PENDAHULUAN
Page 1
menyempurnakan prilaku menyimpang dari pada nilai-nilai luhur yang ada pada manusia
dalam kelompoknya. Sehingga adanya disiplin, aturan dan tata tertib yang di buat
bertujuan untuk meyelamatkan manusia dalam kelompoknya supaya tidak melakukan
penyimpangan prilaku.
Bahwa proses administrasi senantiasa menuntut pertanggung jawaban etis, sebagai salah
satu pelaksana administrasi (administrator) sekurang-kurangnya harus memiliki etika
keluarga yang baik kalau tidak ingin kehilangan wibawa di mata masyarakat. Sikap-
sikapnya terhadap sesama terkandung ikut menentukan rasa respek masyarakat karena
bagaimanapun ia menjadi cermin dan teladan bagi khalayak.
Dilemma yang harus dihadapi oleh administrator bukan sekedar bagaimana supaya
organisasi-organisasi dapat berjualan secara efesien. Tetapi juga bagaimana upaya
organisasi-organisasi itu dapat memberikan pelayanan yang memuaskan public.
Sehingga kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai
pada akhir kurun waktu tertentu.dapat di capai pula dengan norma maupun perilaku yang
baik serta dalam melayani masyarakat dapat berterlaksana juga.
Manusia yang berbakat, berkualitas, bermotivasi tinggi dan mau bekerja sama
dalam team akan menjadi kunci keberhasialn organisasi Karena itu pimpinan harus dapat
menetapkan sasaran kerja yang akan menghasilkan karyawan yang berkualitas tinggi,
bermotivasi tinggi dan produktif. Penetapan target-target spesifik dalam kurun waktu
tertentu tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga bersifat kualitatif misalnya, dengan
pengembangan diri untuk menguasai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk
pekerjaan dengan tingkat kompetensi yang makin baik dan juga dengan menjalankan
norma-norma yang berlaku.
Page 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian Etika
Kata etika, sering disebut pula dengan istilah etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari
kata Latin “ethicus” dan dalam bahasa Yunani disebut “ethicos” yang berarti kebiasaan.
Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai
dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa
etika adalah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Page 3
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-
ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Etika merupakan cabang filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan dan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang
orang memakai istilah filsafat etika, filsafat moral, atau filsafat susila. Dengan demikian
dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban
manusia, dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika tidak membahas keadaan manusia,
melainkan membahas bagaimana manusia itu seharusnya bertingkah laku.
Berkaitan dengan pengertian etika, sering kita mendengar istilah kode etik dan
etika jabatan. Kode etik merupakan aturan-aturan susila, atau sikap akhlak yang
ditetapkan bersama dan ditaati bersama oleh para anggota, yang tergabung dalam suatu
organisasi (organisasi profesi). Oleh karena itu, kode etik merupakan suatu bentuk
persetujuan bersama, yang timbul secara murni dari diri pribadi para anggota. Kode etik
merupakan serangkaian ketentuan dan peraturan yang disepakati bersama guna mengatur
tingkah laku para anggota organisasi (organisasi profesi). Kode etik lebih meningkatkan
pembinaan para anggota sehingga mampu memberikan sumbangan yang berguna dalam
pengabdiannya di masyarakat.
Etika merupakan tata cara berhubungan dengan manusia lainnya. Khusus untuk
dunia perbankan masalah etika sangat perlu untuk diketahui dan dijalankan. Nasabah
yang datang ke bank sekalipun tanpa diundang merupakan tamu penting, tamu
kehormatan yang harus diberikan pelayanan yang maksimal. Agar nasabah merasa
dihargai, dihormati dan diselesaikan masalahnya, setiap karyawan bank perlu memahami
etika perbankan. Tanpa etika perbankan yang benar maka kemungkinan bank akan
kehilangan nasabahnya.
Menurut filsafat kode etik ialah pada dasarnya semua manusia yang cenderung
berbuat tidak baik. Maka, jika ada manusia yang melakukan penyimpangan dari etika
berarti belum mampu memahami norma, etika, disiplin, aturan, adat istiadat, dan
sebagainya yang berlaku disekitarnya.
Kode etik merupakan rumusan norma-norma dan nilai-nilai luhur yang menyangkut
kaidah, menyangkut prilaku manusia yang baik di dalam lingkungannya.
Kedudukan kode etik adalah sebagai pedoman untuk berprilaku yang baik dan benar,
Page 4
namun implementasinya sangat tergantung kepada karakter masing-masing individu.
Sedangkan tujuan kode etik sendiri yaitu untuk memecah sekaligus untuk
menyempurnakan prilaku menyimpang dari pada nilai-nilai luhur yang ada pada manusia
dalam kelompoknya. Sehingga adanya disiplin, aturan dan tata tertib yang di buat
bertujuan untuk meyelamatkan manusia dalam kelompoknya supaya tidak melakukan
penyimpangan prilaku.
Bahwa proses administrasi senantiasa menuntut pertanggung jawaban etis, sebagai salah
satu pelaksana administrasi (administrator) sekurang-kurangnya harus memiliki etika
keluarga yang baik kalau tidak ingin kehilangan wibawa di mata masyarakat. Sikap-
sikapnya terhadap sesama terkandung ikut menentukan rasa respek masyarakat karena
bagaimanapun ia menjadi cermin dan teladan bagi khalayak.
BAB III
PEMBAHASAN
Page 5
c. Sopan dan ramah dalam melayani nasabah tanpa melakukan diskriminasi dalam
bentuk
d. Memiliki rasa toleransi yang tinggi dalam menghadapi setiap tindak tanduk para
nasabah.
e. Menjaga perasaan nasabah agar tetap merasa tenang, nyaman dan menimbulkan
kepercayaan.
f. Dapat menahan emosi dari setiap kasus yang dihadapi terutama dalam melayani
nasabah yang berprilaku kurang baik.
g. Menyenangkan orang lain merupakan sikap yang harus selalu ditunjukkan oleh setiap
karyawan bank
Etika diperlukan pada era sekarang. Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang
semakin pluralistik, juga dalam bidang moralitas. Setiap hari kita bertemu orang-orang
dari suku, daerah dan agama yang berbeda-beda. Kita berhadapan dengan sekian banyak
pandangan moral yang sering saling bertentangan. Untuk mencapai suatu pendirian
dalam pergolakan pandangan-pandangan moral ini refleksi kritis etika diperlukan.
Kedua, kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan
itu terjadi di bawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita, yaitu
gelombang modernisasi. Modernisasi telah terasa sampai ke seluruh pelosok termasuk
ke desa-desa terpencil, tak ada dimensi kehidupan yang tidak terkena modernisasi.
Dalam situasi ini, etika mau membantu agar kita jangan kehilangan orientasi, dapat
membedakan antara apa yang hakiki dan apa yang boleh saja berubah dan dengan
demikian tetap sanggup untuk mengambil sikap-sikap yang dapat kita
pertanggungjawabkan. Ketiga, tidak mengherankan bahwa proses perubahan social
budaya dan moral yang kita alami ini dipergunakan untuk memancing dalam air keruh.
Etika dapat membuat kita sanggup untuk menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis
dan objektif dan untuk membentuk penilain sendiri, agar kita jangan mudah terpancing.
Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu pihak menemukan dasar
kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka, di lain fihak sekaligus mau
berpartisipasi tanpa takut-takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang berubah.
Beranjak dari pemaparan tentang etika di atas, sebagaimana diketahui bahwa pada
tanggal 18 Oktober 2004, Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 42
Page 6
Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS. Mungkin saja belum
semua PNS pernah membaca, atau mempelajari makna yang terkandung dalam peraturan
pemerintah dimaksud, untuk itu dalam tulisan di bawah ini akan dipaparkan bagaimana
bentuk dan wujud Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS.
Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa Kesatuan dan persatuan,
kebersamaan, kerja sama, tanggung jawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan
dan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan
perbuatan Pegawai Negeri Sipil di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup
sehari hari.
Untuk menjamin agar setiap Pegawai Negeri Sipil selalu berupaya terus
meningkatkan kesetiaan ketaatan, dan pengabdiannya tersebut, ditetapkan ketentuan
perundang-undangan yang mengatur sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri
Sipil, baik di dalam maupun di luar dinas.
Untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu,
memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin, serta
sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat
diperlukan pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil.
Page 7
Pembinaan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk:
3. Peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan memupuk
kesetiakawanan dalam rangka meningkatkan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil,
4. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan Pegawai Negeri Sipil sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan
kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.
Nilai-nilai Dasar Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh Pegawai Negeri
Sipil meliputi:
Page 8
3. Semangat nasionalisme;
6. Tidak diskriminatif;
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan
kehidupan sehari-hari setiap Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada
etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam berorganisasi, dalam
bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama Pegawai Negeri Sipil.
3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
6. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap
kebijakan program pemerintah;
7. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien dan
efektif;
Page 9
1. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
2. Menjaga informasi yang bersifat rahasia;
5. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam
rangka pencapaian tujuan;
3. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif;
1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar;
2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan;
Page 10
4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
dan sikap;
3. Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horisontal
dalam suatu unit kerja, instansi, maupun di luar instansi;
6. Menjaga dan menjalin kerja sama yang kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil;
7. Berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin
terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam
memperjuangkan hak-haknya.
Penegakan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran Kode
Etik Pegawai Negeri Sipil dikenakan sanksi moral. Sanksi moral dibuat secara tertulis
dan dinyatakan secara tertutup atau secara terbuka oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pernyataan secara tertutup disampaikan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat
lain yang ditunjuk dalam ruang tertutup. Pengertian dalam ruang tertutup yaitu bahwa
penyampaian pernyataan tersebut hanya diketahui oleh Pegawai Negeri Sipil yang
Page 11
bersangkutan dan pejabat yang menyampaikan pernyataan. Dalam penyampaian
pernyataan secara tertutup dapat dihadiri oleh pejabat lain yang terkait, dengan catatan
bahwa pejabat yang terkait tersebut tidak boleh berpangkat lebih rendah dari Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan.
Pernyataan sanksi pelanggaran kode etik disampaikan secara terbuka melalui forum-
forum pertemuan resmi Pegawai Negeri Sipl, upacara bendera, media masa, dan forum
lainnya yang dipandang sesuai untuk itu.
Pegawai Negeri Sipil yang melanggar Kode Etik Pegawai Negeri Sipil selain
dikenakan sanksi moral dapat dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil atau
tindakan administratif lainnya berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kode Etik.
Penjatuhan hukuman disiplin bagi Pegawai Negeri Sipil harus berdasarkan ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana diketahui,
apabila seorang PNS melakukan pelanggaran disiplin, maka dijatuhi hukuman disiplin
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
Majelis Kode Etik bersifat temporer, yaitu hanya dibentuk apabila ada Pegawai
Negeri Sipil yang disangka melakukan pelanggaran terhadap kode etik. Dalam hal
instansi Pemerintah mempunyai instansi vertikal di daerah, maka Pejabat Pembina
Kepegawaian dapat mendelegasikan wewenangnya kepada pejabat lain di daerah untuk
menetapkan pembentukan Majelis Kode Etik.
Page 12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Page 13
Daftar Pustaka
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil;
Page 14