Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Sub Class : Plasentalia
Ordo : Ungulata
Sub Ordo : Archolactyla
Rumpun : Selonodonta
Famili : Bavodae
Genus : Bos
Sub Genus : Taurina, Bisantia, Bibavina, Bubolina, Lepsoburina
Spesies : Bos Indicus, Bos Taurus, Bos Sondaicus
Sapi-sapi yang termasuk dalam golongan sapi potong diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng).
Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan
nama Bibos javanicus, meskipun sapi bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos
taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi
Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos.
Sapi bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami perubahan kecil
dibandingkan dengan leluhur liarnya (Banteng). Warna sapi betina dan anak atau muda biasanya
coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat di sepanjang tengah punggung. Warna sapi jantan
adalah coklat ketika muda tetapi kemudian warna ini berubah agak gelap pada umur 12-18 bulan
sampai mendekati hitam pada saat dewasa, kecuali sapi jantan yang dikastrasi akan tetap
berwarna coklat. Pada kedua jenis kelamin terdapat warna putih pada bagian belakang paha
(pantat), bagian bawah (perut), keempat kaki bawah (white stocking) sampai di atas kuku, bagian
dalam telinga, dan pada pinggiran bibir atas. (Hardjosubroto dan Astuti, 1993)
Karakteristik Sapi Bali memiliki kemampuan untuk mempertahankan kondisi dan bobot
badannya meskipun dipelihara di padang gembalaan yang kualitasnya rendah. Disamping itu,
kemampuannya mencerna serat dan memanfaatkan protein pakan lebih baik daripada sapi
lainnya. Pada umur 1,5 tahun bobot sapi bali mencapai 217,9 kg. Dari segi produksi karkas, sapi
bali memiliki persentase karkas yang tinggi dari pada sapi unggul lainnya. Persentase karkas sapi
bali berkisar 56-57%. (baca: Karakteristik Sapi Bali).
Sapi Ongole berasal dari India, tepatnya di Kabupaten Guntur, Provinsi Ndra Pradesh dan
menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Sapi Ongole merupakan jenis ternak berukuran sedang, dengan gelambir yang longgar dan
menggantung. Badannya panjang sedangkan lehernya pendek, kepala bagian depan lebar
diantara kedua mata, bentuk mata elips dengan bola mata dan sekitar mata berwarna hitam.
Telinga agak kuat, ukuran 20-25 cm dan agak menjatuh. Tanduk pendek dan tumpul, tumbuh ke
depan dank e belakang. Pada pangkal tanduk tebal dan tak ada retakan.
Warna sapi Ongole yang popular adalah putih. Sapi jantan pada kepalanya berwarna abu tua,
pada leher dan kakai kadang-kadang berwarna hitam. Warna ekor putih, kelopak mata putih dan
otot berwarna segar, kuku berwarna cerah dan badan berwarna abu tua.
Sapi ini lambat dewasa, pada umur 4 tahun mencapai dewasa penuh. Bobot jantan sampai 600 kg
dan betina 300-400 kg dengan berat lahir 20-25 kg, presentase karkas 45-58% dengan
perbandingan daging : tulang 3,23 : 1.
3. Sumba Ongole (SO)
Sapi sumba ongole adalah sapi keturunan sapi liar Bos Indicus yang berhasil dijinakan di India.
Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba Ongole
(SO) dan Sapi Peranakan Ongole (PO). Sumba Ongole adalah keturunan murni sapi Nellore dari
India yang didatangkan tahun 1914. Sapi ini dikembangkan secara murni di Pulau Sumba dan
merupakan sumber indukan sebagian besar Ongole di dalam negeri. Sapi Sumba
Ongole gampang dikenali. Warna kulitnya putih, disekitar kepala sedikit lebih gelap cenderung
abu-abu. Postur tubuhnya agak panjang, leher sedikit pendek dan kaki terlihat panjang (baca :
Sapi Sumba Ongole Plasma Nutfah Pulau Sumba). Bobot maksimal sapi dewasa 600 kg dan sapi
betina dewasa 400 kg. Persentase karkas 45-58% dan perbandingan daging serta tulang 4,25 :1.
Sapi Madura adalah bangsa sapi potong lokal asli Indonesia yang terbentuk dari persilangan
antara banteng dengan Bos indicus atau sapi Zebu (Hardjosubroto dan Astuti, 1994), yang secara
genetik memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan terhadap
serangan caplak (Anonimus, 1987). Karakteristik sapi Madura sudah sangat seragam, yaitu
bentuk tubuhnya kecil, kaki pendek dan kuat, bulu berwarna merah bata agak kekuningan tetapi
bagian perut dan paha sebelah dalam berwarna putih dengan peralihan yang kurang jelas ;
bertanduk khas dan jantannya bergumba.
Ciri-ciri umum fisik Sapi Madura :
Sapi Brahman merupakan sapi yang berasal dari India, termasuk dalam Bos Indicus, yang
kemudian diekspor ke seluruh dunia. Jenis yang utama aalah Kankrej (Guzerat), Nelore, Gir, dan
Ongole. Ciri-ciri sapi Brahman mempunyai punuk besar dan gelambir yang memanjang berlipat-
lipat dari kepala ke dada. Memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi, daya tahan terhadap panas
juga lebih baik dari sapi Eropa karena lebih banyak memiliki kelenjar keringat, kulit berminyak
di seluruh tubuh yang membantu resistensi terhadap parasit.
Karakteristik sapi Brahman berukuran sedang dengan berat jantan dewasa 800-1000 kg,
sedangkan betina 500-700 kg, berat pedet yang baru lahir antara 30-35 kg, dan dapat tumbuh
cepat dengan berat sapih kompetitif dengan jenis sapi lainnya. Presentase karkas 48,6 – 54,2%,
dan pertambahan berat harian 0,83 – 1,5 kg.
Sapi Brahman memiliki warna yang bervariasi, dari abu-abu muda, merah sampai hitam.
Kebanyakan berwarna abu muda dan abu tua. Sapi jantan berwarna lebih tua dari sapi betina dan
memiliki warna gelap di daerah leher, bahu, dan paha bagian bawah. Sapi Brahman daspar
beradaptasi dengan baik terhadap panas, mereka dapat bertahan dari suhu 8 – 105 oF, tanpa
gangguan selera makan dan produksi susu. Sapi Brahman banyak dikawin silangkan dengan sapi
Eropa dan dikenal dengan Brahman Cross (BX).
Sapi brangus merupakan hasil persilangan sapi betina Brahman dan pejantan angus. Cirri
khasnya adalah warna hitam dengan tanduk kecil. Sifat Brahman yang diwarisi brangus adalah
dengan adanya punuk, tahan udara panas, tahan gigitan serangga dan mudah menyesuaikan diri
dengan pakan yang mutunya kurang baik. Sedangkan sapi angus yang diturunkan produktivitas
daging dan presentase karkasnya tinggi.
Merupakan persilangan antara betina Brahman dan jantan shortron, dikembangkan di Australia.
Banyak dijumpai di peternakan besar di Indonesia. Sifat Brahman lebih dominan, badannya
besar dan otot padat. Warna bulu merah coklat muda hingga merah atau coklat tua. Pada ambing
sapi betina terdapat bercak putih.
Sapi ini merupakan sapi hasil persilangan sapi Brahman dengan sapi betina shorthorn,
dikembangkan pertama kali di King Ranch Texas AS tahun 1943 dan pada tahun 1973 masuk ke
Indonesia. Bobot jantan rata-rata 900 kg dan betina 725 kg. Badan sapi besar dan padat. Seluruh
tubuh dipenuhi bulu halus dan pendek serta berwarna merah kecoklatan. Punggungnya lebar dan
dada berdaging tebal. Kepala lebar, dahi agak berlekuk dan mukanya lurus. Gelembir lebar
berada di bawah leher dan perut. Sapi jantan berpunuk kecil dan kepalanya bertanduk. Berat sapi
jantan mencapai 900 kg sedang betina 725 kg. Dibanding sapi Eropa sapi santa gertrudis
mempunyai toleransi terhadap panas yang lebih baik dan pakan yang sederhana dan tahan gigitan
caplak.
Sapi Simmental berasal dari Swiss, dipublikasikan pertama kali pada tahun 1806. Pada tahun
1990 bulu sapi Simmental berwarna kuning, merah dan putih. Pada dewasa ini kebanyakan
berwarna hitam. Peternak berkeyakinan sapi hitam mempunyai harga yang lebih baik.
Sapi Simmental adalah jenis sapi jinak dan mudah dikelola, dan dikenal dengan pola daging
yang ekstrim. Sapi yang asli badannya besar dengan tulang iga yang dangkal, tetapi akhir-akhir
ini tubuh yang sedang lebih disenangi. Sapi jantan beratnya 1000 – 1400 kg, sedang betina 600 –
850 kg. Masa produksi sapi betina 10 – 12 tahun.
peternakan sapi potong di Indonesia didominasi oleh sistem usaha pemeliharaan induk-anak
sebagai penyediaan sapi bakalan (cow-calf operation), sampai 90% dilakukan oleh peternakan
rakyat. Usaha yang dilakukan tampak masih kurang mantap karena belum menerapkan konsep
usaha yang intensif sehingga keterkaitan mereka dengan sektor ekonomi sangat terbatas.
Bertahannya usaha pembibitan sapi potong rakyat pasca krisis moneter membuktikan bahwa
usaha ini masih dapat diandalkan karena diusahakan dalam sistem yang terintegrasi (Diwyanto et
al., 2002) dan tidak cocok bila dilakukan secara intensif (Yusdja et al., 2003). Pengembangan
sapi potong untuk mendukung program kecukupan daging 2010, diperlukan dukungan inovasi
teknologi.
2. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70% produktivitas ternak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan, sedangkan faktor genetik hanya mempengaruhi sekitar 30%. Di antara
faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pengaruh paling besar yaitu sekitar 60%.
Hal ini menunjukkan bahwa walaupun potensi genetik ternak tinggi, namun apabila pemberian
pakan tidak memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas, maka produksi yang tinggi tidak akan
tercapai.
3. Sapi potong lokal memiliki beberapa keunggulan sebagai sapi pedaging, antara lain: (1)
efisien dalam penggunaan pakan, (2) kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan di Indonesia
(panas, lembab, pakan mutu rendah dan caplak), serta (3) bobot potong lebih sesuai untuk
kebutuhan pasar lokal. Berdasarkan hal tersebut, maka sapi potong lokal akan tetap lebih tepat
dan ekonomis dikembangkan pada pola dan kondisi peternakan rakyat.
//
you're reading...
Uncategorized
Perkembangan bioteknologi dibidang peternakan sudah sangat pesat sehingga saat ini
bermunculan beberapa bangsa sapi potong baru, baik berasal dari persilangan maupun rekayasa
genetik. Semua bangsa sapi potong yang ada di dunia ini memiliki klasifikasi zoologis sebagai
berikut :
1. Bos Taurus
a. Angus.
Bangsa sapi angus ini berasal dari negara skonlandia yang diimpor ke amerika untuk disilangkan
dan dikembangkan guna meningkatkan industri sapi pedaging. Bangsa sapi angus memiliki
ciri-cirinya, yaitu :
– Sapi angus ini warnanya hitam dengan bulu yang halus dan tidak bertanduk.
– Ukuran badannya relatif kecil yaitu yang jantan dapat mencapai berat badan sampai 850 kg
sedang yang betina mencapai 675 kg.
– Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah tahan terhadap hawa dingin,
mempunyai kemampuan memelihara anak, fertilitasnya tinggi.
– Kualitas karkas istimewa dengan tulang-tulang yang kecil, perdagingan baik dan persentase
lemak yang rendah.
– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 1,1 kg sampai 1,2 kg/hari.
Bangsa sapi ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Sragen dan hasil silangnya
(keturunannya) memiliki ADG sebesar 0,58 kg per hari.
b. Hereford
Bangsa sapiherefordini berasal dari negara Inggris dan diimport pula ke negara Amerika untuk
dikembangkan karena merupakan salah satu jenis bangsa sapi yang sangat disukai. Bangsa sapi
hereford memiliki ciri-cirinya, yaitu :
– Sapiherefordini memiliki warna merah dengan bagian kepala, bagian bawah perut dan ekor
berwarna putih serta bertanduk.
– Sapi ini memiliki bentuk badan persegi empat, kaki pendek dengan ukuran badan medium
sampai berat.
– Berat lahir medium dan berat sapih antara medium sampai berat serta berat badan sapi jantan
dapat mencapai 950 kg sedang yang betina dapat mencapai 760 kg.
– Sifat-sifat yang menonjol dari sapi hereford ini yaitu mempunyai ketahanan dan kemampuan
merumput yang baik, daya adaptasi tinggi sehingga tahan terhadap alam yang jelek, temperamen
baik dan memiliki efisiensi reproduksi serta ADG mencapai 1,25 kg.
– Perdagingan tebal dengan mutu daging yang baik serta tulang-tulang yang kuat.
Bangsa sapi shorthorn ini berasal dari negara inggris, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
– Warna bulu yang khas menurut standard bangsa murninya tercatat mempunyai 3 warna yaitu
merah, putih dan kecoklatan (roan).
– Bentuk badan persegi empat dengan ukuran badan yang besar dibandingkan dengan
kebanyakan sapi lainnya serta memiliki tanduk yang pendek.
– Berat lahir sapi ini tergolong medium, sedangkan berat sapihnya antara medium sampai berat.
– Berat badan dapat mencapai 1000 kg untuk yang jantan dan 900 kg untuk yang betina.
– Sifat-sifatnya yang menonjol yaitu temperamen baik dan dapat memanfaatkan hijauan secara
efisien, pertumbuhan cepat, sifat menurunkan baik dan mempunyai adaptasi yang tinggi.
d. Charolais
Bangsa sapi charolais berasal dari negara perancis dan memiliki tipe dwi guna (dual purpose)
yaitu sebagai ternak kerja dan pedaging.
– Warna putih cream dengan pigmentasi kemerahan pada kulit, khususnya disekitar hidung, mata
dan perut.
– Sapi charolais umumnya bertanduk, tetapi ada pula yang tidak bertanduk.
– Berat lahir maupun berat sapih tergolong berat, yaitu berat lahir dapat mencapai 45 kg dan
berat sapih dapat mencapai 275 kg.
– Tergolong sapi yang berukuran besar, dengan berat badan yang dicapai 1200 kg untuk yang
jantan dan mencapai 750 kg untuk yang betina.
– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat dicapai 1,5-1,6 kg.
– Sifat-sifat yang disukai yaitu perdagingan yang sempurna khususnya bagian loin dan paha
belakang, tulang-tulang kuat, memiliki kemampuan mengasuh anak, kecepatan pertumbuhan
tinggi, persentase karkas tinggi serta mempunyai daya tahan yang baik terhadap panas dan
dingin.
Bangsa sapi charolais ini di Indonesia dikembangkan di daerah kabupaten Banjarnegara dengan
hasil silangnya (keturunannya) dapat memiliki ADG sebesar 0,71 kg/hari.
e. Simmental
Bangsa sapi simental ini berasal dari negaraswitzerlanddan merupakan salah satu bangsa sapi
yang paling terkenal di eropa, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
– Sapi simmental ini berwarna merah dan bervariasi mulai dari merah gelap sampai hampir
kuning, totol-totol serta mukanya berwarna putih.
– Bentuk badan dari sapi simmental ini panjang, padat dan kompak.
– Sapi ini terkenal karena memiliki kemampuan menyusui anaknya dengan baik serta
pertumbuahan yang cepat dengan penimbunan lemak di bawah kulit rendah.
– Tergolong sapi yang berukuran berat, baik pada saat kelahiran, penyapihan maupun saat
mencapai dewasa.dengan pertumbuhan yang baik.
– Berat badan dapat mencapai 800 kg untuk sapi yang betina sedang untuk sapi yang jantan
dapat mencapai 1150 kg.
Bangsa sapi simmental ini di Indonesia dikembangkan di daerah Kabupaten Batang dan hasil
silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai sebesar 1,0 kg/hari.
a. Brahman
Bangsa sapi brahman berasal dari negaraIndiadan termasuk golongan sapi zebu yang memiliki
ukuran medium.
– Sapi brahman mempunyai tanduk dan warna bulunya bervariasi mulai dari abu-abu sampai
merah.
– Terdapat punuk yang sangat besar pada punggungnya dan memiliki lipatan kulit (gelambir)
dari bawah leher sampai perut yang cukup besar.
– Berat lahir anak sapi brahman ini tergolong medium tetapi memiliki ukuran berat sapih yang
tergolong ringan.
– Berat badan dari sapi brahman betina dewasa dapat mencapai 585 kg sedangkan sapi brahman
yang jantan dewasa dapat mencapai lebih dari 900 kg.
– Sapi brahman mempunyai sifat-sifat yang hanya dipunyai olah bangsa sapi tertentu, yaitu
ketahanan terhadap kondisi yang sangat minimal (buruk), mempunyai toleransi terhadap panas,
kemampuan mengasuh anak baik, daya tahan terhadap penyakit dan parasit (resistensi) baik.
– Sapi brahman ini sangat cocok untuk dipersilangkan guna menghasilkan hybrid vigor yang
tinggi.
– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,9 kg/ hari.
– Kelemahannya yaitu toleransi yang rendah suhu udara yang rendah dan memiliki tingkat
kesuburan (fertilitas) yang rendah.
Bangsa sapi brahman ini dikembangkan di daerah panas seperti Kabupaten Pati, Rembang,
Kudus, Jepara, blora, Grobogan, Banyumas, Kebumen, dan Purworejo. Hasil silangnya
(keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,55 kg/hr.
b. Ongole
Sapi ongole termasuk sapi zebu yang berasal dariindiadengan ciri-ciri sebagai berikut :
– Warna kulit putih dengan bagian pinggul, leher dan sebagian kepala berwarna abu-abu atau
putih kehitaman.
– Berat badan dapat mencapai 450 kg untuk sapi yang betina dan 600 kg untuk sapi yang jantan.
– Rata-rata pertambahan berat badan harian (ADG) dapat mencapai 0,4-0,6 kg/ hari dengan hasil
silangnya (keturunannya) memiliki ADG yang dapat mencapai 0,28 kg/hr.
– Ciri yang khas dari sapi ongole ini yaitu adanya warna hitam yang mengelilingi lubang mata
yang biasa disebut cicin mata.
Sapi bali merupakan sapi asliIndonesiadari hasil domestikasi Bos Banteng, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
– Warna merah bata sampai coklat kehitaman dengan warna putih pada kaki mulai dari dengkul
depan dan belakang (tarsus/carpus) kebawah, bagian bibir bawah, bagian pantat dengan bentuk
seperti lingkaran.
– Terdapat garis hitam (garis belut) pada bagian punggung yang dimuali dari leher sampai
pangkal ekor.
– Berat badan sapi bali betina dapat mencapai 300 kg dan yang jantan dapat mencapai 400 kg.
– Sapi bali mempunyai temperamen yang tinggi sehingga sifat liar masih terlihat.
Sapi bali ini merupakan sapi lokal yang memiliki tipe pedaging karena persentase karkas dapat
mencapai 56,9 %.
Sapi madura merupakan persilangan antara Bos Indicus dan Bos Sondaicus, dengan ciri-ciri :
– Warna coklat/merah bata, berpunuk kecil, tanduk melengkung setengah bulat menuju depan.
– Berat badannya dapat mencapai 200 kg untuk sapi betina dan sapi yang jantan dapat mencapai
300 kg.
Bangsa sapi santa gertrudis merupakan persilangan antara bangsa sapi shorthorn dan brahman
dengan komposisi darah 5/8 Shorthorn dan 3/8 Brahman. Sapi ini mempunyai ukuran berat
badan besar, yaitu sapi betina dapat mencapai 725 kg sedang sapi yang jantan dapat mencapai
900 kg. Pedet yang dilahirkan mempunyai berat lahir medium dan berat sapih antara medium
sampai berat. Sifat-sifat yang disukai dari sapi ini adalah konformasi daging yang baik,
perkembangan paha belakang sempurna, kemampuan merumput baik serta memiliki daya tahan
tehadap penyakit dan caplak, tahan panas, efisien dalam penggunaan pakan. Kelemahan dari sapi
santa gertrudis ini yaitu memiliki sifat mudah nervous/stress, lambat dewasa dan efesiensi
reproduksinya rendah.
b. Beefmaster
Bangsa sapi Beefmaster merupakan persilangan yang mengandung darah Herefodr ¼ bagian,
Shorthorn ¼ bagian , dan Brahman ½ bagian. Seperti tercermin dalam namanya, maka bangsa
sapi ini dikembangkan untuk tujuan produksi daging. Warna sapi dapat berwarna merah, merah
kecoklatan, coklat, atau kombinasi dengan ukuran badan yang tergolong medium yaitu berat
lahir medium dan berat sapihnya tergolong berat. Bangsa sapi beefmaster diseleksi untuk diambil
sifat-sifat yang baik yaitu fertilitas, berat badan, konformasi tubuh dan ketahanan (resistensi).
c. Brangus
Bangsa sapi brangus ini merupakan hasil persilangan yang mengandung darah Brahman 3/8
bagian dan Angus 5/8 bagian dengan warna bulunya hitam, tidak bertanduk dan mewarisi punuk
dari bangsa Brahman. Sapi brangus ini memiliki ukuran badan yang tergolong berat, yaitu berat
lahir termasuk golongan medium dan berat sapihnya termasuk golongan berat. Sifat-sifat yang
disukai dari bangsa sapi brangus ini meliputi konformasi badan yang bagus, pertumbuhannya
yang cepat, daya tahan terhadap panas, daya tahan terhadap caplak serta kemampuan mengasuh
anak cukup baik.
d. Braford
Bangsa sapi braford ini merupakan hasil persilangan antara Brahman danHerefordyang memiliki
komposisi darah 3/8 Brahman dan 5/8Hereford. Hasil persilangannya memberikan karakteristik
ukuran badannya medium, dengan berat lahir berukuran medium dan berat sapihnya berukuran
berat. Sifat-sifat yang banyak disukai dari sapi braford ini adalah kesanggupan untuk bertahan
dalam kondisi dan tatalaksana yang jelek, daya tahan terhadap panas, caplak dan penyakit,
kemampuan mengasuh anak baik, konversi pakan yang cukup baik tetapi memiliki kelemahan
tidak tahan terhadap suhu udara yang rendah.
Phylum : Chardata
Class : Mamalia
Ordo : Ungulata
Familia : Bavidae
Genus : Bos
Dari beberapa literatur, tidak diketahui secara pasti kapan awal penjinakan sapi dilakukan oleh manisia.
Namun di pusat perkembangan kebudayaan seperti di Mesopotamia, India, Bangkok dan Eropa dikenal
pada tahun 600 SM. Sedangkan dimesir kuno, konon sudah dikenal pemeliharaan sapi pada tahun 8000
SM. Adapun sapi yang dihasilkan dari jenis primitif, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar yang
memiliki andil warna genetik sapi, yakni :
Bos Sondaicus atau Bos Banteng, sampai sekarang masih ditemukan liar di daerah margasatwa yang
dilindungi di pulau Jawa, seperti Pangandaran dan Ujung Kulon dan merupakan sumber asli Indonesia.
Bos Indicus atau Sapi Zebu, Sampai sekarang mengalami perkembangan di India, Asia. Yang terkenal di
Indonesia adalah sapi brahman dan sapi ongole. Bos Indicus merupakan sapi berpunuk, sapi-sapi dari
Bos Indicus menurunkan bangsa-bangsa sapi di daerah tropis.
Bos Taurus atau sapi Eropa, Sampai sekarang mengalami perkembangan di Eropa. Bos Taurus
merupakan bangsa sapi yang menjadi nenek moyang dari sapi potong maupun sapi perah.
Ketiga kelompok nenek moyang sapi tersebut, baik secara alamiah maupun karena peran serta manusia
melalui hasil perbandingan atau persilangan berhasil mengalami perkembangan yang menurunkan
bangsa-bangsa sapi modern, baik tipe potong-perah, tipe potong-kerja, tipe perah maupun tipe potong
murni.
Sapi Bali
Merupakan sapi keturunan bos sondaicus (bos banteng) yang berhasil dijinakkan dan mengalami
perkembangan pesat di pulau Bali. Sapi Bali asli mempunyai bentuk dan karakteristik sama dengan
banteng, kecuali ukurannya relatif kecil karena pengaruh penjinakan. Termasuk sapi tipe dwiguna (kerja
dan potong). Ciri-ciri karakteristiknya antara lain: warna bulu pada waktu pedet berwarna sawo matang
dan kemerahan, sedang pada sapi betina dan jantan dewasa menjadi berwarna hitam; berat badan
untuk jantan 400 kg, sedang pada sapi betina 350 kg; bertanduk; mempunyai bercak putih pada pantat
(bentuk setengah lingkaran); bibir bawah tepi dan bagian dalam telinga serta keempat kakinya mulai
dari tarsus dan carsus kebawah sampai kuku berwarna putih dan pada pinggiran punggung terdapat
garis hitam.
Sapi Ongole
Merupakan sapi keturunan bos indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi Ongole masuk ke Indonesia
abad ke-19 dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba, sehingga lebih dikenal dengan Sapi Sumba
Ongole. Karakteristik Sapi Ongole adalah punuk besar dan kulit longgar dangan banyak lipatan dibagian
bawah leher dan pantat, telinga panjanng serta menggantung, tempramen tenang dengan mata besar,
tanduk pendek dan hampir tidak terlihat, warna bulu umumnya putih kusam atau agak kehitam-hitaman
dan warna kulit kuning.
Sapi Madura
Merupakan sapi keturunan perkawinan silang antara bos indicus dan bos sondaicus. Karakteristik sapi
madura adalah punuk yang kecil diwarisi dari bos indicus dan warna kulit coklat atau merah bata
diwarisi dari bos sondaicus, pada kepalanya terdapat tanduk melengkung ke depan dengan melingkar
bulat sabit.
Sapi Grati
Merupakan sapi keturunan bos sondaicus yang berkenbang di Pulau Jawa dan Pulau Madura. Dari
keturunan perkawinan sapi yang berkembang di Pulau Jawa dan Madura dihasilkan Sapi Grati. Ciri-ciri
dan karakteristik sapi grati adalah mirip dengan sapi bali, warna bulunya coklat atau merah bata dan ada
kalanya sedikit putih dan hitam.
Sapi Brahman
merupakan sapi keturunan bos indicus yang beerhasil dijinakkan di India, Tetapi mengalami
perkembangan pesat di Amerika Serikat. Sapi ini adalah hasil campuran darah 3 bangsa sapi madura
yaitu bangsa bir,buzerat, dan nellose. Sapi ini bertanduk dan warnanya brrvariasi mulai dari abu-abu
muda, totol-totol, sampai hitam, terdapat punuk pada punggung di belakang kepala, yang merupakan
kelanjutan daari otot-otot pundak, dengan telinga yang berpendulous panjang, serta adanya pendulous
yang longgar sepanjang leher. Sapi Brahman memiliki sifat yang khas yaitu ketahanannya terhadap
kondisi tatalaksana yang sangat minimal, toleransi terhadap panas, kemampuannya untuk mengasuh
anak, daya tahan terhadap kondisi yang jelek seperti penyakit dan parasit. Berat badan betina dewasa
mencapai 585 kg sedangkan jantan dewasa mencapai 900 kg atau bahkan lebih.
Sapi Hereford
Merupakan sapi potong keturunan bos taurus yang dijinakkan di daerah Hereforshire, Inggris. Adapun
karakteristik sapi hereford antara lain: bulu badam berwarna merah, kecuali bulu pada bagian muka,
dada, perut bagian bawah dan ekor pada umumnya berwarna putih; ada yang bertanduk dan ada yang
tidak bertanduk; bentuk badan bulat panjang; lambung besar menyerupai tong bulat; dada dalam dan
kaki besar tegap. Berat sapi hereford usia 2 tahun bisa mencapai 725 kg dan berat sapi jantan 900 kg.
Sapi Shorthorn
Adalah sapi potong keturunan bos taurus yang dikembangkan di daerah Northumberland, di bagian
timur laut Inggris. Ciri normal sapi ini adalah tanduk, punuk, warna bulunya juga khas karena menurut
standar tercatat 3 warna merah, putih dan kecoklatan (roan), ukuran badannya besar dibandingkan
kebanyakan bangsa sapi lainnya, sapi jantan mencapai 1000 kg sedangkan sapi betina 900 kg. Sifat yang
menonjol adalh produksi susunya tinggi, dapat memanfaatkan hijauan pakan secara efisien, tempramen
yang baik serta pertumbuhannya yang cepat pada pemeliharaan feedlot.
Sapi Angus
Berasal dari Skotlandia Timur kemudian disilangkan dengan sapi longhorn guna meningkatkan produksi
sapi daging. Warnanya hitam, tidak bertanduk dan ini dianggap sebagai salah satu sifatnya yang penting.
Pejantannya dapat mencapai berat badan 850 kg, sedangkan betinanya dapat mencapai berat badan
675 kg. Sifat-sifat yang menonjol dan mempunyai arti penting adalah ketahanan terhadap hawa dingin,
kemampuan memelihara anak dan menyusui, masak dini, tidak banyak kesulitan kelahirkan, fertilitas
tinggi dan salah satu sifatnya yang paling penting adalah kualitas karkas yang istimewa dengan tulang-
tulang yang kecil, perdagingan yang baik serta persentase lemak yang rendah akan penutup.
Berasal dari Inggris yaitu dari daerah Norfolk dan Suffolk. Sapi ini memiliki warna merah dan beberapa
bagian yang berwarna putih masih dapat di izinkan. Secara alamiah sapi ini memang tidak bertanduk.
Berat badan pejantan mecapai 900 kg sedangkan betina dewasa mwncapai 675 kg. Kelebihan yang
menonjol adalah sifat masak dini, kemampuan merumput, produksi susu tinggi serta produksi karkas
tinggi dengan derajat potong yang tinggi. Sapi Red Pall cenderung memiliki perut yang besar dan
perdagingan yang kurang pada bagian lain dan paha belakang. Hal ini disebabkan karena
pemanfaatannya sebagai sapi dwiguna dengan penekanan pada produksi susu maupun daging.
Sapi Devon
Adalah salah satu bangsa yang berasal dari barat daya Inggis yaitu daerah Devon. Warna bulunya merah
tua sampai kecoklatan. Karena pada warna itulah sapi ini dijuluki ruby. Sapi Devon mempunyai tanduk
yang berwarna putih cream dengan ujung yang berwarna gelap, sifat ini karakteristik hingga mudah
dibedakan dari bangsa lain. Sifatnya yang menonjol adalah perdagingan yang baik, sifat dwigunanya
serta kemampuannya menyusui pedet, kemampuannya untuk beradaptasi terhadap suhu yang ekstrim,
juga mengesankan.
Merupakan sapi persilangan antara pejantan Brehman dengan betina Shorthorn, dengan perbandingan
5/8 darah shorthorn dan 3/8 darah brahman. Warna bulu merah tua atau merah tanah, tubuh lebih rata
dan padat dari pada brahman, bertanduk dan bergelambir, telinga rendah dan tebal. Berat sapi jantan
dewasa 800 kg dan betina 780 kg.
Merupakan persilangan yang mengandung darah Hereford ¼, shorthorn ¼, dan brahman ½. Warnanya
bisa coklat, merah kecoklatan, merah dengan totol putih, serta kombinasi warna yang lain. Beef Master
juga tidak dibedakan antara yang bertanduk dan yang tidak bertanduk. Bangsa sapi beef master diseleksi
untuk 6 sifat yaitu dispasisi, fertilitas, berat, konformasi, ketahanan, serta produksi susu.
Sapi Chargray
Berasal dari persilangan antara charolais dengan brahman yang dilakukan di lembah Rio Brande.
Persilangan ini tidak menetapkan persaratan perbandingan darah tertentu, tetapi perbandingan darah
yang disukai adalah 13/16 charolais dan 3/16 brahman. Bangsa sapi chargray berukuran besar yaitu
mencapai 1000 kg untuk betina dan 1400 kg untuk jantan. Warnanya adalah cream dan memiliki tanduk.
Sapi Belfalo
Adalah pencampuran antara darah 3/8 bison, 3/8 choralois dan 2/8 hereford. Pertumbuhannya cepat,
kelahirannya tidak mengalami kesulitan dan daya tahan tinggi terhadap penyakit dan parasit
IV. KESIMPULAN
Dalam pemeliharaan ternak sapi potong terdapat faktor – faktor yang penting untuk
diperhatikan salah satunya adalah segitiga produksi dimana terdapat breeding, feeding dan
management. Breeding berarti bibit sehingga dalam pemeliharaan sapi potong, bibit yang kita
peroleh harus bagus, tidak cacat, tidak sakit, dan data tetuanya jelas ( terdapat recording ).
Feeding merupakan pakan yang diberi untuk dikonsumsi oleh ternak sapi potong itu. Pakan yang
diberi harus memenuhi secara kuantitas dan kualitas atau ketersediaan nutrient yang dibutuhkan
oleh ternak sapi potong terpenuhi dan ketercukupi. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam
pemeliharaan sapi potong adalah manajemen dimana manajemen ini terdiri dari manajemen
kandang, menajemen kesehatan, dan manajemen pemeliharaan.