Anda di halaman 1dari 13

PROSPEK KARET ALAM VS KARET SINTETIK

Tugas Kelompok Mata Kuliah Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan

Disusun oleh kelompok 5 :


Gamaliel Benyamin (150610190084)
Denis Facriyan (150610190090)
Fahmi Akbar Izzuddin (150610190091)
Reza permana (150610190099)
Ridwan Nurfiqri (150610190087)
Muhammad Dandy R. (150610190097)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
ANGKATAN 2019
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala penyertaan dan
lindungan-Nya, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Prospek Karet Alam VS Karet Sintetik”.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi
Produksi Tanaman Perkebunan program studi Agribisnis Universitas Padjadjaran di semester
4. Terimakasih juga kami berikan kepada dosen pengampu mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman Perkebunan atas bimbingan dan arahan yang diberikan.

Tak ada gading yang tak retak, maka dari itu kami selaku penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Kami selaku penulis sangat
terbuka untuk menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca.

Jatinangor, Maret 2021


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia,


yaitu antara lain sebagai sumber pendapatan dan lapangan kerja penduduk, sumber devisa
negara dari ekspor non migas, serta dapat mendorong tumbuhnya agro-industri di bidang
perkebunan, sumber daya hayati dan pelestarian lingkungan (Andriyanti et al., 2010).

Karet adalah bahan yang sangat penting peranannya di Indonesia dan juga dunia. Mulai
dari barang-barang sehari-hari, alat transportasi, mesin-mesin dan masih banyak lagi. Karet
sendiri terbagi menjadi 2 yaitu karet alam dan karet sintetis. Singkatnya karet alam adalah
karet hasil produksi alami yaitu dengan mengolah lateks dari pohon karet. Sedangkan karet
sintetis berasal dari hasil samping pengolahan minyak bumi.

Karet alam merupakan polimer hidrokarbon, dapat dikembangkan untuk berbagai jenis
produk antara lain ban, peralatan tambang, peralatan medis, dan peralatan petrokimia.
Struktur molekul karet alam terdiri dari cis-1,4-polyisoprene, dengan sifat tidak tahan ozon,
minyak dan panas tinggi (Nasruddin, 2018).

Karet sintetis adalah karet yang berasal dari hasil samping pengolahan minyak bumi yang
kemudian melalui reaksi polimerisasi menjadi suatu material baru yang sifatnya mendekati
sifat karet alam (Hendrawan dan Purboputo, 2015).

Walaupun karet sintetik memiliki sifat yang menyerupai karet alam tentu sifat antar
keduanya tetap berbeda. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing masing.
Prospek dari kedua jenis karet ini tentu juga berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu karet alam?
2. Apa itu karet sintetik?
3. Apa saja prospek dari karet alam?
4. Apa saja Prospek dari karet sintetik

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan mengerti pengertian dari karet alam.
2. Mengetahui dan mengerti pengertian dari karet sintetik.
3. Mengetahui apa saja prospek dari karet alam.
4. Mengetahui apa saja prospek dari karet sintetik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karet Alam

Karet alam merupakan bahan baku yang dapat diolah menjadi berbagai macam
produk (Vasquez dan Restrepo, 2017). Dengan komponen utama dari karet alam ialah
polimer polysoprene yang dirumuskan dengan CH2-C=CH(CH3)-CH2 ( Andriyanti
etal., 2010)

Jenis – Jenis Karet Alam yang dikenal luas

1. Bahan Olah Karet

Bahan olah karet ialah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari
pohon karet

2. Karet Alam Konvensional

Karet alam konvensional terdiri dari golongan karet sheet dan crepe.

3. Lateks Pekat

Jenis karet yang berbentuk cairan pekat, lateks pekat dibuat melalui proses
pendadihan dan pemusingan.

4. Karet bongkah atau Block Rubber

Jenis karet yang telat dikeringkan dan dikilang menjadi bandela – bandela dengan
ukuran yang telah ditetapkan

5. Karet Spesifikasi Teknis atau Crumb Rubber

Karet alam yang dibuat khusus yang mementingkan sifat-sifat teknisnya.

6. Tyre Rubber

Dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa lansung digunakan konsumen

7. Karet Reklim atau Reclaimed Rubber

Karet yang diolah Kembali dari barang-barang bekas , terutama ban mobil bekas
Keunggulan Karet Alam

• Memiliki Daya Elastis Sempurna

• Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahan mudah

• Mempunyai daya aus yang tinggi

• Tidak mudah panas

• Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan

Kekurangan Karet Alam

• Harga dari karet alam yang fluktuatif

• Kurang tahan terhadap zat kimia

• Produksi yang jauh di bawah karet sintesis


2.2 Prospek Karet Alam

Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena


merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai
peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional, Indonesia
merupakan produsen karet alam terbesar ke dua di dunia dengan produksi 3,2 juta ton
lebih setelah Thailand, namun luas areal perkebunan karet alam Indonesia adalah
yang terbesar di dunia dengan 3,7 juta Hektar atau sekitar 1,5 kali luas kebun karet
Thailand.

Luas Perkebunan Karet di Indonesia

luas areal perkebunan karet di Indonesia dalam beberapa tahun ini tidak
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Laju pertumbuhan luas areal
perkebunan karet ini terlihat rendah. Pada tahun 2013 luas areal perkebunan karet
tercatat seluas 3.555.946 ha, pada tahun 2014 tercatat 3.606.245 ha atau meningkat
sekitar 1,4%.
Karet Sebagai Penunjang Perekonomian Indonesia

Karet memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia. Luas kebun karet saat ini
adalah 3,6 juta ha yang mampu memberikan lapangan kerja bagi 2,5 juta kepala keluarga
(Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018). Ekspor karet Indonesia cukup besar yaitu 2,81 juta
ton dengan nilai sebesar US$ 3,95 Miliar (Ditjenbun, 2019). Perkebunan karet di Indonesia
didominasi oleh Perkebunan Rakyat (PR) yaitu sekitar 84,90% dari total luas perkebunan
karet. Pada tahun 2019 luas areal karet hanya meningkat 0,32% dari tahun 2018, dengan
angka produksi yang menurun 2,40% dari 3,63 juta ton di tahun 2018, menjadi 3,54 juta ton
di tahun 2019 (Ditjenbun, 2018).

Dampak Covid 19 Terhadap Prospek Karet Alam

pandemik Covid-19 memberikan dampak yang tidak terduga yang menyebabkan


harga karet jatuh dari USD 1,47 per kg pada awal 2020 jatuh pada kisaran USD 1,09 per kg
pada akhir 2020. Turunnya harga karet disebabkan industri ban di negara-negara Eropa, Cina,
Amerika Serikat, Korea Selatan dan India menghentikan kegiatan produksi akibat kebijakan
lockdown. Selain itu, pengusaha karet di dalam negeri mengalami masalah, akibat penundaan
pengiriman kargo karet yang sudah perusahaan ban besar nasional dan penundaan
pembayaran dari para pembeli karet alam tersebut. Di sisi lain, Covid-19 menawarkan
peluang untuk meningkatkan harga karet melalui peningkatan produksi alat pelindung diri
(APD) seperti sarung tangan, dan alat-alat kesehatan lainnya. Peluang ini akan dimanfaatkan
oleh negara Malaysia yang merupakan produsen sarung tangan karet terbesar di dunia. Di
pasar domestik, Indonesia juga dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan meningkatkan
produksi sarung tangan karet dalam negeri.

2.3 Karet Sintetik


2.4 Prospek Karet Sintetik
• Meskipun karet alam memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan karet
sintetis. Sebetulnya terdapat hubungan di antara karet alam dan karet sintetis, kedua
tipe ini dapat saling menggantikan dan karenanya mempengaruhi permintaan masing-
masing komoditas.
• Walaupun keberadaan karet sintetis berpengaruh pada perdagangan karet alam, dua
jenis karet ini memiliki pasar tersendiri. Karet alam dan karet sintetis tidak akan
saling mematikan atau bersaing penuh. Keduanya mempunyai sifat yang saling
melengkapi atau komplementer (Zuhra, 2006).
• Seperti yang kita ketahui karet sintetis terbuat dari minyak mentah. ketika harga
minyak mentah naik, permintaan untuk karet alam akan meningkat. Namun, ketika
terdapat gangguan terhadap suplai karet alam, hal itu akan membuat harga dari karet
alam naik, sehingga pasar cenderung beralih ke karet sintetis.
• Industri produksi karet Indonesia mengalami perubahan yang lebih baik dilihat dari
peningkatan total ekspor komoditas karet secara keseluruhan dari tahun ke tahun,
akan tetapi total nilai ekspor karet Negara‐negara pesaing lebih bagus daripada di
Indonesia dikarenakan negara‐negara pesaing lebih banyak melakukan ekspor karet
sintetik dengan menghandalkan teknologi yang bagus dari industri mereka
• Dengan melihat perkembangan industri karet yang ada di Indonesia saat ini memang
kalah untuk menghasilkan karet sintetik seperti Negara‐negara pesaing tetapi
Indonesia bisa meningkatkan hasil industri karet alamnya atau dengan peningkatan
teknologi dalam memproduksi karet sintetis

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran

Walaupun volume produksi karet alam jauh lebih rendah dibandingkan dengan karet
sintetis, namun karena karet alam memiliki keunggulan karena sulit untuk dicocokkan dengan
karet sintetis, maka karet sintetis tidak dapat disubstitusi dengan karet alam.

Meningkatkan kedua jenis karet tersebut karena karet alam dan karet sintetis akan
selalu melengkapi. Saat permintaan karet alam tinggi dan produksinya tergolong lama
kemungkinan besar permintaanya akan beralih ke karet sintetis. Produksi yang harus bijak,
terutama dalam produksi karet sintetis karena akan berpengaruh dengan keberadaan sumber
daya alam minyak bumi yang tergolong SDA tak dapat diperbarui.

DAFTAR PUSTAKA

Dhoni, R. (2020). Pengaruh Stearamida Terhadap Sifat-Sifat Karet Alam dan Karet Stirena
Butadiena Terisi Silika.

Sofiani, I. H., Ulfiah, K., & Fitriyanie, L. (2018). Budidaya Tanaman Karet (Hevea
brasiliensis) Di Indonesia Dan Kajian Ekonominya.

Harahap1, N. H. (2018). Analisis Daya Saing Komoditas Karet Alam Indonesia ke. JURNAL
TRANSBORDERS, Vol. 1 No. 2.
Ps, T. P. (2012). Panduan Lengkap Karet. Niaga Swadaya

Anda mungkin juga menyukai