Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Negatif Gawai Terhadap Hubungan Sosial Anak Usia Dini

3.1 Dampak Negatif Gawai Terhadap Perilaku Anak Usia Dini

Dengan semakin canggihnya teknologi, anak akan dengan mudah mencari informasi
dan pengetahuan melalui internet. Hal ini akan menyebabkan anak merasa cepat puas dengan
informasi di internet tanpa mencari tahu sumbernya dan kebenarannya. Sedangkan internet
tidak bisa kita jadikan sebagai sumber informasi terlengkap dan banyak informasi yang
belum tersaring dengan baik. Masih ada cara tradisional untuk menggali informasi, salah
satunya adalah mambaca buku. Apabila anak sudah tergantung dengan internet dan
menganggap internet sebagai sumber terlengkap dan terpercaya maka di masa mendatang
akan muncul generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal. Teknologi banyak
memeberikan kemudahan kepada anak, hal ini akan menciptakan generasi yang tak tahan
dengan kesulitan. Apabila mereka mengalami kesulitan mereka kan menyederhanakan
masalah, menghindarkan masalah dan mereka bisa lari dari masalah mereka. Kemajuan
teknologi mempercepat segalanya, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi pribadi yang
kurang sabar, konsentrasinya menjadi lemah dan cepat menutut orang untuk memberikan
keinginannya dengan segera.

Penggunaan gawai yang dilakukan secara terus-menerus membuat anak menjadi


kecanduan. Anak-anak memeiliki permainan yang lebih menarik di gawai mereka
dibandingkan dengan kehidupan nyata. Bahkan anak-anak lebih asik bermain dengan gawai
daripada mendengarkan perintah orang tua. Seringkali anak marah atau menangis apabila
diperintah orang tua untuk berhenti bermain gawai. Anak usia dini lebih memilih bermain
dengan benda mati daripada menjalankan rutinitasnya di kehidupan nyata. Permainan yang
terdapat dalam gawai anak juga dapat berdampak negatif terhadap anak. umur 1-5 merupakan
massa anak usia dini disebut juga the golden age. Pada massa the golden age ini, anak usia
dini akan menjadi peniru yang handal, mereka lebih pintar dari yang kita pikirkan, dan
mereka lebih cerdas yang terlihat. Jadi apabila di permainan tersebut terdapat unsur
kekerasan maka akan mempengaruhi pola perilaku anak yang dapat melakukan kekerasan
terhadap teman. Tidak hanya kekerasan, video pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan
kekerasan lainnya sudah banyak tayang di aplikasi permainan yang ada di gawai anak. Hal ini
akan menyebabkan anak menjadi agresif dan penasaran untuk mencobanya. Konsentrasi anak
juga akan menurun akibat terlalu sering bermain permainan di gawainya. Orang yang sudah
dewasa saja bisa kesal jika kalah dalam permainan di gawainya, apalagi anak usia dini. anak
akan menjadi pribadi yang tidak sabar, mudah marah karna mereka masih belum bisa
mengendalikan emosi mereka. Akibat terlalu banyak bermain permainan di gawai akan
menyebabkan anak kurang konsentrasi dan lambat memahami pelajaran yang ada di sekolah.
Anak akan berimajinasi tentang karakter yang ada di permainan mereka dan membayangkan
mereka menjadi kartater tersebut saat sedang belajar. Kecepatan tinggi konten media juga
dapat menyebabkan defisit perhatian, hal itu menyebakan menurunnya ingatan dan daya
konsentrasi karena bagian otak yang berfungsi melakukan hal itu cenderung menyusut.
Aplikasi yang ada di gawai anak juga akan membuat anak malas membaca dan menulis
penyebanya adalah sudah ada aplikasi untuk video yang lebih menarik untuk dilihat
dibandingkan dengan membaca dan menulis. Situs pornografi juga harus dikhawatirkan karna
sudah banyak iklan yang bernuansa vulgar di permainan yang ada di gawai mereka sehingga
ada kemungkinan anak untuk membuka situs tersebut. Karena anak memiliki rasa
keingintahuan yang sangat besar ada kemungkinan ada keinginan mereka untuk
mempraktekkannya di kehidupan nyata. Apabila anak sudah membuka situs dewasa tersebut
anak akan kecanduan dan melakukan hal-hal yang menyimpang. Penggunaan gawai yang
terus menerus juga akan membuat anak mejadi kecanduan karena mereka sudah
ketergantungan dan menganggap gawai sebagai kebutuhan hidupnya. Karena kurangnya
pengawasan orang tua, penggunaan gawai dapat menyebabkan adiksi pada anak usia dini
yaitu anak merasa mereka tidak bisa hidup tanpa gawainya, mereka akan merasa galau atau
gelisah jika tidak memainkan gawainya. Penggunaan gawai yang terlalu sering juga dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan pada anak. Mereka menjadi kurang istirahat karena
gangguan jam tidur mereka. Saat anak seudah kecanduan bermain dengan gawainya mereka
akan susah lepas dari gawai tersebut, bahakan ada yang sudah tertidur masih menggenggam
gawainya. Mereka juga terkena radiasi yamg dihasilkan oleh gawai. Efek radiasi sangatlah
berbahaya bagi anak-anak usia dini. Anak usai dini lebih sensitif terhadap radiasi karena otak
dan sistem imun masih berkembang dan masih mengalami perkembangan sistem saraf. Jadi
anak usia dini lebih beresiko mengalami masalah radiasi dibandingkan dengan orang dewasa.
Salah satu efek dari adalah dapat menyebabkan kanker. Penggunaan gawai yang terlalu
sering juga akan mebuat anak menjadi pemalas dan kemungkinan terkena obesitas karena
malas untuk bergerak dan beraktivitas dan hal ini dapat menyebabkan serangan jatung
premature. Gawai tidak hanya menimbulkan radiasi saja, pancaran cahaya dari layar gawai
juga dapat menyebabkan kelelahan pada mata, sakit kepala dan anak kemungkinan
mengalami rabut dekat akibat dekatnya jarak gawai dengan mata.

Hubungan sosial anak-anak usia dini juga terganggu akibat penggunaan gawai yang
terlalu sering. Sebagian besar anak lebih memilih bermain permaianan di gawai nya
dibandingkan bermain di kehdupan nyata karena mereka menemukan kesenangan tersendiri
dengan gawainya sehingga anak tidak minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
Seharusnya anak usia dini berinteraksi dengan teman sebayanya dan mengenal
lingkungannya serta menunjukkan kemampuannya. Apabila semakin lama durasi anak
memainkan gawainya maka hubungan anak dengan orang tua pun semakin renggang.
Penggunaan gawai yang terlalu sering juga dapat menghambat anak dalam berbahasa karena
anak yang sering bermain gawai cenderung diam, dan menggunakan bahasa yang sering
mereka dengarkan dari gawai mereka sehingga mereka enggan berbicara dengan teman atau
lingkungannya. Anak-anak akan menjadi anti sosial dan tidak memiliki rasa simpati terhdap
lingkungan di sekitarnya.

3.2 Pengaruh Negatif Gawai Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini

Karakteristik perkembangan anak usai dini dibagi menjadi empat yaitu perkembangan
fisik-motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan
bahasa. Perkembangan fisik-motorik dapat terganggu akibat kecanduan bermain gawai. Anak
lebih suka berdiam di rumah memainkan gawai dibandingkan mengikuti aktivitas diluar
rumah. Mereka tidak dapat bereksplorasi dan menunjukkan kemampuannya di luar rumah.
Perkembangan anak yang kedua adalah pekembangan kognitif. Perkembangan kognitif dapat
terganggu karna anak sudah dapat menirukan tindakan orang lain. Permainan dalam gawai
seperti tema kekerasan dan penganiayaan dapat mempengaruhi pola pikir anak untuk
menirukannya. Gangguan perkembangan anak usia dini yang ketiga adalah perkembangan
sosio-emosional. Perkembangan sosio-emosional dapat terganggu karena anak usia dini
belum dapat mengontrol emosinya. Saat bermain permainan di gawai anak mengeluarkan zat
dopamine yaitu zat yang memberikan kesenangan, apabila mereka kalah saat bermain
permainan di gawai tentu mereka akan merasa kesal dan belum dapat mengendalikan
emosinya sendiri. Dan mereka akan menjadi anak yang tidak sabar di dunia nyata karena
sudah terbiasa mengakses internet dengan kecepatan tinggi. Gangguan perkembangan yang
ke empat adalah perkembangan bahasa. Anak usia dini yang sering bermain gawai cenderung
pendiam karena asik menikmati hal yang disajikan oleh gawai sehingga anak memiliki
kemampuan bercakap yang rendah.

Massa anak usia dini merupakan massa bagi anak untuk bermain dengan
lingkungannya karna dari bermain mereka bisa belajar bereksplorasi, menemukan sendiri hal
yang sangat membanggakan, mengembangkan diri dalam berbagai perkembangan emosi,
sosial, fisik dan intelektualnya. Jadi apabila pengaruh negatif gawai sudah menyerang anak
perkembangan anak pasti terganggu karna hal-hal yang mereka harus lakukan saat bermain di
lingkungannya tidak dilakukan. Perkembangan emosi, sosial, fisik dan intelektualnya
terhambat karna penggunaan gawai yang terlalu sering mereka tidak mempunyai waktu untuk
mengembangkan emosi, sosial, fisik dan intelektualnya. Pada massa usia dini anak-anak peka
terhdap cahaya, warna, suara, dan gerakan yang diulang-ulang. Gawai memiliki semua unsur
sehingga bisa menganggu perkembangan sensorik pada anak. Bagian otak mereka juga dapat
terganggu. Di dalam otak terdapat bagian yang disebut PFC (Pre Frontal Cortex) yang
berfungsi untuk mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab dan pengambilan keputusan.
Fungsi-fungsi tersebut terhambat apabila anak sudah kecaduan dengan gawai. Perkembangan
kognitif atau pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaiamana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya terhambat.

3.3 Cara Mengatasi Dampak Negatif dari Gawai Terhadap Anak Usia Dini

Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi dan meminimalisir dampak
negatif dari gawai terhadap anak karna anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah
dibandingkan di sekolah, jadi pendidikan di rumah menjadi pendidikan pertama bagi anak.
Keterlibatan orang tua sangat penting untuk mengawasi anak dalam menggunakan gawai. Cara
mengatasi dampak negatif penggunaan gawai terhadap anak usai dini adalah orang tua harus tegas
kepada anak, jangan menjadikan kebiasaan kepada anak memberika gawai agar anak diam dan tidak
rewel. Orang tua juga harus mengawasi saat anak memainkan gawainya agar anak merasa diawasi
dan tidak berani untuk membuka situs yang belum pantas untuk dibuka dan orang tua juga dapat
membritahu mana hal yang baik dan benar saat anak sedang bermain dengan gawainya. Orang tua
juga dapat menambahkan fitur-fitur yang mampu meningkatkan perkembangan anak dan bermain
bersama serta mengajak diskusi anak agar ank tidak hanya terfokus pada gawainya saja. Orang tua
juga bisa mencotohkan anaknya dengan tidak terlalu sibuk dengan gawai nya sendiri, karena apabila
orang tuanya sibuk dengan gawainya maka anak juga kan sibuk dengan gawainya sendiri. Lebih baik
mengajak anak pergi berkreasi dan bermain bersama keluarga. Orang tua juga harus memberi
batasan waktu kepada anaknya. Jika menurut orang tua waktu anak bermain gawai sudah cukup
atau terlalu lama, orang tua dapat menyimpan gawai di tempat yang baik tidak sembarangan agar
anak tidak bermain gawai tanpa sepengetahuan kita. Jika anak sudah merasa bosan, orang tua
dapat mengajak dan mengajari anak bermain permainan permainan tradisional. Orang tua
juga dapat mengajak anak untuk menggambar dan mewarnai untuk meningkatkan kretivitas
anak. Dan orang tua juga harus memfasilitasi hal-hal yang dapat mengembangkan bakat anak.
Misalkan anak ingin belajar memasak, menari, menyanyi, dan lain-lain dengan cara
mendaftarkan anak ke tempat kursus yang menyediakan fasilitas untuk mengembangkan
bakat anak.

Anda mungkin juga menyukai