Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan cepat serta mendunia di
bidang infromasi dan teknologi dalam dua dasawarsa terakhir, telah
berpengaruh terhadap peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran
sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi,
dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran,
serta cara-cara kehidupan yang berlaku dalam konteks global dan lokal.
Kondisi ini “menuntut” individu untuk memiliki kualitas daya saing, daya
suai, dan kompetensi yang tinggi.
Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan kuantitas dan kualitas
hidup individu, permasalahan yang dihadapi mahasiswa juga semakin
kompleks. Permasalahan dimaksud sering kali tidak cukup bahkan tidak
mampu diatasi sendiri oleh mahasiswa. Ia juga tidak terselesaikan dengan
tuntas hanya dengan diberi pelayanan dalam bentuk informasi dan nasihat.
Mahasiswa memerlukan pelayanan yang secara sistematis mampu membantu
mengentaskan masalah yang dihadapinya sehingga ia mampu
mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan efektif
sehari-hari (effektive daily living).
Konseling perorangan merupakan salah satu jenis layanan yang dapat
dilaksanakan oleh dosen wali untuk membantu mahasiswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi-nya.
Salah satu layanan yang diberikan oleh Pusat Bimbingan dan Konseling
adalah Layanan Individual / Perorangan
Dari beberapa jenis layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan
kepada peserta didik, tampaknya untuk layanan konseling perorangan
(individual) mendapat perhatian lebih. Karena layanan yang satu ini boleh
dikatakan merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling, yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.

1
Dalam prakteknya, memang strategi layanan bimbingan dan konseling
harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat
pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat
pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, konselor seyogyanya
dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan
yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya
dapat berjalan secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, adapun
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai beriku.
1. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan humanistik menurut
buhler, maslow dan rogers?
2. Bagaimana pandangan manusia mengenai teori humanistik?

1.3 Tujuan
Dari perumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan diatas, adapun
tujuan yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui dan memahami teori perkembangan humanistik
menurut buhler, maslow dan rogers.
2. Untuk mengetahui dan memahami pandangan manusia mengenai teori
humanistik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Prinsip Dasar Konseling


Layanan Konseling perorangan / Individual, yaitu peserta didik
memperoleh layanan secara langsung bertatap muka dengan Guru Bimbingan
Konseling / Konselor. Dengan demikian diupayakan terbantu fungsi
pengentasan dari permasalahan yang dialami. Konseling individu sebagai
pendekatan efektif bagi peserta didik, dimana peserta didik bebas
mengekspresikan diri, pengalaman dan perasaan tanpa beban, sehingga dapat
diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah membangun diri dan
lingkungan, dimana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal dan mampu mengambil keputusan secara mandiri.
Konseling merupakan sistem dan proses bantuan untuk mengentaskan
masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua orang
individu (klien yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki
kualifikasi yang dipersyaratkan).
Bantuan dimaksud diarahkan agar klien mampu memecahkan masalah
yang dihadapinya dan mampu tumbuh kembang ke arah yang dipilihnya,
sehingga klien mampu mengembangkan dirinya secara efektif. Hubungan
dalam proses konseling terjadi dalam suasana profesional dengan
menyediakan kondisi yang kondusif bagi perubahan dan pengembangan diri
klien. Konseling perorangan merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka
pengentasan masalah klien.
Kerangka kerja konseling perorangan dilandasi oleh prinsip dasar
sebagai berikut:

3
1. Klien adalah individu yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan,
membuat keputusan, dan secara umum mampu menerima tanggung jawab
dari tingkah lakunya,
2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pada
masa lalu,
3. Wawancara merupakan alat utama dalam keseluruhan kegiatan konseling,
4. Tanggung jawab pengambilan keuputusan berada pada klien,
5. Konseling memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya
membantu klien menyadari masalahnya.
Tujuan konseling adalah memfasilitasi klien agar terbantu untuk:
1. Menyesuaikan diri secara efektif terhadap diri sendiri dan
lingkungannya, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup,
2. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensinya yang dimilikinya ke
arah perkembangan yang optimal,
3. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri,
4. Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar,
5. Mengurangi tekanan emosi melalui kesempatan untuk
mengekspresikan perasaannnya
6. Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk mengambil keputusan
yang efektif, dan
7. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
2.2 Pandangan Manusia Mengenai Teori Perkembangan Humanistik
Hakikat manusia menurut psikologis humanistik ini adalah
manusia yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri dan
mengaktualisasikan dirinya untuk mencapai hidup yang bermakna.
Aktualisasi diri juga merupakan salah satu kebutuhan yang diharapkan
dapat terpenuhi oleh setiap orang. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan
tingkat akhir yang akan terpenuhi apabila kebutuhan – kebutuhan dasar
telah terpenuhi. Dengan proses belajar dan bekerja, manusia berusaha
mengembangkan kemampuan diri demi mencapai kesempurnaan hidup.
Teori humanistik lebih berpusat pada makna kehidupan dan mengajarkan
kita untuk lebih berpusat pada diri sendiri untuk dapat mengaktualisasikan

4
diri kita. Yang dimana terkadang manusia mengalami banyak masalah
dalam hidup yang berasal dari akar pengharapan serta berpusat pada suatu
pencapaian yang hanya untuk memperbagus citra diri untuk orang agar
diterima serta dihargai dalam masyarakat. Sedangkan dalam teori
humanistik akan dijabarkan bahwa manusia harus hidup sebagai manusia
yang memahami dirinya serta lingkungan sekitarnya dan dapat
menerapkan kehidupan kemanusiaan tersebut dengan natural atau
sendirinya. Teori humanistik mampu memberikan arah terhadap semua
komponen pembelajaran. Semua komponen pendidikan diarahkan pada
terbentuknya manusia yang ideal, yaitu manusia yang mampu mencapai
aktualisasi diri. Seseorang akan mampu belajar dengan baik jika
mempunyai pengertian/ pemahaman tentang dirinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Menurut Buhler, kecenderungan dasar manusia adalah aktualisasi diri,
atau realisasi diri, sehingga pengalaman puncak dari kehidupan muncul melalui
kreativitas. Buhler menekankan peran aktif yang manusia mainkan melalui
inisiatif mereka sendiri dalam memenuhi tujuan.
Menurut Maslow, menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada
motivasinya, yang tidak selalu stabil sepanjang kehidupan.
Menurut Rogers, individu menilai setiap pengalaman berkaitan dengan
konsep diri. Orang ingin bertindak dalam cara yang konsisten dengan citra-
dirinya ; pengalaman dan perasaan yang tidak konsisten adalah mengancam
dirinya dan tidak diterima oleh kesadaran.
Pandangan manusia mengenai teori humanistik, lebih berpusat pada
makna kehidupan dan mengajarkan kita untuk lebih berpusat pada diri sendiri
untuk dapat mengaktualisasikan diri kita. Yang dimana terkadang manusia

5
mengalami banyak masalah dalam hidup yang berasal dari akar pengharapan
serta berpusat pada suatu pencapaian yang hanya untuk memperbagus citra
diri untuk orang agar diterima serta dihargai dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai