Analaisis Gawai
Analaisis Gawai
Dengan semakin canggihnya teknologi, anak akan dengan mudah mencari informasi
dan pengetahuan melalui internet. Hal ini akan menyebabkan anak merasa cepat puas dengan
informasi di internet tanpa mencari tahu sumbernya dan kebenarannya. Sedangkan internet
tidak bisa kita jadikan sebagai sumber informasi terlengkap dan banyak informasi yang
belum tersaring dengan baik. Masih ada cara tradisional untuk menggali informasi, salah
satunya adalah mambaca buku. Apabila anak sudah tergantung dengan internet dan
menganggap internet sebagai sumber terlengkap dan terpercaya maka di masa mendatang
akan muncul generasi yang cepat puas dan cenderung berpikir dangkal. Teknologi banyak
memeberikan kemudahan kepada anak, hal ini akan menciptakan generasi yang tak tahan
dengan kesulitan. Apabila mereka mengalami kesulitan mereka kan menyederhanakan
masalah, menghindarkan masalah dan mereka bisa lari dari masalah mereka. Kemajuan
teknologi mempercepat segalanya, hal ini dapat menyebabkan anak menjadi pribadi yang
kurang sabar, konsentrasinya menjadi lemah dan cepat menutut orang untuk memberikan
keinginannya dengan segera.
Hubungan sosial anak-anak usia dini juga terganggu akibat penggunaan gawai yang
terlalu sering. Sebagian besar anak lebih memilih bermain permaianan di gawai nya
dibandingkan bermain di kehdupan nyata karena mereka menemukan kesenangan tersendiri
dengan gawainya sehingga anak tidak minat untuk berinteraksi dengan orang lain.
Seharusnya anak usia dini berinteraksi dengan teman sebayanya dan mengenal
lingkungannya serta menunjukkan kemampuannya. Apabila semakin lama durasi anak
memainkan gawainya maka hubungan anak dengan orang tua pun semakin renggang.
Penggunaan gawai yang terlalu sering juga dapat menghambat anak dalam berbahasa karena
anak yang sering bermain gawai cenderung diam, dan menggunakan bahasa yang sering
mereka dengarkan dari gawai mereka sehingga mereka enggan berbicara dengan teman atau
lingkungannya. Anak-anak akan menjadi anti sosial dan tidak memiliki rasa simpati terhdap
lingkungan di sekitarnya.
Karakteristik perkembangan anak usai dini dibagi menjadi empat yaitu perkembangan
fisik-motorik, perkembangan kognitif, perkembangan sosio-emosional, dan perkembangan
bahasa. Perkembangan fisik-motorik dapat terganggu akibat kecanduan bermain gawai. Anak
lebih suka berdiam di rumah memainkan gawai dibandingkan mengikuti aktivitas diluar
rumah. Mereka tidak dapat bereksplorasi dan menunjukkan kemampuannya di luar rumah.
Perkembangan anak yang kedua adalah pekembangan kognitif. Perkembangan kognitif dapat
terganggu karna anak sudah dapat menirukan tindakan orang lain. Permainan dalam gawai
seperti tema kekerasan dan penganiayaan dapat mempengaruhi pola pikir anak untuk
menirukannya. Gangguan perkembangan anak usia dini yang ketiga adalah perkembangan
sosio-emosional. Perkembangan sosio-emosional dapat terganggu karena anak usia dini
belum dapat mengontrol emosinya. Saat bermain permainan di gawai anak mengeluarkan zat
dopamine yaitu zat yang memberikan kesenangan, apabila mereka kalah saat bermain
permainan di gawai tentu mereka akan merasa kesal dan belum dapat mengendalikan
emosinya sendiri. Dan mereka akan menjadi anak yang tidak sabar di dunia nyata karena
sudah terbiasa mengakses internet dengan kecepatan tinggi. Gangguan perkembangan yang
ke empat adalah perkembangan bahasa. Anak usia dini yang sering bermain gawai cenderung
pendiam karena asik menikmati hal yang disajikan oleh gawai sehingga anak memiliki
kemampuan bercakap yang rendah.
Massa anak usia dini merupakan massa bagi anak untuk bermain dengan
lingkungannya karna dari bermain mereka bisa belajar bereksplorasi, menemukan sendiri hal
yang sangat membanggakan, mengembangkan diri dalam berbagai perkembangan emosi,
sosial, fisik dan intelektualnya. Jadi apabila pengaruh negatif gawai sudah menyerang anak
perkembangan anak pasti terganggu karna hal-hal yang mereka harus lakukan saat bermain di
lingkungannya tidak dilakukan. Perkembangan emosi, sosial, fisik dan intelektualnya
terhambat karna penggunaan gawai yang terlalu sering mereka tidak mempunyai waktu untuk
mengembangkan emosi, sosial, fisik dan intelektualnya. Pada massa usia dini anak-anak peka
terhdap cahaya, warna, suara, dan gerakan yang diulang-ulang. Gawai memiliki semua unsur
sehingga bisa menganggu perkembangan sensorik pada anak. Bagian otak mereka juga dapat
terganggu. Di dalam otak terdapat bagian yang disebut PFC (Pre Frontal Cortex) yang
berfungsi untuk mengontrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab dan pengambilan keputusan.
Fungsi-fungsi tersebut terhambat apabila anak sudah kecaduan dengan gawai. Perkembangan
kognitif atau pemikiran proses psikologis yang berkaitan bagaiamana individu mempelajari,
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan memikirkan
lingkungannya terhambat.
3.3 Cara Mengatasi Dampak Negatif dari Gawai Terhadap Anak Usia Dini
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi dan meminimalisir dampak
negatif dari gawai terhadap anak karna anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah
dibandingkan di sekolah, jadi pendidikan di rumah menjadi pendidikan pertama bagi anak.
Keterlibatan orang tua sangat penting untuk mengawasi anak dalam menggunakan gawai. Cara
mengatasi dampak negatif penggunaan gawai terhadap anak usai dini adalah orang tua harus tegas
kepada anak, jangan menjadikan kebiasaan kepada anak memberika gawai agar anak diam dan tidak
rewel. Orang tua juga harus mengawasi saat anak memainkan gawainya agar anak merasa diawasi
dan tidak berani untuk membuka situs yang belum pantas untuk dibuka dan orang tua juga dapat
membritahu mana hal yang baik dan benar saat anak sedang bermain dengan gawainya. Orang tua
juga dapat menambahkan fitur-fitur yang mampu meningkatkan perkembangan anak dan bermain
bersama serta mengajak diskusi anak agar ank tidak hanya terfokus pada gawainya saja. Orang tua
juga bisa mencotohkan anaknya dengan tidak terlalu sibuk dengan gawai nya sendiri, karena apabila
orang tuanya sibuk dengan gawainya maka anak juga kan sibuk dengan gawainya sendiri. Lebih baik
mengajak anak pergi berkreasi dan bermain bersama keluarga. Orang tua juga harus memberi
batasan waktu kepada anaknya. Jika menurut orang tua waktu anak bermain gawai sudah cukup
atau terlalu lama, orang tua dapat menyimpan gawai di tempat yang baik tidak sembarangan agar
anak tidak bermain gawai tanpa sepengetahuan kita. Jika anak sudah merasa bosan, orang tua
dapat mengajak dan mengajari anak bermain permainan permainan tradisional. Orang tua
juga dapat mengajak anak untuk menggambar dan mewarnai untuk meningkatkan kretivitas
anak. Dan orang tua juga harus memfasilitasi hal-hal yang dapat mengembangkan bakat anak.
Misalkan anak ingin belajar memasak, menari, menyanyi, dan lain-lain dengan cara
mendaftarkan anak ke tempat kursus yang menyediakan fasilitas untuk mengembangkan
bakat anak.