Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Multimedia Berbasis Android...

(Elga Surya Andika) 197

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS ANDROID SEBAGAI MEDIA


PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

THE MULTIMEDIA DEVELOPMENT AS EDUCATION MEDIA OF TEENAGER’S


REPRODUCTION HEALTHTHE

Oleh:
Elga Surya Andika
Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
elgasuryaandika@gmail.com

Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia berbasis android sebagai
media pendidikan reproduksi remaja yang layak dari aspek materi maupun medianya. Penelitian
pengembangan ini menggunakan model penelitian dan pengembangan Borg & Gall dan model
pengembangan pembelajaran Dick & Carey. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk
multimedia berbasis android sebagai media pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang layak
digunakan oleh pengguna. Kelayakan multimedia telah melalui tahap penilaian oleh ahli media yang
meliputi aspek tampilan mendapatkan skor 3,61 kategori layak dan aspek pemograman mendapatkan
skor 3,69 kategori layak. Penilaian oleh ahli materi meliputi aspek pembelajaran mendapatkan skor
3,76 kategori layak dan aspek isi mendapatkan skor 3,69 kategori layak. Uji coba multimedia ini
tehadap pengguna meliputi uji coba lapangan dengan 6 subjek mendapatkan skor 0,92 kategori layak
serta uji pelaksanaan lapangan dengan 12 subjek mendapatkan skor 0,99 kategori layak.
.
Kata kunci: pengembangan, multimedia pembelajaran, kesehatan reproduksi remaja

Abstract
The goals of this research are to produce multimedia based on android as teenager’s
reproduction education media which is suitable in its material and media. The development of this
research used Borg & Gall’s research and development model and Dick & Carey’s learning
development model. This development research produces multimedia product based on android as
teenager’s reproduction health education media that is suitable for user. The multimedia suitability
has been through the assessment stage by the media professional which covering 3,61 score of view
aspect for suitable category and 3,69 score of programming aspect for suitable category. The
professional material assessment includes 3,76 of learning aspect for suitable category and 3,69 score
of content aspect for suitable category. This multimedia trial to user includes field trial with 6 subjects
get 0.92 suitable category and operational trial with 12 subjects get 0.99 suitable category.

Keywords: development, learning multimedia, teenager’s reproduction health

PENDAHULUAN menuju masa remaja tentunya diiringi dengan


Masa remaja adalah suatu periode transisi bertambahnya tugas perkembangan masa
dari masa anak-anak menuju masa dewasa. remaja. Menurut Hurlock (dalam Muhammad
Perkembangan masa remaja sering ditandai Ali, 2008 : 10) salah satu tugas perkembangan
dengan perubahan fisik dengan cepat, misalnya masa remaja adalah mampu menerima dan
tinggi badan yang bertambah secara cepat, berat memahami peran seks usia dewasa. Pada usia
badan yang bertambah secara cepat, perubahan remaja ketika seseorang belajar, berpikir dan
bagian dada menjadi bidang, suara berubah, merasakan tentang pemahaman peran
pinggul bertambah lebar dan lain-lain. seksualitasnya maka ini sangat berpengaruh
Perkembangan manusia dari masa anak-anak pada perilaku seksualitasnya ketika Ia dewasa.
198 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

Tugas perkembangan masa remaja ini berkaitan hingga kesehatan yang bersifat rohani (non
juga dengan perilaku seseorang dalam fisik). Kesehatan setiap organ fisik pada
perhatiannya terhadap organ-organ manusia meliputi seluruh bagian dari kepala
seksualitasnya yang terus berkembang sampai kaki.
memproduksi hormon-hormon seksualitas. Organ reproduksi yang menjadi bagian
Berkembangnya produksi hormon vital pada kehidupan manusia juga perlu dijaga
seksualitas pada remaja laki-laki salah satu dan diperhatikan kesehatannya. Akhir-akhir ini
tandanya adalah mengalami mimpi basah. terjadi kasus seks aktif pra menikah pada remaja
“Mimpi basah merupakan pengeluaran cairan yang berisiko pada kehamilan dan penularan
sperma yang tidak diperlukan secara alamiah” penyakit seksual. Data dari Survei Demografi
(Eny Kusmiran, 2014: 21). Mimpi basah dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukan
pertama terjadi pada laki-laki remaja pada usia bahwa pada tahun 2007 terdapat 16.9% remaja
9-14 tahun. Mimpi basah umumnya terjadi Indonesia menyatakan pernah melakukan seks
secara berkala, berkisar antara 2-3 minggu. pra nikah dan jumlah itu meningkat menjadi
Sedangkan pada perempuan tanda bahwa telah 21.6% pada tahun 2012 (Badan Pusat Statistik:
memasuki masa remaja yaitu datang bulan atau 2012). Salah satu contoh kasus penyakit organ
menstruasi. Menurut Eny Kusmiran (2014:14) reproduksi pada remaja, telah di muat oleh salah
“menstruasi merupakan pendarahan yang teratur satu berita online Jawapos.com yang berjudul
dari uterus sebagai tanda bahwa organ “Pelajar SMP dan SMA Terbanyak Idap
kandungan telah berfungsi matang”. Penyakit Kelamin”, dalam berita online
Permasalahan saat ini, remaja kurang tersebut, dijelaskan bahwa sebagian besar
mendapatkan pengetahuan mengenai cara pasien infeksi menular seksual adalah remaja
menjaga organ reproduksinya. Hasil Survei yang masih bersekolah di tingkat SMP dan
Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2013 SMA. Perhatian terhadap kebersihan organ
(Badan Pusat Statistik: 2013). menunjukan reproduksi yang kurang menjadi salah satu
bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan penyebabnya.
reproduksi belum memadai yang dapat dilihat Pengetahuan terhadap cara menjaga organ
dengan hanya 35,3% remaja perempuan dan reproduksi sangatlah penting untuk diberikan
31,2% remaja laki-laki mengetahui bahwa kepada remaja. Hal ini bertujuan untuk
perempuan dapat hamil dengan satu kali meminimalisir dampak negatif terhadap
berhubungan seks saja. Begitu pula informasi kesehatan reproduksinya. Praktik pendidikan
tentang HIV hanya 10.6% remaja laki-laki dan kesehatan reproduksi saat ini diberikan pada
10% remaja perempuan mengetahui mata pelajaran di sekolah. Namun baik pada
pengetahuan komprehensif mengenai HIV- KTSP maupun K13 untuk materi yang
AIDS. Tempat pelayanan informasi dan berkenaan dengan cara menjaga kesehatan
konseling kesehatan reproduksi juga belum reproduksi tidak dibahas secara rinci.
banyak diketahui oleh remaja hanya 5,4% Selain di sekolah, terdapat praktik
remaja laki-laki dan 7,2% remaja perempuan pendidikan kesehatan reproduksi berupa
yang mengetahui informasi tersebut. Kesalahan sosialisasi yang diselenggarakan oleh berbagai
dalam menjaga organ reproduksi akan pihak, misalnya oleh BKKBN yang memiliki
berdampak terhadap terganggunya kesehatan tanggung jawab memberikan pelayanan
tubuh manusia. Kesehatan merupakan salah satu kesehatan reproduksi sesuai dengan Peraturan
keharusan pokok yang menjadi prioritas utama Presiden RI 62 Tahun 2010 tentang Badan
dalam hidup manusia. Setiap orang memiliki Kependudukan dan Keluarga Berencana
keinginan untuk tetap hidup sehat. Baik dalam Nasional melalui program Pelayanan Kesehatan
menjaga pola hidup sehat, kesehatan jasmani, Peduli Remaja (PKPR) dan Program Generasi
Pengembangan Multimedia Berbasis Android... (Elga Surya Andika) 199

Berencana (GenRe). Program tersebut salah METODE PENELITIAN


satunya terlaksana di Desa Putat, Kecamatan
Patuk, Gunungkidul (Tribun Jogja 6 Januari Jenis Penelitian
2016). Sayangnya program tersebut belum Pendekatan yang digunakan dalam
merata, data dari Direktorat Bina Kesehatan penelitian ini yaitu penelitian dan
Anak Kemenkes 2015, pada tahun 2014 terdapat pengembangan (researh & development)
35% puskesmas di Indonesia mampu dengan menggunakan model pengembangan
melaksanakan PKPR namun masih dibawah Borg & Gall dan model pengembangan
target yaitu 90% puskesmas (Badan Pusat pembelajaran Dick & Carey.
Statistik: 2015).
Salah satu cara dalam memberikan materi Prosedur Pengembangan
pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja Terdapat sembilan tahap penelitian
adalah dengan menggunakan media. Media pengembangan multimedia berbasis android
yang sudah ada saat ini adalah leaflet, buku, sebagai media Pendidikan kesehatan reproduksi
majalah dll, dan sebagian besar sudah dipoduksi remaja yang dipakai yaitu; (1) pengumpulan
oleh BkkbN, namun sayangnya tidak semua data awal; (2) perencanaan tujuan dan materi;
remaja mendapatkan informasi untuk dapat (3) pengembangan produk awal; (4) uji
mengkases media tersebut. Alternatif lain untuk lapangan awal; (5) revisi produk awal; (6) uji
menyampaikan materi pendidikan kesehatan coba lapangan; (7) revisi produk utama; (8) uji
reproduksi remaja yaitu melalui multimedia. pelaksanaan awal; (9) revisi
Turban (dalam Suyanto, 2005: 20)
mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi Waktu dan Tempat Penelitian
dari paling sedikit dua media input atau output Waktu penelitian pada bulan Mei sampai
dari data, media ini dapat audio (suara musik), Juli. Tempat penelitian di BkkbN DIY
animasi, video, teks, grafik dan gambar.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik Subjek Penelitian
kesimpulan bahwa salah satu keunggulan Subjek dalam penelitian ini adalah: 1)
multimedia adalah berbagai bentuk media dapat subjek uji validasi adalah ahli media dan ahli
disajikan dalam satu wadah, sehingga materi; 2) subjek uji coba lapangan adalah 6
penyampaian materi kesehatan reproduksi lebih remaja usia 13-18 tahun; 3) subjek uji coba
efektif dan efisien. Selain itu, multimedia juga operasional adalah 12 remaja usia 13-18 tahun.
dapat dioperasikan menggunakan berbagai
pilihan alat. Jenis Data,
Dari berbagai pilihan, salah satu alat yang Jenis data pada penelitian ini berupa data
dapat digunakan untuk mengoperasikan kuantitatif yang kemudian dikonversikan
multimedia dan keberadaanya dekat dengan menjadi data kualitatif. Data kuantitatif ini
kehidupan remaja adalah ponsel pintar. Dewasa diperoleh dari validasi ahli materi, validasi ahli
ini ponsel pintar berbasis android sudah banyak media, uji coba lapangan dan uji coba
digunakan oleh usia remaja. Pemanfatan ponsel operasional.
pintar berbasis android pun menjadi sangat
kompleks mulai fungsinya sebagai hiburan, Teknik Pengumpulan Data
komunikasi, menyimpan dokumen-dokumen Pengumpulan data yang dilakukan dalam
penting dan tidak sedikit pula yang penelitian pengembangan Multimedia ini adalah
menggunakannya sebagai alat pengoprasian wawancara, dokumentasi dan angket
media pembelajaran.
200 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

Teknik Analisis Data karakteristik remaja dan dapat dijangkau dengan


Teknik analisis data pada penelitian ini mudah oleh pengguna.
adalah 1) Analisis data pengembangan produk ; Pengumpulan data juga dilakukan dengan
2) Analisis data kualitas produk; 3) Analisis studi literatur tentang pengembangan
data respon remaja terhadap multimedia multimedia berbasis android. Berdasarkan data-
pendidikan kesehatan reproduksi remaja data tersebut kemudian ditentukan isi materi
berbasis android. dengan kompetensi memahami perilaku hidup
sehat dengan menjaga kesehatan reproduksi
HASIL PENELITIAN DAN pada kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
2. Perencanaan
Pengembangan Produk Tahap perencanaan meliputi kegiatan
1. Pengembangan Data Awal merumuskan tujuan dan menetapkan materi.
Pengumpulan data awal dengan Tujuan pembelajaran berupa kompetensi
wawancara diperoleh informasi tentang praktik “Setelah mempelajari multimedia ini pengguna
kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh diharapkan mampu memahami perilaku hidup
BKKBN DIY adalah membentuk PIK KRR sehat dengan menjaga kesehatan reproduksi
(Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan pada kehidupan sehari-hari” yang kemudian
Reproduksi Remaja), melakukan pelatihan diturunkan menjadi delapan indikator.
konselor sebaya, memberikan sosialisai Kedelapan indikator tersebut dijadikan pokok
kesehatan reproduksi remaja dan penyediaan bahasan materi dalam multimedia yang
materi kesehatan reproduksi remaja melalui dikembangkan. Adapaun indikator tersebut
berbagai media. adalah:
Dari hasil wawancara kepada a. Menjelaskan konsep dasar masa remaja
narasumber ditemukan beberapa permasalahan b. Menyebutkan tugas perkembangan masa
sebagai berikut: remaja
a. Pembentukan PIK KRR yang sulit untuk c. Menjelaskan masa pubertas pada manusia
diterapkan secara merata baik di sekolah, d. Menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
universitas dan karang taruna e. Menjelaskan organ reproduksi pada manusia
b. Kurangnya pengawasan terhadap konselor f. Menyebutkan berbagai penyakit seksual
sebaya sehingga proses regenerasi untuk g. Menyebutkan perilaku yang mencerminkan
menggantikan peranan konselor sebaya yang menjaga kesehatan reproduksi
telah lulus dari sekolah tidak dapat dilakukan h. Memiliki sikap tanggung jawab terhadap
secara maksimal kesehatan organ reproduksi.
c. Tidak semua daerah terfasilitasi dengan
program sosialisasi kesehatan reproduksi 3. Pengembangan Produk Awal
remaja a. Desain Produk
d. Kurang tersedia media pendidikan kesehatan Pada tahap ini peneliti melakukan
reproduksi yang menarik sesuai dengan pembuatan rancangan produksi multimedia,
karakteristik remaja dan yang dapat meliputi beberapa kegiatan yaitu: membuat
dijangkau dengan mudah (dekat) dengan GBIM (Garis Besar Isi Media), membuat
remaja sebagai pengguna. flowchart, membuat storyboard dan membuat
Dari permasalahan yang telah ditemukan, instrumen validasi.
maka dapat disimpulkan bahwa perlu b. Produk Awal
dikembangkan media pendidikan kesehatan Setelah desain produk multimedia
reproduksi yang menarik sesuai dengan dinyatakan siap untuk diproduksi, selanjutnya
Pengembangan Multimedia Berbasis Android... (Elga Surya Andika) 201

desain produk tersebut dikembangkan menjadi secara keseluruhan memperoleh skor rata-rata
multimedia dengan menggunakan aplikasi 3,69 dengan kategori layak.
Adobe Flash Professional CS6 yang kemudian
dapat dioperasikan dengan ponsel pintar 5. Uji Coba Pengguna
berbasis android. Pengembangan multimedia ini a. Uji coba lapangan
didasarkan pada pedoman yang telah disusun Subjek uji coba lapangan ini adalah 6
sebelumnya seperti materi, flowchart dan remaja usia 12-18 tahun berjenis kelamin laki-
storyboard. laki dan perempuan. Pemilihan remaja diambil
Tampilan multimedia yang dikembangkan dari 3 kategori usia yaitu 12-13 tahun, 14-16
sebagai berikut: tahun dan 17-18 tahun yang masing-masing
kategori terdapat 1 remaja laki-laki dan 1 remaja
perempuan.
Data hasil penilaian pengguna pada uji
coba lapangan ini, secara keseluruhan
memperoleh skor rata-rata 0,92 dan layak untuk
digunakan pada uji pelaksanaan lapangan.
b. Uji pelaksanaan lapangan
Subjek uji pelaksanaan lapangan ini
adalah 12 remaja usia 12-18 tahun berjenis
kelamin laki-laki dan perempuan. Pemilihan
Gambar 1. Tampilan awal dan menu utama remaja diambil dari 3 kategori usia yaitu 12-13
tahun, 14-16 tahun dan 17-18 tahun yang
masing-masing kategori terdapat 2 remaja laki-
laki dan 2 remaja perempuan.
Data hasil penilaian pengguna pada uji
pelaksanaan lapangan, secara keseluruhan
memperoleh skor rata-rata 0,99 dan layak untuk
digunakan sebagai media pendidikan kesehatan
reproduksi remaja.

Pembahasan
Gambar 2. Tampilan menu materi dan slide Pendidikan kesehatan reproduksi sangat
salah satu materi penting diberikan kepada semua orang,
termasuk remaja. Salah satu badan negara yang
4. Uji Coba Lapangan Awal menangani bidang kesehatan reproduksi adalah
Berdasarkan uji lapangan awal berupa BKKBN, hal itu digambarkan dalam salah satu
validasi ahli, data hasil penilaian oleh ahli tugas yang dimiliki BKKBN pada Deputi
media pada aspek tampilan, secara keseluruhan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan
memperoleh skor rata-rata 3,61 dengan kategori Reproduksi seperti yang tercantum dalam
layak dan aspek pemograman, secara Peraturan Presiden RI Nomor 62 tahun 2010
keseluruhan memperoleh skor rata-rata 3,69 pasal 17. Salah satu tugas deputi bidang ini
dengan kategori layak. Sedangkan data hasil yakni memberikan penyuluhan dan pembinaan
penilaian oleh ahli media aspek pembelajaran, dalam bidang kesehatan reproduksi.
secara keseluruhan memperoleh skor rata-rata Pendidikan reproduksi remaja diangap
3,76 dengan kategori layak dan aspek aspek isi, menjadi hal yang penting bagi BKKBN, hal ini
bisa dilihat dari ciri masa remaja yang
202 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

diungkapkan oleh Hurlock (dalam Izzaty. 2013: dengan multimedia. Agnew (dalam Neo,
122) yang mengatakan bahwa masa remaja 2001:20) mendefinisikan multimedia sebagai
sebagai periode yang penting karena akibatnya kombinasi dari berbagai jenis media digital
yang langsung terhadap sikap, perilaku dan seperti teks, gambar, suara, dan video ke dalam
akibat jangka panjangnya dapat berakibat pada aplikasi interaktif multi indera terpadu atau
fisik dan psikologi. Selain itu berdasarkan presentasi untuk menyampaikan pesan atau
kesepakatan internasional di Kairo 1994, ada informasi ke penonton. Multimedia ini dapat
dua factor mengapa pendidikan seks sangat membantu meyampaikan materi pendidikan
penting bagi remaja yakni: 1) ketika anak-anak kesehatan reproduksi pada remaja karena
tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham didukung oleh berbagai media digital yang bisa
dengan pendidikan seks karena orang tua dilihat langsung oleh remaja. Selain itu Newby
menganggap hal tersebut tabu; dan 2) (200: 108) menyebutkan salah satu manfaat
ketidakpahaman remaja tentang seks membuat multimedia yakni multimedia memungkinkan
mereka ingin mencari tahu, sayangnya remaja pembelajaran secara individu, sehingga
belum bisa memfilter informasi dengan baik. multimedia yang akan digunakan bisa
Melihat betapa pentingnya pendidikan digunakan tanpa bantuan pengajar. Selanjutnya
kesehatan reproduksi, maka dari itu BKKBN untuk pengoperasian multimedia peneliti
perluh mengantisipasi untuk menjaga dan memilih menggunakan android yang dirasa
merawat kesehatan reproduksi remaja agar tidak dekat dengan remaja. Selain dekat dengan
berakibat buruk untuk kehidupan remaja remaja, android menyenangkan bagi remaja, hal
selanjutnya. ini juga dikemukakan oleh Hanafi (2012, 4)
Kegiatan yang dilakukan oleh BKKBN bahwa dengan kemajuan teknologi mobile
DIY dalam bidang kesehatan reproduksi remaja learning yang didukung teknologi android dapat
adalah membentuk PIK KRR (Pusat Informasi membuat belajar lebih menyenangkan, interaktif
dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja), dan intuitif.
melakukan pelatihan konselor sebaya, Dalam menghasilkan multimedia berbasis
memberikan sosialisasi kesehatan reproduksi android ini peneliti mengadaptasi model
remaja, dan penyediaan materi kesehatan pengembangan Borg & Gall dan model
reproduksi remaja melalui berbagai media pengembangan pembelajaran Dick & Carey
seperti buku, leaflet, pamflet, poster, dan media dengan melakukan penggabungan kedua model
yang dikemas secara elektronik baik offline tersebut sesuai kebutuhan penelitian.
maupun online. Tahap pertama yang dilakukan yaitu
Pelaksanaan program kerja BKKBN DIY pengumpulan data awal, peneliti melakukan
Bidang Kesehatan Reproduksi khususnya dalam wawancara kepada dr. Iin Nadzifah Hamid yang
kesehatan reproduksi remaja tidak selalu menjabat sebagai Kabid PS-KS BKKBN DIY.
berjalan mulus. Berdasarkan wawancara dengan Hasil dari tahap pengumpulan data ini yaitu
narasumber dr. Iin Nadzifah Hamid yang deskripsi tentang praktik pendidikan kesehatan
menjabat sebagai Kabid PS-KS BKKBN DIY, reproduksi remaja yang dilakukan BKKBN DIY
salah satu kendala dalam penyampaian materi selama ini yang telah dipaparkan pada
kesehatan reproduksi kesehatan reproduksi penjelasan diatas. Kemudian dilakukan
adalah kurang tersedia sajian materi kesehatan pengumpulan data terkait isi materi didalamnya.
reproduksi yang menarik sesuai dengan Selanjutnya dilakukan tahap perencanaan
karakteristik remaja dan yang dapat dijangkau dengan merumuskan tujuan pembelajaran dan
dengan mudah oleh remaja sebagai pengguna. menetapkan materi-materi yang disajikan dalam
Salah satu solusi yang bisa diberikan multimedia. Kemenkes (2013: 13 memberikan
untuk mengatasi permasalah diatas adalah ruang lingkup kesehatan reproduksi remaja
Pengembangan Multimedia Berbasis Android... (Elga Surya Andika) 203

yakni: 1) pertumbuhan dan perkembangan ditunjukan dari hasil uji coba lapangan dengan 6
remaja; 2) alat-alat/organ reproduksi; 3) proses subjek dan uji pelaksanaan lapangan dengan 12
biologis yang terjadi pada remaja; 4) subjek yang menunjukan kriteria layak. Pada
memelihara kesehatan reproduksi; 5) bahaya kegiatan uji coba lapangan revisi yang
HIV-AIDS. dilakukan adalah pada bagian musik latar
Setelah perencanaan tahap selanjutnya belakang yang semula menggunakan musik
yaitu tahap desain produk (GBIM, flowchart, dengan tempo lambat kemudian diganti oleh
storyboard dan instrumen validasi) yang musik dengan tempo yang lembih cepat dan
kemudian menghasilkan produk awal dari revisi desain icon multimedia menjadi lebih
multimedia berbasis android yang diberi judul menarik. Sedangkan pada kegiatan uji coba
“Kespro Remaja Cerdas” yang siap dilakukan operasional tidak ada revisi serta respon dari
uji validasi. pengguna multimedia ini sangat menarik, salah
Produk awal multimedia “Kespro Remaja satu subjek juga menyatakan sangat senang
Cerdas” dilakukan uji lapangan awal berupa uji karena multimedia ini bisa dipelajari dimana
validasi oleh ahli media yaitu dosen program saja karena dapat dioperasikan di ponsel pintar
studi Teknologi Pendidikan dan ahli materi oleh android dan multimedia ini dirasa menjadi
staf ahli kesehatan reproduksi remaja BKKBN pendukung untuk menambah wawasan tentang
DIY. Hasil dari validasi oleh ahli materi dan materi kesehatan reproduksi.
ahli media berupa penilaian kelayakan dan Multimedia “Kespro Remaja Cerdas”
masukan terhadap produk multimedia sebagai dirancang berdasarkan kriteria multimedia yang
dasar dilakukan revisi agar dapat diuji cobakan layak yaitu meliputi aspek materi dan aspek
kepada pengguna. Secara umum kriteria media:
kelayakan bahan ajar dilihat dari aspek media 1. Aspek materi
dan aspek materi dengan berdasarkan gabungan Materi yang ada dalam multimedia ini
pendapat ahli tentang kriteria produk sesuai dengan ruang lingkup kesehatan
multimedia yang layak, adapun hasil validasi reproduksi remaja, materi disajikan secara jelas
media diperoleh hasil penilaian kategori layak dengan menggunakan bahasa semi formal,
dengan revisi. Revisi yang dilakukan dalam materi disajikan secara sistematis, materi yang
kegiatan validasi ahli media yaitu revisi disajikan berkaitan dengan dengan kehidupan
beberapa layout slide materi, revisi beberapa sehari-hari, serta materi disusun selengkap
slide teks yang terlalu penuh, revisi penambahan mungkin dan kontekstual dengan kehidupan
musik latar belakang, revisi tampilan soal sehari-hari.
evaluasi dan penambahan sistem penilaian dan 2. Aspek media
revisi umpan balik bagian evaluasi. Multimedia berbasis android yang
Pada kegiatan validasi oleh ahli materi dihasilkan secara umum dalam sudut pandang
diperoleh hasil penilaian dengan kategori layak media telah memenuhi kriteria kelayakan yang
dengan revisi, dengan revisi pada bagian slide memuat komponen secara lengkap dan
materi “tanggungjawab terhadap kespro” untuk dirancang berdasarkan 5 prinsip desain pesan
ditambahkan materi yang berisi motivasi sesuai pembelajaran yang meliputi kesiapan dan
dengan karakteristik remaja, penambahan motivasi, alat pemusat perhatian, partisipasi
gambar pendukung dan memperingkas sajian aktif siswa, perulangan dan umpan balik.
materi teks menjadi lebih padat berisi. Berdasarkan tahapan dan hasil uji coba
Dari hasil revisi yang kemudian dilakukan yang sudah dilakukan dalam menghasilkan
validasi ahli pada tahap II sehingga multimedia multimedia “Kespro Remaja Cerdas”, maka
“Kespro Remaja Cerdas” dinyatakan layak dapat disimpulkan multimedia ini layak
untuk diujicobakan. Kelayakan multimedia juga
204 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. 7 Nomor 2 Tahun 2018

digunakan sebagai media pendidikan kesehatan 2. Bagi Peneliti Lain


reproduksi bagi remaja usia 12-18 tahun. Peneliti lain diharapkan dapat
mengembangkan multimedia berbasis
SIMPULAN DAN SARAN android dengan bahasan yang berbeda serta
dapat mengetahui pengaruh dan kefektifan
Simpulan dari multimedia tersebut dalam
Berdasarkan hasil penelitian dan pembelajaran.
pembahasan dapat ditarik kesimpulan:
1. Kurang tersedianya media pendidikan DAFTAR PUSTAKA
kesehatan reproduksi yang menarik sesuai Ali, Muhammad. 2008. Psikologi Remaja.
dengan karakteristik remaja dan dapat Jakarta: PT Bumi Aksara
dijangkau dengan mudah menjadi salah satu Asyari,,Yusuf. (2016). Pelajar SMP dan SMA
permasalahan dalam penyampaian materi Terbanyak Idap Penyakit Kelamin.
kesehatan reproduksi. Diakses dari
http://www.jawapos.com/read/2016/10/04
2. Multimedia berbasis android sebagai media
/55183/pelajar-smp-dan-sma-terbanyak-
pendidikan kesehatan reproduksi remaja idap-penyakit-kelamin. Pada tanggal 27
yang layak adalah yang memenuhi kategori April 2017. Pukul 10.30 WIB
kelayakan dari aspek media maupun materi. Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2012).
Kelayakan ini didasarkan pada penilaian oleh Survei Demografi dan Kesehatan
ahli media yang meliputi aspek tampilan Indonesia Tahun 2012. Jakarta Pusat:
mendapatkan skor 3,61 kategori layak dan Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2013).
aspek pemograman mendapatkan skor 3,69
Survei Demografi dan Kesehatan
kategori layak. Selain penilaian oleh ahli Indonesia Tahun 2013. Jakarta Pusat:
media juga dilakukan penilaian oleh ahli Badan Pusat Statistik
materi meliputi aspek pembelajaran Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2015).
mendapatkan skor 3,76 kategori layak dan Survei Demografi dan Kesehatan
aspek isi mendapatkan skor 3,69 kategori Indonesia Tahun 2015. Jakarta Pusat:
layak. Uji coba multimedia ini tehadap Badan Pusat Statistik
Izaaty, Rita Eka. (2013). Perkembangan Peserta
pengguna meliputi uji coba lapangan dengan Didik. Yogyakarta: UNY Press.
6 subjek mendapatkan skor 0,92 kategori Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014).
layak dengan revisi bagian musik latar Peraturan Menteri Kesehatan Republik
belakang dan desain icon serta uji Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tantang
pelaksanaan lapangan dengan 12 subjek Upaya Kesehatan Anak. Jakarta
mendapatkan skor 0,99 kategori layak.

Saran
Adapun saran berdasarkan hasil penelitian
dalam rangka pengembangan multimedia
“Kespro Remaja Cerdas” ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Remaja
Remaja dapat menggunakan multimedia ini
untuk membantu dalam memahami materi
kesehatan reproduksi sebagai usaha
meminimalisir penularan penyakit seks.

Anda mungkin juga menyukai