Anda di halaman 1dari 9

Nama: Selsilia Apriliani

NIM: 18510240

Analisis Sekuritas C

Observasi BNI Sekuritas

1. Sejarah BNI Sekuritas

PT BNI Sekuritas (selanjutnya disebut “BNI Sekuritas” atau “Perusahaan”) pertama kali didirikan
berdasarkan Akta Notaris No. 22 tanggal 12 April 1995 di Jakarta. Akta tersebut kemudian diubah dengan
Akta No. 39 dari notaris yang sama tanggal 3 Mei 1995. Sesuai Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan usaha BNI Sekuritas meliputi perdagangan efek, termasuk di dalamnya bertindak
sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek dan kegiatan lain yang berhubungan dengan
kegiatan tersebut dengan memperhatikan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (BAPEPAM-LK) dan peraturan perundangan-undangan lain yang berlaku. BNI Sekuritas
memperoleh izin usaha sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi saham dan manajer investasi
dari Ketua BAPEPAM-LK masing-masing melalui Surat Keputusan No. KEP-19/PM/1995, No. KEP-
020/PM/1995 tanggal 8 Agustus 1995 dan No. KEP-07/PM-MI/1995 tanggal 23 Oktober 1995, dan
dialihkan kepada PT BNI Asset Management pada tanggal 1 Maret 2011. Saat ini, BNI Sekuritas sudah
memiliki izin dan terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyedia jasa penjamin emisi
efek, perantara pedagang efek, serta agen penjual reksadana. Untuk mendukung penerapan fungsi
independensi manajer investasi sesuai dengan Peraturan Bapepam LK No. V.D.11 yang merupakan
lampiran dalam Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-480/BL/2009 tanggal 31 Desember 2009
tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi-fungsi Manajer Investasi, maka unit kerja Divisi Manajer Investasi
BNI Sekuritas resmi memisahkan diri ( spin-off ) dan berdiri sebagai sebuah perusahaan baru bernama PT
BNI Asset Management (BNI-AM). Proses pendirian BNI-AM telah disetujui dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BNI Sekuritas tanggal 1 Maret 2011 dengan total kepemilikan
saham Perusahaan atas BNI-AM sebesar 99,99%. Kemudian pada pertengahan tahun 2011, struktur
kepemilikan saham BNI Sekuritas diperkuat dengan bergabungnya investor strategis asal Jepang, yakni
SBI Sekuritas Co. Ltd. untuk turut berpartisipasi memiliki saham Perusahaan sehingga komposisi
kepemilikan saham BNI Sekuritas menjadi dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (75%) dan SBI
Sekuritas Co. Ltd. (25%). Selanjutnya, pada bulan Oktober 2014, SBI Sekuritas Co. Ltd. mengalihkan
seluruh kepemilikan sahamnya kepada SBI Financial Services Co., Ltd. Dengan demikian, komposisi
kepemilikan saham BNI Sekuritas per 31 Desember 2018 adalah 75% dimiliki oleh PT Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk. dan 25% oleh SBI Financial Services Co., Ltd.

Sepanjang tahun 2019, perolehan Laba Usaha BNI Sekuritas tumbuh 81% yakni dari Rp6,9 miliar di
tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp12,55 miliar pada tahun ini. Keberhasilan Perusahaan dalam
mengelola seluruh aktivitas operasional bisnis sehari-hari tentu saja tak lepas dari dukungan keberadaan
SDM yang kompeten dan profesional di bidangnya. Sebanyak 229 karyawan Perusahaan secara sigap
memberikan pelayanan prima kepada para nasabah yang tersebar di 49 Kantor Cabang Perusahaan.
Memasuki era keuangan global dan industri 4.0, Perusahaan akan terus berupaya memperbesar pangsa
pasar dengan mengoptimalkan sinergi yang terjalin bersama Bank BNI selaku Pemegang Saham Utama,
agar Perusahaan senantiasa dapat memberikan produk dan/atau layanan jasa secara menyeluruh kepada
nasabah.

 Informasi Perubahan Nama Perusahaan

Sebagai wujud kepatuhan terhadap POJK No. 20/ POJK.04/2016 tanggal 18 April 2016 tentang Perizinan
Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang
Efek, PT BNI Securities melakukan perubahan nama menjadi PT BNI Sekuritas dan telah mendapat
Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI melalui Surat Keputusan Menkum HAM No.
AHU-0008092.AH.01.02 Tahun 2017 tanggal 6 April 2017.

 Penghargaan serta Pencapaian yang Berhasil Diraih BNI Sekuritas

Beroperasi sejak tahun 1995, BNI Sekuritas tentu memiliki segudang pengalaman sekaligus pencapaian
dan penghargaan yang berhasil diterima. Penghargaan serta pencapaian tersebut telah menjadi pendorong
bagi BNI Sekuritas untuk senantiasa meningkatkan pelayana terbaiknya kepada para nasabahnya yang
loyal. Dimulai sejak 6 tahun pasca didirikannya, BNI Sekuritas telah diberi penghargaan sebagai
Perusahaan Sekuritas Terbaik oleh Majalah Investor di tahun 2001. Lanjut pada tahun 2003, BNI
Sekuritas kembali mendapatkan penghargaan sebagai Mitra Tepercaya di Kategori Pengelolaan
Reksadana.

Business Week & Frontier juga menganugerahkan BNI Sekuritas sebagai Indonesia’s Most Admired
Securities Company pada tahun 2005. Hingga terakhir pada tahun 2018 lalu, BNI Sekuritas kembali
mendapatkan penghargaan dari Kustodian Sentra Efek Indonesia atau KSEI sebagai the Most Active
Securities Company. Beragam bentuk apresiasi yang didapatkan oleh BNI Sekuritas tersebut adalah bukti
nyata dari komitmen yang dijunjung oleh perusahaan sekuritas tersebut. Penghargaan tersebut juga
menjadi motivasi dalam meningkatkan pelayanan BNI Sekuritas kepada para nasabahnya untuk menjadi
lebih baik lagi.

2. VISI & MISI BNI SEKURITAS


 VISI

Menjadi perusahaan sekuritas terkemuka, terpercaya, inovatif di industry pasar modal Indonesia yang
didukung oleh SDM yang berkualitas, teknologi yang handal dan layanan terbaik bagi nasabah

 MISI

Memberikan solusi yang bernilai tambah kepada semua stakeholder, melalui penerapan good corporate
governance dan international best practice dalam menjalankan aktifitas usaha.

3. LEGALITAS BADAN HUKUM BNI SEKURITAS

Sebagai perusahaan yang telah terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), BNI Sekuritas memiliki izin
sebagai penyedia jasa penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, serta agen penjual reksadana. PT
BNI Securities memiliki izin usaha dibidang penjamin emisi efek dengan Nomor : KEP-20/PM/1995 dan
perubahan penggunaan izin usaha perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek atas nama PT BNI
Securities menjadi izin usaha atas nama PT BNI Sekuritas dengan Nomor: KEP-20/PM.2/2017 PT BNI
Securities memiliki izin usaha dibidang perantara pedagang efek KEP-19/PM/1995 dan perubahan
penggunaan izin usaha perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek atas nama PT BNI Securities
menjadi izin usaha atas nama PT BNI Sekuritas dengan Nomor : KEP-21/PM.2/2017.

4. STRATEGI ANALISIS FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL BNI SEKURITAS


a) Analisis Fundamental

Dalam wawancara yang dilakukan penulis dan salah satu cabang BNI Sekuritas yang berada di kota
Balikpapan, ditemui hasil bahwa dalam analisis fundamental BNI Sekuritas menggunakan pendekatan
value investing.

 Value Investing

Pada dasarnya, value investing adalah kegiatan menginvestasikan saham yang pada saat ini berada
dibawah nilai intrinsiknya, atau saham yang sedang undervalue. Bahkan, tren value investing sedang
meningkat, karena melakukan value investing bisa meminimalisir risiko investasi saham. Dalam
melakukan value investing, tidak hanya harus mengetahui rasio dalam valuasi saham berikut nilai
intrinsiknya. Namun, juga harus lebih memahami strategi value investing yang banyak dilakukan oleh
para pakar ataupun para ahli value investing.

 8 Strategi Value investing

Untuk melakukan value investing, minimal ada delapan strategi yang bisa Anda lakukan agar value
investing bisa menghasilkan keuntungan yang besar di masa depan. Berikut ini adalah strategi value
investing.

1. Memilih Metode Analisa

Untuk menganalisa strategi saham, terdapat beberapa strategi yang bisa Anda gunakan. Pertama, Anda
bisa menganalisanya dari kondisi ekonomi makro, lalu kerucutkan pada fundamental dalam suatu saham
yang akan Anda pilih. Cara ini disebut dengan “analisis top-down“. Analisis ini juga biasa disebut dengan
analisa dari atas ke bawah yang sifatnya global dan menuju pada hal yang sifatnya lebih spesifik.
Sementara itu, sebagian lainnya ada yang memulainya dengan istilah Analisis bottom-up. Kebalikan dari
analisis sebelumnya, analisis ini dilakukan dengan menilai suatu saham dari bawah ke atas. Caranya
adalah dengan mengecek kondisi fundamental perusahaan yang diincar terlebih dahulu. Selanjutnya, akan
berlanjut dalam menganalisa berbagai masalah ekonomi yang sekiranya akan memengaruhi pergerakan
harga saham. Beberapa diantaranya yang mampu memengaruhi harga saham adalah inflasi, suku bunga,
daya beli masyarakat, nilai tukar rupiah, dll.

2. Memantau Sektor yang Sedang Trend

Strategi ini bisa dijadikan sebagai langkah awal atau langkah selanjutnya setelah Anda memilih cara
value investing. Pada intinya, Anda harus mengetahui sektor mana yang saat ini sedang diminati
masyarakat atau yang sedang tren. Dengan melakukan investasi pada sektor yang saat ini sedang trend,
maka Anda tidak hanya mampu mendapatkan keuntungan yang besar, tapi juga bisa mendapatkan
keuntungan yang lebih cepat. Bahkan, bisa jadi Anda mendapatkan keuntungan dalam hitungan hari saja.

3. Melakukan Screening Saham yang Memiliki Fundamental Bagus

Saat ini, perusahaan yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia tercatat sudah lebih dari 600 emiten.
Untuk itu, Anda bisa menerapkan kriteria yang sesuai dengan Anda dalam melakukan screening yang
efektif. Cara mudahnya adalah dengan menggolongkan emiten yang mempunyai ROE (Return on Equity)
lebih dari 15%, PBV (Price to Book Value) dibawah 1x, atau PER (Price to Equity Ratio) kurang dari 10.
Jika Anda sudah memperoleh emiten sesuai dengan kriteria seperti diatas, seperti misalnya Anda
mendapat 10 saham, maka selanjutnya Anda bisa mengecek ke sepuluh saham tersebut satu persatu.
Sehingga, Anda tidak harus mengecek seluruh saham yang menarik di BEI.

4. Mengetahui Valuasi dan Nilai Intrinsik Saham yang Akan Dibeli

Agar bisa menjadi seorang value investor yang sukses, maka Anda harus mengetahui nilai valuasi dan
juga nilai intrinsik saham yang ingin Anda beli. Artinya, Anda harus mempelajari cara menilai harga
saham tersebut. Dalam melakukan value investing, nilai yang seharusnya Anda ukur adalah harga wajar
atau harga sebenarnya dari suatu harga saham, hal ini lebih sering disebut sebagai book value. Untuk
mengetahuinya, Anda bisa menggunakan dua rasio utama, yaitu PER (Price Earning Ratio) dan PBV
(Price to Book Value).

5. Menganalisa Faktor Fundamental Perusahaan

Dalam mendapatkan informasi terkait fundamental suatu perusahaan, Anda wajib membaca seluruh
laporan keuangan terbaru dari perusahaan tersebut. Minimal, Anda harus mengetahui laporan laba/rugi
dari perusahaan tersebut. Beberapa hal yang biasanya terdapat dalam laporan keuangan adalah Pernyataan
direktur ataupun yang menyajikan laporan keuangan, aset lancar dan tidak lancar, liabilitas dan ekuitas,
laba/rugi, laporan arus kas, catatan-catatan keuangan

6. Menentukan Waktu Membeli Saham yang Tepat

Waktu yang tepat dalam melakukan value investing adalah ketika harga saham pada suatu perusahaan
sedang murah atau dibawah nilai intrinsiknya. Contohnya harga saham PGAS yang dihargai dengan PBV
1,5 kali, dan nilai PBV tersebut adalah yang paling rendah. Lalu, saham menjadi naik secara signifikan
beberapa tahun kemudian dan karena adanya rumor, maka akan menjadi turun lagi. Kebetulan, karena
pada saat itu PBN nya menurun di angka 1,5 lagi, maka pada saat itulah waktu yang tepat dalam membeli
saham PGAS.

7. Melakukan Pemantauan

Hal lain yang harus dilakukan dalam melakukan value investing selain menganalisa dan membeli saham
adalah mengawasi saham yang terdapat di dalam portofolionya. Caranya adalah memantau performa dan
membaca laporan keuangan terbarunya secara langsung di situs resmi idx.co.id
8. Menentukan Waktu Menjual Saham

Selain harus menentukan waktu yang tepat dalam membeli saham, Anda juga harus bisa memilih waktu
yang tepat dalam membeli saham. Sebagai contoh, setelah Anda selesai melakukan pemantauan ternyata
terdapat saham yang Anda beli mengalami kerugian ataupun masalah tertentu. Nah, pada saat itulah Anda
harus segera menjual saham Anda.Hal terpenting lainnya Anda harus melakukan analisa secara mendalam
dan jangan gegabah, sehingga Anda langsung menjual hanya karena labanya sedang turun sedikit. Selain
itu, Anda juga harus mengetahui trendline dari pergerakan saham, apakah memang sedang turun atau
meningkat. Tapi, jika perusahaan yang Anda pilih mempunyai fundamental yang bagus, bahkan
sempurna, maka akan lebih baik Anda pertahankan saja.

b) Analisis Teknikal

Dalam wawancara yang dilakukan penulis dan salah satu cabang BNI Sekuritas yang berada di kota
Balikpapan, ditemui hasil bahwa dalam analisis teknikal yang dilakukan BNI Sekuritas menggunakan
beberapa indikator seperti:

 Swing Trading

Swing trading adalah strategi jual beli saham untuk memperoleh keuntungan hanya dalam hitungan hari
atau minggu. Pelaku swing trading disebut juga swing trader. Senjata swing trader lebih banyak
menggunakan analisis teknikal dalam menentukan jual atau beli saham. Tetapi tidak mengabaikan analisis
fundamental, tren, dan pola harga.

Taktik swing trading

Taktik swing trader biasanya mengambil posisi hold dalam jangka waktu tertentu, yaitu harian, mingguan
atau bulanan, untuk mengeruk keuntungan dari naik turunnya harga saham. Mereka mengidentifikasi
tren di pasar, statistik saham dari sisi harga maupun volume yang diperdagangkan. Kemudian dalam
waktu singkat melakukan jual atau beli saham.
 Buy on weakness

Buy On Weakness adalah strategi di mana trader membeli saham di harga rendah untuk mengantisipasi
reversal. Tujuannya membeli saham dengan harga yang sudah rendah dan menjualnya kembali ketika
harganya naik.

 Buy On Breakout

Secara sederhana, buy on breakout berarti anda membeli saham yang saham tersebut sudah breakout atau
menjebol resisten-resisten tertentu. Ketika ada saham yang break dari resisten tertentu, misalnya saat itu
harga saham seidways terus di harga 900-950

 Trend Following

Trend following digunakan untuk melihat tren suatu saham, apakah saham berada dalam tren naik, turun
atau sideways. contoh indikator tren following adalah MA, MACD, dll. Analisa trend following juga bisa
dilakukan dengan analisa-analisa teknikal klasik , seperti chart pattern, atau menentukan sendiri titik-titik
support resisten yang menjadi acuan apakah saham bakalan berbalik arah atau bisa lanjut naik (breakout).

5. LAYANAN/PRODUK BNI SEKURITAS

 Investment Banking

Menyediakan layanan emisi penjaminan kepada calon emiten dan membantu dalam mempersiapkan dan
menyelenggarakan Penawaran Umum Perdana baik saham, obligasi atau penerbitan efek utang lainnya.

 Equity Brokerage

Sebagai perantara pedagang efek, BNI Sekuritas terus berupaya meningkatkan pemberdayaan investor
ritel dan kelembagaan (institusi) baik dari dalam maupun luar negeri di Pasar Modal Indonesia. Saat ini
Perseroan memiliki beberapa cabang dan galeri investasi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia
dan akan terus mengembangkan pada daerah-daerah potensial lain di Indonesia. Perusahaan menyadari
internet telah menjadi bagian yang tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Untuk itu, sejak
tahun 2007, BNI Sekuritas telah meluncurkan sistem transaksi saham online baik yang berbasis aplikasi
Mobile, Desktop maupun yang berbasis Web.
Berikut ini adalah tipe layanan equity brokerage yang disediakan perusahaan :

Layanan Hybrid Layanan Online


Setoran Awal IDR 5.000.000,- IDR 1.000.000,-
Biaya Transaksi Beli 0.25% 0.17%
Biaya Transaksi Jual 0.35% 0.27%
Biaya Bulanan N/A N/A
Point Of Contract Sales Executive Customer care 021-14016
Whatsapp Nishare 08111086360

 Fixed Income Brokerage

BNI Sekuritas juga menyediakan layanan pengelolaan perdagangan surat hutang untuk kepentingan
nasabah. Instrumen surat hutang yang dapat diperdagangkan, antara lain: Perdagangan obligasi
pemerintah dan korporasi pada pasar perdana dan sekunder, Promisory Notes (PN), Medium Terms Notes
(MTN), dan produk-produk perbankan seperti Negotiable Certificate of Deposit (NCD), dan floating Rate
Notes (FRN).

 Mutual Fund Selling Agent

Saat ini BNI Sekuritas juga bertindak sebagai agen penjual reksadana dalam rangka melakukan
pemasaran dan penjualan reksadana dari berbagai perusahaan asset management.
Foto Screenshot wawancara dengan salah satu cabang BNI Sekuritas yang berada di kota Balikpapan:

Anda mungkin juga menyukai