net/publication/307571745
CITATIONS READS
0 729
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Proyek Penelitian Gumuk Kepesisiran Parangtritis (Research Project of Parangtritis Coastal Dunes) View project
All content following this page was uploaded by Mega Dharma Putra on 02 September 2016.
Oleh:
Mega Dharma Putra
Staf Parangtritis Geomaritime Science Park-Badan Informasi Geospasial
Artikel ini juga dapat dibaca di harian kedaulatan rakyat edisi 20 Juni 2016, halaman 12 atau di laman resmi PGSP
Parangtritis Geomaritime Science Park (klik disini).
Kata ‘istimewa’ memang sangat tepat diberikan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY). Selain berperan besar dalam kemerdekaan Indonesia dan memiliki kebudayaan yang khas,
apabila ditinjau melalui sudut pandang ilmu geomorfologi, DIY memiliki keistimewaan karena
bentuklahan (landform) yang ada di wilayah ini hampir lengkap. Definisi bentuklahan sendiri
adalah kenampakan muka bumi yang terbentuk akibat genesis tertentu (Sunarto, 2014). Salah satu
bentuklahan yang dimiliki DIY namun jarang dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia adalah
bentukan asal aeolian dan yang terkenal adalah gumuk pasir tipe barkhan (barchan). Hal yang
menjadi menarik untuk ditelusuri lebih lanjut adalah: “apakah gumuk pasir tipe barkhan di
Parangtritis memang benar-benar langka?”.
Sebelum membahas lebih lanjut tentang keistimewaan dan kelangkaan gumuk pasir tipe
barkhan di Parangtritis, sebaiknya perlu diketahui tentang distribusi gumuk pasir pesisir (coastal
dunes) yang ada di dunia. Martinez et.al. (2008) menyebutkan bahwa gumuk pasir pesisir terdapat
di seluruh garis lintang di dunia mulai dari kutub hingga khatulistiwa, seperti yang ada di Gambar
1. Terdapat dua jenis gumuk pasir pesisir di seluruh dunia, yaitu gumuk pasir yang telah terbangun
dengan baik (well developed dune systems) dan gumuk pasir kecil (small sand dunes) yang
umumnya diselingi dengan pantai berpasir, mangrove, rawa air asin, ataupun tanjung berbatu
(rocky headlands) (Martinez et.al., 2008). Secara lebih spesifik, penelitian tentang gumuk pasir
pesisir di lintang tinggi (wilayah kutub) dibahas oleh Ruz dan Hesp (2014) dan distribusinya dapat
dilihat pada Gambar 2.
Distribusi gumuk pasir pesisir di Asia Tenggara setidaknya ditemukan di tiga negara, yaitu
Filipina, Vietnam, dan Indonesia (Gambar 3). Ketiga negara ini memiliki gumuk pasir pesisir
yang cukup luas dan signifikan dalam proses pembentukannya ketimbang negara lainnya. Gumuk
pasir pesisir di Filipina bernama La Paz Sand Dunes dan terletak di Kota Laoag, Provinsi Ilocos
Norte (Formantez, 2009) sementara di Vietnam bernama Mui Ne Sand Dune dan terletak di Kota
Mui Ne, Provinsi Binh Thuan (Quy et.al., 2001). Indonesia juga memiliki gumuk pasir pesisir
yang memanjang di selatan Jawa mulai dari pesisir Provinsi Jawa Barat hingga DIY namun
pembentukan yang paling signifikan terdapat di DIY. Hal yang menarik adalah tipe gumuk pasir
yang ada di Filipina, Vietnam, dan Indonesia ternyata sama-sama memiliki tipe barkhan. Lalu,
apakah barkhan di Parangtritis masih dapat dikatakan sebagai gumuk pasir barkhan yang langka?
Atau terdapat perbedaan di masing-masing negara?
Gambar 3. Distribusi gumuk pasir di Asia Tenggara; 1. Filipina, 2. Vietnam, dan 3. Indonesia