Anda di halaman 1dari 95

NAMA : DEVFIRA TYAFERTILA ROSIANA DEWI

KELAS : 1A/D-3 GIZI


NIM : P17110201026

BEBERAPA METODE EKSTRAKSI PADA BAHAN PANGAN MENURUT


MUKHRIANI(2014)

1. Maserasi
Maserasi merupakan metode seder-hana yang paling banyak digunakan. Cara ini
sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri.(Agoes,2007). Metode ini
dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan ban-yak
waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa
senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada
suhu kamar. Namun di sisi lain, metode maserasi dapat menghindari rusaknya
senyawa-senyawa yang bersifat termolabil.

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantu-an
ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi serbuk
sampel ditempatkan dalam wadah ultra-sonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk
memberikan tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel.
Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan
meningkatkan hasil ekstraksi
.
3. Perkolasi
Pada metode perkolasi, serbuk sam-pel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).
Pela-rut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan
pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh
pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak ho-
mogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.

4. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa
(dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di
bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas
diatur di bawah suhu reflux. Ke-untungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang
kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehing-ga tidak
membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah
senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh
terus-menerus berada pada titik didih.

5. Reflux dan Destilasi Uap


Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik did-ih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu.
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk
mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama
pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak sal-
ing bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian
dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi
(Seidel V 2006).

6. Mekanis
Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama
untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan
minyak dari bahan yang berkadar air tinggi. Pada pengepressan mekanisme ini
diperlukan pelakuan pendahuluan sebelum lemak atau minyak dipisahkan dari bijinya.
Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih. Perajangan dan
penggilingan serta pemasakan (Bailey,1951)

7. Ekstraksi Biologi
Ekstraksi ini berupa pengambilan sampel dari segi biologis misalnya uji ekstraksi
kitin yang akan menghasilkan produk samping berupa protein dan kalsium.
NAMA : ALIFEA RISWITHA BESTIAWAN

KELAS : 1 A

PRODI : D-III GIZI

NIM : P17110201027

TUGAS PASCAPANEN

MENCARI PENGERTIAN DARI BEBERAPA METODE EKSTRAKSI

1. Maserasi
Metode maserasi berasal dari bahasa latin yang berarti merendam. Maserasi
adalah salah satu metode ekstraksi bahan nabati dengan sediaan cair. Cara
pembuatannya yaitu dengan merendam bahan tersebut dengan pelarut non polar
(pelarut selain air) atau setengah air. Pelarut yang biasa digunakan yaitu etanol encer.
Maserasi umumnya menggunakan bahan non air atau non polar sebagai.
Ketika bahan nabati direndam, maka cairan akan menembus ke dinding sel lalu
masuk ke bagian sel yang penuh dengan zat aktif. Akibat adanya perbedaan
konsentrasi pada bagian dalam dan luar sel, maka akan muncul gaya difusi. Kondisi
ini akan menunjukkan bahwa proses ekstraksi telah selesai.
2. Ultrasound – Assisted Solvent Extraction
Merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat meningkatkan laju
transfer massa serta memecahkan diding sel dengan banyaknya microcavity sehingga
akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan penggunaan pelarut
3. Perkolasi
Bahan nabati yang akan diekstraksi disebut juga dengan simplisa. Dengan
metode perkolasi simplisa akan disaring dengan pelarut menggunakan waktu yang
cukup lama. Tujuannya adalah agar dapat menghasilkan zat yang berkhasiat yang
tahan panas maupun tidak tahan panas.
Cairan yang berperan sebagai pelarut atau penyari dialirkan ke simplisa dari
bagian atas ke bawah. Dengan cara tersebut penyari akan melarutkan zat aktif sel
yang dilewatinya hingga mencapai keadaan yang jenuh. Gaya yang berperan selama
proses perkolasi diantaranya gaya berat, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adesi,
dan lain-lain.
4. Soxhlet
Sokletasi adalah salah satu metode ekstraksi atau pemisahan senyawa yang
ada pada zat padat dengan cara penyaringan yang dilakukan berulang. Metode
ekstraksi ini menggunakan zat pelarut tertentu agar komponen yang diinginkan akan
terpisah dengan sempurna.
Melalui penyaringan yang dilakukan secara berulang-ulang, sokletasi hanya
membutuhkan bahan pelarut dalam jumlah sedikit. Sehingga hasil yang didapat akan
sempurna. Jika proses ekstraksi telah selesai, pelarutnya akan dibiarkan hingga
menguap. Dari proses tersebut akan menyisakan zat tersari hasil dari penguapan.
5. Reflux dan Destilasi Uap
Metode refluks merupakan salah satu cara ekstraksi dari senyawa anorganik.
Metode ini digunakan dengan menyintesis senyawa tersebut menggunakan pelarut
yang bersifat volatil. Kondisi campuran tadi, apabila dipanaskan maka pelarut akan
menguap sebelum reaksi selesai.
Prinsipnya adalah, pelarut akan menguap pada suhu yang tinggi. Akan tetapi
selanjutnya pelarut didinginkan dengan kondensor. Sehingga melalui tahapan ini akan
terjadi perubahan larutan yang semula berbentuk uap akan menjadi embun. Pada
tahapan ini juga dialirkan gas N2 yang berfungsi sebagai penahan uap air ataupun
oksigen yang akan masuk.

Pengertian destilasi uap, seperti namanya menggunakan metode penguapan


pada proses ekstraksi. Uap air akan dialirkan pada bahan nabati atau simplisa.
Umumnya digunakan pada kandungan simplisa kimia yang bersifat mudah menguap,
contohnya minyak atsiri.
Uap air pada proses ekstraksi akan menarik kandungan zat yang ada di dalam
simplisa. Selanjutnya uap yang tercampur dengan kandungan zat simplisa akan
terkondensasi secara bersamaan. Tahapan ini akan menghasilkan campuran atau
ekstrak cair.
6. Mekanis
Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi. Pada pengepressan
mekanisme ini diperlukan pelakuan pendahuluan sebelum lemak atau minyak
dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih.
Perajangan dan penggilingan serta pemasakan (Bailey,1951)
7. Ekstraksi Biologi
Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk menarik
komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak. Contoh dari metode ini
adalah ekstraksi kitin pada udang
Nama : Nisa’ul Azizah

Kelas : D-III Gizi 1A

NIM : P17110201028

Beberapa metode ekstraksi pada bahan pangan menurut Mukhriani (2014)

1. Maserasi
Metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk
skala kecil maupun skala industri. Prinsip yang digunakan adalah pencapaian
kesetimbangan konsentrasi. Metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana
yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari dalam
beberapa hari pada suhu ruang dan terlindungi dari cahaya. Keuntungan metode ini
adalah peralatannya yang sederhana dan kerugiannya yaitu waktu lama yang
diperlukan untuk mengekstraksi sampel.
 Contoh :
Ketika bahan nabati direndam, maka cairan akan menembus ke
dinding sel lalu masuk ke bagian sel yang penuh dengan zat aktif. Akibat
adanya perbedaan konsentrasi pada bagian dalam dan luar sel, maka akan
muncul gaya difusi. Kondisi ini akan menunjukkan bahwa proses ekstraksi
telah selesai.

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound
(sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz).
 Contoh :
Pengeluaran senyawa karotenoid dalam labu kabocha. Metode
alternatif ekstraksi non-termal yang lebih efisien, lebih cepat, dan
memungkinkan pengurangan pelarut, sehingga menghasilkan ekstrak murni
dan yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi konvesional.
Metode ini telah diterapkan untuk mengekstrak komponen makanan seperti
komponen aroma, pigmen, dan antibakteri. Parameter penting dalam suatu
ekstraksi diantaranya adalah jenis dan rasio penggunaan pelarut, pengecilan
ukuran bahan, dan waktu ekstraksi.
3. Perkolasi
Bahan dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator (wadah silinder yang
dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian
atas bahan dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Keuntungan metode
ini yaitu tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah
terpisah dari ekstrak. Sedangkan kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak
merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks.
 Contoh :
Ekstraksi simplisia kunyit dengan metode perkolasi. Serbuk simplisia
yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan ke dalam bejana perkolator,
tetapi dibasahi dan dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan
penyari memasuki seluruh pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah
penyarian selanjutnya. Untuk menentukan akhir perkolasi, dapat dilakukan
pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir. Untuk obat yang
belum diketahui zat aktifnya, dapat dilakukan penentuan dengan cara
organoleptis seperti rasa, bau, warna dan bentuknya.
4. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan bahan dalam sarung selulosa (dapat
digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah
kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur
dibawah suhu reflux.
Metode Soxhletasi adalah penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sampai menguap. Lalu uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klongsong Kemudian masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa
sifon. Keuntungan metode ini dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang
lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
 Contoh :
Ekstraksi lemak dengan menggunakan metode soxhlet, yakni sejenis
ekstraksi dengan pelarut organik (misalnya eter, benzen, kloroform) atau
sebaliknya ketidak-larutannya dalam pelarut air yang dilakukan secara
berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan
menggunakan alat soklet. Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam
suatu timbel yang permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung
destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan
jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling
timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam
tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya
di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk
ekstraksi lipida.Sampel yang bisa diperiksa meliputi pemeriksaan lemak,
trigliserida, kolesterol.
5. Reflux dan Destilasi Uap
 Metode refluks
Pada metode reflux, bahan dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu
yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai
titik didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Metode ini memiliki
keuntungan dapat mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur
kasar dan tahan pemanasan langsung.
 Metode destilasi uap
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan
untuk mengesktraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap).
Yaitu metode yang populer untuk ekstraksi minyak esensial dari sampel
tanaman. Metode destilasi uap air digunakan untuk menyari simplisia yang
mengandung minyak yang mengandung komponen kimia yang memiliki titik
didih tinggi pada tekanan udara normal. Kerugiannya yaitu membutuhkan
volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
 Contoh :
Semua reaktan atau bahannya dimasukkan dalam labu bundar leher
tiga. Dilakukan dengan menggunakan alat destilasi, dengan merendam
simplisia dengan pelarut/solven dan memanaskannya hingga suhutertentu.
Kemudian dimasukkan batang magnet stirer setelah kondensor pendingin air
terpasang campuran diaduk dan direfluks selama waktu tertentu sesuaidengan
reaksinya. Pengaturan suhu dilakukan pada penangas air, minyak atau pasir
sesuai dengankebutuhan reaksi. Pelarut yang menguap sebagian akan
mengembung kembali kemudian masuk ke dalamcampuran simplisia kembali,
dan sebagian ada yang menguap.demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyaringan sempurna.

6. Mekanis
Mekanis merupakan cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan
dengan menggunakan gaya mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun
pelarut yang digunakan berasal dari cairan bahan yang diekstrak.
 Contoh :
Mengekstrak Neem minyak dari biji mimba. Mekanisme kerja produk
diparut terlebih dahulu. Kemudian dimasukkan ke dalam silinder pengepres.
Ekstraksi bahan dilakukan dengan menggunakan tekanan dari atas (plat
pengepres) dan juga tekanan dari bawah (pompa hidrolik). Tuas digunakan
sebagai dongkrak (memutar pompa hidrolik), dan cairan hasil ekstraksi ini
akan keluar melalui outlet.
7. Ekstraksi Biologi
Ekstraksi biologi merupakan metode ekstraksi yang menggunakan
mikroorganisme untuk menarik komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan
diesktrak.
Nama : Putri Sastira Pramesti

Kelas : D3 Gizi 1A

Absen : 29

Nim : P17110201029

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH PENANGANAN PASCAPANEN

 Mencari pengertian dari beberapa metode ekstraksi menurut Mukhriani (2014) beserta
contohnya.

Metode ekstrasi pada bahan pangan menurut Mukhriani (2014) adalah sebagai berikut.

1. Maserasi

Maserasi adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan hanya dengan cara
merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama waktu tertentu pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Proses ini sangat menguntungkan
dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan akan
terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam
dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut
dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama
perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut untuk proses maserasi akan
memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan
alam dalam pelarut tersebut. Keuntungan dari metode ini diantaranya unit alat yang
dipakai sederhana hanya dibutuhkan bejana perendam, Biaya operasional relatif
rendah, , tanpa pemanasan. Kelemahan dari metode ini diantaranya proses
penyariannya tidak sempurna karena zat aktif hanya mampu terekstraksi sebesar 50%
saja, prosesnya lama dan butuh waktu beberapa hari.
Langkah kerjanya adalah merendam simplisia dalam suatu wadah
menggunakan pelarut penyari tertentu selama beberapa hari sambil sesekali diaduk,
lalu disaring dan diambil beningannya. Pelarut yang dapat digunakan diantaranya
peralur polar misalnya air dan pelarut non polar misalnya aseton dan etil asetat.
Simplisia yang akan dimaserasi direndam terlebih dahulu dalam pelarut yang dipilih
(polar atau non polar), maka ketika direndam cairan penyari akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam sel yang penuh dengan zat aktif dan ada pertemuan antara zat
aktif dan penyari. Hal tersebut akan menimbulkan terjadinya proses pelarutan (zat
aktif akan larut dalam penyari) sehingga penyari yang masuk ke dalam sel tersebut
yang pada akhirnya akan mengandung zat aktif misalnya sebanyak 100%, sementara
penyari yang berada di luar sel dan belum terisi zat aktif adalah 0%. Akibat dari
adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam sel dan di luar sel akan muncul
difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar dan berusaha mencapai
keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam sel dan di luar sel. Proses
keseimbangan ini akan terhenti setelah terjadi keseimbangan konsentrasi (jenuh).
Dalam kondisi ini proses ekstraksi dinyatakan selesai, maka zat aktif di dalam sel dan
di luar sel akan memiliki konsentrasi yang sama, yaitu masing-masing 50%.

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya :

a. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu
pada suhu 400 – 500C. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia
yang zat aktifnya tahan terhadap pemanasan. 

b. Maserasi dengan Mesin Pengaduk


Penggunaan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses
maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
c. Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi, Seluruh serbuk simplisia di maserasi dengan
cairan penyari pertama, sesudah diendapkan, dituangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
d. Maserasi Melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui sebuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
e. Maserasi Melingkar Bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah
terjadi, masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat.
2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat meningkatkan
laju transfer massa serta memecahkan dinding sel dengan banyaknya microcavity
sehingga akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan penggunaan
pelarut. Peningkatan kecepatan kontak antara ekstrak dan solven menyebabkan
peningkatan penetrasi cairan menuju dinding sel dan melepas komponen sel. Prinsip
kerja ekstraksi ultrasonically dibantu didasarkan pada fenomena kavitasi akustik.
Akustik alias kavitasi ultrasonik menciptakan gaya geser yang intens, yang
mengganggu dinding sel dan meningkatkan perpindahan massa antara interior sel dan
pelarut sekitarnya. Beberapa kelebihan metode UAE adalah dapat mengeluarkan
ekstrak dari matriks tanpa merusak merusak struktur ekstrak, penggunaan pada
temperatur rendah dapat mengurangi kehilangan panas, dan mencegah hilangnya atau
menguapnya senyawa yang memiliki titik didih rendah. Winata dan Yunianta (2015)
mengaplikasikan metode ultrasonik tipe bath untuk mengekstraksi pigmen antosianin
pada buah murbei sebagai alternatif pewarna alami.

3. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi). Cara perkolasi lebih baik
dibandingkan dengan cara maserasi karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya
pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah,
sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara
serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan penyari karena
kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi
lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi. Untuk
menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari, maka cara perkolasi
diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan sari dengan
pemanasan pada reperkolaso tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi dilakukan
dengan cara sinplisia dibagi dalam beberapa percolator.
Contohnya kopi perkolasi, di mana pelarut air, zat permeabel adalah bubuk
kopi, dan konstituen larut adalah senyawa kimia yang memberikan kopi warna, rasa,
dan aroma. Cracking pohon dengan kehadiran dua kondisi, sinar matahari dan di
bawah pengaruh tekanan.

4. Soxhlet

Soxhlet atau lengkapnya ekstraktor soxhlet adalah peralatan laboratorium yang


diciptakan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Alat ini awalnya dirancang untuk
ekstraksi lipida dari bahan padat. Ekstraksi Soxhlet dilakukan jika senyawa yang
diinginkan memiliki kelarutan yang terbatas dalam suatu pelarut dan ketakmurnian
tidak larut dalam pelarut tersebut. Ekstraksi Soxhlet dapat dilakukan tanpa
pengawasan sementara pelarut secara efisien dan terus menerus didaur ulang untuk
melarutkan bahan yang lebih besar. Prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah
satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru
dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah
pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor). Contoh
metode yang paling umum digunakan metode semi-continue diterapkan untuk
ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet tersebut, minyak dan lemak
dari bahan padat yang diambil dengan mencuci berulang (perkolasi) dengan organik
pelarut, biasanya heksana atau petroleum eter, di bawah refluks dalam gelas khusus.

Untuk mekanisme kerjanya, hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu
dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas
permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan). Kemudian sampel
dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat
ketika diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan
agar tidak terjadi peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan
sampel dimasukkan kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang
ekstraktor. Setelah itu pelarut dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung
menuju ke labu alas bulat. Kemudian dilakukan pemanasan pada pelarut dengan
acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa menguap), uapnya akan menguap melalui
pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses
kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi perubahan fasa dari fasa gas ke
fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel dan mengekstrak
(memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel. Setelah itu
maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian akan
dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin
banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam
pelarut juga akan semakin maksimal.

5. Reflux dan Destilasi Uap


Destilasi adalah operasi pemisahan komponen-komponen cair dari suatu
campuran fase cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan
uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyababkan fase
cairnya mempunyai komposisi yang perbedaannya cukup signifikan. Fase uap
menggandung lebih banyak komponen yang memiliki tekanan uap rendah, sedangkan
fase cair lebih banyak menggandung komponen yang memiliki tekanan uap tinggi. da
4 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Distilasi uap termasuk dalam istilah
yang biasa digunakan sebagai menyaring dalam campuran air terhadap senyawa tidak
larut yang berada di dalam air. Dengan mengalirkan uap ke dalam sebuah campuran,
bagian yang bisa diuapkan yakni menjadi uap terhadap suhu yang lebih rendah dari
pada terhadap pemanasan secara langsung. Contoh distilasi uap adalah distilasi uap
pada pemisahan minyak atsiri.
Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan
berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan
dalam distilasi industri dan laboratorium. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia
untuk memasok energi pada reaksi untuk waktu yang panjang. Istilah refluks banyak
digunakan dalam industri yang menggunakan kolom distilasi dan fraksionator
berskala besar seperti pengilangan minyak bumi, petrokimia dan pabrik kimia, serta
pabrik pemrosesan gas alam.

6. Mekanis
Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi (30% - 70%). Pada
pengepressan mekanisme ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum lemak atau
minyak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta pemasakan. Contohnya
ekstraksi minyak kacang tanah.
7. Ekstraksi Biologi

Ekstraksi secara biolagi merupakan ekstraksi minyak karena adanya faktor-


faktor biologis. Misalnya pada pembuatan minyak kelapa dengan menggunakan
enzim (enzimatik). Beberapa jenis enzim yang dapat digunakan pada proses ini
misalnya papain, bromelain, poligalakturonase, alfa amylase, protease, atau pektinase.
Tahapan pembuatan minyak kelapa dengan cara enzimatik ini adalah dengan
pembuatan santan yang dihasilkan dari pemerasan menggunakan air kelapa. Adapun
tujuan penggunaan air kelapa adalah untuk mempercepat proses penggumpalan.
Santan selanjutnya ditambah dengan enzim yang akan digunakan untuk proses
fermentasi dengan jalan didiamkan selama satu malam. Keesokan harinya dilakukan
pemisahan antara minyak kelapa dengan protein.

DAFTAR RUJUKAN

https://id.wikipedia.org/wiki/Maserasi

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/

https://mayapusmpuspuspita.wordpress.com/

https://www.hielscher.com/

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkolasi

https://diploma.chemistry.uii.ac.id/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraktor_soxhlet

http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/01/prinsip-kerja-ekstraktor-soxhlet.html

https://mayapusmpuspuspita.wordpress.com/2011/10/27/ekstraksi-dengan-metode-perkolasi/

Babaei R, Jabbari A, Yamini Y. Solid - Liquid Extraction of Fatty Acids of Some Variety of
Iranian Rice in Closed Vessel in The Absence and Presence of Ultrasonic Waves. Asian J
Chem. 2006;18(1):57–64.
Erich Krell (1982). Handbook of Laboratory Distillation (edisi ke-3rd). Elsevier Science
Ltd. ISBN 0-444-55640-0.

Kister, Henry Z. (1992). Distillation Design (edisi ke-1st). McGraw-Hill. ISBN 0-07-034909-


6.

Sudjadi, 1989. Kimia Analisis : Metode Pemisahan. Yogyakarta. Kanisius

Shirsath SR, Sonawane SH, Gogate PR. Intensification of Extraction of Natural Products
Using Ultrasonic Irradiations—A Review of Current Status. Chem Eng Process Process
Intensif. 2012;53:10–23.

Wang CC, Chou YY, Sheu SR, Jang MJ, Chen TH. Application of ultrasound thermal
process on extracting flavor and caffeine of coffee. Therm Sci. 2011;15(SUPPL.):69–74.

Winata EW, Yunianta. Ekstraksi Antosianin Buah Murbei (Morus alba L.) Metode Ultrasonik
Bath (Kajian Waktu dan Rasio Bahan : Pelarut). J Pangan dan Agroindustri. 2015;3(2):773–
83.
NAMA : NOVEL ENAYANA PUTRI

NIM : P17110201030

KELAS : 1A/D3 GIZI

TUGAS PENANGANAN PASCAPANEN

Metode Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan
tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu. Ekstrak adalah sediaan
pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif dengan menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Depkes RI 1995).

 Beberapa metode ekstrasi pada baan pangan menurut Mukhriani (2014) :


1. Maserasi

Berikut pengertian maserasi menurut para ahli :

Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini
merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai
dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014).

Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau
dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang
dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,
2014).

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (Afifah,2012).

Jadi, Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam
serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan.

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantu-an
ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi serbuk sampel
ditempatkan dalam wadah ultra-sonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk memberikan
tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel. Kerusakan sel dapat
menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan meningkatkan hasil
ekstraksi
3. Perkolasi
Pada metode perkolasi, serbuk sam-pel dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator
(wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pela-rut ditambahkan
pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah.
Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan
kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak ho-mogen maka pelarut akan sulit
menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan
memakan banyak waktu.

4. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam sarung selulosa (dapat
digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah
kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah
suhu reflux. Ke-untungan dari metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel
terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehing-ga tidak membutuhkan banyak pelarut
dan tidak memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil
dapat terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih.

5. Reflux dan Destilasi Uap


Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik did-ih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu.
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi
minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama pemanasan, uap
terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak sal-ing bercampur)
ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini
adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi (Seidel V 2006).
6. Pemisahan Senyawa
Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk
bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan
yang berkadar air tinggi. Pada pengepressan mekanisme ini diperlukan pelakuan pendahuluan
sebelum lemak atau minyak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut
mencakup pembuatan serpih. Perajangan dan penggilingan serta pemasakan (Bailey,1951).
Contohya pada ekstraksi minyak atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-
bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar tinggi

7. Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Chromatography)


Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan kromatograsi kolom pada prinsipnya sama. Apabila
suatu cuplikan yang meru-pakan campuran dari beberapa komponen yang diserap lemah oleh
adsorben akan keluar lebih cepat bersama eluen, se-dangkan komponen yang diserap kuat
akan keluar lebih lama (Hostettman,1995). KLT merupakan suatu teknik pemisahan dengan
menggunakan adsorben (fase stasioner) berupa lapisan tipis seragam yang disalut-kan pada
permukaan bidang datar berupa
31
Nama : Nabila Ainun Rizka

NIM : P17110201032

Kelas : 1A

PENANGAN PASCA PANEN

(pengertian dan contoh beberapa metode ekstraksi)

1. Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan
pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemansan rndah
atau tanpa adanya proses pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan.
Contohnya:
 Pemungutan minyak atsiri mawar
Dengan cara yang pertama yaitu memisahkan bunga mawar segar dari tangkai
dan kelopaknya, dan dipilih mahkotanya. Kemudian mahkota tersebut
dipotong-potong kecil dan direndam kedalaman pelarit dengan perbandingan
1:3:2. Kemudian dilakukan proses maserasi, dengan pengadukan selama 1
menit secara manual pada suhu ruang dan tanpa terkena cahaya kemudian
didiamkan selama 12 jam, lalu ekstrak mawar dipisah dengan cara
penyaringan dan pemerasan sehingga diperoleh ampas dan filtrat.
2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction
Ultrasound - Assisted Solvent Extraction merupakan metode ekstraksi non termal
yang dapat meningkatkan laju transfer massa serta memecahkan dinding ssel dengan
banyak microcavity sehingga akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan
penggunaan pelarut.
Contohnya:
 Penentuan total fenol ekstrak umbi bawang Dayak
Dengan cara simplisia bawang Dayak dihaluskan menggunakan blender.
Serbuk bawang Dayak ditimbang kemudian dipindahkan ke dalam labu leher
satu, lalu ditambah aquades sebagai pelarut. Labu leher satu yang berisi
campuran disonikasi dengan ultrasonic bath dengan kondisi yang terkendali.
Kemudian di filtrasi untuk memisahkan campuran pelarut dan padatan
menggunakan buncher flask, corong Buchner, dan kertas saring.
3. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna. Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak
mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam
terlihat tetesan perkolat sudah tidak berwarna.
Contoh:
 Isolasi oleoresin dari kulit kayu manis
Oleoresin dari kulit kayu manis diisolasi dengan proses perkolasi yaitu
menggunakan pelarut etilalkohol pada suhu 25oC dan 45oC dengan waktu
perkolasi selama 1,5 jam, 2 jam, dan 2,5 jam.
4. Soxhlet
Soxhlet merupakan proses ekstraksi dengan menempatkan serbuk sampel dalam
sarung selulosa dalam klonsong yang ditempatkan diatas labu dan di bawah
kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur
di bawah suhu reflux.
Contoh:
 Komposisi asam lemak ikan tongkol, layur, dan tenggiri
Proses ekstraksi menggunakan metode soxhlet dengan pelarut n-heksan.
Sebanyak masing-masing 10 gram sampel diesktraksi dengan pelarut n-
heksan selama 5 jam. Lemak yang diperoleh kemudian digunakan untuk
analisis selanjutnya.
5. Reflux dan Destilasi Uap
Reflux merupakan metode dengan cara sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam
labu yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik
didih. Uap terkondensasi dan kembali kedalam labu. Sedangkan destilasi uap yaitu
proses yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial.
Selama pemansan, uap terkondensasi dan destilat ditampung dalam wadah yang
terhubung dengan kondensor.
Contoh:
 Pada sistem ini uap yang naik sedapat mungkin dikontakan dengan baik
dengan cairan yang mengalir kembali .(refluks) dalam arah yang berlawanan.
Pada saat kontak terjadi perpindahan massa dan panas. Komponen sukar 9
menguap yang terdapat dalam uap akan mengembun dalam cairan yang
mengalir balik dan selanjutnya bersama cairan menuju kebawah. Komponen-
komponen mudah menguap yang terdapat dalam cairan akan menguap dan
selanjutnya bersama uap naik ke atas. Dengan cara ini konsentrasi komponen
mudah menguap yang terdapat dalam uap akan meningkat dari bawah ke atas
dan konsentrasi komponen sukar menguap yang terdapat dalam cairan yang
mengalir ke bawah akan meningkat dari atas ke bawah. Akibat dari penguapan
dan kondensasi berulang dapat diperoleh pemisahan yang jauh lebih tajam
dibanding dengan destilasi sederhana
6. Mekanis
Mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak terutama untuk bahan
yang berasal dari biji-bijian. Cara ini digunakan untuk memisahkan minyak dari
bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%).
Contoh:
 Perolehan minyak kemiri
 Perolehan minyak intaran
 Perolehan minyak kelapa kopra
 Perolehan minyak kacang tanah
7. Ekstraksi Biologi
Ekstraksi biologi merupakan ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk
menarik komponen tertentu atau lainnya dari bahan yang akan diekstrak.
Contoh:
 Ekstraksi kitin pada kulit udang

Daftar pustaka:

https://media.neliti.com/media/publications/137566-ID-ekstraksi-pemisahan-senyawa-dan-
identifi.pdf

https://www.neliti.com/id/publications/178785/isolasi-oleoresin-dari-kulit-kayu-manis-
dengan-proses-perkolasi

Damayanti, A., & Fitriana, E. A. (2012). Pemungutan minyak atsiri mawar (rose oil) dengan

metode maserasi. Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2).


Sasongko, A., Nugroho, R. W., Setiawan, C. E., Utami, I. W., & Pusfitasari, M. D. (2017).

Penentuan Total Fenol Ekstrak Umbi Bawang Dayak Hasil Ekstraksi Dengan Metode

Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan Ultrasonic-Microwave Assisted Extraction

(UMAE). JST (Jurnal Sains Terapan), 3(2).


NAMA : SITI ROHMAWATI

ABSEN : 33

KELAS : 1A-D3 GIZI

 Pengertian maserasi
Proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik pada temperatur
ruangan.proses ini sangat penguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alami karena
dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran
sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan diluar sel,sehingga metabolis
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstrasi
senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.
 Ekstraksi ultrasonik adalah teknik yang disukai untuk mengisolasi senyawa bioaktif
dari tumbuhan. Sonikasi mencapai ekstraksi lengkap dan dengan demikian unggul
hasil ekstrak yang diperoleh dalam waktu ekstraksi yang sangat singkat.
 Persolasi colare yang artinya merembes. Jadi, perkolasi adalah penyarian dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang
digunakan untuk mengekstraksi disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah
dikumpulkan disebut perkolat (Ansel, 1989).
 Ekstraksi soxhlet merupakan suatu proses ekstraksi dengan cara mengekstrak
minyak biji kapuk menggunakan pelarut yang dilakukan dalam
alat soxhlet ekstraktor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang
optimal dari variasi waktu ekstraksi, serta rasio S/F terhadap rendemen yang
dihasilkan.
 Reflux merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan pemanasan pada
prosesnya), secara umum pengertian refluks sendiri adalah ekstraksi dengan pelarut
pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif
konstan dengan adanya pendingin balik.12 Okt 2016, Distilasi uap digunakan pada
campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. ...
Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti
minyak eucalyptus dari daun eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan
untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan
 Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama
untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan
minyak dari bahan yang berkadar air tingg
 Ekstraksi kitin secara biologis dilakukan dengan proses mikroobial untuk
deproteinisasi dan demineralisasi. Lactobacillus acidophilus FNCC 116 digunakan
untuk demineralisasi dan Bacillus licheniformis F11.1 untuk deproteinisasi. Tujuan
penelitian ini adalah merancang proses ekstraksi biologis kitin dari cangkang udang
dan mendapatkan kriteria penilaian terbaik untuk ekstraksi kitin biologis. Hasil
rancangan proses ekstraksi kitin biologis dari cangkang udang adalah sebagai berikut:
Kulit udang digiling menjadi potongan-potongan berukuran 5 - 10 mm dan
dilanjutkan dengan dem ineralisasi yang dilakukan dengan fermentasi batch
selanjutnya
Ekstraksi kitin secara biologis dilakukan dengan proses mikroobial untuk
deproteinisasi dan demineralisasi. Lactobacillus acidophilus FNCC 116 digunakan
untuk demineralisasi dan Bacillus licheniformis F11.1 untuk deproteinisasi. Tujuan
penelitian adalah merancang proses ekstraksi biologis kitin dari cangkang udang dan
kriteria kriteria terbaik untuk ekstraksi kitin biologis. Hasil rancangan ekstraksi kitin
biologis dari cangkang udang adalah sebagai berikut: Kulit udang digiling menjadi
potongan-potongan berukuran 5 - 10 mm dan ekspresi dengan dem ineralisasi yang
dilakukan dengan fermentasi batch selanjutnya
Nama : Devi Indriani

NIM : P17110201034

Kelas : 1A

METODE EKSTRAKSI

1. Maserasi

Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan dengan


pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan pemanasan
rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Contoh penggunaan metode ini yaitu
untuk mengetahui kadar fenolik yang dihasilkan dari ekstrak etanol tongkol.

2. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction

Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantu- an


ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Contoh penggunaan metode
yaitu proses ekstraksi polisakarida

3. Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari


melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi).

4. Soxhlet

Soxhletasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengisolasi minyak


lemak . Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut
ekstraksi padat-cair karenasubstansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran
yang berbentuk padat, sedangkan disebutberkesinambungan karena pelarut yang sama
dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Dapat diunakan untuk analisis
kadar lemak.

5. Reflux dan Destilasi Uap

Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya


kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industry dan
laboratorium. Berguna dalam produksi minuman beralkohol bermutu tinggi.

Destilasi uap adalah sebuah metode dalam pemisahan terhadap bahan kimia, terdapat
sebuah campuran yang dapat dididihkan untuk menguap 

6. Mekanis

Suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-
bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air
tinggi

7. Ekstraksi Biologi

Suatu cara ekstraksi menggunakan mikroorganisme. Misalnya digunakan untuk


ekstraksi dna dari sperma.
Nama : Haniatul Mab’ruro

NIM : P17110201035

Prodi : D3 Gizi 1A

Metode-Metode Ekstraksi pada Bahan Pangan

1. Metode Maserasi
Metode ini termasuk metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara
ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Prinsip yang digunakan
adalah pencapaian kesetimbangan konsentrasi. Maserasi istilah aslinya adalah
macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini merupakan salah satu cara
ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati
yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air,
misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam
buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014). Maserasi adalah salah satu jenis metoda
ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin,
jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan sama sekali.
Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat digunakan untuk senyawa
yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani, 2014). Maserasi merupakan
cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari (Afifah,2012). Jadi, Maserasi merupakan cara
ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam serbuk simplisia
menggunakan pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan.

Contoh :

Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental / liquid kental
yang mengandung sari / kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas
tanaman. Hasil ekstrak / liquid kental di atas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut,
seperti berikut ini :
1. Dibuat ekstrak powder / kapsul ekstrak daun sirsak
2. Ekstrak granul instant granul lasfan manga
3. Ekstrak powder instant untuk minuman
Sumber :
www.academia.edu/30347206/Teknologi_Pengolahan_Pangan_Ekstraksi_docx
https://dokumen.tips/documents/maserasi-55cd7e4b4a4e6.html

2. Metode Ultrasound-Assisted Solvent Extraction


Metode meserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound
(sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Metode Ultrasound-Assisted Extraction
(UAE) merupakan teknik ekstraksi dengan memberikan gelombang ultrasonic pada
bahan yang akn dilakukan ekstraksi. Pada proses ekstraksi UAE terdapat banyak
faktor seperti intensitas amplitude, ukuran partikel, jenis pelarut, pH media ekstraksi,
waktu dan temperature. Intensitas amplitude dan waktu merupakan salah satu faktor
yang paling penting karena mempengaruhi banyaknya jumlah komponen yang
diekstrak. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dimati pengaruh amplitude dan
waktu ekstraksi yang digunakan terhadap karakteristik fisikokimia ekstrak. Metode
ultrasonic atau yang biasa dikenal dengan Ultrasound-Assisted Extraction (UAE)
merupakan teknik ekstraksi yang cepat, lebih sedikit mengkonsumsi energy, dan
memungkinkan pengurangan pelarut, sehingga menghasilkan produk yang murni dan
yield yang lebih tinggi. Metode ini telah diterapkan untuk mengekstrak komponen
makanan seperti komponen aroma, antioksidan, pigmen dan antibakteri. Proses
kavitasi yang terjadi selama sonikasi menyebabkan pecahnya dinding sel, akibatnya
meningkatkan kontak pelarut dengan bahan yang diekstrak.
Contoh :
Penelitian UAE antioksidan dari kulit manggis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji pengaruh amplitude dan waktu eksitasi dan UAE sonikasi langsug pada
proses ekstraksi antioksidan dari kulit manggis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode UAE dapat meningkatkan rendemen, kadar antosianin total dan aktivitas
antioksidan secara signifikan terhadap kontrol. Fenomena kavitasi pada UAE
berfungsi meningkatkan kelarutan dan transfer massa yang diekstrak dengan waktu
yang lebih singkat. Tidak ada interaksi antara amplitudo dan waktu eksitasi terhadap
parameter yang diamati. Metode UAE dapat meningkatkan efektivitas ekstraksi dan
mengurangi waktu ekstraksi antioksidan dari kulit manggis.
Sumber:
https://id.scribd.com/document/379002601/Metode-Ultrasound-Assisted-Extraction
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/82669
3. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Perkolasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan jalan melewatkan pelarut
yang sesuai secara lama pada simplisia dalam suatu percolator atau metode ekstraksi
cara dingin yang menggunakan pelarut mengalir yang selalu baru. Perkolasi banyak
digunakan untuk ekstraksi metabolit sekunder dari bahan alam, terutama untuk
senyawa yang tidak tahan panas (termolabil). Ekstraksi dilakukan dalam bejana yang
dilengkapi kran untuk mengeluarkan pelarut pada bagian bawah. Perbedaan utama
dengan maserasi terdapat pada pola penggunaan pelarut, dimana pada maserasi
pelarut hanya di pakai untuk merendam bahan dalam waktu yang cukup lama,
sedangkan pada perkolasi pelarut dibuat mengalir.

Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:


 Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi.
 Ruangan diantara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari.karena kecilnya saluran kapiler tersebut,maka kecepatan pelarut
cukup untuk mengurangi lapisan batas,sehingga dapat meningkatkan perbedaan
konsentrasi.
Contoh:

 Kopi perkolasi, di mana pelarut air, zat permeabel adalah bubuk kopi, dan
konstituen larut adalah senyawa kimia yang memberikan kopi warna, rasa, dan
aroma.
 Gerakan lapuk materi di atas lereng bawah permukaan bumi
 Cracking pohon dengan kehadiran dua kondisi, sinar matahari dan di bawah
pengaruh tekanan.
 Ketahanan jaringan serangan acak dan ditargetkan
 Transportasi media berpori
 Epidemi menyebar
 Permukaan roughening

Sumber :

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkolasi#:~:text=Contoh,warna%2C%20rasa%2C
%20dan%20aroma.&text=Cracking%20pohon%20dengan%20kehadiran%20dua,dan
%20di%20bawah%20pengaruh%20tekanan.

http://www.headwiqlissundy.com/2015/12/makalah-fitokimia-metode-ekstraksi.html

4. Metode Soxhlet
Ekstraksi soxhlet melibatkan kontak padatan-cair untuk menghilangkan satu
atau beberapa senyawa dari padatan dengan melarutkannya ke dalam fase cair refluks.
Dalam metode ini, sampel yang ditumbuk halus ditempatkan dalam kantong berpori
atau disebut “thimble” yang terbuat dari kertas saring atau selulosa yang kuat. Pelarut
ekstraksi dipanaskan dalam labu bawah, menguap ke dalam bidal sampel,
mengembun dalam kondensor dan kemudian menetes kembali (Azwanida, 2015).
Energi dalam bentuk panas membantu meningkatkan sistem kinetika ekstraksi.
Prosedur ini diulang sampai ekstraksi yang diinginkan tercapai (Rassem et al., 2016).

Sumber: http://repository.unika.ac.id/21086/5/16.I1.0091%20MARIA%20KRISNA
%20EVANIA%20%286.08%29..pdf%20BAB%20IV.pdf

5. Metode Reflux dan Destilasi Uap


Metode Reflux merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya), secara umum pengertian refluks sendiri adalah ekstraksi
dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi dengan cara ini
pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan. Prinsip dari metode refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut
akan tetap ada selama reaksi berlangsung. Pada metode reflux, bahan dimasukkan
bersama pelarut ke dalam labu yang dihubungkan dengan kondensor. Pelarut
dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap terkondensasi dan kembali ke dalam
labu.
Contoh Reflux : Refluks sangat banyak digunakan dalam industri yang menggunakan
kolom distilasi skala besar dan fractionators seperti kilang minyak, petrokimia dan
pabrik kimia, dan pabrik pengolahan gas alam.
Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa
ini dengan suhu mendekati 100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air,. Destilasi uap memiliki proses
yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran
berbagai senyawa menguap)
Contoh destilasi uap : mengekstrak produk alam seperti minyak eucalyptus dari
eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
daritumbuhan
Sumber: https://bisakimia.com/2016/10/12/mengenal-ekstraksi-dengan-metode-
refluks/
https://www.dosenpendidikan.co.id/distilasi-adalah/

6. Metode Mekanis
Cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan dengan
menggunakan gaya mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun pelarut
yang digunakan berasal dari cairan bahan yang diekstrak. Metode pengepresan
mekanis merupakan metode ekstraksi minyak aau lemak berbahan dasar biji
tumbuhan. Pengepresan dilakukan dengan 2 cara yakni pengepresanidrolik dan
pengepresan ulir (Baharudin & Taksirawati, 2009)
Contoh : Ekstraksi mekanis biji kemiri (Auleurites Moluccana) Dengan Variasi Suhu
Dan Lama Pemanasan Terhadap Rendemen Minyak Yang Dihasilkan. 
Sumber:
https://www.academia.edu/30347206/Teknologi_Pengolahan_Pangan_Ekstraksi_docx

7. Metode Ekstraksi Biologi


Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk menarik
komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak.
Sumber:
https://www.academia.edu/30347206/Teknologi_Pengolahan_Pangan_Ekstraksi_docx
Nama : Madinatus Sahro

NIM : P17110201036

Kelas : 1A D3 Gizi

Beberapa metode ekstraksi pada bahan pangan menurut Mukhriani (2014)

1. Maserasi
Metode maserasi merupakan cara penyaringan yang sederhana dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur
kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi digunakan untuk mengekstrak bahan
yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak
mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Contoh metode ekstraksi maserasi terhadap kulit buah manggis (Garcinia
mangostana L.). Kulit buah manggis kering yang telah dihaluskan dimasukkan kedalam
erlenmeyer dan direndam dalam etanol 95% selama 5 hari sambil sesekali dilakukan
pengadukan/penggojongan minimal 3 kali dalam sehari. Hasil maserasi kemudian disaring
menggunakan kertas saring. Ekstraknya kemudian dievaporasi menggunakan rotary
evaporator dengan suhu 55oC sampai tidak terjadi lagi pengembunan pelarut pada
kondensor. Untuk mencegah degradasi senyawa bioaktif, ekstrak yang dihasilkan harus
disimpan dalam refrigerator hingga waktu pengujian.
2. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction
Ultrasound-Assisted Solvent Extraction adalah metode maserasi yang membutuhkan
bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi serbuk
sampel kemudian ditempatkan ke dalam wadah ultra-sonic dan ultrasound untuk
memberikan tekanan mekanik pada sel sehingga sampel dapat menghasilkan rongga.
Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan juga
peningkatan laju hasil ekstraksi.
3. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penarikan senyawa aktif dengan mengalirkan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prinsip ekstraksi secara perkolasi adalah serbuk
simplisia yang ditempatkan dalam suatu wadah bejana berbentuk silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, yang bertujuan untuk mengalirkan cairan penyari dari
bagian atas ke bagian bawah melewati serbuk simplisia, di mana cairan penyari akan
melarutkan zat aktif dalam sel simplisia yang sampelnya dijenuhkan. Gerakan ke bawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan tekanan penyari dari cairan di
atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan gerakan ke bawah.
Contoh metode ekstraksi perkolasi terhadap penangkal radikal bebas pada kulit biji
pinang yaki. Pembuatan ekstraksi dengan metode perkolasi menggunakan serbuk kulit biji
sebanyak 30 gram yang sudah terendam dengan petroleum eter dimasukkan kedalam alat
perkolator, kemudian pelarut metanol sebanyak 100 mL dialirkan dari atas menuju ke
bawah. Ekstraksi dilakukan selama 3 jam. Filtrat yang diperoleh akan dievaporasi
menggunakan evaporator pada suhu 50 oC sampai diperoleh ekstrak pekat.
4. Soxhlet
Soxhlet adalah proses penyarian simplisia yang berkelanjutan/berkesinambungan,
dimana cairan penyari dipanaskan sampai menguap, kemudian terkondensasi menjadi
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia di dalam kelongsong,
kemudian masuk lagi ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Metode
ekstraksi soxhlet terus dilakukan hingga pencarian zat aktif selesai, yang ditandai dengan
beningnya cairan penyari melalui pipa sifon, jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis
tipis (KLT) tidak akan meninggalkan noda.
Contoh metode ekstraksi soxhlet terhadap kandungan fenolik total dalam ekstrak
etanol 96% daun kersen (Muntingia calabura). Pembuatan ekstraksi dengan metode
soxhlet yaitu menggunakan alat soxhlet, kemudian 100 gram serbuk daun kersen yang
dibungkus dengan kertas saring, lalu diikat menggunakan benang dan dimasukkan ke
dalam labu alas bulat yang ada pada soxhlet. Soxhlet dilakukan pada suhu 70oC sampai
tetesan siklus tidak berwarna lagi. Kemudian ekstrak cair yang didapatkan akan
dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 40oC sampai diperoleh
ekstrak kental etanol.
5. Reflux dan Destilasi Uap
Metode refluks adalah metode yang berkesinambungan, di mana cairan penyari secara
kontinu menyari komponen kimia dalam simplisia cairan penyari yang dipanaskan
sehingga menguap dan uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, yang nantinya
akan mengalami kondensasi membentuk molekul cairan dan jatuh kedalam labu alas bulat
sambil menyari simplisia. Proses ini berlangsung secara berkelanjutan/berkesinambungan
dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam.
Destilasi uap adalah metode umum untuk mengekstraksi minyak atsiri (esensial) dari
sampel tanaman. Selama proses pemanasan, uap yang terkondensasi dan destilat (terpisah
menjadi dua bagian, tidak saling bercampur) kemudian ditampung ke dalam wadah yang
dihubungkan dengan kondensor. Metode destilasi uap air digunakan untuk menyari
simplisia yang mengandung minyak menguap atau komponen kimia yang memiliki titik
didih tinggi pada tekanan udara normal. Kedua metode ini memiliki kerugian yaitu
senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi.
6. Mekanis
Mekanis adalah cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan dengan
menggunakan gaya mekanis. Pengepresan mekanis merupakan metode ekstraksi minyak
atau lemak, terutama bahan yang berasal dari biji-bijian. Tujuan dari metode ini adalah
untuk memisahkan minyak dari bahan dengan kandungan minyak yang tinggi (30-70%).
Pada pengepresan ini diperlukan perlakuan awal sebelum minyak atau lemak dipisahkan
dari bijinya yaitu pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau
pemasakan. Terdapat dua cara yang umum dalam pengepresan mekanis yaitu pengepresan
hidrolik (hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (screw pressing).
Contoh metode ekstraksi mekanis terhadap minyak kemiri. Kandungan minyak yang
ada di dalam biji kemiri tergolong tinggi, yaitu sekitar 55 – 66% dari berat bijinya. Oleh
karena itu, metode pengambilan minyak yang sesuai adalah dengan pengepresan yang
dilakukan menggunakan alat screw press dengan variabel waktu pemanasan awal, suhu
saat penekanan dan kecepatan putar ulir. Kemudian menganalisa rendemen, densitas,
viskositas, bilangan asam dan bilangan penyabunan.
7. Ekstraksi Biologi
Ekstraksi biologi adalah metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk
menarik komponen tertentu dari bahan yang akan diekstrak.
Daftar Pustaka

Amir, R. (t.t.). PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG. 32.
CHYNINTYA RP, G. (2015). PENGARUH TEMPERATUR, KECEPATAN PUTAR ULIR
DAN WAKTU PEMANASAN AWAL TERHADAP PEROLEHAN MINYAK
KEMIRI DARI BIJI KEMIRI DENGAN METODE PENEKANAN MEKANIS
(SCREW PRESS)(Effects of Temperature, Screw Rotation Speed, and Preheating
Time on Yield of Candlenut Oil from Candlenut Seed with Mechanical Pressing
Method (Screw Press).
Mikroemulsi Ekstrak Bawang Tiwai Sebagai Pembawa Zat Warna, Antioksidan Dan ... -
Suroto Hadi Saputra—Google Buku. (t.t.). Diambil 2 Maret 2021, dari
https://books.google.co.id/books?
id=yyLkDwAAQBAJ&pg=PA7&dq=metode+ekstraksi+pada+bahan+pangan+menur
ut+mukhriani&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi6lY6l3pDvAhVV7XMBHVofBOYQ6
AEwAHoECAEQAg
Miryanti, Y. A., Sapei, L., Budiono, K., & Indra, S. (2011). Ekstraksi antioksidan dari kulit
buah manggis (Garcinia mangostana L.). Research Report-Engineering Science, 2.
Mokoginta, E. P. (2013). 1. PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP
AKTIVITAS PENANGKAL RADIKAL BEBAS EKSTRAK METANOL KULIT
BIJI PINANG YAKI (Areca vestiaria Giseke). Pharmacon, 2(4).
Puspitasari, A. D., & Proyogo, L. S. (2017). Perbandingan metode ekstraksi maserasi dan
sokletasi terhadap kadar fenolik total ekstrak etanol daun kersen (Muntingia
calabura). Cendekia Eksakta, 2(1).
Tetti, M. (2014). Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal
Kesehatan, 7(2).
Uji In Vitro Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)
Terhadap Bakteri Penyebab Hawar Daun Padi (Xanthomonas oryzae pv. Oryzae)
pada Suhu dan Lama Simpan Buah Berbeda. - Repositori Universitas Siliwangi. (t.t.).
Diambil 2 Maret 2021, dari http://repositori.unsil.ac.id/109/
NAMA : SALSA SALBILAH OCTAVIANA
NIM : P17110201037
KELAS : D3 GIZI / 1A

Penanganan Pasca Panen


Metode Ekstraksi
Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan menggunakan
pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya. Secara garis besar, proses pemisahan secara ekstraksi terdiri dari
tiga langkah dasar yaitu : 1. Penambahan sejumlah massa pelarut untuk dikontakkan dengan
sampel, biasanya melalui proses difusi. 2. Zat terlarut akan terpisah dari sampel dan larut oleh
pelarut membentuk fase ekstrak. 3. Pemisahan fase ekstrak dengan sampel (Wilson, et al.,
2000).

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan
tumbuhan ataupun hewan dengan menggunakan penyari tertentu. Ekstrak adalah sediaan
pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat adiktif dengan menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian, hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Depkes RI
1995).

Jenis-jenis metode ekstraksi :

1. Maserasi

Maserasi merupakan metode sederhana yang paling banyak digunakan. Cara


ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industry (Agoes, 2007). Metode ini
dilakukan dengan memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke dalam
wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika
tercapai kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan
penyaringan. Kerugian utama dari metode maserasi ini adalah memakan banyak
waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar kemungkinan beberapa
senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada
suhu kamar. Namun disisi lain metode maserasi dapat menghindari rusaknya
senyawa-senyawa yang bersifat.

2. Ultrasound – Asissted Solvent Extraction

Ultrasound ini merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan


menggunakan bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Wadah
yang berisi serbuk sampel ditempatkan dalam wadah ultrasonic dan ultrasound. Hal
tersebut dilakukan untuk memberikan tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan
rongga pada sampel. Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan
senyawa dalam pelarut dan meningkatkan hasil ekstraksi.

3. Perkolasi

Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
percolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).
Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetas perlahan
pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh
pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam percolator tidak
homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
membutuhkan banyak pelarut dan memakan banyak waktu.

4. Soxhlet

Metode Soxhlet ini dilakukan dengan menempatkan serbuk sampel dalam


sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di
atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan
suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini adalah proses
ekstraksi yang kontiinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi
sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu.
Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena
ekstrak yang diperoleh terus-menerus berada pada titik didih.

5. Reflux dan Destilasi Uap

Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam lau.
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk
mengekstrasksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama
pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak
saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor.
Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat
terdegradasi (Seidel V 2006).

6. Mekanis

Metode ini disebut dengan metode ekstraksi pengepresan. Contohnya pada


ekstraksi minyak atau lemak terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara
ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar tinggi.

7. Ekstraksi biologi

Ektraksi ini berupa pengambilan sampel dari segi biologis misalnya uji
ektraksi kitin yang akan menghasilkan produk samping berupa protein dan kalsium.
Nama : Nadya Zahwa Salsabila
NIM : P17110201038

METODE EKSTRAKSI PADA BAHAN PANGAN


1. Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan melalui perendaman
serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Metode ini digunakan untuk mengekstrak
zat aktif yang mudah larut dalam cairan pengekstrak, tidak mengembang dalam
pengekstrak, serta tidak mengandung benzoin stirak, dan bahan sejenis yang mudah
mengembang.. Contoh: Mengekstraksi sirsak dengan metode maserasi untuk sebagai
isi dalam kapsul obat-obatan alami.

2. Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) merupakan teknik ekstraksi dengan


memberikan gelombang ultrasonic pada bahan yang akan dilakukan ekstraksi. Pada
proses ekstraksi UAE terdapat banyak faktor seperti intensitas amplitude ukuran
partikel, jenis pelarut, pH media ekstraksi, waktu dan temperature. Ultrasound-
Assisted-Extraction (UAE) merupakan teknik ekstraksi yang cepat, lebih sedikit
mengonsumsi energi, dan memungkinkan pengurangan pelarut, sehingga
menghasilkan produk yang murni dan yield yang lebih tinggi. Contoh: Metode ini
telah diterapkan untuk mengekstrak komponen makanan seperti komponen aroma,
antioksidan, pigmen dan antibakteri.

3. Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari


melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi). Contoh: Kopi perkolasi, di mana pelarut
air, zat permeabel adalah bubuk kopi, dan konstituen larut adalah senyawa kimia yang
memberikan kopi warna, rasa, dan aroma.

4. Ekstraksi soxhlet adalah metode ekstraksi padat-cair yang sering digunakan di


laboratorium sintetik atau analitik dan diperlukan bila senyawa yang diinginkan hanya
menunjukkan kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotornya tidak larut dalam
pelarut tersebut. Contoh: Ekstraksi minyak biji kapuk dengan metode soxhlet.
5. Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya
kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri dan
laboratorium. Contoh: Refluks digunakan dalam bidang kimia untuk memasok energi
pada reaksi untuk waktu yang panjang. Sedangkan Destilasi uap adalah istilah yang
secara umum digunakan untuk destilasi mendestilasi campuran air dengan senyawa
yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran
sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang
lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Contoh: Aplikasi dari destilasi
uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari
eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
dari tumbuhan.

6. Ekstraksi mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama


untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan
minyak dari bahan yang berkadar air tinggi. Contoh: Produk hasil pemisahan
mekanis yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah: Minyak goreng
dengan penyaringan, Air Aqua dengan penyaringan 24 langkah Hidro Pro System,
Santan Kemasan KARA.

7. Ekstraksi Biologi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.
Nama : ALDINA SASMIKO HABSARI

NIM : P17110201039

Kelas : 1A

Prodi : D-III GIZI

METODE EKSTRAKSI YANG DAPAT DILAKUKAN PADA BAHAN PANGAN

Ekstraksi adalah suatu proses pemindahan suatu zat berdasarkan perbedaan


kelarutannya terhadap dua cairan yang berbeda yang tidak saling larut. Bisa juga diartikan
sebagai suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bnatuan pelarut,
dimana pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa
melarutkan material lainnya.

Menurut Mukhriani, metode ekstraksi pada bahan pangan adalah sebagai berikut :

1. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan


beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Maserasi
bertujuan untuk menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak
tahan pemanasan. Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode
pencapaian konsentrasi pada keseimbangan [CITATION RID00 \l 1057 ].

Maserasi berasal dari bahasa latin Macerace berarti mengairi dan melunakan.
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Dasar dari maserasi adalah
melarutnya bahan kandungan simplisia dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat
penghalusan, ekstraksi (difusi) bahan kandungan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai
waktu maserasi, artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam
sel dengan masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir.
Selama maserasi atau proses perendaman dilakukan pengocokan berulang-ulang. Upaya
ini menjamin keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan.
Sedangkan keadaan diam selama maserasi menyebabkan turunannya perpindahan bahan
aktif. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi
absolut. Semakin besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan
semakin banyak hasil yang diperoleh[ CITATION Voi94 \l 1057 ].
Kerugiannya adalah pengerjaanya lama dan penyarian kurang sempurna. Secara
teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut
setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya[CITATION RID00 \t \m
Dep95 \t \l 1057 ].

Contoh penggunaan ekstraksi maserasi adalah mengekstraksi sirsak sebagai isi dalam
kapsul obat-obatan alami.

2. Ultrasound – Assisted Solvent Extraction

Ultrasound – Assisted Solvent Extraction adalah metode maserasi yang


dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi tinggi, 20
kHz) dengan prinsip meningkatkan permiabilitas dinding sel, menimbulkan gelebung
spontan (Cavitation) sebagai stres dinamis serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil
ekstraksi tergantung pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi
[CITATION RID00 \t \l 1057 ]. Merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat
meningkatkan laju transfer massa serta memecahkan dinding sel dengan banyaknya
microcavity sehingga akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan
penggunaan pelarut.

Contoh penggunaan ekstraksi Ultrasound – Assisted Solvent Extraction adalah dapat


digunakan untuk produksi nanopartikel, seperti nanoemulsions, nanocrystals, liposom dan
emulsi lilin, serta untuk pemurnian air limbah, degassing, ekstraksi polisakarida rumput
laut dan minyak nabati.

3. Perkolasi

Perkolasi adalah metode yang dilakukan dengan bahan yang dibasahi secara perlahan
dalam sebuah perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian
bawahnya). Pelarut ditambahkan pada bagian atas bahan dan dibiarkan menetes perlahan
pada bagian bawah. Perkolasi termasuk ekstraksi secara dingin.

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan
yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara
sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut
menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara
efisien.

Prinsip perkolasi adalah dengan menempatkan serbuk simplisia pada suatu bejana
silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Proses terdiri dari tahap
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/
penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang
jumlahnya 1-5 kali bahan[CITATION Dep00 \t \l 1057 ].

Contoh hasil ekstraksi perkolasi adalah kopi perkolasi, di mana pelarut air, zat
permeabel adalah bubuk kopi, dan konstituen larut adalah senyawa kimia yang
memberikan kopi warna, rasa, dan aroma.

4. Soxhlet

Soxhlet adalah metode yang dilakukan dengan menempatkan bahan dalam sarung
selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labi
dan di bawah kondesor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu
penangas diatur di bawah suhu reflux. Soxhlet termasuk dalam ekstraksi secara panas.

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari


dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak
dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, pelarut yang digunakan lebih
sedikit dan pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugiannya, karena pelarut
digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-
menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas. Jumlah
total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang
lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak
cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol
atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada
temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik
dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah[ CITATION Sol19 \l
1057 ].

Contoh penggunaan ekstraksi soxhlet adalah biasa digunakan di laboratorium sintetik


atau analitik, apabila senyawa yang diinginkan hanya menunjukkan kelarutan terbatas
dalam pelarut dan pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut.

5. Refluks dan Destinasi Uap

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan
balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap
pemanasan. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut
yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke
dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen yang masuk
terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa anorganik karena sifatnya
reaktif [ CITATION Sol19 \l 1057 ].

Contoh penggunaan ekstraksi refluks adalah dalam distilasi industri biasa digunakan
dalam pengilangan minyak bumi, pertrokimia dan pabrik kimia. Dalam distilasi
laboratorium biasa digunakan untuk memasok energi kepada reaksi kimia.

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap
(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari
simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal[ CITATION Sol19 \l 1057 ].
Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun
dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi. Destilasi uap dan
air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa
kandungan menguap tetap kontinu ikut terdestilasi[CITATION Dep00 \t \l 1057 ].
Contoh penggunaan ekstraksi destilasi uap adalah digunakan dalam isolasi minyak
esensial, misalnya parfum, minyak kayu putih, minyak kamper, dan minyak jeruk.

6. Mekanis

Mekanis adalah metode yang dilakukan dengan cara pemisahan suatu komponen dari
suatu sistem bahan dengan menggunakan gaya mekanis. Penambahan pelarut tidak
dilakukan, namun pelarut yang digunakan berasal dari cairan bahan yang diekstrak.
Merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama bji-bijian. Cara ini
dilakukan untuk bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%).

Contoh hasil ekstraksi mekanis adalah minyak goreng dengan penyaringan, air aqua
dengan penyaringan 24 langkah Hidro Pro System, santan kemasan KARA, jus kemasan
Buavita, kopi Ulee Kareeng dengan penyaringan.

7. Ekstraksi Biologi

Ekstraksi biologi adalah metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk


menarik komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak[ CITATION Mir11 \l
1057 ].
Nama : Halimatussa’diyah Nur Rusdiana

Kelas : 1A D3 Gizi

NIM : P17110201041

Tugas Penanganan Pasca Panen

Ekstraksi

Pengertian : Ekstaksi merupakan proses pemisahan zat aktif yang dapat larut dari bahan yang
tdak dapat larut dengan pelarut cair. Tujuan dari proses ekstraksi itu sendiri adalah
mendapatkan suatu zat aktif yang diinginkan seperti hasil dari ekstraksi itu sendiri merupakan
berwujud seperti pasta kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani setelah pelarutnya diuapkan (Miryanti dkk, 2011).
Atau dapat diartikan sebagai proses pemisahan bahan dari campuranya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai (Mukhiriani, 2014)

Terdapat beberapa metode ekstraksi, yaitu :

1. Maserasi : Maerasi berasal dari bahasa latin yang berarti merendam, metode ini
merupakan cara ekstraksi yang paling sederhana. Maerasi bertujuan untuk menarik
zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan.
Metode ini dilakukan dengan memasukkan sampel yang ingin di ekstrak kedalam
pelarut yang sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat pada suhu kamar.
Proses ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi
senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel bahan. Setelah proses
ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Kerugian utama dari
metode maserasi ini adalah memakan banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup
banyak, dan besar kemungkinan beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa
senyawa mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi lain,
metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa senyawa yang bersifat
termolabil.

2. Ultrasound – assisted solvent extraction : Merupakan metode maserasi yang


dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound (sinyal dengan frekuensi
tinggi, 20 kHz). Wadah yang berisi sampel ditempatkan dalam wadah ultra- sonic
dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk memberikan tekanan mekanik pada sel
hingga menghasilkan rongga pada sampel. Kerusakan sel dapat menyebabkan
peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan meningkatkan hasil ekstraksi

3. Perkolasi : Perkolasi adalah metode ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna. Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap maerasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus
menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali bahan. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran. Pada metode
perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator (wadah
silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut ditambahkan
pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian
bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut
baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen
maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga
membutuhkan banyak pelarut dan me makan banyak waktu.

4. Soxhlet : Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi secara kontinu
dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Bahan
akan ditempatkan dalam selongsong yang dibuat dari kertas saring, melalui alat ini
pelarut akan terus direfluks. Metode ini dilakukan dengan menempatkan serbuk
sampel dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang
ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan
ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari
metode ini adalah proses ektraksi yang kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut
murni hasil kondensasi sehingga tidak membutuhkan banyak pelarut dan tidak
memakan banyak waktu. Kerugiannya adalah senyawa yang bersifat termolabil
dapat terdegradasi karena ekstrak yang diperoleh terus menerus berada pada titik
didih.

5. Reflux dan Destilasi Uap : Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan
proses sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk poses ekstraksi sempurna. Pada
metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik did ih.
Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu.

Destilasi uap merupakan senyawa kandungan menguap dengan uap air berdasarkan
peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari
ketel secar akontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap
campuran menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah
sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap memiliki proses yang sama dan
biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai
senyawa menguap). Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah
sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang
terhubung dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang
bersifat termolabil dapat terdegradasi

6. Mekanis : Ekstraksi secara mekanis merupakan cara pemisahan suatu komponen


dari suatu sistem bahan dengan menggunakan penekanan mekanis. Metode ini
banyak digunakan terutama untuk biji bijian, biasanya dilakukan untuk
memisahkan minyak pada bahan. Pada ekstraksi secara mekanis tidak
menggunakan penambahan pelarut. Contoh metode ekstraksi mekanis adalah
ekstraksi biji kemiri.

7. Ekstraksi Biologi : Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk


menarik komponen tertentu dari bahan yang akan diekstrak
NAMA : ELVINA WAYU KUSUMA PUTRI

NIM : P17110203042

ABSEN/KLS : 42/1A

Beberapa Metode Ekstraksi Pada Bahan Pangan Menurut Mukhriani (2014)

1. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut organik
pada temperatur ruangan. Pada proses perendaman, sampel tumbuhan akan
mengalami pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di
dalam dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan
terlarut dalam pelarut organic (Handayani, 2015).
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam bahan dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana
(Irawan, n.d.).
Maserasi adalah proses perendaman sampel untuk menarik komponen yang
diinginkan dengan kondisi dingin diskontinyu. Keuntungannya yakni lebih praktis,
pelarut yang digunakan lebih sedikit, dan tidak memerlukan pemanasan, tetapi waktu
yang dibutuhkan relative lama (Putra et al., n.d.).

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Yaitu ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonic. Ekstraksi ultrasonic
adalah teknik yang disukai untuk mengisolasi senyawa bioaktif dari tumbuhan.
Ekstraksi ultrasonik digunakan dalam makanan, suplemen gizi dan industri farmasi
untuk melepaskan senyawa bioaktlf seperti vitamn, polifenol, polisakanda,
cannabinolds dan fitokimia lainnya dari tumbuhan. Ultrasound dibantu ekstraksi
didasarkan pada prinsip kerja kavitasi akustik atau ultrasonik.
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang efektif dan efisien.
Efek mekanik dari gelombang ultrasonik yang ditimbulkan akan meningkatkan
penetrasi dari cairan menuju dinding membran sel, mendukung pelepasan komponen
sel dan meningkatkan transfer massa (Wahyuni & Widjanarko, 2015).

3. Perkolasi
Ekstraksi secara perkolasi merupakan ekstraksi dengan merefluks bahan
dengan me manaskan campuran bahan dan pelarut secara bersamaan, dimana di atas
campuran diletakan kondensor balik. Kondisi ini menjadikan pelarut yang menguap
akan terkondensasi kembali (refluks) ke dalam campuran bahan dan pelarut (Dewi,
n.d.).
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui bahan
yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak
antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks,
dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien (Irawan, n.d.)

4. Soxhlet
Soxhletasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dalam sebuah alat
yang disebut soxhlet dengan pelarut polar berdasarkan titik didihnya (Desta Donna
Putri Damanik et al., 2014).
Soxhletasi merupakan penyarian bahan secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekulmolekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon.
Keuntungan metode ini adalah :
- Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
- Digunakan pelarut yang lebih sedikit.
- Pemanasannya dapat diatur
(Irawan, n.d.)

5. Reflux dan Destilasi Uap


 Metode Refluks
Yaitu metode ekstraksi secara panas, dimana metode ini
berkesinambungan antara cairan penyari kontinyu menyari zat aktif dalam
simplisia. Cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan uap tersebut
dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan dan jatuh kembali ke dalam labu alas bulat sambil
menyari simplisia, proses ini berlangsung secara berkesinambungan dan biasanya
dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam. Sampel yang biasanya diekstraksi adalah
sampel yang mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan
mempunyai tekstur yang keras, misalnya pada biji, kulit dan akar (Kiswandono,
2017).
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi
sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi dari operator (Irawan, n.d.)

 Metode Destilasi Uap


Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan
untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal
(Irawan, n.d.).

6. Mekanis
Ekstraksi mekanis atau pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi
minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini
dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-
70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum
minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut
mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau
pemasakan.

7. Ekstraksi Biologi
Yaitu ekstraksi dilakukan secara alami dengan memanfaatkan kemampuan
mikroba untuk memproduksi asam yaitu melalui fermentasi asam laktat atau sitrat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hielscher.com/id/,
http://eprints.undip.ac.id/,
http://jurnal.unpad.ac.id/,
Desta Donna Putri Damanik, Nurhayati Surbakti, & Rosdanelli Hasibuan. (2014).
EKSTRAKSI KATEKIN DARI DAUN GAMBIR (Uncaria gambir roxb) DENGAN
METODE MASERASI. Jurnal Teknik Kimia USU, 3(2), 10–14.
https://doi.org/10.32734/jtk.v3i2.1606
Dewi, K. H. (n.d.). IDENTIFIKASI TESTOSTERON PADA HASIL EKSTRAKSI. 14.
Handayani, P. A. (2015). Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Zodia (Evodia Suaveolens) Dengan
Metode Maserasi dan Distilasi Air. 7.
Irawan, T. A. B. (n.d.). PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM DENGAN EKSTRAKSI
DAN DESTILASI PADA BERBAGAI KOMPOSISI PELARUT. 59.
Kiswandono, A. A. (2017). PERBANDINGAN DUA EKSTRAKSI YANG BERBEDA
PADA DAUN KELOR (Moringa oleifera, lamk) TERHADAP RENDEMEN EKSTRAK
DAN SENYAWA BIOAKTIF YANG DIHASILKAN. Jurnal Sains Natural, 1(1), 53.
https://doi.org/10.31938/jsn.v1i1.13
Putra, A. A. B., Bogoriani, N. W., & Diantariani, N. P. (n.d.). EKSTRAKSI ZAT WARNA
ALAM DARI BONGGOL TANAMAN PISANG (Musa paradiasciaca L.) DENGAN
METODE MASERASI, REFLUKS, DAN SOKLETASI. JURNAL KIMIA, 7.
Wahyuni, D. T., & Widjanarko, S. B. (2015). PENGARUH JENIS PELARUT DAN LAMA
EKSTRAKSI TERHADAP EKSTRAK KAROTENOID LABU KUNING DENGAN METODE
GELOMBANG ULTRASONIK. 3(2), 12.
Nama : Regita Ayu Indahsari

NIM : P17110203043

Kelas :1A /D3 gizi

Absen : 43

1. Mencari pengertian dari beberapa metode ekstraksi !

Jawab :

1. Metode maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan
atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. 

2. Metode ultrasound – assisted solvend extraction merupakan Gelombang ultrasonik adalah


gelombang suara yang memiliki frekuensi di atas pendengaran manusia (≥ 20 kHz). UAE
dikategorikan menjadi dua yaitu UAE sonikasi langsung dan tidak langsung. UAE sonikasi
langsung belum digunakan pada ekstraksi kulit manggis.

3. Metode perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan
pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi).

4. Metode soxhlet adalah Metode dengan menggunakan soxhlet ini dijelaskan oleh Soxhlet
padatahun 1879. Contoh metode yang paling umum digunakan metode semi-
kontinyuditerapkan untuk ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet
tersebut,minyak dan lemak dari bahan padat yang diambil dengan mencuci
berulang(perkolasi) dengan organik pelarut, biasanya heksana atau petroleum eter, dibawah
refluks dalam gelas khusus.

5. Metode reflux dan destilsi uap adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan
berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri dan
laboratorium. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk
memasok energi pada reaksi untuk waktu yang panjang.
6. Metode mekanis adalah pengolahan bahan pangan dengan menggunakan proses
pemasakan umumnya mengakibatkan penurunan komposisi kimia dan zat gizi bahan pangan
tersebut seperti kadar air, kadar abu, kadar protein dan kadar lemak.

7. Metode ekstraksi biologi adalah Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian
tanaman obat. Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia. pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak
saling bercampur di mana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut
pada fase kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan
sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimia
akan terpisah ke dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
perbandingan konsentrasi yang tetap.
NAMA : VANIA ANINDYA SALSABILA

ABSEN : 44

KELAS : D-III GIZI 1A

Metode Ekstraksi pada Bahan Pangan

1. Maserasi

Maserasi merupakan bahasa latin ‘macerare’ yang berarti merendam. Jadi dapat dikatakan
maserasi merupakan salah satu cara ekstraksi dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai
dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014). Metode ini merupakan salah
satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau biasa dikenal dengan istilah
ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini tidak akan mengalami pemanasan sama sekali pada
pelarut dan sampel. Oleh karena itu, maserasi dapat dikatakan sebagai teknik ekstraksi yang
dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,
2014).

Maserasi juga merupakan cara penyarian yang paling sederhana yaitu dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari atau dengan menggunakan pelarut yang
sesuai dan tanpa pemanasan (Afifah,2012). Keuntungan metode ini adalah peralatannya yang
sederhana dan kerugiannya yaitu waktu lama yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel.
Sedangkan kerugiannya antara lain membutuhkan waktu yang cukup lama selama masa
perendaman, cairan pelarut yang digunakan cukup banyak, tidak dapat digunakan untuk
bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

2. Metode Soxhletasi

Merupakan metode penyarian simplisia secara berkesinambungan. Dengan cara memanaskan


cairan penyari hingga menguap, lalu uap cairan penyari akan terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Metode ini
dapat digunakan sebagai sampel, karena tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat
diatur. Namun, karena pelarut digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada
wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. Bila dilakukan dalam
skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu
tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu
berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan
tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah. Metode ini dapat
digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan
secara langsung.

3. Perkolasi

Merupakan cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan
daya geseran (friksi). Jika dibandingkan dengan metode maserasi, metode ini lebih baik
karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi. Selain itu, ruangan di antara serbuk-serbuk simplisia membentuk saluran tempat
mengalir cairan penyari. Kecepatan perlarut cukup mengurangilapisan batas dikarenakan
kecilnya saluran kapiler tersebut. Hal ini dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.
Contohnya adalah kopi perkolasi. Dimana pelarut air, zat permeabel adalah bubuk kopi, dan
konstituen larut adalah senyawa kimia yang memberikan kopi warna, rasa, dan aroma.

4. Reflux

Merupakan metode ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendinginan balik. Biasa
digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsipnya
adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan
didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan
tetap ada selama reaksi berlangsung. Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap
air atau gas oksigen yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif.

5. Destilasi uap

Metode ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau
mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Metode ini biasa diaplikasikan untuk ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari
sampel tanaman. Untuk ekstraksi pada metode ini, pelarut yang baik adalah pelarut yang
mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi.
Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya.

6. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction

Merupakan metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound


atau sinyal dengan frekuensi tinggi, 20kHz)

7. Mekanis

Merupakan cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan dengan
menggunakan gaya mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun pelarut yang
digunakan berasal dari cairan bahan yang diekstrak. Contohnya adalah ekstraksi minyak
kedelai.

8. Ekstraksi biologi

Metode ekstraksi yang untuk menarik komponen atau solute terentu dari bahan yang akan
diekstrak dengan menggunakan mikroorganisme.
Daftar Pustaka

Binti Sholihatin. 2019. Apa itu Ekstraksi. (http://farmasi.unida.gontor.ac.id/2019/10/10/apa-


itu-ekstraksi/ , diakses pada tanggal 4 maret 2021)

Miryanti, Arry dkk. 2011. Ekstraksi Antioksidan dari Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.). Bandung: Universitas Katolik Prahayangan.
(https://www.academia.edu/30347206/Teknologi_Pengolahan_Pangan_Ekstraksi_doc
x , diakses pada tanggal 4 maret 2021)

Istiqomah. 2013. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Soklet Terhadap Kadar


Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26459/1/ISTIQOMAH-
FKIK.pdf , diakses pada tanggal 5 maret 2021)

Miryanti, L. Sapei, K. Budiono, dan S. Indra. 2011. Ekstraksi Antioksidan Dari Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L.). Bandung: Universitas Katolik Parahyangan
(http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/116 , diakses pada tanggal
5 maret 2021)
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif. Jurnal
Kesehatan VII(2) (http://103.55.216.56/index.php/kesehatan/article/view/55 , diakses
pada tanggal 5 maret 2021)
Nama : Safiya Amira Liska Pradani

NIM : P17110203046

Kelas : D-III Gizi 1A

METODE EKSTRAKSI PADA BAHAN PANGAN

1. Maserasi
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Faktor faktor yang
mempengaruhi ekstraksi antara lain waktu, suhu, jenis pelarut, perbandingan bahan
dan pelarut, dan ukuran partikel.
Ekstraksi dengan metode maserasi memiliki kelebihan yaitu peralatannya
sederhana dan mudah untuk dilakukan. Sedangkan kerugiannya antara lain
membutuhkan waktu yang cukup lama selama masa perendaman, cairan pelarut yang
digunakan cukup banyak dan tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Umumnya ekstraksi metode maserasi menggunakan suhu ruang pada
prosesnya, namun dengan menggunakan suhu ruang memiliki kelemahan yaitu proses
ekstraksi kurang sempurna yang menyebabkan senyawa menjadi kurang terlarut
dengan sempurna. Dengan demikian perlu dilakukan modifikasi suhu untuk
mengetahui perlakuan suhu agar mengoptimalkan proses ekstraksi (Ningrum, 2017).
Kelarutan zat aktif yang diekstrak akan bertambah besar dengan bertambah tingginya
suhu. Akan tetapi, peningkatan suhu ekstraksi juga perlu diperhatikan, karena suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang sedang diproses
(Margaretta et al., 2011).
Contoh :
Merendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari tertentu
selama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil beningnya.
Ketika direndam, cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam sel
yang penuh dengan zat aktif. Karena ada pertemuan antara zat aktif dan penyari itu
terjadi proses pelarutan (zat aktifnya larut dalam penyari) sehingga penyari yang
masuk ke dalam sel tersebut akhirnya akan mengandung zat aktif (dapat dikatakan
100%), sementara penyari yang berada di luar sel belum terisi zat aktif (nol%) akibat
adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel ini akan muncul gaya
difusi, larutan yang terpekat akan didesak menuju keluar berusaha mencapai
keseimbangan konsentrasi antara zat aktif di dalam dan di luar sel. Proses ini akan
berhenti setelah terjadi keseimbangan konsentrasi
2. Ultrasound-Assisted Solvent Extraction
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat meningkatkan
laju transfer massa serta memecahkan dinding sel dengan banyaknya microcavity
sehingga akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan penggunaan pelarut
(Shirsath, 2012). Peningkatan kecepatan kontak antara ekstrak dan solven
menyebabkan peningkatan penetrasi cairan menuju dinding sel dan melepas
komponen sel (Wang, 2011). Beberapa kelebihan lain metode UAE adalah dapat
mengeluarkan ekstrak dari matriks tanpa merusak merusak struktur ekstrak,
penggunaan pada temperatur rendah dapat mengurangi kehilangan panas, dan
mencegah hilangnya atau menguapnya senyawa yang memiliki titik didih rendah.
Contoh :
Winata dan Yunianta (2015) mengaplikasikan metode ultrasonik tipe bath
untuk mengekstraksi pigmen antosianin pada buah murbei sebagai alternatif pewarna
alami. Ekstraksi antosianin dari buah murbei ini menggunakan bantuan alat ultrasonic
dengan tipe bath.
3. Perkolasi
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna. Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang.
Sedangkan parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak
mengandung senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam
terlihat tetesan perkolat sudah tidak berwarna.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Keuntungan dari metode perkolasi yaitu tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Sementara itu, kerugian perkolasi
yaitu kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
Contoh :
Mengiris daun suji dengan derajat kehalusan tertentu kemudian
memasukkannya kedalam alat perkolator yang telah dipersiapkan. Merendam daun
suji dengan pelarut yang digunakan adalah methanol (sampai merendam seluruh
simplisia) lalu membuka kran untuk mengeluarkan cairan simplisia, setiap 1 menit
cairan yang keluar 20 tetes. Menampung cairan dengan menggunakan erlemeyer dan
menambahkan pelarut methanol sampai simplisia terendam, melakukan berulang-
ulang sampai cairan yang keluar dari alat perkolator berwarna putih dan daun suji tak
berwarna lagi. Setelah selesai, simpan cairan simplisia di tempat yag terlindung dari
cahaya.
4. Soxhlet
Ekstraksi menggunakan Soxhlet dengan pelarut cair merupakan salah satu
metode yang paling baik digunakan dalam memisahkan senyawa bioaktif dari alam.
Alat soxhlet adalah suatu sistem penyarian berulang dengan pelarut yang sama yang
menggunakan proses sirkulasi perubahan uap–cair dari pelarut dengan pemanasan.
Ekstraksi dengan alat soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru,
umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan
dengan adanya pendingin balik (kondensor). Cara ini memiliki beberapa kelebihan
dibanding yang lain yaitu sampel kontak dengan pelarut yang murni secara berulang
dan kemampuan mengekstraksi sampel lebih tanpa tergantung jumlah pelarut yang
banyak (Maretniatin, 2008). Kelemahan dari metode ini adalah dapat menyebabkan
rusaknya solute atau komponen lainnya yang tidak tahan panas karena pemanasan
ekstrak yang dilakukan secara terus menerus (Tiwari et al., 2011).
5. Reflux dan Destilasi Uap
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya,
selama waktu dan jumlah pelarut tertentu yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik (Depkes RI, 2000). Pada umumnya dilakukan tiga sampai lima kali
pengulangan proses pada rafinat pertama. Kelebihan metode refluks adalah padatan
yang memiliki tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan langsung dapat diekstrak
dengan metode ini. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan jumlah pelarut yang
banyak (Irawan, 2010).
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri)
dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial
senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai
sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan
menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang
memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap bahan simplisia benar-benar
tidak tercelup ke air yang mendidih tetapi dilewati uap air sehingga senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan (simplisia)
bercampur sempurna atau sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan
menguap tetap kontinu ikut terdestilasi (Depkes RI, 2000).
6. Mekanis
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada
pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan
serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.
 Pengepresan hidraulik (Hydraulic Pressing). Pada cara hydraulic pressing,
bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000 pound/inch². Banyaknya minyak
atau lemak yang dapat diekstraksi tergantung dari lamanya pengepresan,
tekanan yang dipergunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal,
sedangkan banyaknya minyak yang tersisa pada bungkil bervariasi sekitar 4-
6%, tergantung dari lamanya bungkil ditekan di bawah tekanan hidraulik.
 Pengepresan Berulir (Screw Pressing). Cara screw pressing memerlukan
perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering.
Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240ºF dengan tekanan sekitar
15-20 ton/inch2 . Kadar air minyak atau lemak yang dihasilkan berkisar
sekitar 2,5-3,5 persen, sedangkan bungkil yang dihasilkan masih mengandung
minyak sekitar 4-5 persen. Cara lain untuk mengekstraksi minyak atau lemak
dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari
proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau dengan
sentrifusi (Ketaren, 1986).
7. Ekstraksi Biologi
Ekstraksi DNA merupakan proses pemisahan DNA dari komponen sel lainnya
seperti protein, karbohidrat, lemak dan lain-lain. Ekstraksi DNA terdiri dari tiga tahap
utama yakni perusakan dinding sel (lisis), pemisahan DNA dari komponen lainnya
serta pemurnian DNA (Corkill dan Rapley 2008).
Pemecahan sel atau lisis pada proses ekstraksi sel bertujuan untuk
menghancurkan membran dan dinding sel sehingga bagian dalam sel dapat keluar
(Holme dan Peck, 1998). Selanjutnya tahap pemisahan DNA dari makromolekul lain
seperti protein, sebagian kecil RNA, lipid dan polisakarida (Muladno (2010); Utami
(2012)). Tahap terakhir ialah pemurnian DNA. Tahap ini bertujuan untuk
menghilangkan residu dari zat yang digunakan pada tahap lisis dan pemisahan DNA.
Metode konvensional dalam ekstraksi DNA diantaranya adalah metode
ekstraksi menggunakan phenolchloroform. Metode ini memerlukan sejumlah tahapan
penambahan bahan-bahan kimia dan membutuhan waktu pengerjaan yang cukup lama
(± 18 jam) (Sambrook et al., 1989; Andreas et al., 2000). Seiring dengan
berkembangnya teknologi, proses ekstraksi DNA telah mengalami pengembangan dan
modifikasi sehingga lebih efisien. Salah satu bentuk modifikasi proses ekstraksi DNA
ialah penggunaan kit ekstraksi komersial yang telah berisi campuran bahan yang
dibutuhkan untuk proses ekstraksi dengan waktu pengerjaan yang cukup singkat ( ±2
jam).

DAFTAR RUJUKAN :

Corkill G, Rapley R. 2008. The Manipulation of Nucleic Acid: Basic Tools &
Techniques in Molecular Biomethods Handbook. Ed ke-2. New York (US): Humana
Press.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta : Direktorat Jendral POM-Depkes RI.
Fadhli, Haiyul . 2015. Perkolasi.
(http://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/03/perkolasi.html, Diakses tanggal 05 Maret
2021)

Holme DJ, Peck H. 1998. Analytical Biochemistry. Ed ke-3. Harlow (GB): Pearson
Education Limited.

Irawan, Bambang dan Jos, Bakti. 2010. Peningkatan Mutu Minyak Nilam dengan
Ekstraksi dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Semarang : Seminar
Rekayasa Kimia dan Proses Universitas Diponegoro Semarang.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan Cetakan Pertama.
Jakarta : UI-Press.

Margaretta, S., Handayani, N. Indraswati dan H. Hindraso. 2011. Estraksi senyawa


phenolics Pandanus amaryllifolius Roxb. sebagai antioksidan alami. Widya Teknik.
10(1):21-30.

Muladno. 2010. Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor (ID): IPB Press.

Sambrook J, Fritsch F, Miniatis T. 1989. Molecular Cloning Laboratory Manual. 3rd


edition. New York (US): Cold Spring Harbor Laboratory Pr.

Shirsath SR, Sonawane SH, Gogate PR. Intensification of Extraction of Natural


Products Using Ultrasonic Irradiations—A Review of Current Status. Chem Eng
Process Process Intensif. 2012;53:10–23.

Tao, Y., Zhang, Z., & Sun, D. 2014. Ultrasonics Sonochemistry Kinetic modeling of
ultrasound-assisted extraction of phenolic compounds from grape marc : Influence of
acoustic energy density and temperature. Ultrason. - Sonochemistry. Vol. 21, 1461–
1469.

Utami A, Meryalita R, Prihatin NA, Ambarsari L, Kurniatin PA, Nurcholis W. 2012.


Variasi metode isolasi DNA daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb). Di
dalam: Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa Surabaya; 2012; Surabaya,
Indonesia. Surabaya (ID).

Wang CC, Chou YY, Sheu SR, Jang MJ, Chen TH. Application of ultrasound thermal
process on extracting flavor and caffeine of coffee. Therm Sci. 2011;15(SUPPL.):69–
74.
NAMA : APRODHITA IRTAZAQO FIRDHAUZYI

NIM : P17110203047

KELAS : D-III GIZI 1A

Tugas Penanganan Pascapanen

1. Maserasi
Meserasi merupakan metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan pelarut selama beberapa hari pada suhu
kamar. Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung
komponen kimia yang mudah larut dalam cairan pelarut, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana dan mudah
untuk dilakukan. Sedangkan kerugiannya antara lain membutuhkan waktu yang cukup
lama selama masa perendaman, cairan pelarut yang digunakan cukup banyak, tidak
dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin,
tiraks dan lilin.
2. Ultrasound – Assisted Solvent Extraction
Ekstraksi ultrasonik adalah teknik yang disukai untuk mengisolasi senyawa bioaktif
dari tumbuhan. Sonikasi mencapai ekstraksi lengkap dan dengan demikian unggul
hasil ekstrak yang diperoleh dalam waktu ekstraksi yang sangat singkat. Menjadi
metode ekstraksi yang efisien, ekstraksi ultrasonik adalah biaya-dan penghematan
waktu, sementara menghasilkan ekstrak berkualitas tinggi, yang digunakan untuk
makanan, suplemen dan obat-obatan.
3. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia
yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah
tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah
kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien.
4. Soxhlet
Soxhlet merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel dengan
tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung, pelarut yang
digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugiannya,
karena pelarut digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di
sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan
melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam
wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat
yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan
uap pelarut yang efektif
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan,
karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah.
5. Reflux dan Destilasi Uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan
untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkanyang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi.
Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan
sebaliknya.
6. Mekanis
Ekstraksi mekanik merupakan proses pemisahan cairan dari solid dengan
menggunakan gaya kompresi. Ekstraksi secara mekanik adalah metode yang paling
sering digunakan untuk mengekstraksi minyak mimba dari biji mimba
7. Ekstaksi Biologis
Ekstraksi biologis merupakan proses ekstraksi yang melibatkan beberapa
metode biologis. Seperti ekstraksi kitin secara biologis tidak menyebabkan hidrolisis
polimer sehingga viskositas kitinnya tinggi. Ekstraksi kitin secara biologis ramah
lingkungan dan juga menghasilkan produk samping berupa protein dan kalsium yang
mempunyai nilai tambah.
Nama : Kaffa Anandya Sujarwati

NIM : P17110203048

Kelas / Absen : 1A / 48 / D3 Gizi

METODE EKSTRAKSI MENURUT MUKHRIANI (2014)


1. Maserasi
Maserasi adalah proses perendaman sampel untuk menarik komponen yang
diinginkan pada temperatur ruangan. Metode sederhana yang paling banyak
digunakan. Cara ini sesuai, baik untuk skala kecil maupun skala industri. Prinsip yang
digunakan adalah pencapaian kesetimbangan konsentrasi senyawa dalam pelarut
dengan konsentrasi terlarut. Keuntungan dari metode ini yakni lebih praktis, pelarut
yang digunakan lebih sedikit, dan tidak memerlukan pemanasan. Sementara
kerugiannya yakni memakan banyak waktu, besar kemungkinan beberapa senyawa
hilang, dan beberapa senyawa mungkin saja sulit diekstraksi di suhu kamar. Contoh
dari metode ini antara lain ekstraksi terhadap kadar fenolik jagung, ekstraksi terhadap
kandungan kurkuminoid dan minyak atsiri dalam etanolik kunyit.
2. Ultrasound – Assisted Solvent Extraction
Metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound
(sinyal dengan frekuensi tinggi, 20 kHz). Kerusakan sel dapat menyebabkan
peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan meningkatkan ekstraksi.
Keuntungan dari metode ini yakni mempercepat waktu ekstraksi, lebih efisien dalam
penggunaan pelarut, tidak ada kemungkinan pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
menguap sampai kering, aman digunakan, dan meningkatkan ekstraksi lipid dan
protein. Sekekurangannya yakni membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan
membutuhkan curing pada prosesnya. Contoh dari metode ini antara lain proses
ekstraksi senyawa fenolik pada buah strawberry, ekstraksi terpenoid dan sterol pada
daun tembakau, ekstraksi arsen dan timah pada asam sitrat.
3. Perkolasi
Pada metode perkolasi, bahan dibasahi secara perlahan dalam sebuah perkolator
(wadah silinder yang dilengkapi secara kran pada bagian bawahnya). Pelarut
ditambahkan pada bagian atas bahan dan dibiarkan menetas perlahan pada bagian
bawah. Keuntungan dari metode ini yakni sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru.
Sementara kerugiannya yakni jika sampel dalam perkulator tidak homogen maka
pelarut akan sulit menjangkau seluruh area, membutuhkan banyak pelarut dan juga
memakan banyak waktu. Contoh dari metode ini antara lain ekstraksi serbuk pala,
pembuatan ekstrak daun dewandaru.
4. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan bahan dalam sarung selulosa
(dapat digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di
bawah kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas
diatur di bawah suhu reflux. Keuntungan dari metode ini yakni proses ekstraksi yang
kontinyu, sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehingga tidak
membutuhkan banyak pelarut dan tidak memakan banyak waktu. Sementara
kerugiannya yakni senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi karena ekstrak
yang diperoleh terus menerus berada pada titik didih. Contoh dari metode ini antara
lain ekstraksi minyak kelapa, minyak coklat, dan minyak inti sawit.
5. Reflux dan Destilasi Uap
Pada metode reflux, bahan dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap memiliki proses yang sama
dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai
senyawa menguap). Keuntungan dari metode ini yakni dapat mengekstraksi sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Sementara
kerugiannya yakni senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi dan
membutuhkan volume pelarut yang besar. Contoh dari metode ini antara lain ekstraksi
minyak sitrus dari emon atau jeruk, ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
6. Mekanis
Cara pemisahan suatu komponen dari suatu komponen bahan dengan
menggunakan gaya mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun pelarut
yang digunakan berasal dari cairan bahan yang diekstrak. Contoh dari metode ini
antara lain penyaringan minyak goreng, penyaringan santan KARA.

7. Ekstarksi Biologi
Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk menarik
komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak. Contoh dari metode ini
yakni ekstraksi kitin pada udang.
DAFTAR PUSTAKA

Mukhriani. 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.

Putra BAA, dkk. 2014. Jurnal Kimia (Journal of Chemistry) : Ekstraksi Zat Warna Alam Dari
Bonggol Tanaman Pisang Dengan Metode Maserasi, Refluks, dan Sokletasi.
Nama : Zulfa Qurratu A’yun Azzahra

NIM : P17110203049

Kelas : 1A D3 Gizi

1. Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini
merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu
sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014). Maserasi adalah
salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan
istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami
pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat
digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,
2014). Contohnya seperti etanol encer.
2. Ultrasound – Asissisted Solvent Extraction
Merupakan salah satu metode ektraksi berbantu ultrasonik. Gelombang ultrasonik
adalah gelombang suara yang memiliki frekuensi diatas pendengaran manusia (≥ 20
kHz). Metode ekstraksi ini digunakan untuk memperoleh kandungan antioksidan yang
lebih tinggi dengan waktu yang relatif singkat. Ultrasonik bersifat non-destructive dan
non-invasive sehingga dapat dengan mudah diadaptasikan ke berbagai aplikasi
(McClements 1995). Dengan bantuan ultrasonik, proses ektraksi senyawa organik
pada tanaman dan biji-bijian dengan menggunakan pelarut organik dapat berlangsung
lebih cepat. Dinding sel dari bahan dipecah dengan getaran ultrasonik sehingga
kandungan yang ada di dalamnya dapat keluar dengan mudah.
3. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan
pada perkolasi antara lain gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosa, adesi, daya kapiler, dan daya geseran (friksi). Contohnya seperti :
a. Kopi perkolasi, di mana pelarut air, zat permeabel adalah bubuk kopi, dan konstituen
larut adalah senyawa kimia yang memberikan kopi warna, rasa, dan aroma.
b. Gerakan lapuk materi di atas lereng bawah permukaan bumi
c. Cracking pohon dengan kehadiran dua kondisi, sinar matahari dan di bawah pengaruh
tekanan.
d. Ketahanan jaringan serangan acak dan ditargetkan
e. Transportasi media berpori
f. Epidemi menyebar
g. Permukaan roughening

4. Soxhlet

Merupakan transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya
atau dipakai untuk memisahkan analit yang ada di padatan memakai pelarut organic.
Proses tersebut adalah proses yang memiliki sifat fisik sebab komponen terlarut akan
dikembalikan ke kondisi semula tanpa terjadinya perubahan kimiawi. Ekstraksi dari
bahan padat bisa dilakukan apabila bahan yang diinginkan bisa larut pada solven
pengekstraksi

5. Reflux dan Destilasi Uap


Refluks adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan berbaliknya
kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Ini digunakan dalam distilasi industri[1] dan
laboratorium[2]. Refluks juga digunakan dalam bidang kimia untuk
memasok energi pada reaksi untuk waktu yang panjang.
6. Mekanis
Pemisahan mekanis adalah cara pemisahan antara dua komponen atau lebih melalui
sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi (pemusingan), filtrasi (penyaringan).
7. Ekstraksi Biologi
Merupakan kegiatan untuk mengambil senyawa tertentu di suatu tumbuhan
menggunakan suatu pelarut.
NAMA : NABILA WIDHY FIRLANA
NIM : P17110203050
KELAS : 1A
PRODI : D3 GIZI

Berberapa Metode Ekstraksi Pada Bahan Pangan Menurut Mukhriani (2014)

1. Maserasi
 Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan.
 Ekstraksi dengan metode maserasi memiliki kelebihan yaitu terjaminnya zat
aktif yang diekstrak tidak akan rusak(Pratiwi, 2010)
 Pada saat proses perendaman bahan akan terjadi pemecahan dinding sel dan
membran sel yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan antara luar sel dengan
bagian dalam sel sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan
pecah dan terlarut pada pelarut organik yang digunakan. (Novitasari dan Putri,
2016).
 Umumnya ekstraksi metode maserasi menggunakan suhu ruang pada
prosesnya, namun dengan menggunakan suhu ruang memiliki kelemahan yaitu
proses ekstraksi kurang sempurna yang menyebabkan senyawa menjadi
kurang terlarut dengan sempurna. Dengan demikian perlu dilakukan
modifikasi suhu untuk mengetahui perlakuan suhu agar mengoptimalkan
proses ekstraksi (Ningrum, 2017).
2. Ultrasound – Assisted Solvent Extraction
 Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat meningkatkan
laju transfer massa serta memecahkan dinding sel dengan banyaknya
microcavity sehingga akan mempersingkat waktu proses dan mengoptimalkan
penggunaan pelarut. Peningkatan kecepatan kontak antara ekstrak dan solven
menyebabkan peningkatan penetrasi cairan menuju dinding sel dan melepas
komponen sel.
 Beberapa kelebihan lain metode UAE adalah dapat mengeluarkan ekstrak dari
matriks tanpa merusak merusak struktur ekstrak[10], penggunaan pada
temperatur rendah dapat mengurangi kehilangan panas, dan mencegah
hilangnya atau menguapnya senyawa yang memiliki titik didih rendah.
 Contoh : Ekstraksi antosianin dari buah murbei
3. Perkolasi
 Perkolasi adalah estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar. Perkolasi
merupakan proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang
sesuai secara lambat pada simplisia dalam suatu percolator. Tujuan perkolasi
adalah upaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya dan biasanya dilakukan untuk
zat berkhasiat yang tahan ataupun tidak tahan pemanasan.
 Keuntungan :
Tidak terjadi kejenuhan
Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat
seperti terdorong u/ keluar dari sel)
 Kerugian :
Cairan penyari lebih banyak
Resiko cemaran mikroba u/ penyari air karena dilakukan secara terbuka.
4. Soxhlet
 Ekstraktor soxhlet adalah alat yang digunakan untuk mengekstraksi suatu
senyawa dari material padatnya. Alat ini ditemukan oleh Franz von Soxhlet
pada tahun 1879 dan pada awalnya hanya digunakan untuk mengekstraksi
lemak dari material padatnya. Suatu senyawa yang memiliki kelarutan yang
sangat spesifik dengan larutan tertentu dapat dipisahkan dengan mudah
dengan proses filtrasi sederhana. Namun apabila senyawa tersebut memiliki
kelarutan yang terbatas, dapat digunakan ekstraktor soxhlet untuk memisahkan
senyawa tersebut dari material asalnya.
 Dalam soxhlet akan digunakan pelarut yang berfungsi melarutkan senyawa
yang akan diekstraksi. Pelarut ini  biasanya adalah larutan yang bersifat non
polar seperti metana. Pelarut tersebut akan diuapkan kemudian dembunkan.
Embun hangat yang mengenai material padat akan menyebabkan senyawa
yang dikandungnya larut bersama larutan tersebut.
5. Reflux dan desilasi uap
 Metode Reflux merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya), secara umum pengertian refluks sendiri adalah
ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu
dan jumlah pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.
 Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa hal itu dapat dibiarkan untuk jangka
waktu yang panjang tanpa perlu menambahkan lebih pelarut atau takut bejana
reaksi mendidih kering karena setiap uap segera terkondensasi di kondensor.
Selain itu, sebagai pelarut yang diberikan akan selalu mendidih pada suhu
tertentu, seseorang dapat yakin bahwa reaksi akan berlangsung pada suhu
konstan. Dengan pilihan hati-hati pelarut, seseorang dapat mengontrol suhu
dalam kisaran yang sangat sempit.
 Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik
didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-
senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan
menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-
masing senyawa campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa
produk alam seperti minyak eucalyptus dari daun eucalyptus, minyak sitrus
dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

 Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke
atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

6. Mekanis
 Pemisahan mekanis adalah cara pemisahan antara dua komponen atau lebih
melalui sedimentasi (pengendapan), sentrifugasi (pemusingan), filtrasi
(penyaringan). Pemisahan mekanis dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu
penyaringan, pengendapan, klasifikasi dan pemisahan sentrifusi. Penyaringan
adalah pemisahan bahan padat dari bahan cair dicapai dengan mengalirkan
campuran penembus pori-pori, yang cukup halus untuk menahan bahan padat
akan tetapi cukup besar untuk melakukan bahan cair.
 Untuk memisahkan partikel padat dalam suatu selang ukuran, dapat dilakukan
dengan menggoyangkan-goyangkan melalui saringan, yang menahan beberapa
partikel dan membiarkan yang lain, yaitu yang berukuran kecil, lolos. Dengan
menggunakan suatu deret saringan, partikel-partikel dapat dikelompokkan
menurut ukuran-ukurannya. Cara lain memisahkan partikel padat adalah
dengan melayangkannya di dalam suatu aliran bahan cair, dan mengenakan
gaya tarik serta gaya gravitasi atau gaya sentrifusi yang berbeda pada partikel-
partikel yang berbeda ukuran untuk memisahkannya. Kedua proses ini disebut
klasifikasi.
 Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi.
7. Ekstraksi biologi
 Ekstraksi ini berupa pengambilan sampel dari segi bilogis misalnya uji
ekstraksi kitin yang menghasilkan produk samping berupa protein dan kalsium
SUMBER

Chairunnisa, S., Watini, N.M., dan Suhendra, L. 2019. Pengaruh Suhu dan Waktu Maserasi
terhadap Karakteristik Ekstrak Daun Bidara. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri.
7(4) : 221-260
Pratiwi, E. 2010. Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi Dan Reperkolasi
Dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide Dari Tanaman Sambiloto (Andrographis
paniculata Nee). Skripsi. Tidak dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Novitasari, A.E. dan D.Z. Putri. 2016. Isolasi dan identifikasi saponin pada ekstrak daun
mahkota dewa dengan ekstraksi maserasi. Jurnal Sains. 6(12):10-14.
Ningrum, M.P. 2017. Pengaruh Suhu dan Lama Waktu Maserasi terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Metanol Rumput Laut Merah (Euchema cottonii). Tesis. Tidak
dipublikasikan. Fakultas Teknologi Pertanian.
Handarati, A. Dan Yuniati, Y. 2019. Reka Buana : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik
Kimia, 4 (1) :63-67
Tok, Panji. Metode Ekstraksi dengan Ekstraktor Soxhlet.
https://www.edubio.info/2015/01/metode-ekstraksi-dengan-ekstraktor.html. (diakses 5
Maret 2021)
Fadhli, Haiyul.2015. Perbedaan Maserasi dan Perkolasi.
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/10/perbedaan-maserasi-dan-perkolasi.html . (diakses
5 Maret 2021)
Safrizal,Refli.2011. pemisahan mekanis dan ekstraksi.
http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/pemisahan-mekanis-dan-ekstraksi.html (diakses 5
Maret 2021)
Ahmadmantiq. 2016. Mengenal Ekstraksi dengan Metode Refluks.
https://bisakimia.com/2016/10/12/mengenal-ekstraksi-dengan-metode-refluks/. (diakses 5
Maret 2021)
Destilasi dan Ekstraksi.2012.
https://wytr33.wordpress.com/2012/12/25/108/#:~:text=Distilasi%20uap%20digunakan
%20pada%20campuran,200%20%C2%B0C%20atau%20lebih.&text=Aplikasi%20dari
%20distilasi%20uap%20adalah,ekstraksi%20minyak%20parfum%20dari%20tumbuhan.
(diakses 5 Maret 2021)
NAMA : NUR FITRIA NINGSIH

NIM : P17110203051

KELAS : 1A

A. Metode ekstrasi pada bahan pangan


Ekstraksi adalah penguraian zat zat berkhasiat atau zat aktif dibagian
tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan pada umumnya mengandung senyawa
senyawa yang mudah larut dalam pelarut organik. Pada umumnya zat aktif dapa
tanaman dan hewan terdapat didalam sel namun sel tanaman da hewan begitu pula
ketebalan masing masing berbeda sehingga diperlukan metode ekstraksi dan pelarut
tertentu dalam mengeksrtaknya. Proses terekstraknya zat aktif pada sel tanaman
adalah pelarut organik akan menembus dindidng sel dan masuk kadalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut pada pelarut organik tersebut hingga
terjadi perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel da pelarut organic
diluar sel, maka larutan terpakat akan didistribusi keluar sel dan prose ini terulang
sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif dan diluar sel.
1. Ekstraksi secara dingin
a. Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Keuntungan dari metode ini adalah
peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan
untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih
banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras
seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
 Modifikasi maserasi melingkar
 Modifikasi maserasi digesti
 Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
 Modifikasi remaserasi
 Modifikasi dengan mesin pengaduk
b. Metode Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari
dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon.
Keuntungan metode ini adalah :
1) Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan
terhadap pemanasan secara langsung.
2) Digunakan pelarut yang lebih sedikit
3) Pemanasannya dapat diatur
Kerugian dari metode ini :
1) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
2) Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah
dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
3) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan
pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur
ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik
dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya
heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena
uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam
wadah.
c. Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan
langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya
adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan
metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak
melarutkan komponen secara efisien.
Proses keberhasilan ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut,
kecepatan alir pelarut dan suhunya, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karna
dapat menyumbat pori-pori saringan perkolator.
2. Ekstraksi secara panas
a. Metode refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut
tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya
pendinginan balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali
pengulangan proses pada residu pertama agar proses ekstraksinya sempurna.
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung. Kerugiannya adalah
membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari
operator.
Prosedur:
Bahan + pelarut -> dipanaskan -> pelarut menguap -> pelarut yang menguap
didinginkan oleh kondensor -> jatuh lagi -> menguap lagi karena panas -> dan
seterusnya. Proses ini umunya dilakukan selama 1 jam.
b. Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap
(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk
menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen
kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkan
yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi.
Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam pelarut polar dan
sebaliknya(Sutriani, L 2008 )
3. Metode ekstrasi biologi
Ekstraksi biologi atau bioleaching merupakan metode ekstraksi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk menarik komponen atau solut tertentu dari bahan yang akan
diekstrak. Prinsip dari metode ektrasi biologi adalah memanfaatkan mikroorganisme.
Faktor – faktor yang mempengaruhi ektrasi biologi
 Suhu
 ukuran bahan
 Konsentrasi Fe2+
 nilai pH
 jumlah mikroorganisme
4. Metode mekanis
cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan denganmenggunakan gaya
mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun pelarut yang digunakan berasal
dari cairan bahan yang diekstrak. Prinsipnya adalah mengeluarkan cairan sel dari
dinding sel bahan padat, sehingga mendorong cairan terpisah dan keluar dari sistem
sistem padat-cair.
NAMA : ARFEMINSANTYA LUTFIAH JASMINE

NIM : P17110203052

KELAS/PRODI : 1A/ D-III GIZI

TUGAS MATA KULIAH PENANGANAN PASCAPANEN

1. Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini
merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air. Pelarut-pelarut tersebut ada yang bersifat “bisa campur air”
(contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga pelarut yang bersifat “tidak campur
air” (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non polar atau pelarut organik).  selama
periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian.
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan
atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metode ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang
dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas.
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari . Jadi, Maserasi merupakan cara
ekstraksi yang paling sederhana dengan cara merendam serbuk simplisia menggunakan
pelarut yang sesuai dan tanpa pemanasan. (Sagala, n.d.)
 Contoh :
Maserasi umumnya menggunakan bahan non air atau non polar sebagai. Ketika bahan
nabati direndam,  maka cairan akan menembus ke dinding sel lalu masuk ke bagian sel
yang penuh dengan zat aktif. Akibat adanya perbedaan konsentrasi pada bagian dalam
dan luar sel, maka akan muncul gaya difusi. Kondisi ini akan menunjukkan bahwa
proses ekstraksi telah selesai.(anonim, n.d.)

2. Ultrasound - Assisted Solvent Extraction


Metode maserasi yang dimodifikasi dengan menggunakan bantuan ultrasound (sinyal
dengan frekuensi tinggi, 20 kHz) (Hanifah, n.d.). Wadah yang berisi serbuk sampel
ditempatkan dalam wadah ultra- sonic dan ultrasound. Hal ini dilakukan untuk
memberikan tekanan mekanik pada sel hingga menghasilkan rongga pada sampel.
Kerusakan sel dapat menyebabkan peningkatan kelarutan senyawa dalam pelarut dan
meningkatkan hasil ekstraksi (Mukhriani, 2014).
 Contoh :
Pengeluaran senyawa karotenoid dalam Kabocha, dapat dilakukan melalui proses
ekstraksi. Ekstraksi metode alternatif ekstraksi non-termal yang lebih efisien, lebih
cepat, dan memungkinkan pengurangan pelarut, sehingga menghasilkan ekstrak murni
dan yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi konvesional. Metode ini
telah diterapkan untuk mengekstrak komponen makanan seperti komponen aroma,
pigmen, dan antibakteri. Parameter penting dalam suatu ekstraksi diantaranya adalah
jenis dan rasio penggunaan pelarut, pengecilan ukuran bahan, dan waktu ekstraksi.
Penelitian sebelumnya mengenai optimasi ekstraksi oleoresin pada jahe menggunakan
UAE dan mendapatkan hasil oleoresin sebanyak 11.026% dalam rasio jahe:etanol
1:4.68 g/ml dan selama 29 menit.(Manasika & Widjanarko, 2015)

3. Perkolasi
Pada metode perkolasi, serbuk sampel dibasahi secara perlahan dalam sebuah
perkolator (wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya). Pelarut
ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes perlahan pada bagian
bawah. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru.
Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut
akan sulit menjangkau seluruh area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak
pelarut dan memakan banyak waktu. (Mukhriani, 2014)
 Contoh :
Bahan nabati yang akan diekstraksi disebut juga dengan simplisa. Dengan metode
perkolasi simplisa akan disaring dengan pelarut menggunakan waktu yang cukup lama.
Tujuannya adalah agar dapat menghasilkan zat yang berkhasiat yang tahan panas
maupun tidak tahan panas.Cairan yang berperan sebagai pelarut atau penyari dialirkan
ke simplisa dari bagian atas ke bawah. Dengan cara tersebut penyari akan melarutkan
zat aktif sel yang dilewatinya hingga mencapai keadaan yang jenuh. Gaya yang
berperan selama proses perkolasi diantaranya gaya berat, tegangan permukaan, difusi,
osmosis, adesi, dan lain-lain.(anonim, n.d.)

4. Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menempatkan bahan dalam sarung selulosa (dapat
digunakan kertas saring) dalam klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah
kondensor. Pelarut yang sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di
bawah suhu reflux.(Hanifah, n.d.) Sokletasi adalah salah satu metode ekstraksi atau
pemisahan senyawa yang ada pada zat padat dengan cara penyaringan yang dilakukan
berulang. Metode ekstraksi ini menggunakan zat pelarut tertentu agar komponen yang
diinginkan akan terpisah dengan sempurna.
 Contoh:
Melalui penyaringan yang dilakukan secara berulang-ulang, sokletasi hanya
membutuhkan bahan pelarut dalam jumlah sedikit. Sehingga hasil yang didapat akan
sempurna. Jika proses ekstraksi telah selesai, pelarutnya akan dibiarkan hingga
menguap. Dari proses tersebut akan menyisakan zat tersari hasil dari penguapan.
(anonim, n.d.)

5. Reflux dan Destilasi Uap


Pada metode reflux, bahan dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang
dihubungkan dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai titik didih. Uap
terkondensasi dan kembali ke dalam labu.
Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan untuk
mengekstraksi minyak esensial (campuran berbagai senyawa menguap). Selama
pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah sebagai 2 bagian yang tidak saling
bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung dengan kondensor. Kerugian dari
kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat termolabil dapat terdegradasi (Mukhriani,
2014).
 Contoh :
Reflux, Metode ini digunakan dengan menyintesis senyawa tersebut menggunakan
pelarut yang bersifat volatil. Kondisi campuran tadi, apabila dipanaskan maka pelarut
akan menguap sebelum reaksi selesai. Prinsipnya adalah, pelarut akan menguap pada
suhu yang tinggi. Akan tetapi selanjutnya pelarut didinginkan dengan kondensor.
Sehingga melalui tahapan ini akan terjadi perubahan larutan yang semula berbentuk uap
akan menjadi embun. Pada tahapan ini juga dialirkan gas N2 yang berfungsi sebagai
penahan uap air ataupun oksigen yang akan masuk. (anonim, n.d.)

Destilasi uap, ap air akan dialirkan pada bahan nabati atau simplisa. Umumnya
digunakan pada kandungan simplisa kimia yang bersifat mudah menguap, contohnya
minyak atsiri. Uap air pada proses ekstraksi akan menarik kandungan zat yang ada di
dalam simplisa. Selanjutnya uap yang tercampur dengan kandungan zat simplisa akan
terkondensasi secara bersamaan. Tahapan ini akan menghasilkan campuran atau ekstrak
cair.(anonim, n.d.)

6. Mekanis
cara pemisahan suatu komponen dari suatu sistem bahan dengan menggunakan gaya
mekanis. Penambahan pelarut tidak dilakukan, namun pelarut yang digunakan berasal dari
cairan bahan yang diekstrak.(Hanifah, n.d.)
 Contoh :
Biasanya digunakan untuk mendapatkan minyak Neem dari biji. Ekstraksi ini
menggunakan cairan superkritis, minyak dihasilkan memiliki kemurnian sangat tinggi,
namu operasi biaya tinggi. Sedangkan menggunakan pelarut hasil lebih tinggi dan
minyak sedikit keruh. Hal itu dilakukan pengepresan mekanis, dimana pengepresan
dibagi menjadi dua : pengepresan hidraulik dimanan bahan dipres dengan tekanan
sekitar 2000 pound/inch2 (140,6kg/cm = 136 atm), banyak minyak atau lemak yang
dapat di extracting tergantung pada lama pengepresan, tekanan serta kandungan minyak
dalam bahan. Sedangkan pengepresan berulir memerlukan perlakuan pendahuluan yang
terdiri proses pemanasan/tempering, dimana proses berlangsung pada temperature
2400F (115,50 C) dengan tekanan 15-20 ton/inch2.(Melina Eka, 19:51:13 UTC)

7. Ekstraksi Biologi
Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk menarik komponen atau
solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak.(Hanifah, n.d.)
DAFTAR PUSTAKA

anonim. (n.d.). √ 10 Contoh Ekstraksi Cair dan Padat Serta Penjelasannya | Ilmu Kimia.

Retrieved March 2, 2021, from https://www.pakarkimia.com/ekstraksi-cair-dan-padat/

Hanifah, I. (n.d.). Teknologi Pengolahan Pangan Ekstraksi.docx. Retrieved March 2, 2021,

from

https://www.academia.edu/30347206/Teknologi_Pengolahan_Pangan_Ekstraksi_docx

Manasika, A., & Widjanarko, S. B. (2015). EKSTRAKSI PIGMEN KAROTENOID LABU

KABOCHA MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIK (KAJIAN RASIO BAHAN:

PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI). 3(3), 11.

Melina Eka. (19:51:13 UTC). Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi [Education].

https://www.slideshare.net/melinaeka/laporan-praktikum-alat-dan-mesin-ekstraksi

Mukhriani. (2014). 137566-ID-ekstraksi-pemisahan-senyawa-dan-identifi.pdf.

Sagala, J. P. (n.d.). Pengertian dan Prinsip Maserasi – jesica putri sagala. Retrieved March

2, 2021, from https://jesicaputri2013.wordpress.com/2015/07/30/pengertian-dan-

prinsip-maserasi/
NAMA : SYAFA MARTA SYAHIRA

NIM : P17110203053

KELAS : D-III GIZI 1A

METODE EKSTRAKSI PADA BAHAN PANGAN

1. MASERASI
Maserasi merupakan metode ekstraksi dengan proses perendaman bahan
dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif yang akan diambil dengan
pemanasan rendah atau tanpa adanya proses pemanasan. Metode maserasi digunakan
untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam
cairan pelarut, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Ekstraksi dengan metode maserasi memiliki kelebihan yaitu terjaminnya zat
aktif yang diekstrak tidak akan rusak (Pratiwi, 2010). Pada saat proses perendaman
bahan akan terjadi pemecahan dinding sel dan membran sel yang diakibatkan oleh
perbedaan tekanan antara luar sel dengan bagian dalam sel sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan pecah dan terlarut pada pelarut organik
yang digunakan (Novitasari dan Putri, 2016).
Umumnya ekstraksi metode maserasi menggunakan suhu ruang pada
prosesnya, namun dengan menggunakan suhu ruang memiliki kelemahan yaitu proses
ekstraksi kurang sempurna yang menyebabkan senyawa menjadi kurang terlarut
dengan sempurna. Dengan demikian perlu dilakukan modifikasi suhu untuk
mengetahui perlakuan suhu agar mengoptimalkan proses ekstraksi (Ningrum, 2017).
Kelarutan zat aktif yang diekstrak akan bertambah besar dengan bertambah tingginya
suhu. Akan tetapi, peningkatan suhu ekstraksi juga perlu diperhatikan, karena suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada bahan yang sedang diproses
(Margaretta et al., 2011).
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi yaitu waktu
maserasi. Semakin lama waktu maserasi yang diberikan maka semakin lama kontak
antara pelarut dengan bahan yang akan memperbanyak jumlah sel yang pecah dan
bahan aktif yang terlarut (Wahyuni dan Widjanarko, 2015). Kondisi ini akan terus
berlanjut hingga tercapai kondisi kesetimbangan antara konsentrasi senyawa dalam
bahan dengan konsentrasi senyawa pada pelarut.
2. ULTRASOUND – Assisted Solvent Extraction
Ekstraksi ultrasonik adalah teknik yang disukai untuk mengisolasi senyawa
bioaktif dari tumbuhan. Sonikasi mencapai ekstraksi lengkap dan dengan demikian
unggul hasil ekstrak yang diperoleh dalam waktu ekstraksi yang sangat singkat.
Menjadi metode ekstraksi yang efisien, ekstraksi ultrasonik adalah biaya-dan
penghematan waktu, sementara menghasilkan ekstrak berkualitas tinggi, yang
digunakan untuk makanan, suplemen dan obat-obatan.
Ekstraksi ultrasonik digunakan dalam makanan, suplemen gizi dan industri
farmasi untuk melepaskan senyawa bioaktif seperti vitamin, polifenol, polisakarida,
cannabinoids dan fitokimia lainnya dari tumbuhan. Ultrasound dibantu ekstraksi
didasarkan pada prinsip kerja kavitasi akustik atau ultrasonik.

Keuntungan dari Ultrasonic Ekstraksi

 Hasil yang tinggi


 Kualitas unggul
 Ekstrak spektrum penuh
 Proses yang cepat
 Kompatibel dengan pelarut apa pun
 Mudah dan aman untuk beroperasi
 Skalabilitas linear
 Ramah lingkungan
 Cepat RoI
3. PERKOLASI
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna.
Secara umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur ruang. Sedangkan
parameter berhentinya penambahan pelarut adalah perkolat sudah tidak mengandung
senyawa aktif lagi. Pengamatan secara fisik pada ekstraksi bahan alam terlihat tetesan
perkolat sudah tidak berwarna.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi,
osmosa, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi).
Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Cara-cara perkolasi:
1. Perkolasi biasa
2. Perkolasi bertingkat, reperkolasi, fractional percolation
3. Perkolasi dengan tekanan, pressure percolation
4. Perkolasi persambungan, continous extraction.( memakai alat soxhlet)
Hal-hal yang harus mendapatkan perhatian pada perkolasi ialah:
1. Mempersiapkan simplisianya : derajat halusanya
2. Melembabkan dengan cara penyari (maserasi)
3. Jenis perkolator yang dipergunakan dan memepersiapkannya
4. Cara memasukannya kedalam perkolator dan lamanya di maserasi dalam
perkolator
5. Pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu yang ditetapkan.
4. SOXHLET
Ekstraksi soxhlet merupakan suatu proses ekstraksi dengan cara mengekstrak
minyak biji kapuk menggunakan pelarut yang dilakukan dalam alat soxhlet ekstraktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang optimal dari variasi waktu
ekstraksi, serta rasio S/F terhadap rendemen yang dihasilkan. Kondisi proses ekstraksi
minyak biji kapuk ini menggunakan pelarut n-heksan pada suhu 65°C, ukuran butiran
30 mesh, waktu ekstraksi yang digunakan yaitu ½ jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5
jam serta rasio S/F 10 ml/gr, 12,5 ml/gr, 15 ml/gr, 17,5 ml/gr, 20 ml/gr, 22,5 ml/gr
dan 25 ml/gr. Proses ekstraksi ini melalui beberapa tahapan yaitu persiapan bahan
baku, ekstraksi dan evaporasi, sedangkan analisa minyak yang dilakukan yaitu analisa
bilangan penyabunan dan komposisi kandungan asam lemak penyusun minyak
dengan GC-MS. Dari hasil penelitian didapatkan kondisi yang optimal yaitu pada
waktu ekstraksi 3 jam dengan rasio S/F 25 ml/gr yang menghasilkan rendemen
sebesar 40,29%. Selain itu pada kondisi ini juga didapatkan nilai bilangan
penyabunan sebesar 192,14 mgKOH/gr dan komposisi kandungan asam lemak
minyak yang terbesar adalah asam linoleat.
5. REFLUX DAN DESTILASI UAP
Metode Reflux merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya), secara umum pengertian refluks sendiri adalah ekstraksi
dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah
pelarut yang ralatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi dengan cara ini
pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.
Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan
menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga
pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun
lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung.
Keuntungan dari teknik ini adalah bahwa hal itu dapat dibiarkan untuk jangka waktu
yang panjang tanpa perlu menambahkan lebih pelarut atau takut bejana reaksi
mendidih kering karena setiap uap segera terkondensasi di kondensor. Selain itu,
sebagai pelarut yang diberikan akan selalu mendidih pada suhu tertentu, seseorang
dapat yakin bahwa reaksi akan berlangsung pada suhu konstan. Dengan pilihan hati-
hati pelarut, seseorang dapat mengontrol suhu dalam kisaran yang sangat sempit.
6. MEKANIS
Pengepressan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar air tinggi. Pada pengepressan
mekanisme ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum lemak atau minyak
dipisahkan dari bijinya
7. EKSTRAKSI BIOLOGI
Metode ekstraksi yang menggunakan mikroorganisme untuk menarik
komponen atau solute tertentu dari bahan yang akan diekstrak. Contoh dari metode ini
yakni ekstraksi kitin pada udang.

Daftar Pustaka :

http://farmasi.unida.gontor.ac.id/2019/10/10/apa-itu-ekstraksi/
file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/54223-565-128838-1-10-20191101.pdf

https://www.hielscher.com/id/ultrasonic-extraction-and-its-working-
principle.htm#:~:text=Ekstraksi%20ultrasonik%20adalah%20teknik%20yang,waktu
%20ekstraksi%20yang%20sangat%20singkat.

http://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/03/perkolasi.html

http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/view/161#:~:text=Ekstraksi%20soxhlet
%20merupakan%20suatu%20proses,F%20terhadap%20rendemen%20yang%20dihasilkan.

https://bisakimia.com/2016/10/12/mengenal-ekstraksi-dengan-metode-refluks/

https://www.slideshare.net/melinaeka/laporan-praktikum-alat-dan-mesin-
ekstraksi#:~:text=Pengepressan%20mekanis%20merupakan%20suatu%20cara,atau
%20minyak%20dipisahkan%20dari%20bijinya.

Anda mungkin juga menyukai