara memprogram intensitas cahaya pada LED dengan push
button melalui Arduino.
9. Memahami cara memprogram kecerahan dan kedipan pada LED, dengan
potensiometer melalui Arduino.
10. Memahami cara memprogram nada 440 Hz, doremi dengan dan tanpa
fungsi pada Speaker melalui Arduino.
11. Memahami cara memainkan lagu twinkle-twinkle dan garuda pancasila pada
Speaker melalui Arduino.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa fungsi dari pin digital input dan output pada Arduino?
2. Apa fungsi dari pin analog input dan output pada Arduino?
3. Apa itu push button, dan bagaimana prinsip/cara kerjanya?
4. Apa itu potensiometer, dan bagaimana prinsip/cara kerjanya?
5. Apa itu speaker, dan bagaimana prinsip/cara kerjanya?
6. Bagaimana cara memprogram kendali hidup/mati LED dan intensitas
cahaya LED dengan push button melalui Arduino?
7. Bagaimana cara memprogram kecerahan dan kedipan LED dengan
potensiometer melalui Arduino?
8. Bagaimana cara memprogram nada 440 Hz, doremi dengan dan tanpa
fungsi, serta memainkan lagu twinkle-twinkle, garuda pancasila pada
Speaker melalui Arduino?
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
C. KESIMPULAN & SARAN

Kesimpulan :

Saran :
1.

Anda mungkin juga menyukai