D DENGAN
DIAGNOSA GANGGUAN SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG KESWARA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2021
NIA SONIH
NIM : 20149011024
berkat Rahmat dan Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan
sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya dan tidak lupa shalawat serta salam
penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tugas ini berjudul “Asuhan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2021”, untuk memenuhi salah satu tugas program
profesi ners yang sedang ditempuh oleh penulis yang diberikan oleh dosen
diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti
kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami. Terimakasih juga
kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan tugas
ini. Semoga asuhan keperawatan ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Kritik
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................ 4
1. Tujuan Umum........................................................................... 4
2. Tujuan Khusus.......................................................................... 4
C. Metode Telaah............................................................................... 5
1. Definisi...................................................................................... 7
2. Etiologi...................................................................................... 7
5. Klasifikasi Halusinasi................................................................ 10
1. Pengkajian Keperawatan........................................................... 11
2. Diagnosis................................................................................... 13
ii
3. Rencana Intervensi.................................................................... 13
4. Evaluasi..................................................................................... 15
A. Pengkajian...................................................................................... 16
1. Keluhan Utama.......................................................................... 16
2. Alasan Masuk............................................................................ 16
4. Faktor Predisposisi.................................................................... 17
5. Faktor Presipitasi....................................................................... 18
6. Pemeriksaan Fisik..................................................................... 18
7. Psikososial................................................................................. 19
8. Status Mental............................................................................. 21
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 25
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 25
3. Pohon Masalah.......................................................................... 25
C. Intervensi Keperawatan................................................................. 27
E. Pembahasan................................................................................... 36
1. Pengkajian................................................................................. 36
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 37
iii
3. Perencanaan............................................................................... 38
4. Tindakan Keperawatan.............................................................. 38
5. Evaluasi..................................................................................... 38
A. Kesimpulan.................................................................................... 40
1. Pengkajian................................................................................. 40
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 40
4. Implementasi............................................................................. 41
5. Evaluasi..................................................................................... 41
B. Rekomendasi.................................................................................. 42
2. Institusi Pendidikan................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit mental adalah pola psikologis atau perilaku
yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak
atau persepsi, yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau
sistem syaraf yang menjalankan fungsi sosial manusia, kerja dan fisik individu
(Stuart dan Sundeen, 2012). Terjadinya gangguan jiwa disebabkan oleh karena
1
sehingga perasaan kehilangan sesuatu yang berlebihan. Di samping itu juga
penyebab gangguan jiwa kompleks, pada seseorang dapat terjadi lebih dari satu
penyebab atau beberapa faktor dan biasanya jarang berdiri sendiri. Klasifikasi
reaksi psikotik yang mempengaruhi area fungsi individu, termasuk berpikir dan
menunjukkan emosi, dan beperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara
persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan
selama 6 bulan, dengan 1 bulan fase aktif gejala (atau lebih) yang diikuti
2
Menurut Yosep & Sutini (2016) pada pasien skizofrenia, 70%
salah terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, memberi persepsi yang
salah atau pendapat tentang sesuatu tanpa ada objek atau rangsangan yang
dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,
objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan
dari luar yang dapat meliputi semua system penginderaan (Dalami, Ermawati
dkk, 2014).
prevalensi rumah tangga dengan ART gangguan jiwa menurut provinsi yang
memiliki angka gangguan jiwa. Untuk proporsi rumah tangga yang memiliki
ART gangguan jiwa skizofrenia yang pernah dipasung dalam rumah tangga
sebanyak 14% dan tidak sebanyak 86%, sedangkan yang pernah melakukan
pasung tiga bulan terakhir sebanyak 31,5% dan tidak seabanyak 68,5%.
jiwa, salah satu Rumah sakit jiwa yang terdapat di Provinsi Jawa Barat adalah
3
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data rekam medik di
ruang Keswara RSJ Provinsi Jawa Barat jumlah penderita gangguan persepsi
sensori : hausinasi pendengaran yang dirawat pada bulan Maret 2021 yaitu
sebanyak 6 orang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4
c. Mengetahui gambaran tindakan keperawatan pada klien dengan
C. Metode Telaah
Metode telaah yang digunakan oleh penulis dalam laporan kasus ini
adalah metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan pendekatan proses
evaluasi.
D. Sistematika Penulisan
Laporan kasus ini terdiri dari Empat BAB, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan berisikan informasi ringkas dari karya tulis yang terdiri dari latar
belakang, tujuan penulisan, metode telaah dan tekhnik pengumpulan data serta
sistematika penulisan.
dinamika, rentang respon, proses gangguan, tanda dan gejala, etiologi serta
5
tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa,
dan evaluasi.
hasil analisa perubahan yang relevan dengan tujuan yang ditetapkan serta
rekomendasi yang bertitik tolak dari masalah yang ditemukan dari pembahasan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan dari luar, gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
tidak ada. Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas.
Salah satu manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak
2. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
7
2) Faktor sosiokultural : seseorang yang merasa tidak diterima
3) Faktor biologi : adanya stress yang berlebihan maka di dalam tubuh akan
4) Faktor psikologis : klien lebih memilih kesenagnan sesaat dan lari dari
5) Faktor genetic dan pola asuh : penelitian menunjukan bahwa anak sehat
b. Faktor Presipitas
gangguan pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan dari respons neorobiologi.
rentang respons neorobiologi. Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah
adanya pikiran logis dan terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang respons
yang paling maladaptif adalah adanya waham, halusinasi, termasuk isolasi sosial
8
Tabel 2.1 Rentang Respon Neurologi
Adaptif Maladaptif
9
pengalaman sensori Isi halusinasi menjadi dengan orang lain.
tidak dapat ditolak lagi. atraktif. Rentang perhatian hanya
Kesepian bila beberapa detik atau
pengalaman sensori menit.
berakhir. Gejala fisika ansietas
PSIKOTIK berat berkeringat, tremor,
dan tidak mampu
mengikuti perintah.
TAHAP IV Pengalaman sensori Perilaku panik.
Menguasai tingkat menjadi ancaman. Potensial tinggi untuk
kecemasan panik secara Halusinasi dapat bunuh diri atau
umum diatur dan berlangsung selama membunuh.
dipengaruhi oleh beberapa jam atau hari Tindakan kekerasan
waham. (jika tidak diinvensi). agitasi, menarik diri, atau
PSIKOTIK katatonia.
Tidak mampu berespons
terhadap perintah yang
kompleks.
Tidak mampu berespons
terhadap lebih dari satu
orang.
5. Klasifikasi Halusinasi
10
Menutup hidung. kadangkadang bau itu
menyenangkan.
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa seperti
pengecapan Muntah darah, urine, atau feses.
Halusinasi perabaan Menggaruk-garuk Mengatakan ada
permukaan kulit. serangga di permukaan
kulit.
Merasa seperti tersengat
listrik.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
dapat meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan
3) Faktor psikologis
4) Faktor biologis
11
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi
5) Faktor genetik
pada pasien skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang
salah satu anggota keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi
b. Faktor Presipitasi
keluarga, perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok
2) Faktor biokimia
halusinasi.
3) Faktor psikologis
4) Perilaku
12
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas
berkaitan dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan sosial.
2. Diagnosis
a. Pohon Masalah
lingkungan.
1) Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi.
3. Rencana Intervensi
2) Tindakan keperawatan
13
b) Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu
mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah
1) Tujuan
a) Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun
di rumah.
2) Tindakan keperawatan
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
4. Evaluasi
14
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah anda lakukan untuk pasien
b. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan
BAB III
15
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Keluhan Utama
2. Alasan Masuk
Menurut data sekunder dari rekam medis, klien An. D berusia 17 tahun.
Masuk rumah sakit jiwa pada tanggal 22 februari 2021 diantar oleh
keluarganya, karena sakit ± dari tahun 2019. Pernah dirawat di RSJ Prov Jabar ± 3
kali. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 maret 2021, klien mengatakan dirinya
mengejarnya. Klien tampak sering bengong, sering melamun, mondar mandir bahkan
ketika klien sedang sendiri terlihat suka menangis dan memukul lantai serta
Pada saat pengkajian klien bicara tidak nyambung, tidak fokus, kebanyakan bengong,
4. Faktor Predisposisi
16
a. Riwayat Gangguan Jiwa di Masa Lalu
Menurut data sekunder dari rekam medik, klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada tahun 2019. Sesudah dirumah klien kambuh kembali. Klien di rumah
b. Riwayat Pengobatan
Menurut data sekunder dari rekam medik klien, pengobatan sebelumnya tidak
berhasil Karena klien tidak mau control dan tidak minum obat selama 11 hari.
c. Riwayat Aniaya
Menurut data sekunder dari rekam medik, klien tidak pernah mendapat aniaya fisik.
Menurut data sekunder dari rekam medik, klien tidak mempunyai Riwayat
Menurut data sekunder dari rekam medik, klien dulu ketika di sekolah sering dibuli
5. Faktor Presipitasi
17
Klien ± 2 bulan yang lalu sering melamun, kebingungan, sering bengong tidak bisa
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital :
2) Nadi : 90x/menit
3) Respirasi : 20x/menit
4) Suhu : 36’C
b. Pemgumpulan Antropometri :
c. Keluhan Fisik
1) Kepala : Tidak ada trauma, tidak ada nyeri, dan rambut kotor.
3) Telinga : Bentuk simetris, telinga kotor, tidak ada peradangan dan nyeri
tekan.
4) Hidung : Fungsi penciuman baik, hidung bersih, tidak ada nyeri tekan.
8) Ektermitas :
a) Atas : Bentuk simetris, kedua tangan bisa digunakan, tidak ada nyeri tekan.
18
b) Bawah : Bentuk simetris, kedua kaki bisa digunakan, tidak ada nyeri tekan.
7. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki meninggal
= Perempuan meninggal
= Klien
= Garis Keturunan
= Tinggal Serumah
b. Penjelasan
Menurut data sekunder rekam medik pada pola asuh ibu klien kurang baik, karena
pergaulan klien tidak terkontrol oleh ibunya. Dalam mengambil keputusan klien
selalu berbeda pendapat dengan ibunya. Bahkan komunikasi klien menjadi tertutup
dengan ibunya.
19
c. Konsep Diri
1) Citra Tubuh
Klien mengatakan “saya sangat menyukai rambut karena rambut saya berwarna
2) Identitas Diri
Klien mengatakan “saya gagal menjadi seorang anak laki-laki, dan sudah
3) Fungsi Peran
Klien mengatakan “saya sebagai seorang anak, saya tidak suka membantu ibu
4) Ideal diri
Klien mengatakan “saya ingin sembuh dan membahagiakan kedua orang tua
saya”.
5) Harga Diri
d. Hubungan Sosial
Klien mengatakan “orang yang berarti dalam hidupnya hanya kedua orang
tuanya”.
dimasyarakat”.
20
Klien mengatakan “saya bisa ngobrol dengan orang lain, namun saya tidak mau
e. Spiritual
8. Status Mental
a. Penampilan
Klien terlihat rapih, rambut bersih, telinga bersih, hidung bersih, dan kuku panjang.
b. Pembicaraan
Klien berbica ngelantur, tidak bisa memulai pembicaraan, bicara kasar dan
pembicaraan inkoheren.
c. Aktivitas Motorik
d. Alam Perasaan
21
e. Afek Labil
Klien tidak kooperatif, kontak mata kurang, keseringan bengong dan melamun.
g. Persepsi, Halusinasi
Klien nampak berbicara sendiri, ketakutan, gelisah dan merasa seakan temannya
mengejarnya
h. Isi Pikiran
Tidak Terkaji
i. Proses Pikir
Tidak Terkaji
j. Kesadaran
Bingung
k. Memori
m. Kemampuan Penilaian
Tidak Terkaji
22
Tidak Terkaji
10.Aspek Medik
b. Therapy Medik
11.Analisa Data
N
DATA MASALAH
O
1 DS : Halusinasi
23
Menurut data sekunder dari rekam medik Pendengaran
temannya mengejarnya.
DO :
Mondar-mandir
Tidak konsentrasi
Mudah beralih
Bicara sendiri
2 DS : Menurut data sekunder dari rekam medik Perilaku
berbicara kasar
DO :
24
lantai
Mata melotot
Menangis sendiri
Bicara kasar
Pembicaraan inkoheren
B. Diagnosa Keperawatan
a. Halusinasi
b. Perilaku kekerasan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Halusinasi
b. Perilaku kekerasan
3. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasa
25
C. Intervensi Keperawatan
26
dukungan dari memperagakannya merencanakan
keluarga dalam Setelah pertemuan Latih berbicara tindakan selanjutnya
mengontrol klien mampu atau bercakap- Salah satu tindakan
halusinasinya menyebutkan cakap dengan yang dapat
Klien dapat manfaat dari orang lain saat mengendalikan
memanfaatkan obat program halusinasi muncul halusinasi
dengan baik pengobatan Masukan jadwal
kegiatan klien Membantu
mempercepat klien
SP 3 mengontrol
Evaluasi kegiatan halusinasi
yang lalu (SP 1 Untuk merencakan
dan SP 2) tindakan selanjutnya
Melakukan kegiatan
Latih kegiatan agar yang sesuai dengan
halusinasi tidak kegiatan yang biasa
muncul dilakukan bertujuan
untuk mengendalikan
halusinasi.
Perilaku Tujuan Khusus : Setelah pertemuan SP 1
Kekerasan Diharapkan klien klien dapat Identifikasi Mengidentifikasi
tidak mengalami menyebutkan penyebab, tanda penyebab dan
gangguan perilaku penyebab, tanda, dan gejala serta mengetahui kondisi
kekerasan gejala, dan akibat akibat perilaku klien.
Tujuan Umum : perilaku kekerasan kekerasan. Membantu klien
Setelah dilakukan serta mampu Jelaskan cara menemukan
tindakan merasakan cara mengontrol perilaku adaptif saat
keperawatan selama fisik untuk perilaku kekerasan marah
2 x 24 jam mengontrol perilaku
27
diharapkan Klien kekerasan. Sebagai motivasi
mampu : Setelah pertemuan Bantu klien untuk melakukan
Mengidentifikasi klien mampu mempraktekkan perilaku yang sehat
penyebab dan menyebutkan latihan tarik nafas
tanda perilaku kegiatan yang dalam dan pukul Didapatkanya cara
kekerasan sudah dilakukan bantal lain yang sehat
Menyebutkan dan mampu Pastikan jadwal akan membantu
jenis perilaku mempertahankan / harian klien. klien untuk
kekerasan yang memperagakan mencari cara yang
pernah dilakukan cara mengontrol adaptif dalam
Menyebutkan marah secara fisik mengekspresikan
akibat dari untuk mengontrol marahnya.
perilaku kekersan perilaku kekerasan
yang dilakukan Setelah pertemuan SP 2 Mengetahui sejauh
Menyebutkan klien mampu Evaluasi kegiatan mana respon dari
cara mengontrol menyebutkan yang lalu (SP 1) SP1
perilaku kegiatan yang SP 3
kekerasan sudah dilakukan Evaluasi kegiatan
Mengontrol mampu yang lalu (SP 1 Mengetahui
perilaku mempergakan cara dan SP 2) keberhasilan dari
kekerasan sosial / verbal tindakan
secara : Fisik, untuk mengontrol Jelaskan akibat sebelumnya
Sosial / verbal, perilaku kekerasan bila putus obat Memberitahukan
Spiritual, Setelah pertemuan Jelaskan cara resiko dari
theraphy klien mampu mendapatkan obat ketidakpatuhan
(psikofarmakologi menyebutkan /berobat Menambah
pada obat) kegiatan yang Jelaskan pengetahuan klien
sudah dilakukan pengobatan tentang berobat
dengan mampu (5benar) Mengetahui cara
28
memperagakan mengontrol klien
cara spiritual yang tepat akan
mengontrol mencegah cara
perilaku kekerasan. yang sudah atau
Setelah pertemuan kurang tepat.
klien mampu
menyebutkan
kegiatan yang
sudah dilakukan
dan mampu
menyebutkan
manfaat dari
program kegiatan.
29
PP : - Lanjutkan intervensi ke SP 1
mengidentifikasi jenis, isi,
waktu, frekuensi halusinasi dan
mengontrol halusinasi
Selasa Perilaku Membina hubungan saling S : - Klien mengatakan namanya
16 Maret Kekerasan percaya An.D
2021 Melakukan pengkajian kepada O : - Klien berkenalan
15.00 WIB klien A : - Klien mau diajak berkenalan
PK : - Anjurkan klien untuk bertemu
kembali untuk
membahas tentang masalahnya
PP : - Lanjutkan intervensi ke SP1
30
Anjurkan mempraktekkan
menghardik saat halusinasi
muncul
- Perawat :
Evaluasi cara menghardik
halusinasi
Ajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap –
cakap.
Rabu Perilaku SP 1 S : - Klien mengatakan saya marah-
17 Maret Kekerasan Mengidentifikasi penyebab marah karena karena saya kesal
2021 tanda dan gejala serta akibat dengan teman-teman saya yang
10.00 perilaku kekerasan. selalu mengejar saya
WIB R / saya marah-marah - Klien mengatakan ketika
disebabkan karena saya kesal marah perasaan tidak nyaman
dengan teman-teman saya yang dan gelisah
selalu mengejar saya dan ketika - Klien mengatakan akibat dari
saya marah perasaan saya tidak marah ingin memukulnya.
nyaman ingin memukul nya. O : - Muka klien tegang saat
Menjelaskan cara mengontrol bercerita.
perilaku kekerasan - Klien memukul lantai
R/ saya mengerti - Klien menendang sandal yang
Melatih cara fisik 1 (tarik nafas ada disekitar.
dalam dari hidung tahan - Klien berbicara kasar
sebentar dan keluarkan dari A : - Klien mampu mengidentifikasi
mulut ) penyebab dan gejala serta
R / saya bisa akibat perilaku kekerasan.
Memasukan jadwal harian - Klien mampu melakukan cara
R / iya fisik 1 dengan cara menarik
31
nafas dalam.
- Klien belum mampu
memasukan jadwal harian
P : - Untuk perawat :
Identifikasi penyebab dan
gejala serta akibat perilaku
kekerasan.
Latih cara fisik 1 (tarik
nafas dalam)
Masukan jadwal harian
- Untuk klien :
-Latih cara mengontrol marah
dengan cara fisik 1 yaitu
dengan cara tarik nafas
dalam. Lanjutkan SP 2
Kamis Halusinasi SP 3 S : - Klien mengatakan setelah
18 Maret Salam terapeutik menghardik suara itu hilang tetapi
2021 Mendiskusikan perasaan klien setelah itu muncul kembali
15.00 Evaluasi dan validasi SP 1 dan 2 - Klien mengatakan mau bercakap
WIB Melatih klien cara ke 3 – cakap
mengontrol halusinasi dengan - Klien mengatakan mau
bercakap – cakap dengan orang memasukkan latihan bercakap –
lain cakap kedalam jadwal harian
Menganjurkan klien klien
memasukkan kedalam jadwal O : - Wajah klien tampak tenang
kegiatan harian - Klien tampak menjawab
Beri reinforcement yang positif pertanyaan dari perawat
kepada klien - Klien sudah memasukkan latihan
bercakap – cakap kedalam jadwal
32
harian klien
A : - Klien mampu mengendalikan
halusinasi dengan menghardik
- Klien mampu mempraktekkan
bercakap – cakap dengan perawat
P : - Anjurkan latihan bercakap –
cakap dengan orang lain dan
perawat
Perawat : Validasi efektifitas cara
bercakap-cakap
Kamis Perilaku SP2 S : - Klien mengatakan telah sedikit
18 Maret Kekerasan Evaluasi dan validasi SP 1 dapat mengontrol marah
2021 SP 3 - Klien mengatakan mampu
15.30 Evaluasi dan validasi SP 1 dan 2 memasukan jadwal harian
WIB Menjelaskan akibat bila putus - Klien mengatakan mengerti
obat tentang resiko apabila putus obat
Menjelaskan cara berobat O : - Wajah klien lebih tenang
Menjelaskan lima prinsip - Klien tampak memperhatikan dan
pemberian obat menjawab saat diberikan
pertanyaan
A : - Klien mampu mengontrol marah
- Klien mampu mempraktekkan
cara fisik saat marah
- Klien mampu memasukan jadwal
harian
- Klien mengerti tentang tata cara
pengobatan
P : - Anjurkan klien memasukan
jadwal harian lebih giat
33
Perawat : Validasi efektifitas jadwal
harian
34
E. Pembahasan
dilaksanakan mulai dari tanggal 16 – 18 Maret 2021 dalam bab ini penulis
1. Pengkajian
dengan apa yang didapat dengan kasus dilapangan. Pengumpulan data yang
bahwa Ganguan Sensori Persepsi : Halusinasi dapat terjadi dari berbagai faktor
berupa faktor psikologis, biologis dan faktor genetik. Dari hasil observasi dan
35
psikologis yang dapat mempengaruhi Ganguan Sensori Persepsi : Halusinasi
2. Diagnosa Keperawatan
keperawatan yang muncul pada klien dengan halusinasi menurut teori adalah :
b. Perilaku kekersan.
b. Perilaku Kekerasan
Berarti dalam hal ini diagnosa keperawatan yang muncul pada An.D
lebih memprioritaskan diagnosa keperawatan yang ada pada saat itu sesuai
36
3. Perencanaan
a. Hambatan
4. Tindakan Keperawatan
2021. Tindakan sesuai dengan rencana yang dibuat dan berhasil dilaksanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dari jadwal hingga akhir kegiatan yang setiap kali
37
secara keseluruhan yaitu perilaku kekerasan belum semuanya terpenuhi dari 5
tentang tindakan yang sudah dilakukan dan tidak semua diagnosa dapat
b. Alternatif tindakan
Solusinya dengan cara mengajak klien mengobrol dengan orang lain, dengan
keperawatan selanjutnya.
akan menindak lanjuti hasil dari tindakan keperawatan yang telah penulis
laksanakan.
38
BAB IV
A. Kesimpulan
stimulus yang nyata, memberi persepsi yang salah atau pendapat tentang sesuatu
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata dan hilangnya kemampuan manusia
(Trimelia,2011).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
(Keliat,2014).
Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang suatu objek atau gambaran dan
pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi
pada tanggal 16-18 Maret 2021 yang merupakan sarana bagi penulis untuk
39
Setelah melakukan asuhn Keperawatan selama 3 hari penulis dapat menyimpulkan
1. Pengkajian
hubungan saling percaya antara klien dan perawat. Pengkajian merupakan tahap
jadwal dari proses Keperawatan yang terdiri dari pengumpulan data, untuk
2. Diagnosa Keperawatan
Hasil analisa data maka muncul beberapa masalah Keperawatan pada klien
b. Perilaku kekersan.
b. Perilaku kekersan.
Halusinasi terdapat kesenjangan antara perencanaan pada kasus dan teori yaitu
di teori tidak ditentukan kriteria waktu untuk pencapaian pada kasus di buat
40
kriteria waktu pencapaian untuk mengetahui sejauh mana kriteria hasil dapat
4. Implementasi
5. Evaluasi
perlu diingatkan kembali tentang tindakannya yang sudah dilakukan dan tidak
B. Rekomendasi
41
keberhasilan perawatan pasien dirumah sakit maupun perawatan lanjutan
dirumah.
2. Institusi Pendidikan
42
DAFTAR PUSTAKA
Azizah. M. L. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Carpenito, Lynda J. 2011. Diagnosa Keperawatan Jiibua edisi 8. Jakarta : EGC.
Dadang Haibuari, 2011, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiibua Schizofrenia, FKUL
: Jakarta.
Dalami,W. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Tiras Info Medika :
Jakarta
Fitria, N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Lpdan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
FKUI. 2016. Modul Praktik Keperawatan Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. (MPKP
Jiwa). FKUI
Issac, Anm.2015. Keperawatan Kesehatan Jiibua dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Kelliat B.A dkk, 2008, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiibua : Penerbit Buku Kedokteran
Kesehatan Jiibua, EGC : Jakarta.
Maramis, W.F. 2015. Ilmu Kedokteran Jiibua. Edisi 9. Surabaya : Airlangga University
Press.
Muslim, Dr. Rusdi. 2008. Diagnosa gangguan Jiibua. Rujukan ringkas dari PPDGJ-III.
Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiibua. Jakarta : EGC.
Surya Direja, et al. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Muha
Medika : 2015.
Tim Diklat RSJ. Cisarua bandung 2007. Buku Panduan Asuhan Keperawatan Jiwa.
Toibunsend, Mary. C. 2010. Psychiatric Mental Health Nursing Concept of Care : edisi 3.
Philadelphia : F.A. Davis Company.
Yosep, Iyus. S.Kp.,M.Si. 2017. Keperawatan Jiibua. Bandung : PT. Refika Aditama.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
HALUSINASI
Sp / Pertemuan : 1/2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Mondar mandir
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Saya mahasiswa praktek dari STIKes YPIB Majalengka yang akan dinas di
RSJ Provinsi Jawa Barat ini selama 1 minggu. Hari ini saya dinas siang dari
jam 12:30 pagi sampai jam 17:00 sore. Saya akan merawat adik selama di
b. Evaluasi/ Validasi :
c. Kontrak :
Topik :
Baiklah dik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
Apakah bersedia?
Waktu :
menit?
Tempat :
2. Fase Kerja
Apakah adik mendengar suara tanpa ada wujudnya? Saya percaya adik
mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak mendengar suara itu.
paling sering adik mendengar suara itu? Berapa kali dalam sehari adikk
mendengarnya? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu
sendiri? Apa yang adik rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana
perasaan adik ketika mendengar suara tersebut? Kemudian apa yang adik
lakukan? Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang? Apa yang adik
alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah adik bersedia? Bagaimana kalau kita mulai ya.. baiklah
saya akan mempraktekan dahulu baru adik mempraktekkan kembali apa yang
telah saya lakukan. Begini adik jika suara itu muncul katakan dengan keras “
pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua
telinga adik. seperti ini ya adik. coba sekarang adik ulangi lagi seperti yang
saya lakukan tadi. Bagus sekali dik, coba sekali lagi dik. bagus sekali dik.
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif :
suara itu mengejek adik, terus menerus dan terutama kalau sendiri sampai
Evaluasi Objektif :
Seperti yang telah kita perlajari bila suara-suara itu muncul adik bisa
Adik lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu
selama 3 kali sehari yaitu jam 09:00, 14:00 dan jam 20:00 cara mengisi buku
kegiatan harian adalah sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita
buat tadi ya dik? Jika adik melakukanya secara mandiri maka adik
keluarga atau teman maka adik buat adik, Jika adik tidak melakukanya maka
adik tulis T. apakah adik mengerti? Coba adik ulangi? Naah bagus dik
Kontrak
Topik :
tentang cara yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-
Waktu :
Tempat :
ruang TAK? Baiklah adik besok saya akan kesini jam 10:00 sampai
PERILAKU KEKERASAN
Sp / Pertemuan : 1/2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
a. Data Subjektif
b. Data Objektif
Pembicaraan inkoheren.
3. Tujuan Khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
B. Strategi Komunikasi
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik :
Saya mahasiswa praktek dari STIKes YPIB Majalengka yang akan dinas di
RSJ Provinsi Jawa Barat ini selama 1 minggu. Hari ini saya dinas siang dari
jam 12:30 pagi sampai jam 17:00 sore. Saya akan merawat Adik selama di
b. Evaluasi/ Validasi :
c. Kontrak :
Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang- bincang tentang cara
mengontrol rasa marah denga cara yang kedua yaitu latihan fisik dengan
Waktu :
Tempat :
2. Fase Kerja
Baik, sekarang kita akan belajar mengontrol perasaan marah dengan cara
kedua yaitu kegiatan fisik dengan tarik nafas dalam dan pukul bantal. Jadi kalau
adik marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, adik
dapat melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Pertama kita
akan mencoba latihan tarik nafas dalam. Carannya berdiri, tarik nafas secara
melalui mulut. Coba lihat saya ya dik. apakah adik sudah mengerti? Sekarang
coba adik yang melakukannya? Bagus, coba ulangi dik? bagus adik sudah
Latihan kedua yaitu pukul bantal atau kasur. Dimana kamar adik? jadi
kalau nanti adik kesal dan ingin marah, langsung kekamar dan lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur atau bantal. Jadi caranya seperti ini
dik. sekarang coba adik yang melakukannya?. Ya bagus sekali adik
3. Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif :
marah dan cara mengontrol rasa marah dengan tarik nafas dalam dan
Evaluasi Objektif :
Coba adik lakukan lagi cara mengontrol marah dengan latihan tarik
nafas dalam dan memukul bantal, bagus adik melakukannya dengan baik,
jadi kalau ada keinginan marah adik bisa gunakan kedua cara itu.
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal. Berapa kalo adik mau
Kontrak
Topik :
Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melihat sejauh mana adik
melaksanakan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur atau bantal,serta
apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih
adik cara mengontrol perasan marah dengan cara bicara dengan baik.
Waktu :
Adik mau jam berapa kita bebincan-bincang besok, bagaimana
Tempat :
Assalamualaikum dik.