Anda di halaman 1dari 49

1

RINGKASAN MATERI UNTUK PERSIAPAN


UJIAN NASIONAL DAN USBN 2020

1. Kebutuhan, Kelangkaan, Biaya Peluang


a. Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan manusia atas barang dan jasa yang beraneka ragam untuk dapat
terpenuhi dengan alat atau sarana yang ada, sehingga tercapai kemakmuran.
Macam kebutuhan diantaranya :
1. Kebutuhan menurut instensitasnya, dibedakan menjadi : Kebutuhan primer, Kebutuhan
sekunder dan Kebutuhan tersier
2. Kebutuhan menurut sifatnya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan jasmani dan Kebutuhan
rokhani
3. Kebutuhan menurut waktu penggunaannya, dibedakan menjadi : Kebutuhan sekarang dan
Kebutuhan mendatang
4. Kebutuhan menurut subyeknya atau konsumennya, dibedakan menjadi ; Kebutuhan
perseorangan (individu) dan Kebutuhan masyarakat (sosial)

b. Kelangkaan
Kelangkaan adalah Keadaan timpang antara kebutuhan manusia tidak terbatas, dihadapkan
pada sarana atau alat yang terbatas. Kelangkaan sumber daya ekonomi meliputi kelangkaan
sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal dan sumber daya kewirausahaan.
Cara mengatasi kelangkaan sumber daya :
1. Menentukan prioritas pemanfaatan sumber daya sehingga masyarakat masih dapat
menikmatinya
2. Peduli terhadap kerusakan lingkungan akibat adanya ulah manusia yang cenderung serakah
3. Disiplin dalam menggunakan sumber daya sehemat mungkin
4. Eksplorasi dan penemuan yang dilakukan untuk memperoleh sumber daya yang baru yang
belum diketahui
5. Memanfaatkan sumber daya ekonomi secara selektif, dengan mempertimbangkan
kelestariannya, agar anak cucu kita dapat menikmatinya.
6. Meningkatkan kemampuan sumber daya Indonesia untuk menguasai teknologi
7. Pemanfaatan kembali dan daur ulang barang-barang yang tidak dipakai lagi oleh produsen
atau konsumen

c. Biaya Peluang
Biaya Peluang/Biaya Implisit/Ongkos Alternatif (Opportunity Cost) adalah sejumlah barang
atau pendapatan yang harus dikorbankan agar sejumlah barang yang lain dapat
diproduksi/digunakan, atau kesempatan untuk memperoleh sesuatu yang hilanh karena telah
memilih alternatif lain. Jadi Ongkos alternatif sejumlah barang X adalah sejumlah barang Y
yang harus dikorbankan agar sejumlah barang X dapat diproduksikan.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya input atau
biaya atas penggunaan faktor produksi, Misalnya Biaya gaji atau biaya tenaga kerja, biaya
sewa, biaya listrik dan air, biaya bahan baku, biaya penjualan, biaya aministrasi dan sebagainya
Biaya Sesungguhnya/Biaya Kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dan
biaya yang tidak mengharuskan perusahaan untuk membayar biaya-biaya input, sehingga biaya
sesungguhnya merupakan penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit
Biaya Sesungguhnya = Biaya Implisit + Biaya Eksplisit
2

Laba-Rugi Akuntansi atau Keuntungan Akuntansi (Accounting Profit) adalah selisih


antara seluruh pendapatan perusahaan (jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu perusahaan
sebagai hasil penjualan output) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan (biaya usaha
dan biaya di luar usaha yang merupakan biaya eksplisit).
Keuntungan Akuntansi = Pendapatan Total – Biaya total atau Biaya Eksplisit

Laba-Rugi Ekonomi atau Keuntungan Ekonomi (Economic Profit) adalah selisih antara
pendapatan total (pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha) dengan biaya sesungguhnya
(biaya implisit dan biaya eksplisit)
Keuntungan Ekonomi = Pendapatan Total – Biaya Sesungguhnya Atau

Keuntungan Ekonomi = Keuntungan Akuntansi – Biaya Implisit

Contoh 1 :
Seorang lulusan SMA diterima di UGM. Yang bersangkutan juga sudah diterima untuk bekerja
penuh waktu (full time) di Toko A dengan gaji Rp 3.000.000,00 per bulan, di pabrik B dengan gaji
Rp 3.250.000,00 per bulan, dan di kantor C dengan gaji Rp 3.500.000,00 per bulan. Jika yang
bersangkutan memutuskan untuk kuliah dan bukan bekerja, maka biaya oportunitasnya sebesar Rp
3.500.000,00 perbulan
Contoh 2 :
Perusahaan melakukan pengambilan keputusan mengganti atau tetap memakai mesin yang
sekarang digunakan. Jika biaya operasi mesin lama Rp 100.000,00 perbulan, sedangkan biaya
operasi mesin baru Rp 75.000,00 perbulan, maka penghematan biaya Rp 25.000,00 perbulan
tersebut merupakan biaya peluang atau biaya kesempatan bagi alternatif biaya menggunakan mesin
lama.
Contoh 3 :
Tn. Amir seorang karyawan perusahaan swasta di kota "Y" memperoleh gaji Rp 3.000.000,00 per
bulan. Karena ingin memiliki usaha sendiri dia berhenti dari perusahaan tempat bekerja dan
mendirikan industri batu bata. Pendapatan dari industri batu bata 1 bulan Rp 5.000.000,00, beli
bahan Rp 1.500.000,00, upah karyawan Rp 2.000.000,00 dan biaya lain-lain Rp 750.000,00.
Berdasarkan contoh tersebut maka dapat ditentukan hal-hal berikut ini :
a. Biaya peluang / Biaya implicit sebesar Rp 3.000.000,00
b. Biaya eksplisit = Rp 1.500.000,00 + Rp
2.000.000,00 + Rp 750.000,00
= Rp 4.250.000,00
c. Biaya sesungguhnya = Rp 3.000.000,00 + Rp
4.250.000,00
= Rp 7.250.000,00
d. Laba-Rugi akuntansi = Rp 5.000.000,00 – Rp
4.250.000,00
Laba Akuntansi = Rp 750.000,00
e. Laba-Rugi ekonomi = Rp 5.000.000,00 – Rp
7.250.000,00
Rugi Ekonomi = Rp 2.250.000,00
3
2. Masalah Pokok Ekonomi dan Sistem Ekonomi
a. Masalah Pokok Ekonomi
Problema / masalah ekonomi adalah adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan
alat pemenuhan kebutuhan sangat terbatas.
Inti masalah ekonomi atau Persoalan dasar ekonomi adalah :
1. Secara Umum, masalah ekonomi adalah kebutuhan lebih besar dari alat pemuas kebutuhan
2. Secara klasik, masalah ekonomi meliputi : Masalah produksi, Konsumsi dan Distribusi
3. Secara Modern, masalah ekonomi meliputi : Barang apa yang akan diproduksi dan berapa
banyak (what), Bagaimana cara memproduksi (How), dan Untuk siapa barang-barang
tersebut (For Whom).
b. Sistem Ekonomi
1) Sistem ekonomi tradisional
Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tradisional adalah masyarakat yang belum
ada pembagian kerja, cara mendapatkan barang dengan “barter” (natura), belum mengenal
uang sebagai alat pembayaran, produksi dan distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri/masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Belum ada pembagian 1. Setiap masyarakat 1. Tidak ada kerjasama
kerja termotivasi untuk antar individu atau
2. Pertukaran dengan menjadi produsen masyarakat
sistem barter 2. Produksi tidak 2. Sulit mempertemukan
3. Jenis produksi ditujukan untuk mencari kedua belah pihak yang
ditentukan sesuai dengan keuntungan saling membutuhkan
kebutuhan 3. Dengan sistem 3. Jenis dan jumlah
4. Hubungan masyarakat pertukaran barter, barang yang diproduksi
bersifat kekeluargaan masyarakat cenderung sering tidak mencukupi
5. Bertumpu pada sektor bertindak jujur kebutuhan
agraris 4. Sulit menetapkan
6. Keadaan ukuran dari barang yang
masyarakatnya masih dipertukarkan
statis, tradisional dan
msikin

2) Sistem ekonomi sosialis/terpusat


Sistem ekonomi sosialis adalah system ekonomi dimana seluruh kebijaksaanaan
perekonomian ditentukan oleh pemerintah sedangkan masyarakat hanya menjalankan
peraturan yang ditentukan. Sistem ekonomi terpusat ini berdasar pada teori yang dikemu-
kakan oleh Karl Marx dalam bukunya yang benjudul ‘Das Kapital’ tahun 1867. Jadi
sistem ini lebih bersifat memerintah, karena campur tangan pemerintah di bidang ekonomi
melakukan pembatasan - pembatasan atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Perencanaan disusun 1. Pemerintah 1. Hak milik perorangan
oleh pemerintah pusat bertanggung jawab penuh sangat dibatasi dan rakyat
2. Semua alat produksi dalam perekonomian kurang memiliki pilihan
dikuasai oleh negara 2. relatif tidak ada 2. Potensi dan daya
3. Produksi, distribusi jurang pemisah antara kreasi tidak berkembang
dan konsumsi diatur orang kaya dan miskin 3. Tidak terdapat
secara terpusat 3. Hasil produksi dapat kebebasan individu
4
4. Inisiatif dan hak milik dinikmati secara rata
perorangan dibatasi 4. Mudah melakukan
pengendalian harga

3) Sistem ekonomi liberal


Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem dimana negara memberi kebebasan kepada
setiap orang untuk mengadakan kegiatan ekonomi. Sistem ini berdasar pada teori yang
dikekukakan oleh Adam Smith (1723 - 1790) dalam bukunya yang berjudul ‘The Wealth
of Nations’, yang diterbitkannya pada tahun 1776, dengan ajaran pokoknya yaitu
memberikan kebebasan perseorangan di setiap sektor ekonomi.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Hak milik atas alat 1. Dapat meningkatkan 1. Menimbulkan
produksi di tangan efisiensi dan kualitas persaingan tidak sehat
perorangan barang yang diproduksi 2. Terdapat kesenjangan
2. Harga barang 2. Terdorong untuk kaya dan miskin
ditentukan oleh mengejar kemakamuran 3. Menimbulkan
permintaan dan bagi dirinya sendiri monopoli
penawaran di pasar 3. Setiap orang atau 4. Terdapat eksploitasi
3. Adanya persaingan pengusaha termotivasi SDM
bebas mencari keuntungan 5. Pemanfaatan SDA
4. Tidak ada campur 4. Pemilihan sektor sering tidak
tangan pemerintah dalam usaha disesuaikan dengan memperhatikan
perekonomian kemampuan kelestarian lingkungan
5. Modal memegang
perang penting
6. terbuka kesempatan
bagi individu untuk
mengejar keuntungan

4) Sistem ekonomi campuran (sosialis dan liberal)


Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis,
yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti garis
antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu.
Ciri-ciri Kebaikan Keburukan
1. Adanya campur 1. Sektor ekonomi 1. Jika peran pemerintah
tangan pemerintah dalam pemerintah dan swasta mendominasi akan timbul
perekonomian terpisah secara jelas etatisme
2. Pihak swasta ikut 2. Fluktuasi harag dapat lebih 2. Jika peran swasta
berperan dalam kegiatan terkendali mendominasi, akan timbul
perekonomian 3. Hak milik perorangan monopoli yang merugikan
diakui dan pemerintah masyarakat
mendorongnya

3. Kegiatan ekonomi dan Circular Flow


a. Peran Pelaku Kegiatan Ekonomi:
1. Rumah Tangga Produsen/Perusahaan
a. mempergunakan faktor-faktor produksi
b. memberi balas jasa
5
c. memroduksi barang dan/atau jasa
d. menjual barang dan/atau jasa kepada rumah tangga lain
e. membayar pajak kepada pemerintah
f. menerima subsidi dari pemerintah.
2. Rumah Tangga Konsumen atau Rumah Tangga
a. menyediakan dan menjual Faktor Produksi
b. menerima penghasilan sebagai balas jasa
c. membelanjakan penghasilan
d. membeli/menggunakan barang-barang impor
e. membayar pajak kepada pemerintah
f. menerima subsidi dari pemerintah.
3. Rumah Tangga Pemerintah
a. menciptakan investasi-investasi umum
b. mendirikan dan mengelola perusahaan negara
c. menarik pajak langsung dan tidak langsung
d. membelanjakan penerimaan negara
e. menyewa/membeli faktor-faktor produksi
f. melakukan berbagai kebijakan
g. memberikan subsidi
h. menjalin hubungan antar negara/pemerintahan
4. Rumah Tangga Masyarakat LN
a. penyedia/penjual barang/jasa impor
b. pembeli barang/jasa ekspor
c. penyedia modal atau tenaga ahli
d. mitra kerja sama

b. Circular Flow diagram


1. Arus Kegiatan Ekonomi antara Rumat Tangga Produksi (RTP) dan Rumah Tangga
Konsumsi (RTK)
Aktivitas ekonomi yang melibatkan Rumah Tangga Produksi dan Rumah Tangga Konsumsi
digambarkan oleh Francois Quesney (1694-1774) dalam bukunya yang berjudul “Tableua
Economique”, yang disebut sebagai “the Circular Flow of Economic Activity” yang
artinya arus lingkaran kegiatan ekonomi yangmeliputi arus barang dan arus uang.

ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI

Pasar Output
1 b Penjualan barang dan jasa
3
2 a. Uang hasil penjualan

RTP RTK
5

2 b. Sewa, Upah, Bunga dan Laba


6

4
1 a. Faktor Produksi
Pasar Input

Keterangan :
1. Aliran arus barang
a. RTK menawarkan Faktor produksi kepada RTP
b. RTP Menghasilkan barang / jasa untuk dijual kepada RTK
2. Aliran arus uang
a. Uang hasil penjualan barang / jasa
b. Uang untuk membeli atau membayar faktor produksi (sewa, upah, bunga dan laba)

3. Pasar hasil produksi / Pasar output


4. Pasar Faktor Produksi / Pasar Input
5. Hubungan antara RTP dengan RTK

2. Arus Kegiatan Ekonomi antara RTK, RTP, Pemerintah dan masyarakat luar negeri
Hubungan antara pelaku ekonomi dinyatakan dalam arus barang dan arus uang yang bertemu di
pasar. Hubungan-hubungan tersebut digambarkan sebagai berikut.

ARUS LINGKARAN KEGIATAN EKONOMI

c. Utilitas/Kegunaan Kardinal dan Ordinal


Utilitas Kardinal atau Kegunaan Kardinal adalah kepuasan absolut / mutlak yang diperoleh
konsumen dari mengkonsumsi suatu produk. Dan manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif, bisa dengan angka, uang atau
menggunakan satuan lainnya.
Ciri-ciri Pendekatan Kardinal:
1. Kegunaan suatu barang dapat dihitung secara nominal
2. Mengukur pendapat individu yang bersifat subyektif dalam menentukan nilai guna total dan
nilai guna marginal.
3. Membahas konsumsi barang-barang yang sederhana.
4. Nilai guna total meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi. Namun tambahan nilai
guna marginal semakin menurun.
5. Terjadi hukum the law of deminishing marginal utility

Utilitas Ordinal atau Kegunaan Ordinal adalah kepuasan yang diperoleh seorang konsumen
dari penggunaan sebuah produk yang diukur dengan suatu sekala relatif. Dan manfaat atau
7
kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak
dikuantifikasi.
Ciri-ciri Pendekatan Ordinal:
1. Konsumen mempunyai pendapat tertentu yang berbeda-beda.
2. Kepuasaan maksimum dari barang-barang yang dikonsumsi selalu diusahakan konsumen.
3. Kepuasan konsumen atas suatu barang hanya dapat dibandingkan
4. Kepuasan konsumen tidak perlu diukur dan cukup untuk diketahui
5. Pola preferensi konsumen akan barang-barang konsumsi dinyatakan dalam peta/kurva
indeferensi.
6. Kurva indeferensi yang semakin jauh dari titik nol menunjukkan tingkat kepuasan yang
semakin tinggi.

4. Permintaan, Penawaran dan Harga Keseimbangan


a. Permintaan dan Penawaran
No
Keterangan Permintaan Penawaran
.
1. Pengertian Jumlah keseluruhan barang dan jasa Jumlah keseluruhan barang atau jasa
yang ingin dibeli oleh konsumen yang akan dijual atau ditawarkan
pada berbagai macam tingkat harga oleh produsen pada berbagai macam
tingkat harga
2. Hukum atau Jumlah barang yang diminta akan Jumlah barang yang ditawarkan
hubungan antara selalu berbanding terbalik dengan akan selalu berbanding lurus dengan
harga dengan harganya(negatif), artinya jika harga harganya (positif) artinya jika harga
jumlah barang barang naik, maka jumlah barang barang naik, maka jumlah barang
yang diminta akan berkurang, dan yang ditawarkan bertambah,
jika harga barang turun, maka sebaliknya jika harga turun, maka
jumlah barang yang diminta akan jumlah barang yang ditawarkan
bertambah berkurang
3. Faktor yang a. Pendapatan atau a. Biaya produ
mempengaruhi penghasilan masyarakat dikeluarkan untuk membuat
b. Distribusi pendapatan barang atau jasa
masyarakat b. Kemajuan t
c. Selera konsumen tehnologi baru
terhadap barang c. Harga bahan
d. Jumlah barang (harga faktor produksi)
penduduk/konsumen d. Banyaknya
e. Harga barang lain menawarkan barang
yang berhubungan dengan barang e. Laba yaang
tersebut f. Kebijakan p
f. Prediksi masyarakat g. Harga baran
tentang kondisi di masa yang akan h. Jumlah prod
datang
g. Adanya barang
substitusi atau harga barang terkait
h. Kegunaan akan suatu
barang
i. Harga barang itu
sendiri
8
4. Fungsi P = a – b Q atauQ = a – b P P = a + bQatauQ = a + b P
5. Syarat mutlak Nilai a = Ujudnya angka saja (harus Nilai a = Ujudnya angka saja (boleh
fungsi +) +/–)
Nilai b = Yang ada hurufnya ( harus Nilai b = Yang ada hurufnya ( harus
–) +)
6. Cara P−P 1 Q−Q1 P−P 1 Q−Q1
menentukan = =
P2 −P1 Q 2 −Q 1 P2 −P1 Q2 −Q1
persamaan
fungsi
7. Grafiknya Melereng dari kiri atas ke kanan Melereng dari kiri bawah ke kanan
bawah atas

b. Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar (Price Equillibrium) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang
yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Rumus keseimbangan pasar adalah sebagai berikut.

Pd = Ps atau Qd = Qs
1. Pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
Pajak (Tax) yang dikenakan atas penjualan selalu menambah harga barang yang
ditawarkan, sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi
permintaannya tetap.
Sehingga Rumusnya :
Pd = Ps + t

2. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar


Subsidi merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen dan konsumen,
sehingga subsidi selalu megurangi harga barang yang ditawarkan atau hanya
mempengaruhi fungsi penawaran, sedang fungsi permintaannya tetap.
Sehingga Rumusnya : Pd = Ps - s

5. Elastisitas (Harga, Silang dan Pendapatan)


a. Pengertian Elastisitas
Elastisitas adalah Kepekaan atau angka yang menunjukkan perubahan harga barang terhadap
perubahan jumlah barang atau pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta
dan jumlah barang yang ditawarkan.
Untuk lebih memberikan gambaran seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah
barang yang diminta atau yang ditawarkan, maka koefisien elastisitasnya dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
1) Elastisitas Titik atau Elastisitas secara umum
perubahan nisbi jumlah barang % perubahan jumlah barang
E = perubahan nisbi harga atau E = % perubahan harga barang

Secara Matematis Rumus Elastisitas adalah :


ΔQ P ΔQ 1 ΔP 1
E= x =Q =P
ΔP Q ΔP ΔQ
9
Dan atau

Keterangan :
Q = selisih jumlah barang Q1 = Turunan pertama dari Q
P = selisih harga barang P1 = Turunan pertama dari P
P = harga barang mula-mula
Q = jumlah barang mula-mula
2) Elastisitas Busur
Rumus :
∆Q 1
E= x ¿¿
∆P 2

b. Macam-macam sifat elastisitas/ jenis elastisitas


No. Jenis Elastisitas Rumus Logika Contoh barang
1. Permintaan elastic E > 1 %  Q > %  Keb. Lux atau mewah
P
2. Permintaan inelastic E < 1 %  Q < %  Keb. Primer/pokok
P
3. Permintaan uniter/normal E = 1 %  Q = %  Keb. Sekunder
P
4. Permintaan elastis E =  %  Q , %  P Keb. Dunia (gandum,
sempruna =0 minyak)
5. Permintaan inelastis E = 0 % Q = 0, % Keb. Tanah, air minum dsb.
Sempurna P
Besarnya koefisien elastisitas dapat bernilai negatif dan positif, untuk menyatakan sifat/jenis
elastisitasnya tanda minus (–) diabaikan. Dan hasil perhitungan elastisitas permintaan yang
selalu negatif (–), disebabkan karena berlakunya hukum permintaan (Jika harga naik,
permntaan turun dan jika harga turun permintaa naik)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga


penawaran
No. Elastisitas harga permintaan No Elastisitas harga penawaran
.
1. Tersedianya barang substitusi 1. Jenis produk yang dihasilkan
2. Pokok tidaknya suatu barang terhadap 2. Sifat perubahan biaya produksi
kebutuhan manusia
3. Proporsi (persentase) kenaikan harga 3. Banyak sedikitnya barang yang
terhadap pendapatan konsumen diperdagangkan
4. Jangka waktu 4. Jangka waktu

d. Cara lain yang lebih praktis menentukan besarnya elastisitas, tanpa mencari turunan Q
atau Q’ :
a. Jika persamaan Fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ
(fungsi penawaran) maka rumus elastisitas :
P
E=
P-a
10
b. Jika persamaan Fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP
(fungsi penawaran), maka rumus Elastisitasnya :
bP
E=
Q

c. Jika persamaan fungsi menunjukkan P = aQ2 +bQ + c maka rumus elastisitasnya :

P
E
2
2aQ  bQ

e. Garfik Elastisitas
Inelastis sempurna
Inelastis

Uniter

Elastis

Elastis sempurna

f. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)


Elastisitas silang (Exy) adalah pengaruh perubahan harga barang X terhadap perubahan
jumlah barang Y yang diminta. Untuk menentukan besarnya Elastisitas silang dirumuskan
sebagai berikut :

% perubahan jumlah barang Y yang diminta ΔQ y Px


Exy= Atau
E xy= x
% perubahan harga barang X ΔP x Qy
Keterangan :
Qy = Jumlah barang Y yang diminta
Px = Harga barang X

Elastisitas silang hanya berlaku untuk 2 macam barang :


a. untuk barang komplementer, elastisitas silang bersifat negatif
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami
penurunan, dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah
permintaan barang Y mengalami kenaikan.
b. untuk barang subtitusi, elastisitas silang bersifat positif.
Jika harga barang X mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang Y mengalami
kenaikan, dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah
permintaan barang Y mengalami penurunan.

g. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)


Elastisitas Pendapatan (Ey) adalah Pengaruh perubahan pendapatan terhadap jumlah barang
yang diminta. Untuk menentukan besarnya Elastisitas pendapatan dirumuskan sebagai
berikut :
ΔQ Y Keterangan :
E= x Q = Jumlah barang yang diminta
ΔY Q Y = Pendapatan konsumen
11

Elastisitas pendapatan hanya berlaku untuk 2 macam barang :


a. untuk barang inferior (bermutu rendah), elastisitas pendapatan bersifat negatif
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang inferior
mengalami penurunan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang mengalami penurunan,
maka jumlah permintaan barang inferior mengalami kenaikan.
b. untuk barang superior (bermutu tinggi), elastisitas pendapatan bersifat positif.
Jika pendapatan seseorang mengalami kenaikan, maka jumlah permintaan barang superior
mengalami kenaikan, dan sebaliknya jika pendapatan seseorang mengalami penurunan,
maka jumlah permintaan barang superior mengalami penurunan.

6. Ekonomi Mikro dan Makro


a. Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
No
Keterangan Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
.
1. Pengertian Ilmu yang mempelajari aktivitas- Ilmu Ekonomi yang mempelajari
aktivitas perekonomian yang mekanisme bekerjanya
bersifat bagian kecil, sehingga perekonomian secara keseluruhan.
memusatkan perhatiannya pada Dengan demikian hubungan kausal
masalah bagaimana konsumen akan yang dipelajari dalam ekonomi
mengalokasikan pendapatannya makro, pada intinya adalah
yang terbatas terhadap berbagai hubungan antar variabel-variabel
macam barang dan jasa yang ekonomi agregatif (secara
dibutuhkan, yang akhirnya keseluruhan).
memperoleh kepuasan maksimum.
2. Ruang lingkup a. Permintaan, penawaran a. Penghitunga
yang dipelajari dan keseimbangan pasar b. Keseimbang
b. Elastisitas permintaan nasional dalam perekonomian dua
dan elastisitas penawaran sektor
c. Teori perilaku konsumen c. Keseimbang
d. Teori produksi, biaya nasional dalam perekonomian
produksi, penerimaan produsen tiga sektor
dan laba d. Kebijakan f
e. Pasar persaingan perpajakan
sempurna e. Uang, Bank
f. Pasar Monopoli f. Kebijakan m
g. Pasar oligopoli beredar
h. Pasar Persaingan g. Pasar uang d
monopolistik h. Teori inflasi
i. Permitaan akan input i. Perdaganga
j. Mekanisme harga (harga valuta asing dan neraca
maksimum dan harga minimum) pembayaran
j. Perdaganga
tingkat kesimbangan pendapatan
nasional
12
k. Pertumbuha
ekonomi

b. Tujuan-tujuan kebijakan ekonomi makro


Kebanyakan pemerintah dan masyarakat suatu negara menginginkan suatu keadaan
perekonomian yang ideal, sehingga tujuan dari kebijakan ekonomi makro antara lain :
a. Tingkat kesempatan kerja (tingkat Employment) yang tinggi
b. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang tinggi
c. Tingkat pendapatan nasional yang tinggi
d. Keadaan perekonomian yang stabil
e. Neraca pembayaran luar negeri yang seimbang
f. Distribusi pendapatan yang lebih merata
g. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
h. Tingkat inflasi yang rendah

c. Bentuk bentuk kebijakan ekonomi makro


Bentuk kebijakan ekonomi makro secara umum dibedakan sebagai berikut :
Kebijakan Moneter Kebijakan Fiskal
1. Kebijakan yang berhubungan dengan 1. Kebijakan yang berhubungan dengan dan
keuangan dan perbankan. ditempuh melalui APBN.
2. Pada umumnya melalui pengendalian 2. Pada umumnya melalui instrumen
jumlah uang yang beredar dan tingkat perpajakan dan subsidi, serta anggaran.
suku bunga.
3. Dirumuskan oleh Bank Sentral (di 3. Dirumuskan oleh Pemerintah bersama
Indonesia: Bank Indonesia). Kementrian Keuangan.
4. Untuk Mencegah terjadinya inflasi 4. untuk mempengaruhi (merangsang, atau
(kenaikan harga barang secara umum) mengendalikan) Permintaan Agregat dan
menstabilkan perekonomian.

d. Asumsi dasar ekonomi makro


Asumsi dasar ekonomi makro merupakan instrumen awal yang digunakan sebagai basis
perhitungan dalam penyusunan postur APBN. Perubahan pada setiap variabel asumsi dasar
ekonomi makro dari yang semula ditetapkan, akan memengaruhi besaran pendapatan negara,
belanja negara, defisit anggaran, dan pembiayaan anggaran yang bermuara pada perubahan
besaran defisit APBN. Dampak dari perubahan asumsi dasar ekonomi makro terhadap postur
RAPBN tahun 2018 dapat ditransmisikan dalam
bentuk analisis sensitivitas.
Asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan RAPBN tahun 2018,
adalah:
(1) pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen;
(2) inflasi sebesar 3,5 persen;
(3) nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar Rp13.500 per dolar Amerika
Serikat;
(4) suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,3 persen;
(5) harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sebesar USD48 per barel;
(6) lifting minyak Indonesia sebesar 800 ribu barel per hari; dan
(7) lifting gas sebesar 1.200ribu barel setara minyak per hari.
13
Penyusunan asumsi dasar ekonomi makro tersebut mengacu pada sasaran-sasaran
pembangunan jangka menengah yang terdapat pada RPJMN 2015—2019, sasaran-sasaran
tahunan dalam RKP tahun 2018, serta perkembangan dan prospek ekonomi domestik maupun
global tahun 2018.

7. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita


a. Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional (National Income) adalah keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suatu negara dalam waktu satu tahun. Istilah yang sering digunakan dalam pendapatan
nasional adalah Produk Dostik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) dan Produk
Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP).
Ada tiga metode dalam perhitungan Pendapatan Nasional, yaitu :
1. Metode Produksi atau Pendekatan Produksi (Produck Approach) adalah dengan
menjumlahkan nilai tambah semua barang-barang dan jasa-jasa tersebut dijumlahkan.
Jadi komponen pendapatan nasional dari sisi produksi, yaitu : macam produk, jumlah
produk yang terjual dari berbagai macam produk, dan harga jual produk.
Rumus :
PN = (P1Q1) + (P2Q2) + …. + (PnQn) PN =  PnQn
Atau

dimana : PN = Pendapatan Nasional


Pn = Harga jual suatu produk
Qn = Hasil produksi
Metode produksi dapat digunakan untuk menghindari penghitungan ganda (double
counting) di dalam menghitung pendapatan nasional. Dan besarnya nilai tambah adalah
sebesar nilai produk jadi akhir dari barang yang siap untuk dijual.
2. Metode Pengeluaran atau Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) adalah
dengan menjumlahkan pengeluaran atau expenditure dari masing-masing sektor dalam
perekonomian, yaitu : Pengeluaran konsumsi (C), Pengeluaran Investasi (I), Pengeluaran
pembelian pemerintah (G), dan Ekspor (X), Impor (M) atau Expor netto (X-M).
Rumus : PN = C + I + G + (X – M)

3. Metode Pendapatan atau Pendekatan Pendapatan (Income Approach) adalah dengan


menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi, yang terdiri dari sewa
(rent), upah dan gaji (wage and salary), bunga (interest), dan laba (profit).
Rumus : PN = r + w + i + p

b. Konsep Pendapatan Nasional


Untuk memberikan gambaran tentang perhitungan pendapatan nasional, di bawah ini
diberikan contoh cara menghitung pendapatan nasional dalam suatu negara. Angka berikut
hanya merupakan contoh saja, agar memudahkan cara berpikir. (Dalam milyar Rupiah)
GDP (Gross Domestic Product) atau PDB Rp 156.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Asing di dalam negeri Rp 26.000,00
-
Rp 130.000,00
Produk yang dihasilkan masy. Nasional di luar negeri Rp 10.000,00
+
GNP (Gross National Product) atau PNB Rp 140.000,00
Penyusutan dan penggantian barang modal Rp 15.000,00
-
NNP (Nett National Product) Rp 125.000,00
Pajak tidak langsung Rp 22.000,00
-
14
NNI (Nett National Income) atau NI (National Income) Rp 103.000,00
Dana sosial Rp 3.000,00
Laba yang ditahan Rp 6.000,00
Pajak perusahaan/perseroan Rp 12.000,00
+
Rp 21.000,00 -
Rp 82.000,00
Transfer pemerintah (Pembayaran pindahan pemerintah) Rp 8.000,00 +
PI (Personal Income) Rp 90.000,00
Pajak langsung Rp 4.000,00 -
DI (Disposible Income) Rp 86.000,00
Tabungan (saving) Rp 15.000,00 -
Pengeluaran konsumsi perseorangan Rp 71.000,00

c. Pendapatan Perkapita
Pendapatan Perkapita adalah Pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk dalam suatu
Negara selama kurun waktu 1 tahun, atau ditentukan oleh besarnya pendapatan nasional dan
jumlah penduduk. Pendapatan per kapita suatu negara dinyatakan dengan nilai tukar uang luar
negeri atau dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat, sehingga dapat membandingkan dengan
negara lain, terutama negara-negara sekitar yang dekat, misalnya ASEAN dan G-20
Pendapatan perkapita dapat dihitung sebagai berikut :
PNB per kapita = Dan

Pertumbuhan pendapatan perkapita =


PCI tahun ini - PCI tahun lalu
x 100 %
PCI tahun lalu
8. Inflasi dan Indeks Harga
a. Inflasi
1. Inflasi dan Laju inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik.
Dan Inflasi Inersial adalah laju inflasi yang diharapkan (Expected)akan terjadi dan mendasari
kontrak atau perjanjian informal.
Laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun ke
tahun.
Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Indeks Harga Periode ini - Indeks Harga Periode lalu
x 100%
Laju Inflasi = Indeks Harga Periode Lalu

2. Jenis-jenis inflasi
a. Inflasi ringan, inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian
suatu Negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan)
b. Inflasi sedang, inflasi atnara 10% - 30% per tahun (Belum membahayakan, tetapi sudah
menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap)
c. Inflasi berat, inflasi antara 30% - 100% per tahun (Sudah mengacaukan perekonomian
karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang)
15
d. Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, inflasi di atas 100% per tahun (Mengacaukan kegiatan
perekonomian suatu Negara dan sulit untuk dikendalikan / diatasi)

3. Sebab-sebab timbulnya inflasi.


1. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi (Demand
Pull Inflation)
2. Kenaikan biaya produksi (Cost Push Inflation)
3. Meningkatnya jumlah uang yang berdar dalam masyarakat (Money in circulation)
4. Berkurangnya jumlah barang di pasaran (Production of market)
5. Inflasi dari luar negeri (Imported inflation)
6. Inflasi dari dalam negeri (Domestic inflation)

4. Cara Mengatasi Inflasi.


a. Kebijakan Moneter artinya mempengaruhi atau mengurangi jumlah uang yang
beredar (Kebijakan Moneter Kontraktif)
1) Politik diskonto atau suku bunga (Discount Policy), menaikkan suku bunga
2) Politik pasar terbuka (Open market policy), menjual surat-surat berharga
3) Politik pagu kredit atau pembatasan kredit (Plafon credit policy), membatasi pemberian
pinjaman
4) Politik cadangan kas atau giro wajib minimum (Cash ratio poticy), menaikkan cadangan
kas
5) Politik uang ketat (Tight money policy), mengurangi jumlah uang yang beredar
b. Kebijakan Fiskal artinya kebijakan mengatur pendapatan dan pengeluaran negara
(APBN) atau Kebijakan fiskal kontraktif
1) Mengurangi pengeluaran negara
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana)
3) Pengurangan utang luar negeri
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak
c. Kebijakan non moneter dan non fiskal
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan harga
maksimum

b. Indeks Harga
1. Pengertian Angka Indeks (Indeks Harga)
Angka indeks merupakan suatu ukuran statistik yang menunjukkan perubahan
suatu variabel atau sekumpulan variabel yang berhubungan satu sama lain pada
waktu atau tempat yang sama atau berlainan. Angka indeks adalah angka relatif
yang diyatakan dalam persentase. Biasanya untuk kesederhanaan bentuk persentase
bisa dihilangkan.
Ada tiga kemungkinan dalam perhitungan indeks harga, yaitu :
a. Jika Indeks harga > 1 atau 100%, berarti harga mengalami kenaikan
b. Jika Indeks harga < 1 atau 100%, berarti harga mengalami penurunan
c. Jika Indeks harga = 1 atau 100%, berarti harga tetap (tidak naik dan tidak turun)
Indeks harga yang diterima petani (It) atau Index of Prices Received by Farmers, yaitu indeks
harga yang berhubungan dengan pengorbanan (harga pokok) yang telah dikorbankan dengan hasil
diterima petani, atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil
16
produksi petani. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) atau Index of Prices Paid by Farmers,
yaitu indeks harga yang meliputi pembelian/biaya konsumsi dan pembelanjaan untuk biaya
produksi pertaniannya atau indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan
rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi sehari-hari maupun kebutuhan untuk
proses produksi pertanian. Dari perhitungan indeks harga yang diterima petani dan dibayar petani,
maka dapat ditentukan Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani (NTP) atau Farmers Term of
Trade merupakan angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks
harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator
relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat
kehidupan petani.

2. Metode Perhitungan Indeks harga


a. Indeks Harga tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif
Sederhana.
Rumus :
Dimana :
IA = Indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar

b. Indeks Jumlah tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif Sederhana.


Rumus :
Dimana :
IA = Indeks Jumlah yang tidak ditimbang
Qn = Jumlah yang dihitung angka indeksnya
Qo = Jumlah pada tahun dasar

c. Angka Indeks Tertimbang


1) Metode agregatif sederhana
Rumus:
Dimana
IA = Indeks harga yang ditimbang
Pn = Nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
W = Faktor penimbang
2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyers adalah angka indeks yang ditimbang dengan faktor
penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo)
Rumus: Dimana :
IL = Angka Indeks Laspeyres
Pn= Harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po= Harga pada tahun dasar
Qo = Kuantitas pada tahun dasar

3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan faktor penimbang
kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn
Rumus: Dimana:
17
IP = Angka Indeks Paasche
Pn = Harga tahun yang dihitung angka
indeksnya
Po = Harga pada tahun dasar
Qn = Kuantitas tahun yang dihitung angka
indeksnya

9. Uang, Bank dan Kebijakan Moneter


a. Pengertian Uang
Uang, yaitu: alat untuk mempermudah pertukaran. (Money was made to facility business
transaction), yang secara umum dapat diterima di dalam bentuk pembelian barang-barang atau
jasa-jasa serta untuk pembayaran utang.
Alat pertukaran yang dapat disebut sebagai uang, harus memiliki syarat-syarat (kriteria) sebagai
berikut:
1. Digemari atau diterima oleh umum (acceptability)
2. Mudah disimpan dan dipindahtangankan (Portability)
3. Tahan lama dan tidak lekas rusak (durability)
4. Dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilainya (devisibility)
5. Mempunyai nilai yang stabil atau tetap (stability of value)
6. Jumlahnya memenuhi kebutuhan (uniformity)

b. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi : Sebagai alat tukar umum (medium of exchange
dan Sebagai satuan hitung (unit of account)
2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi : Sebagai alat pembayaran (means of
payment), Sebagai standar pembayaran utang (standar of defered payment), Penimbun
kekayaan, Sebagai alat pembentukan modal dan pemindahan modal (transfer of value), dan
Sebagai ukuran harga atau pengukur nilai (standard of value)

c. Permintaan dan Penawaran Uang


1. Permintaan Uang (Demand of money)
Permintaan uang adalah sejumlah uang tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk
melakukan transaksi dalam perdagangan atau tujuan tertentu.Permintaan uang datang dari
4 pihak, yaitu : pihak perseorangan / konsumen, pihak pengusaha / produsen, pihak
investor / penanam modal dan pihak pemerintah (dapat bertindak sebagai produsen,
konsumen dan pengatur)
Dalam analisis JM Keynes, masyarakat memegang uang atau permintaan uang, untuk
memenuhi tiga keinginan, yaitu :
a. Permintaan uang untuk tujuan Transaksi, Dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
b. Permintaan uang untuk tujuan Berjaga-jaga
c. Permintaan uang untuk tujuan Spekulasi Dipengaruhi oleh tingkat bunga

2. Penawaran Uang(Supply of money)


Penawaran uang adalah sejumlah uang tertentu yang disediakan oleh pemerintah atau bank
untuk dapat dimiliki oleh masyarakat. Penawaran uang dapat mempengaruhi tingkat harga,
tingkat bunga dan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu pertambahan
18
penawaran uang dalam perekonomian perlu dikendalikan. Tugas tersebut dipegang oleh
Bank Sentral.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.


Faktor yang mempengaruhi penawaran
Faktor yang mempengaruhi permintaan
uang atau Jumlah Uang yang Beredar
uang
(JUB)
1. Alasan transaksi (transaction motive) 1. Tingkat pendapatan
2. Alasan berjaga-jaga (precautionary 2. Tingkat suku bunga
motive)
3. Alasan spekulasi (speculative motive) 3. Selera masyarakat
4. Tingkat harga barang 4. Sistem pembayaran dan kebijakan
moneter
5. Tingkat suku bunga 5. Tingkat harga barang
6. Ekspektasi (perkiraan /ramalan masa 6. Jenis kekayaan yang dimiliki
yad) masyarakat

d. Teori Kuantitas Uang


Teori kuantitas uang merupakan teori yang mengemukakan adanya hubungan langsung antara
perubahan jumlah uang yang beredar dengan perubahan harga barang. Hubungan tersebut dapat
dikemukakan bahwa harga barang berbanding lurus dengan jumlah uang yang beredar. Teori
kuantitas tersebut dikemukakan oleh Irving fisher (persamaan pertukaran), dengan rumus
sebagai berikut:
MV=PT Dan M1 V1 + M2 V2 = P T

Dimana
M = money in circulation (jumlah uang yang beredar)
M1 = Jumlah uang kartal yang beredar
M2 – Jumlah uang Giral yang beredar
V = velocity of circulation (kecepatan peredaran uang)
P = price (tingkat harga rata-rata barang)
T= trade (jumlah barang yang diperdagangkan)

e. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi Bank
Berdasarkan pasal 3 UU No. 7 tahun 1992 Jo UU No. 10 tahun 1998, fungsi utama
perbankan di Indonesia dalam melakukan kegiatannya adalah :
a. Menghimpun dana (Funding) dalam bentuk : Simpanan Giro (Demand Deposit),
Simpanan Tabungan (Saving Deposit), dan Simpanan deposito (Time Deposit),
b. Menyalurkan dana (Lending) atau menjual dana yang dihimpun dari masyarakat,
dalam bentuk : Kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan, kredit
produktif, kredit konsumtif, dan kredit profesi
19
c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya

f. Produk Perbankan
Sesuai dengan pengertian bank, maka produk perbankan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kredit Pasif (Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan) yang berupa hal
berikut ini : Giro,Deposito berjangka, Sertifikat deposito, Tabungan dan Surat berharga
b. Kredit aktif (Menyalurkan kepada masyarakat atau melayani pemberian kredit kepada
masyarakat, baik kredit jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang), diantaranya
: Kredit Rekening Koran (R/K), Kredit Reimburs (Letter of Credit), Kredit aksep, Kredit
documenter,dan Kredit dengan jaminan surat-surat berharga,
c. Memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, baik lalu lintas pembayaran dalam negeri
dan pembayaran intenasional

g. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter atau politik moneter adalah kebijakan yang meliputi langkah-langkah
pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(merubah) penawaran uang (jumlah uang yang beredar) dalam perekonomian atau merubah
tingkat bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Kebijakan moneter dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Kebijakan Moneter Ekspansif (Easy Money Policy / politik uang longgar) adalah
kebijakan untuk meningkatkan permintaan agregat sehingga dapat menaikkan pendapatan
nasional atau produksi nasional dan berakibat terjadi kenaikan harga-harga (inflasi).
Permintaan Agregat (Aggregate Demand : AD) adalah permintaan keseluruhan atau
jumlah barang dan jasa yang akan dibeli oleh konsumen, perusahaan, dan pemerintah
dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga, jumlah pendapatan tertentu dan
variable-variabel tertentu lainnya.
b. Kebijakan Moneter Kontraktif (Tight Money Policy / Politik uang ketat) adalah
kebijakan untuk meningkatkan penawaran agregat sehingga dapat menambah produksi
barang/jasa nasional dan berakibat terjadi penurunan harga-harga (deflasi). Penawaran
Agregat (Aggregate Supply : AS) adalah pendapatan nasional riil (nilai barang dan jasa
atau output) yang akan diproduksikan/diciptakan/dijual oleh perusahaan pada berbagai
tingkat harga, pada kapasitas produksi tertentu dan dengan biaya-biaya tertentu.
Penawaran agregat merupakan Pendapatan Nasional (Y)

10. Ketenagakerjaan, Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi


Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Tingkat pengangguran dihitung dengan rumus :
Jumlah Pengangguran
Tingkat Pengangguran = x 100%
Jumlah Angkatan Kerja

Pengangguran yang terjadi pada suatu negara, disebabkan oleh beberapa jenis,diantaranya :
20
1. Pengangguran Ketidakcakapan adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang mempunyai
cacat fisik atau jasmani, sehingga dalam dunia perusahaan mereka sulit untuk diterima menjadi
pekerja/karyawan.
2. Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian,
misalnya pada musim paceklik. Pada musim ini banyak pekerja atau petani yang menganggur,
karena musimnya yang tidak menguntungkan bagi petani.
2. Pengangguran Friksional (peralihan) adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran
tenaga kerja lebih banyak dari pada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah
bekerja tetapi menginginkan pindah pekerjaan lain, sehingga belum mendapatkan tempat
pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut menimbulkan adanya pengangguran.
3. Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena para pekerja
atau pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha
tidak mampu untuk memenuhi keinginan tersebut, sehingga menimbulkan adanya
pengangguran.
4. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat kelebihan faktor
produksi, khususnya faktor produksi tenaga kerja. Bila suatu perusahaan atau pengusaha terjadi
kelebihan semacam ini, maka akan terdapat pengangguran faktor produksi tersebut, sehingga
menimbulkan adanya pengangguran.
5. Pengangguran Voluntary adalah pengangguran karena seseorang secara sukarela tidak mau
bekerja.
6. Pengangguran Tehnologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia
dengan tenaga mesin
7. Pengangguran Siklis atau Konjungtur adalah pengangguran yang disebabkan oleh kondisi
perekonomian yang sedang mengalami resesi atau kelesuan dalam perekonomian suatu negara,
sehingga banyak perusahan mengalami kebangkrutan.

Cara mengatasi pengangguran


Berdasarkan sebab-sebab terjadinya pengangguran, maka cara mengatasinya dapat diuraikan
sebagai berikut :
No. Jenis Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran
1. Ketidakcakapan Memberikan ketrampilan yang sesuai dengan konidi
fisiknya
2. Musiman Pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan
kerja pada bidang lain dan melatih seseorang pada masa
menunggu musim tertentu
3. Friksional Mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan
dan penawaran tenaga kerja, sehingga mempermudah dalam
pengambilan keputusan
4. Upah terlalu tinggi Memberikan pemahaman tentang kondisi ekonomi suatu
usaha atau perusahaan, sehingga tidak terlalu menimbulkan
tuntutan
5. Struktural Memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak
membutuhkan ke tempat yang membutuhkan,
meningkatkan mobilitas tenaga kerja, dan mendirikan
industri padat karya
6. Tehnologi Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga kerja agar
memiliki pengetahuan sesuai yang diinginkan, serta
meningkatkan pengatahuan tentang perkembangan
21
tehnologi
7. Siklis / Konjungtur Peningkatan daya beli masyarakat, mengadakan proyek
umum seperti membangun jalan, jembatan, irigasi dan
kegiatan lainnya

Dampak Pengangguran:
1. Segi Ekonomi:
a. Produk Domestik Bruto mengalami penurunan
b. Pendapatan Nasional turun
c. Menghambat investasi
d. Daya beli masyarakat turun
e. Menimbulkan kelesuan usaha
f. Meningkatnya kemiskinan
2. Segi Sosial:
a. Perasaan rendah diri (hilang atau turunnya kepercayaan diri)
b. Gangguan keamanan
c. Biaya sosial tinggi
d. Keretakan rumah tangga

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


Secara spesifik perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi adalah :
PERTUMBUHAN EKONOMI PEMBANGUNAN EKONOMI
1. Kenaikan jumlah hasil produksi barang 1. Kenaikan kualitas hasil produksi barang
dan jasa dan jasa
2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke 2. Kenaikan jumlah GNP dari tahun ke
tahun dan tidak memperhatikan apakah tahun lebih besar dari pada persentase
persentase kenaikannya lebih besar atau kenaikan jumlah penduduk
lebih kecil dari pada persentase
kenaikan jumlah penduduk
3. Kenaikan GNP tidak disertai perubahan 3. Kenaikan GNP disertai perubahan
struktur ekonomi dan perkembangan struktur ekonomi dan perkembangan
iptek iptek
4. Kenaikan GNP tidak disertai 4. Kenaikan GNP disertai peningkatan
peningkatan kesejahteraan masyarakat kesejahteraan masyarakat dan
dan pemerataan distribusi pendapatan pemerataan distribusi pendapatan
5. Peningkatan Pendapatan Nasional dan 5. Peningkatan kemakmuran
Pendapatan Perkapita

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan rumus :

ΔGNP atau Δ GDP


Pertumbuhan Ekonomi tahun t = ×100 %
GNP to atau GDP to

11. APBN, APBD, Pajak Penghasilan dan PBB-P2


APBN
1. Pengertian APBN
22
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1), (2) dan (3), setiap tahun Presiden mengajukan
RAPBN untuk dibahas bersama DPR. Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dijelaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) juga dapat diartikan
sebagai suatu daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-sumber penerimaan negara dan
alokasi pengeluarannya dalam jangka waktu tertentu, biasanya 1 tahun.
3. Fungsi dan tujuan APBN
Berdasarkan pasal 3 ayat 4 UU nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, dijelaskan
bahwa APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
a. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman bagi
manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi pengawasan mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan negara sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
d. Fungsi alokasi mengandung arti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas perekonomian. Atau dengan kata lain Fungsi alokasi, yaitu APBN dapat
menunjukkan sasaran dan prioritas pembangunan dan untuk mengalokasikan faltor-faktor
produksi yang tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan Public
Goods atau Kebutuhan umum akan terpenuhi
e. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Atau dengan kata lain Fungsi distribusi, yaitu
APBN dapat menunjukkan pembagian dana pada berbagai sektor
f. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk
memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian. Atau dengan
kata lain Fungsi stabilisasi, yaitu APBN diharapkan dapat menjaga kestabilan arus uang dan
arus barang dan untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga
yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.
Dari sisi tujuan, Keuangan Negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum
yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Sedangkan tujuan penyusunan APBN
adalah sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan kegiatan
kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja, dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bagi masyarakat. Dan sekaligus dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan pengendali inflasi
Sedangkan tabungan Negara atau pemerintah dapat dihitung sebagai berikut :

Tabungan Pemerintah = Penerimaan Dalam Negeri –


Pengeluaran Rutin

Semakin tinggi tabungan pemerintah atau Negara maka akan dapat meningkatkan investasi atau
penanaman modal untuk usaha sehingga pembangunan dapat berjalan dengan lancar atau
dengan kata lain APBN menunjukkan surplus. Dan Keseimbangan primer adalah total penerimaan
atau pendapatan Negara dikurangi belanja dalam APBN tanpa menghitung pembayaran bunga utang.
23
Jika berada dalam kondisi defisit, penerimaan negara tidak bisa menutup pengeluaran sehingga
membayar bunga utang sudah menggunakan pokok utang baru.

APBD
1. Pengertian APBD
Menurut UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dapat diartikan sebagai suatu rencana kerja
pemerintah daerah, yang mencakup seluruh penerimaan dan pengeluaran daerah selama satu
tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan yang disetujui oleh DPRD.
2. Fungsi dan Tujuan APBD
Fungsi dan tujuan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya perbedaannya ruang
lingkup APBD terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala
daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah.

PAJAK PENGHASILAN
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan kepada orang pribadi atau badan (subyek
pajak) atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak. Sedangkan
penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib
pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam
bentuk apapun
Menurut Lembaga Pemungutnya atau Cara Pemungutannya, pajak dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu :
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga negara. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan
Nilai (PPN), dan Pajak Pen-jualan atas Barang Mewah, (PPn.BM) Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), dan Bea Materai.
2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas:
a. Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik nama Kendaraan
Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok
b. Pajak Kabupaten/Kota, contoh: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air tanah, Pajak Sarang Burung Walet, PBB Pedesaan dan Perkotaan,
dan Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB)
Besarnya Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan PKP (Penghasilan Kena Pajak) dan PKP =
Penghasilan persih pertahun – Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Berdasarkan Pasal 7 UU Nomor 36 tahun 2008, besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak, dan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tertanggal 22 Juni 2016, yaitu:
1) Untuk diri Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta
rupiah) pertahun atau Rp 4.500.000,00 perbulan
2) Tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin sebesar Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus
24
ribu rupiah) pertahun atau Rp 375.000,00 perbulan
3) Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami
sebesar Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) pertahun atau Rp 4.500.000,00
perbulan, dan
4) Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga sebesar Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu
rupiah) pertahun atau Rp 375.000,00 perbulan
Ketentuan atau Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016
Tarif Pajak Penghasilan
1) Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dalam negeri adalah :
Tarif Pajak
No
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tidak ber
. Ber NPWP
NPWP
1. Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5% 6%
2. Di atas Rp 50.000.000,00 sampai 15 % 18 %
dengan Rp 250.000.000,00
3. Di atas Rp 250.000.000,00 sampai 25 % 30 %
dengan Rp 500.000.000,00
4. Di atas Rp 500.000.000,00 30 % 36 %
Keterangan :
Bagi wajib pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dikenakan
tarif 20% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 17
Contoh 1 :
Penghitungan pajak yang terutang untuk Wajib Pajak orang pribadi, Jumlah
Penghasilan Kena Pajak Rp 600.000.000,00. Maka Pajak Penghasilan yang terutang:
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
25% x Rp 250.000.000,00 = Rp 62.500.000,00
30% x Rp 100.000.000,00 = Rp 30.000.000,00 (+)
Jumlah Pajak terutang = Rp125.000.000,00

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali
kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Mulai
tanggal 1 Januari 2014 PBB Perdesaan dan Perkotaan merupakan Pajak Daerah Kabupaten/ Kota.
Sedangkan untuk PBB Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan masih tetap merupakan Pajak
Pusat.
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan pasal 80 UU nomor 28 tahun 2009 Tarif PBB-P2 yang dikenakan pada obyek pajak
adalah paling tinggi 0,3% dari nilai jual obyek kena pajak dan Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
Tidak Kena Pajak ditetapkan paling rendah sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
untuk setiap Wajib Pajak. Dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Jadi Besarnya PBB-P2 dapat dihitung dengan rumus :
25

PBB = Tarif x (NJOP – NJOPTKP)


Contoh :
Tuan Fatah memiliki Objek pajak yang berkaitan dengan tanah dan bangunan : Tanah seluas 400
m2 dengan Nilai Jualnya Rp 500.000,00 per m2, Rumah seluas 300 m2 dengan Nilai jualnya Rp
600.000,00 per m2. Hitunglah besarnya PBB yang terutang jika diketahui besarnya NJOPTKP Rp
10.000.000,00 dan tarif yang dikenakan sebesar 0,1%.
Jawab :
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Tanah : 400 x Rp 500.000,00 = Rp 200.000.000,00
Bangunan : 300 x Rp 600.000,00 = Rp 180.000.000,00 +
= Rp 380.000.000,00
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak = Rp 10.000.000,00 –
NJOP untuk Penghitungan PBB = Rp 370.000.000,00
===============
PBB-P2 Terutang = 0,1% x Rp 370.000.000,00 = Rp 370.000,00

12. Pasar Modal


Beberapa lembaga penunjang pasar modal :
a. Bursa Efek (Stock Exchange) adalah lembaga/perusahaan yang menyelenggarakan atau
menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
antar berbagai perusahaan atau perorangan yang terlibat dengan tujuan memperdagangkan
efek perusahaan yang telah dercatat di Bursa Efek
b. Penjamin Emisi Efek (underwriter) adalah Pihak yang membuat kontrak dengan Emiten
untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban
untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.
c. Sector bisnis (emiten), adalah pihak yang melakukan kegiatan penawaran umum (public
offering atau go public) atau Pihak perusahaan yang menawarkan surat berharga (efek)
kepada masyarakat investor melalui penawaran umum.
d. Pialang (broker) adalah individu atau perusahaan yang bertindak sebagai perantara jual dan
beli.
e. Perusahaan Publik (Public Company atau Go Public) adalah Perseroan yang sahamnya
telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal
disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah
pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
f. Reksa Dana (Mutual Funds) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer
Investasi.

INSTRUMEN ATAU PRODUK PASAR MODAL


Di dalam pasar modal terdapat surat berharga atau efek yang dapat diperjualbelikan. Instrument
dalam pasar modal yang merupakan instrumen keuangan jangka panjang, diantaranya :
1. Saham (Stocks),
Saham adalah tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas (PT) atau Merupakan surat
berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor di dalam suatu
perusahaan. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek terdiri dari :
26
a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang
saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen (bagian laba PT) sepanjang
perseroan memperoleh keuntungan.
b. Saham preferen (preffered stock), yaitu saham yang memiliki hak istimewa untuk
mendapatkan lebih dulu atas dividen dan atau bagian kekayaan pada saat pembubaran
perseroan dari saham biasa. Di samping itu, mempunyai preferensi untuk mengajukan usul
pencalonan Direksi/Komisaris.
Karakteristik saham diantaranya :
a. Memperoleh dividen (Pembagian laba yang diterima pemegang saham)
b. Memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
c. Dimungkinkan memiliki hak memesan efek terlebih dahulu
d. Terdapat potensial capital gain atau capital loss
Penjualan saham pertama kali kepada publik disebut dengan istilah Pasar Perdana (Primary
Market). Batasan dalam perdagangan saham adalah batasan minimal yang dikenal dengan istilah
satuan perdagangan atau lot. Satu lot setara dengan 100 lembar saham, dan maksimum volume
order di pasar reguler dan pasar tunai adalah 50.000 lot.
Keuntungan membeli/memiliki saham:
a. Dividen, yaitu bagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan
yang dihasilkan perusahaan.
b. Capital Gain, adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih tinggi.
Misalnya seorang investor membeli saham Bank BNI dengan harga Rp 900,00. Beberapa
waktu kemudian investor menjual saham tersebut dengan harga Rp 1.200,00 per lembar.
Berarti ia mendapat capital gain sebesar Rp 300,00 per lembar saham yang dijual.
Risiko atau Kerugian membeli/memiliki saham:
a. Capital Loss adalah selisih antara harga beli dan harga jual yang lebih rendah
b. Tidak ada pembagian dividen
c. Risiko Likuidasi atau pembubaran perusahaan atau perusahaan bangkrut
d. Delisting dari Bursa Efek atau dikeluarkan dari Bursa Efek. Delisting adalah emiten yang
efeknya telah dicatatkan di Bursa dan sekarang dikeluarkan dari pencatatan akibat dari
gagalnya persyaratan Bursa
2. Obligasi (Bonds)
Obligasi adalah surat berharga atau bukti utang yang mengandung janji pembayaran bunga dan
janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada saat jatuh tempo sekurang-
kurangnya satu tahun sejak tanggal emisi (penerbitan obligasi). Dengan demikian pada hakikatnya
obligasi adalah surat tagihan atas beban atau tanggungan pihak yang menerbitkan / mengeluarkan
obligasi tersebut.
Karakteristik obligasi diantaranya :
a. Merupakan surat tanda berutang yang dietribitkan oleh
perusahaan atau pemerintah
b. Periode atau berjangka waktu menengah dan panjang
c. Membayarkan bunga secara periodik (Interest Bearing
Bond) biasanya setengah tahun sekali atau tidak membayarkan bunga sama sekali (zero
coupon bond)
Terdapat tiga jenis tingkat penjualan obligasi:
1. Obligasi dijual lebih tinggi dari nilai pokok obligasi (premium) dan selisihnya
merupakan Agio Obligasi
2. Obligasi dijual sama dengan nilai pokok obligasi (at par)
27
3. Obligasi dijual lebih rendah dari nilai pokok obligasi (discount) dan selisihnya
merupakan Disagio Obligasi

Keuntungan memiliki/membeli obligasi:


a. Memberikan pendapat tetap berupa kupon (bunga).
b. Capital gain, yaitu keuntungan penjualan obligasi dengan harga lebih tinggi dibandingkan
dengan harga belinya.
c. Dapat dikonversi menjadi saham (untuk obligasi konversi)
d. Memiliki hak klaim pertama pada saat emiten dilikuidasi
e. Adanya kepastian imbal balik
Risiko atau Kerugian memiliki/membeli obligasi:
a. Risiko gagal bayar (default risk) atau perusahaan tidak mampu membayar kupon obligasi
maupun risiko perusahaan tidak mampu mengembalikan pokok obligasi
b. Capital Loss yaitu kerugian penjualan obligasi dengan harga lebih rendah dibandingkan
dengan harga belinya
c. Risiko tingkat suku bunga (interst rate risk)
d. Risiko likuiditas (adanya ketidaklancaran dalam pembayaran atau pengembalian)

FUNGSI DAN MANFAAT PASAR MODAL


1. Fungsi Pasar Modal
Fungsi pasar modal atau bursa efek yaitu :
a. Sebagai sarana pendanaan usaha bagi perusahaan
b. Sebagai sarana berinvestasi bagi para pemodal
c. sebagai sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
d. sebagai sarana pemerataan pendapatan;
e. memperbesar produksi dengan modal yang didapat sehingga produktivitas meningkat;
f. menampung tenaga kerja; dan
g. memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.

2. Manfaat Pasar Modal


a. Manfaat Pasar Modal Bagi Pemerintah
1) Mendorong investasi.
2) Mendorong pemerataan pendapatan melalui pemilikan saham-saham.
3) Mendorong pembangunan.
4) Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan.
5) Mengurangi beban anggaran BUMN.
b. Manfaat Pasar Modal Bagi Emiten
1) Dapat menghimpun dana yang besar.
2) Dana dapat diterima pada saat primary market selesai.
3) Ketergantungan terhadap bank dapat diminimumkan.
4) Pihak manajemen perusahaan dapat lebih leluasa dalam mengelola dana.
5) Peningkatan profesionalisme manajemen.
6) Peningkatan citra perusahaan.
c. Manfaat Pasar Modal Bagi Investor / Pemodal
1) Dapat mengoptimalkan perolehan dari dana yang dimiliki investor,
seperti memperoleh deviden bagi pemegang saham dan bunga bagi pemegang obligasi.
2) Pencapaian capital gain akibat peningkatan harga saham.
28
3) Pemilik saham memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) dan pemilik obligasi memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Obligasi (RUPO).
4) Tidak memerlukan penyelidikan sendiri yang amat mendalam sebab
perusahaan-perusahaan yang sudah go public disyaratkan memperoleh pendapat akuntan
yang berbunyi “wajar tanpa syarat / unqualified opinion” atas laporan keuangannya.
5) Investasi dapat langsung dilakukan atas beberapa instrumen dan mudah
melakukan penggantian atas instrumen tersebut.
d. Manfaat Pasar Modal Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal
Perputaran efek yang semakin tinggi, mengakibatkan jenis lembaga penunjang lebih
bervariasi dan masing-masing berupaya meningkatkan profesionalismenya dalam
memberikan pelayanan

HUBUNGAN IHSG DAN TINGKAT BUNGA (MONETER)


Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) merupakan cerminan dari kegiatan pasar modal secara
umum. Peningkatan IHSG menunjukkan kondisi pasar modal membaik, sebaliknya jika menurun
menunjukkan kondisi pasar modal sedang memburuk. Untuk itu, seorang investor harus
memahami pola perilaku harga saham di pasar modal. Inflasi adalah kecenderungan barang-barang
naik secara umum dan dalam jangka waktu yang tertentu. Hubungan antara positif antara inflasi
dan harga saham adalah semakin tinggi inflasi maka semakin tinggi barang dan jasa yang pada
akhirnya meningkatkan profit perusahaan dan harga sahamnya. Jika suku bunga ini lebih tinggi
daripada return yang diarapkan maka investor akan memilih deposito sebagai pilihan investasinya
dan perubahan tingkat bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks
harga saham. Pengaruh yang tepat antara inflasi, dan suku bunga terhadap IHSG dari perusahaan
yang listing di Bursa Efek Indonesia adalah Semakin tinggi tingkat bunga akan dapat
menurunkan inflasi sehingga IHSG di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan dan
investor akan menambah investasinya.

13. Perdagangan Internasional, Kurs Valuta asing, neraca Pembayaran


a. Pengertian, Faktor- faktor yang menyebabkan dan Manfaat Perdagangan Internasional.
Perdagangan Internasional (International Trade) adalah kegiatan transaksi dagang antara
negara yang satu dengan negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa, dan
dilakukan melewati batas daerah suatu negara. Misalnya Indonesia mengadakan hubungan
dagang dengan Perancis, Jepang, China, Amerika Serkat, Singapura, Malaysia dan lain-lain.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional antara lain
1. Adanya perbedaan sumber alam
2. Adanya perbedaan faktor produksi.
3. Keanekaragaman kondisi geografis
4. Adanya penghematan biaya produksi
5. Adanya perbedaan selera
6. Tidak semua negara mempunyai kondisi ekonomis yang sama.
7. Tidak semua negara dapat memproduksi sendiri suatu barang.
8. Adanya motif keuntungan dalam perdagangan.
9. Adanya persaingan antar pengusaha dan antar bangsa dalam hal perdagangan.

Sedangkan manfaat dari perdagangan internasional diantaranya :


1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi/dipenuhi sendiri
2. Memperluas pasar bagi produk dalam negeri
29
3. Mengimpor tehnologi modern / adanya alih tehnologi
4. Memperoleh manfaat dari adanya spesialisasi

b. Neraca Perdagangan
Neraca Perdagangan (Balance of Trade) adalah selisih antara nilai ekspor dan nilai impor
barang. Neraca perdagangan Indonesia umumnya mengalami surplus, yang berarti nilai
ekspor lebih besar dari nilai impor.
Dalam neraca perdagangan akan dapat mempengaruhi kurs valuta asing, yaitu :
1. Neraca Perdagangan aktif/surplus, menunjukkan nilai ekspor lebih besar dari pada nilai
impor, sehingga kurs valuta asing mengalami penurunan atau mata uang dalam negeri
mengalami apresiasi
2. Neraca Perdagangan pasif/defisit, menunjukkan nilai ekspor lebih kecil dari pada nilai
impor, sehingga kurs valuta asing mengalami kenaikan atau mata uang dalam negeri
mengalami depresiasi

c. Neraca Pembayaran (Balance of Payment)


Neraca Pembayaran adalah catatan (dokumen) sistematis yang mengikhtisarkan seluruh
transaksi ekonomi antara penduduk (resident) suatu negara, dengan penduduk negana lain
selama masa tertentu (1 tahun). Dan untuk menyusun neraca pembayaran luar negeri atau
neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan antara transaksi debit dengan transaksi
kredit.
a. Transaksi Debit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya kewajiban bagi
penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan
pembayaran kepada penduduk negara lain.
b. Transaksi kredit adalah transaksi yang menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk
negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari
negara lain.
d. Pos-pos di debit dan di kredit dalam neraca pembayaran
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi debit dan
dicatat pada sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam neraca
pembayaran
Transaksi Debit Transaksi Kredit
1. Neraca barang/neraca perdagangan 1. Neraca barang/neraca perdagangan
- Impor barang dari Negara lain - Ekspor barang ke Negara lain
2. Neraca jasa 2. Neraca jasa
- Pembayaran jasa ke penduduk LN - Penerimaan jasa dari penduduk LN
- Pembayaran biaya pariwisata ke LN - Penerimaan pariwisata dari LN
3. Neraca Hasil Modal 3. Neraca Hasil Modal
- Pembayaran bunga dan deviden - Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal 4. Neraca Modal
- Kredit yang diberikan ke LN dan - Kredit yang diproleh dari LN dan
Pembayaran cicilan utang Penerimaan cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang 5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
- Pembelian obligasi dari LN - Penjualan obligasi ke LN
Neraca transaksi berjalan (Current Account) terdiri dari : Neraca Perdagangan
(barang), Neraca Jasa, Neraca Pendapatan (hasil modal), dan neraca Transfer berjalan
(Transaksi unilateral / transaksi sepihak yang tidak menimbulkan kewajiban membayar,
30
msail Gift/hadiah, aid/bantuan dsb)

e. Kurs Valuta asing


Kurs Valuta Asing adalah jumlah satuan mata uang yang harus diserahkan untuk mendapatkan
satu satuan mata uang asing atau nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Terdapat dua macam kurs valuta asing, yaitu :
1. Kurs Jual, artinya menukar uang dalam negeri dengan uang asing, dengan cara dibagi.
2. Kurs Beli, artinya menukar uang asing dengan uang dalam negeri, dengan cara dikalikan
3. Kurs Menteri Keuangan adalah kurs yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan
yang dipakai sebagai dasar pelunasan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Ekspor dan Pajak Penghasilan.
4. Kurs yang digunakan adalah Kurs Jual karena yang ditanyakan adalah nilai impor, bukan
nilai Faktur Pajak dengan asumsi Tuan Lee membeli US$ dari bank.

14. Devisa dan Perdagangan Bebas


DEVISA
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri dari adanya transaksi internasional diperlukan suatu
alat pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang disebut dengan Devisa.
Fungsi Devisa, diantaranya :
a. Alat Tukar Internasional
b. Alat pembayaran utang luar negeri
c. Alat stabilisasi mata uang suatu Negara
d. Alat ukur kemampuan Negara dalam
melakukan transaksi internasional
Devisa dapat diperoleh dengan dua sumber, yaitu :
1. Devisa umun adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan jasa,
dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan valuta
asing di pasar valuta asing. Contoh : Penerimaan hasil minyak dan gas bumi, ekspor barang
hasil pertanian, ekspor barang hasil industri, jasa pengangkutan ke luar negeri, penerimaan
bunga obligasi asing, pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri dan sebagainya,
2. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat kurs
devisa kredit ditentukan oleh Pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing. Contoh : Bantuan atau pinjaman
luar negeri, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Sedangkan tujuan Penggunaan devisa diantaranya :


a. Membayar impor barang-barang dan jasa
b. Pembiayaan kedutaan-kedutaan, konsulat, atase (perwakilan di luar negeri)
c. Pembiayaan perjalanan dinas dan kunjungan pejabat ke luar negeri
d. Pengiriman kontingen kesenian/kebudayaan dan olah raga ke luar negeri
e. Membayar pokok hutang, cicilan hutang, dan bunga atas pinjaman luar negeri
f. Membantu negara lain yang kekurangan dana dan negara yang dilanda bencana alam

PERDAGANGAN BEBAS
Perdagangan bebas (Free Trade) adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alas an bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara
berspesialisasi dalam memproduksi barang di mana suatu negara memiliki keunggulan komparatif.
31
ACFTA adalah suatu kawasan perdagangan bebas di antara anggota-anggota ASEAN dan
Cina. Kerangka kerjasama kesepakatan ini ditandatangani di Phnom Penh, Cambodia, 4 November
2002, dan ditujukan bagi pembentukan kawasan perdagangan bebas pada tahun 2010, tepatnya 1
Januari 2010. Setelah pembentukannya ini ia menjadi kawasan perdagangan bebas terbesar
sedunia dalam ukuran jumlah penduduk dan ketiga terbesar dalam ukuran volume perdagangan,
setelah Kawasan Perekonomian Eropa dan NAFTA.
Perjanjian ACFTA ini telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dengan KEPPRES No.48
tahun 2004 dan mulai diberlakukan pada tanggal 1 januari 2010. Namun yang jadi kendala utama
pelaksanaan berlakunya perjanjian ACFTA di Indonesia, bahwa ternyata banyak pihak yang
meminta agar waktu berlakunya perjanjian ini agar direnegoisasi kembali oleh pemerintah, yang
menurut prediksi para pelaku bisnis dan pemerhati ekonomi Indonesia akan dapat merontokkan
ketahanan ekonomi nasional dari serbuan produk China yang masuk ke Indonesia. Adapun yang
perlu diperhatikan selanjutnya oleh pemerintah Indonesia dalam merenegosi-asikan kembali
ACFTA dalam lingkup pos-pos tertentu yang dianggap belum siap menghadapi pelaksanaan
ACFTA di Indonesia, maka pemerintah dalam pengertian paham monisme yang dianut pada UU
No. 24 tahun 2004, khususnya Pasal 4 ayat (2) dapat mengarahkan kepada kesamaan kedudukan
dan saling menguntungkan antarnegara peserta. Namun kendalanya adalah UU ini hanya berlaku
di Indonesia, maka tugas pemerintah yang paling berat adalah meyakinkan negara sesama anggota
ASEAN agar mendukung rencana yang diusung pemerintah Indonesia mengenai ketidak siapan
beberapa post yang belum siap sepenuhnya menghadapi akibat dari pelaksanaan perdagangan
bebas ACFTA di Indonesia.
Tujuan atau manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional, baik negara yang menganut
kebijakan perdagangan proteksionis maupun yang menganut kebijakan perdagangan bebas, pada
umumnya melakukan kebijakan perdagangan internasional dengan tujuan:
1. Mengendalikan Ekspor dan Impor
2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
3. Menyehatkan Neraca Pembayaran

Sedangkan manfaat kerjasama ekonomi internasional, diantaranya :


1. Dapat Mencukupi Kebutuhan dalam Negeri
2. Dapat Meningkatkan Produktivitas dalam Negeri
3. Dapat Memperluas Lapangan Kerja
4. Dapat Meningkatkan Pendapatan Negara melalui Ekspor
5. Dapat Memperkuat Rasa Persahabatan

1. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau AEC (Asean Economic Community)


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC))
adalah sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas
antarnegara-negara ASEAN. Untuk menghadapi persaingan yang teramat ketat selama
MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM)
yang trampil, cerdas, dan kompetitif. MEA atau AEC adalah bentuk kerjasama antar
anggota negara-negara ASEAN yang terdiri dari Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja,
Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Melalui MEA yang efektif
diawali pada tanggal 1 Januari 2016 terjadi pemberlakuan perdagangan bebas di
kawasan ASEAN. Sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan
bebas antar negara-negara ASEAN. MEA dirancang untuk mewujudkan kawasan
ASEAN 2020.
32
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan
negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi
melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-
prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang
konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan
dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar
dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan
mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif
ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi
pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan
mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
2. Pengakuan kualifikasi profesional;
3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
5. Meningkatkan infrastruktur
6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber
daerah;
8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
Karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
1. Pasar dan basis produksi tunggal,
2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,
3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Sedangkan tujuan utama MEA 2015 yang ingin menghilangkan secara signifikan
hambatan-hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan tersebut, diimplementasikan
melalui 4 pilar utama, yaitu
 ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and
production base) dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
terdidik dan aliran modal yang lebih bebas
 ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (competitive
economic region), dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak
atas kekayaan intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-
commerce;
 ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (equitable
economic development) dengan elemen pengembangan usaha kecil dan menengah, dan
prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos,
dan Vietnam); dan
 ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
(integration into the global economy) dengan elemen pendekatan yang koheren dalam
33
hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring
produksi global.

15. Unsur manajemen, fungsi manajemen dan Analisis SWOT dalam Manajemen sekolah
a. Unsur-unsur Manajemen
Unsur manajemen (tools of manajemen) tersebut terdapat 6 unsur, yaitu
1. Man (Tenaga Kerja Manusia)
2. Money (Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
3. Mathodes (Cara kerja atau sistem kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan)
4. Materials (Bahan-bahan yang diperlukan)
5. Machines (Mesin-mesin yang diperlukan untuk mencapai tujuan)
6. Market (Pasar atau pemasaran sebagai tempat untuk memperjualbelikan hasil
produksi)

b. Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan yang dapat
digambarkan sebagai berikut

1. Top Management (Manajemen Puncak)

2. Middle Management (Manajemen Menengah)

3. First Line Management atau Lower Management (Manajemen


Bawah)

1) Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah Direktur, Wakil Direktur, Presiden Direktur, General
Manager, CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief
Financial Officer).
2) Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung
antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian,
pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3) Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering
disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen,
atau mandor (foreman).

c. Fungsi Manajemen menurut GR Terry


1. Planning (Perencanaan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan waktu untuk
mencapai tujuan
Manfaat perencanaan di antaranya:
1. membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap unit akan terorganisasi
menuju arah yang sama;
34
2. akan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi;
3. memudahkan pelaksanaan pengawasan;

2. Organizing (Pengorganisasian) adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengatur


manusia atau karyawan atau pegawai.
Pengorganisasian bermanfaat untuk:
1. memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan;
2. menciptakan spesialisasi dalam melaksanakan tugas;
3. anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam rangka
mencapai tujuan.
3. Actuating (Penggerakan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan memotivasi atau
memberi semangat kepada karyawan atau pegawai
Manfaat Actuating (Penggerakkan): menggerakkan bawahan untuk bekerja mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
4. Controlling (Pengawasan) adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan atau
mengawasi setiap pekerjaan serta melakukan tindakan koreksi.
Manfaat Controlling (Pengawasan):
1. mencegah supaya tidak terjadi kesalahan.
2. perencanaan akan sesuai dengan rencana,
3. mencegah adanya kesalahan,
4. menciptakan kondisi agar karyawan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan,
5. mengadakan koreksi terhadap kegagalan yang timbul, dan
6. memberi jalan keluar atas suatu kesalahan.

d. Analisis SWOT
Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Strenght (kekuatan) :
1) Lulusan yang dihasilkan berkualitas.
2) Lokasi sekolah yang strategis.
3) Tenaga pendidik yang professional.
4) Sarana dan prasarana memadai
5) Ketertiban dan kedisiplinan tinggi
6) citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat, loyalitas pengguna dan
kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan

Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Weakness (Kelemahan) :


a.    Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b.    Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c.    Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap peluang, sehingga
mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang ini.
d.   Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan output lembaga
pendidikan yang lain dan sebagainya.

Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Opportunities :


a.    Kecenderungan peningkatan prestasi yang terjadi dikalangan peserta didik.
b.    Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c.    Perubahan dalam keadaan persaingan.
d.   Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
35
Analisis SWOT dalam manajemen sekolah yang termasuk Treaths :
a. faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan
b. minat peserta didik baru yang menurun,
c. motivasi belajar peserta didik yang rendah,
d. kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan

16. Badan Usaha dan Koperasi


A. BUMN : adalah badan usaha yang modalnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan. BUMN bergerak disektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Contoh : Perum dan Persero.
B. BUMD adalah badan usaha yang modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Contoh:
Bank Jateng, Bank Jabar, dan PDAM.
C. BUMS: adalah badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh swasta, dapat berbentuk
perseorangan maupun persekutuan. Contoh: Firma, Persekutuan Komanditer, Perseroan
Terbatas, Koperasi dan sebagainya.
1. PERUSAHAAN PERSEORANGAN adalah suatu bentuk badan usaha yang hanya
didirikan oleh seorang, modalnya dart seorang dan ia sendiri yang memimpin dan
bertanggung jawab atas segala pekerjaan dengan tujuan untuk mendapat laba.
2. FIRMA adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk mendirikan dan menjalankan suatu
perusahaan di bawah nama bersama, dan masing-masing sekutu atau anggota memiliki
tanggungjawab yang sama terhadap perusahaan. Tanggung jawab sekutu tidak terbatas
sehingga tidak ada pemisahan antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi atau
prive. Apabila perusahaan menderita kerugian, maka seluruh kekayaan pribadinya dapat
dijaminkan untuk menutup kerugian firma.
3. PERSEKUTUAN KOMANDITER (CV) adalah Persekutuan dua orang atau lebih untuk
mendirikan usaha dimana satu atau beberapa orang sebagai sekutu yang hanya
menyerahkan modal dan sekutu lainnya yang menjalankan perusahaan.
4. PERSEROAN TERBATAS (PT) adalah badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalarn saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Undang-Undang serta peraturan pelaksanaannya. Atau suatu persekutuan yang
mamperoleh modal dengan mengeluarkan sero atau saham, dimana tiap orang dapat
memiliki satu atau lebih saham, serta bertanggungjawab sebesar modal yang diserahkan.
D. KOPERASI adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, pasal 5 mengemukakan bahwa:
1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sebanding dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; dan
e. kemandirian.
2. Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi
sebagai berikut:
a. pendidikan perkoperasian; dan
b. kerja sama antar koperasi.
36
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, mencantumkan:
Fungsi dan Peranan Koperasi adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

17. Pembagian SHU Koperasi


Pendapatan koperasi selama satu tahun buku setelah dikurangi biaya-biaya disebut Sisa Hasil
Usaha (SHU) Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagi sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang
dan anggaran dasar koperasi.
SHU untuk anggota :
a. Jasa Modal atau Jasa Simpanan
Yaitu jumlah bagian Sisa Hasil Usaha yang diterima anggota imbalan modalnya dalam koperasi
Perhitungannya :
Simpanan anggota ybs
Bagian anggota = Total simpanan anggota x Jasa

b. Jasa penjualan atau Jasa Anggota


Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya membeli dari koperasi sehingga
koperasi itu memperoleh laba
Penjualan kepada anggota ybs
Bagian anggota = Total penjualan kepada anggota x Jasa penjualan

c. Jasa pinjaman atau Jasa Anggota


Yaitu bagian SHU yang diterima anggota karena jasanya meminjam pada koperasi sehingga
dapat memberikan pendapatan bunga kepada koperasi dan koperasi itu memperoleh laba
Pinjaman anggota ybs
Bagian anggota = Total pinjaman kepada anggota x Jasa pinjaman

Contoh :
Koperasi Bahagia akhir tahun 2014 memeroleh SHU Rp 20.000.000,00 dialokasikan untuk jasa
pinjaman 15%, jasa penjualan 20%, dan jasa modal 25% sebagai berikut:
Simpanan pokok Rp 10.000.000,00
Simpanan wajib Rp 40.000.000,00
Simpanan sukarela Rp 50.000.000,00
Penjualan Rp 80.000.000,00
Piutang anggota Rp 20.000.000,00
Tuan Surya seorang anggota koperasi mempunyai data sebagai berikut:
37
Simpanan pokok Rp 200.000,00
Simpanan wajib Rp 240.000,00
Jumlah pembelian di koperasi Rp 1.000.000,00
Jumlah pinjaman di koperasi Rp 2.000.000,00
Berdasarkan data di atas, hitunglah SHU yang diperoleh Tuan Surya!

Perhitungan SHU yang diterima Tuan Surya :


440.000
Jasa Simpanan = x 25% x Rp 20.000.000,00 = Rp 44.000,00
50.000.000
1.000.00
Jasa Penjualan = x 20% x Rp 20.000.000,00 = Rp 50.000,00
80.000.000
2.000.00
Jasa Pinjaman = x 15% x Rp 20.000.000,00 = Rp 300.000,00 +
20.000.000
Jumlah SHU Yang diterima = Rp 394.000,00

18. Akuntansi sebagai system Informasi, Persamaan akuntansi dan Mekanisme debit dan kredit

DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai ”Bahasa Bisnis” atau ”Bahasa Pengambilan Keputusan” ,
karena semakin kita dapat memahami dan menguasai ilmu akuntansi, maka akan semakin baik
pulan untuk menangani dunia usaha, dan dapat menangani berbagai aspek keuangan suatu
perusahaan. Akuntansi adalah sebagai suatu proses pencatatan,
penggolongan/pengklasifikasian, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan dari transaksi
keuangan suatu organisasi untuk pengambilan keputusan bagi para pemakai informasi keuangan
tersebut.
Informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan memiliki Kegunaan yaitu :
1. sebagai alat perencanaan, pengendalian kegiatan perusahaan dan dasar pembuatan keputusan
bagi pimpinan
2. sebagai laporan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak di luar perusahaan.
Sedangkan Pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi antara lain :
a. Pihak intern atau Pimpinan perusahaan (Manajer)
b. Pihak ekstern perusahaan, terdiri dari :
1. Investor atau calon investor
2. Karyawan
3. Pemberi Pinjaman (Bank)
4. Pemasok atau Kreditur lainnya
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Masyarakat

PERSAMAAN AKUNTANSI
1. Prinsip Keseimbangan antara Aktiva dan Pasiva.
Setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan, dicatat dengan menggunakan sistem
berpasangan dan menggunakan prinsip keseimbangan antara aktiva dengan pasiva, artinya
jumlah kekayaan harus sesuai dengan hak atas kekayaan perusahaan tersebut, sehingga
persamaan akuntansinya adalah :

AKTIVA = PASIVA
38

Pasiva dibagi menjadi dua, yaitu hak dari para kreditur (Kewajiban) dan Hak dari Pemilik
perusahaan (Ekuitas), sehingga harta bisa berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal
dan bias juga berasal dari pinjaman (dari luar perusahaa) yang disebut Kewajiban / Utang. Jadi
Persamaan akuntansinya berubah menjadi :
ASET/AKTIVA = LIABILITAS/KEWAJIBAN ata HARTA = UTANG +
+ EKUITAS u MODAL

2. Pengaruh Transaksi Keuangan terhadap Persamaan Akuntansi.


Pencatatan transaksi ke dalam persamaan akuntansi dapat dilakukan sebagai berikut :
Pencatatan
Transaksi
Akun Harta Akun Utang Akun Modal
a. Adanya Investasi awal pemilik Bertambah - Bertambah
b. Pembelian aktiva secara tunai Bertambah/Berkuran - -
g
c. Pembelian aktiva secara kredit Bertambah Bertambah -
d. Penerimaan pendapatan tunai / kredit Bertambah - Bertambah
e. Pembayaran biaya atau beban Berkurang - Berkurang
f. Pengambilan uang tunai untuk pribadi Berkurang - Berkurang
g. Pembayaran / pelunasan utang Berkurang Berkurang

Sedangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi besarnya modal suatu perusahaan dalam
pencatatan persamaan akuntansi, antara lain :
a. Adanya laba atau rugi perusahaan, Laba akan menambah modal dan Rugi akan mengurangi
modal
b. Adanya pendapatan yang diterima perusahaan, akan menambah modal
c. Adanya beban yang dikeluarkan perusahaan, akan mengurangi modal
d. Adanya pengambilan untuk keperluan pribadi (Prive), akan mengurangi modal
e. Adanya investasi tambahan dari pemilik atau dari sumbangan (donasi), akan menambah
modal

MEKANISME DEBIT DAN KREDIT


Pencatatan transaksi ke sebelah debit dan kredit berarti menunjukkan adanya penambahan
atau pengurangan terhadap rekening atau perkiraan atau akun. Untuk lebih mengetahui analisis
transaksi terhadap perubahan suatu rekening, dapat disajikan daftar atau tabel berikut ini.

Berkurang
Akun/Rekening / Perkiraan Bertambah dicatat Saldo normal
dicatat
1. Aset/Aktiva atau Harta Debit Kredit Debit
2. Akumulasi penyusutan aktiva Kredit Debit Kredit
tetap
3. Liabilitas/Kewajiban atau utang Kredit Debit Kredit
4. Modal atau Ekuitas Kredit Debit Kredit
5. Pengambilan prive pemilik Debit Kredit Debit
6. Pendapatan Kredit Debit Kredit
7. Beban atau biaya Debit Kredit Debit
39
Jadi berdasarkan analisis pengaruh transaksi keuangan ke dalam suatu rekening atau
perkiraan, maka dengan pertolongan bentuk rekening huruf T yang sederhana, cara mendebit atau
mengkredit adalah sebagai berikut :

D Aset/Aktiva K D Liabilitas/Kewajiban K D
Ekuitas/Modal K

+ - - + - +

D Pendapatan K D Beban K

- + + -

19. Jurnal dan Posting


a. JURNAL
Jurnal adalah pencatatan tentang pendebitan dan pengkreditan secara kronologis dari transaksi
keuangan beserta penjelasan yang diperlukan. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan,
sebelum dibukukan ke dalam Buku Besar, harus dicatat dahulud alam jurnal. Oleh karena itu
jurnal sering disebut sebagai buku catatan pertama (Book of Original Entry)
Bentuk Jurnal :
JURNAL UMUM Halaman
………
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
Akun/Rekening yang di debit - Rp
Akun/Rekening yang dikredit - xxxxxxx Rp
Keterangan : xxxxxxx
……………………………..

b. PENCATATAN KE BUKU BESAR (POSTING)


Setelah pencatatan transaksi pertama dalam jurnal, langkah selanjutnya melakukan
pencatatan ke dalam buku besar dengan jalan memindahkan kolom debit jurnal ke buku
besar sebelah debit dan kolom kredit jurnal ke buku besar sebelah kredit. Proses
memindahkan catatan dari jurnal yang telah dibuat ke dalam buku besar disebut dengan
posting. Sebelum melakukan posting dari jurnal, terlebih dahulu apabila terdapat saldo awal
sebelum memulai kegiatan akuntansi, dilakukan pencatatan saldo-saldo akun buku besar pada
awal periode ke akun buku besar yang sesuai.

Langkah-langkah posting (buku besar bentuk saldo tunggal) secara nyata tampak pada
ilustrasi berikut ini.
JURNAL UMUM Hal . 1
Tgl. Keterangan Ref. Debit Kredit
2014
Juli 2 Perlengkapan kantor 104 Rp 00
Utang usaha 201 500.000 Rp 00

4
1
2
3

2 4
3
1

40
Mencatat pembelian 500.000
perlengkapan

Perlengkapan kantor No.


104
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU. Rp 00 D Rp 00
1 500.000 500.000

Utang usaha
No. 201
Saldo
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
D/K Jumlah
2014
Juli 2 JU. Rp 500.000 00 K Rp 00
1 500.000

20. Jurnal Penyesuaian dan Kertas Kerja


a. AYAT JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian (Adjustment journal) adalah penyesuaian tentang catatan-catatan atau
fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari
neraca saldo dan data penyesuaian atau keterangan penyesuaian akhir periode, sehingga tanggal
penyusunan ayat jurnal penyesuaian (AJP) adalah akhir periode, biasanya tanggal 31
Desember.
Saldo-saldo di dalam neraca saldo yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain sebagai
berikut :
No Macam Penyesuaian Jurnal Penyesuaian
a. Pemakaian perlengkapan (Jumlah yang Beban perlengkapan Rp. xxx
disesuai kan adalah jumlah yang terpakai) Perlengkapan Rp. xxx
b. Piutang pendapatan/pendapatan yang masih Piutang …… Rp. xxx
harus diterima Pendapatan ….. Rp. xxx
c. Utang beban/beban yang masih harus dibayar Beban .… .. Rp. xxx
Utang .…… Rp. xxx
d. Utang pendapatan/pendapatan diterima di
muka
1) Saat penerimaan dicatat sebagai Utang .... diterima di muka Rp. xxx
atau Kewajiban Pendapatan .… Rp. xxx
(jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah
yang sudah terlampaui atau jumlah yang
sudah menjadi pendapatan atau jumlah
yang sudah kadaluarsa)
2) Saat penerimaan dicatat sebagai Pendapatan .… Rp. xxx
pendapatan
41
(jumlah yang disesuaikan adalah jumlah .... diterima di muka Rp. xxx
yang belum terlampaui atau jumlah yang
belum menjadi pendapatan atau belum
kadaluarsa)
e. Beban dibayar di muka
1) Saat pembayaran dicatat sebagai harta Beban .… Rp. xxx
(jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah .... dibayar di muka Rp. xxx
yang sudah terlampaui atau jumlah yang
sudah menjadi beban atau jumlah yang
sudah kadaluarsa)
2) Saat pembayaran dicatat sebagai beban .... dibayar di muka Rp. xxx
(jumlah Yang disesuaikan adalah jumlah Beban .… Rp. xxx
yang belum terlampaui atau jumlah yang
belum menjadi beban atau belum
kadaluarsa)
f. Kerugian piutang/piutang yang tidak tertagih Beban kerugian piutang Rp. xxx
Cadangan kerugian Rp. xxx
piutang
g. Penyusutan aktiva tetap Beban penyusutan .… Rp. xxx
Akumulasi penyusutan.. Rp. xxx

b. KERTAS KERJA
Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada
saat perusahaan akan menyusun laporan keuangan dengan cara yang sistematis. Kertas kerja
yang biasa digunakan adalah kertas kerja dengan bentuk 10 kolom, yakni kolom Neraca Saldo,
Ayat Penyesuaian, Neraca saldo disesuaikan, Rugi-Laba dan Neraca.
Bentuk neraca lajur yang lazim digunakan dalam praktik suatu perusahaan adalah bentuk 10
kolom, yaitu :
Perusahaan ………………………..
Kertas Kerja
Per 31 Desember 20…..
Nama NS AP NSD L/R Neraca
Akun/Perkiraan D K D K D K D K D K
Akun
Akun
Akun Aku utang
Pendap
Beban harta Akun
atan
modal

21. Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas (usaha). Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan aurs kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pemuatan keputusan ekonomi.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 1) Per 1 Juni 2012, Laporan
keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
42
1. Laporan posisi keuangan (Neraca atau Balance Sheet) pada akhir periode adalah laporan
yang menunjukkan keadaan keuangan atau possisi keuangan suatu perusahaan pada akhir
periode. Posisi keuangan yang dimaksud terdiri atas jumlah aktiva, kewajiban dan modal.
Penyusunan neraca harus diurutkan sesuai dengan tingkat likuiditasnya atau tingkat
kelancarannya. Rekening yang lancar harus didahulukan penyusunannya dan rekening yang
kurang lancar disusun di bawahnya.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement) komprehensip selama periode adalah laporan yang
menunjukkan pendapatan dan beban dari suatu perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Laporan laba-rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur
kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar.
Laba/Rugi = Pendapatan – Beban
3. Laporan Perubahan Ekuitas (Capital Statement) selama periode adalah laporan yang
menunjukkan sebab-sebab adanya perubahan modal, dari modal awal sampai dengan modal
akhir periode.
Modal akhir = Modal awal + Laba + Investasi tambahan – Prive
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) selama periode adalah laporan yang menunjukkan
arus masuk dan arus keluar tentang kas dan setara dengan kas. Kas merupakan uang tunai atau
saldo kas dan rekening giro, sedangkan setara kas merupakan investasi yang sifatnya sangat
likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan, dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi
penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komprehensip, yang disajikan ketika entitas
menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos
laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya

22. Jurnal khusus, Buku Besar dan Buku Pembantu


a. JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus adalah jurnal yang dirancang secara khusus untuk mencatat transaksi yang
bersifat sama dan sering terjadi atau berulang-ulang, dengan tujuan agara dapat bekerja secara
efektif dan efisien.
Jurnal khusus (Special Journal) yang biasa digunakan dalam akutansi perusahaan dagang ada 4
macam:
1. Jurnal Penerimaan Kas (JKM), untuk mencatat transaksi penerimaan kas.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas antara lain sebagai berikut.
1. Penjualan tunai.
2. Penerimaan pelunasan piutang.
3. Penerimaan pendapatan (Pendapatan bunga, dividen, sewa, dan lain-lain).
4. Retur pembelian secara tunai.
2. Jurnal Pengeluaran Kas (JKK), untuk mencatat transaksi pengeluaran kas.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal pengeluaran kas antara lain sebagai berikut.
1. Pembelian secara tunai.
2. Pembayaran atau pelunasan utang dagang.
3. Pembayaran beban-beban.
4. Retur penjualan secara tunai.
5. Pengambilan uang tunai untuk pribadi.
43
3. Jurnal Pembelian (JB), untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dan aktiva
lain secara kredit.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal pembelian antara lain sebagai berikut.
1. Pembelian barang dagangan secara kredit
2. Pembelian perlengkapan, peralatan, dan aktiva lain secara kredit.
4. Jurnal penjualan (JP), untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara kredit.
Disamping keempat jurnal khusus tersebut, perusahaan dagang harus tetap mempuyai Jurnal
Umum untuk mencatat transaksi yang tidak dapat ditampung dalam jurnal khusus yang
tersedia.
Transaksi yang dicatat dalam jurnal umum antara lain sebagai berikut.
a. Transaksi lain yang tidak dapat dicatat dalam jurnal khusus, misalnya: retur pembelian
kredit, retur penjualan kredit, perubahan utang atau piutang menjadi wesel, dan lain-lain.
b. Ayat jurnal penyesuaian (adjustment entry)
c. Ayat jurnal koreksi (correcting entry)
d. Ayat jurnal penutup (closing entry)
e. Ayat jurnal pembalikan (reversing entry)
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal khusus dapat dilakukan sebagai berikut :
Pencatatan
Jurnal Khusus
Akun didebit Akun dikredit
1. Jurnal penerimaan kas Kas dan Potongan Penjualan Penjualan, Piutang dagang,
Serba-serbi / rekening lain
(Pendapatan, Retur pembelian,
utang bank dan sebagainya)
2. Jurnal pengeluaran kas Pembelian, Utang dagang, Kas dan Potongan Pembelian
Serba-serbi / rekening lain
(Beban, Perlengkapan,
Peralatan, retur penjualan dsb)
3. Jurnal pembelian Pembelian, Serba-serbi / Utang dagang
rekening lain (Perlengkapan,
Peralatan dan aktiva lainnya)
4. Jurnal penjualan Piutang dagang Penjualan
5. Jurnal umum / Utang dagang, Retur penjualan, Piutang dagang, Retur
memorial dan Akun lain yang perlu pembelian dan Akun lain yang
didebit perlu dikredit
b. BUKU BESAR DAN BUKU PEMBANTU
Buku besar pembantu merupakan pencatatan secara rinci nama–nama pelanggan beserta
jumlahnya. Selanjutnya buku besar utama merupakan perkiraan kontrol atau perkiraan
pengendali dan buku besar pembantu merupakan rincian dari perkiraan kontrol. Tanggal
posting ke Buku Besar Utama adalah tanggal akhir bulan dan tanggal posting ke Buku
Pembantu adalah tanggal terjadinya transaksi. Bentuk buku pembantu sama dengan bentuk
buku besar utama.
Terdapat tiga macam buku besar pembantu dalam perusahaan dagang, antara lain :
a. Buku besar pembantu piutang, adalah buku tempat mencatat
rincian piutang perusahaan menurut nama pelanggan atau debitur. Sumber pencatatan buku
pembantu piutang berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan piutang dan dapat
berasal dari Jurnal Penjualan, Jurnal Umum dan Jurnal Penerimaan Kas
b. Buku besar pembantu utang, adalah buku tempat mencatat
rincian utang perusahaan menurut nama kreditur. Sumber pencatatan buku pembantu utang
44
berasal dari bukti transaksi yang berkaitan dengan utang dan dapat berasal dari Jurnal
Penmbelian, Jurnal Umum dan Jurnal Pengeluaran Kas
c. Buku besar pembantu persediaan, adalah buku tempat mencatat
secara rinci persediaan barang dagangan, baik jenis, jumlah, harga per unit, maupun harga
pokok secara keseluruhan. Sumber pencatatan buku pembantu persediaan berasal dari bukti
transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dan dapat berasal dari Jurnal Penjualan,
Jurnal pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, Jurnal Pengeluaran Kas dan Jurnal Umum

23. Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang


Jurnal penyesuaian (adjustment journal) adalah jurnal untuk mengadakan penyesuaian
catatan-catatan dengan keadaan atau fakta yang sebenarnya pada akhir periode. Tujuannya agar
setiap perkiraan riil dan perkiraan nominal dapat menunjukkan besarnya harta, utang, modal,
pendapatan, dan beban yang sebenarnya dan seharusnya diakui pada akhir periode. Berbeda
dengan perusahaan dagang, selain menyusun jurnal penyesuaian seperti yang telah disebutkan di
atas, masih terdapat jurnal penyesuaian untuk akun persediaan barang dagangan, yaitu persediaan
barang dagangan yang belum laku dijual dan masih terdapat di gudang, untuk dapat dijual pada
periode mendatang. Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo dan data
penyesuaian akhir periode, seperti yang telah dilakukan dalam akuntansi perusahaan jasa.
Jurnal penyesuaian untuk akun Persediaan barang dagangan adalah :
1) Metode/Pendekatan Ikhtisar L/R Ikhtisar L/R Rp.
xxx
Persed.barang dagangan (awal) Rp.
xxx
Persed.barang dagangan (akhir) Rp.
xxx
Ikhtisar L/R Rp.
xxx
2) Metode/Pendekatan Harga pokokHarga pokok penjualan Rp.
penjualan xxx
Persed.barang dagangan (awal) Rp.
xxx
Pembelian Rp.
xxx
Beban angkut pembelian Rp.
xxx
Persed.barang dagangan (akhir) Rp.
xxx
Retur pembelian dan PH Rp.
xxx
Potongan pembelian Rp.
xxx
Harga pokok penjualan Rp.
xxx

24. Laporan Keuangan Persahaan dagang dan HPP


a. LAPORAN KEUANGAN PD
Laporan keungan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan
suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan
45
informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan
dan membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan. Pada umumnya laporan keuangan
meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca.

1. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)


Laporan laba/rugi adalah laporan yang menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir
periode akuntansi. Penyajian laporan laba/rugi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
tahap langsung (single step) dan bentuk bertahap (multiple step).
Penyajian laporan laba/rugi secara singkat sebagai berikut :
PD ________________________
Laporan laba/Rugi
untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 200___
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Penjualan Rp…………….
Retur penjualan dan Potongan penjualan Rp …………… -
Penjualan bersih Rp ……………
Harga Pokok Penjualan Rp ……….... -
Laba kotor Rp ……………
Beban Usaha (Beban penjualan& Beban admi. dan umum) Rp …………… -
Laba usaha Rp ……………
Pendapatan di luar usaha Rp …………… +
Rp ……………
Beban di luar usaha Rp …………… -
Laba bersih sebelum pajak Rp ……………
Pajak penghasilan Rp …………… -
Laba bersih setelah pajak Rp ……………
===========

Ada dua cara menghitung Laba / Rugi dalam Akuntansi :


1. Pendapatan terdiri dari :
2. a. Penjualan
b. Pendapatan lain-lain
Modal awal Rp ...............
Beban terdiri dari :
Laba bersih Rp ............... + a. Retur penjualan dan Potongan penjualan
Rp ............... b. Harga pokok penjualan
Prive pemilik Rp ............... – c. Beban penjualan
Modal akhir Rp ............... d. Beban administrasi
========== e. Beban lain-lain
f. Pajak penghasilan

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menunjukkan adanya perubahan modal. Hal-
hal yang diperhitungkan dalam penyusunan laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :
a. Besar modal awal periode
b. Besar laba atau rugi usaha
46
c. Besar pengambilan pribadi pemilik atau prive
d. Besar investasi tambahan dari pemilik
e. Besar modal akhir periode
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan perseorangan,
persekutuan, atau firma, sedangkan untuk perusahaan berbentuk perseorangan terbatas (PT)
istilahnya adalahlaporan laba ditahan atau Return Earning Statement.

3. Neraca (Balance Sheet)


Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, yaitu
laporan tentang besarnya harta, utang, dan modal perusahaan. Penyusunan laporan necara pada
perusahaan dagang caranya sama seperti menyusun laporan neraca dalam perusahaan jasa dan
disusun sesuai dengan tingkat likuiditasnya

b. PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN


Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) adalah harga pokok dari barang-barang yang
telah laku dijual selama periode tertentu.
Dalam menghitung harga pokok penjualan harus diperhatikan unsur-unsurnya :
a. Persediaan Barang Dagangan awal (+)
b. Pembelian (+)
c. Beban angkut pembelian (+) Barang tersedia untuk
dijual
d. Retur pembelian dan Pengurangan harga (–) Pembelian bersih (a – e)
e. Potongan pembelian (–) (b – e)
f. Persediaan Barang Dagangan akhir (–)

25. Jurnal Penutup, Posting akhir dan Neraca Saldo Setelah Penutupan
a. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal untuk mengenolkan saldo perkiraan sementara, jika
perusahaan ingin mengetahui laba atau rugi usaha selama satu periode. Sumber penyusunan
ayat jurnal penutup berasal dari kertas kerja kolom rugi–laba.
Prosedur penyusunan jurnal penutup dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
Menutup akun Jurnal Penutup
1. Akun Pendapatan Pendapatan Rp xxx
Ikhtisar L/R Rp xxx
2. Akun Beban Ikhtisar L/R Rp xxx
Beban-beban Rp xxx
3. Akun Ikhtisar L/R
a. Jika diperoleh laba Ikhtisar L/R Rp xxx
Laba diperoleh apabila Ikhtisar L/R Modal pemilik Rp xxx
K>D
b. Jika diderita rugi Modal pemilik Rp xxx
Rugi diderita apabila Ikhtisar L/R D Ikhtisar L/R Rp xxx
>K
4. Akun Pengambilan prive Modal pemilik Rp xxx
Prive pemilik Rp xxx
47

b. POSTING AKHIR ATAU MELAKUKAN PENUTUPAN BUKU BESAR


Pada akhir periode angka-angka yang terdapat pada saldo debit dan saldo kredit Akun buku
besar akan ditutup dengan cara memindahbukukan (posting) dari jurnal penyesuaian dan jurnal
penutup sesuai dengan akun buku besar yang digunakan. Setelah jurnal penyesuaian dan jurnal
penutup dibukukan maka akun nominal akan seimbang atau bersaldo nol, sedangkan akun riil
(akun harta, utang dan modal) masig tetap bersaldo dan saldo tersebut sebagai dasar dalam
menyusun neraca saldo setelah penutupan.

c. NERACA SALDO SETEPAH PENUTUPAN


Tahap yang harus dilalui dalam siklus akuntansi setelah dibuat ayat jurnal penutup dan
postingnya adalah menyusun neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah
penutupan adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo rekening buku besar setelah
perusahaan melakukan penutupan buku,yang tujuannya supaya aktiva/harta,
kewajiban/utang, dan modal selalu dalam keadaan seimbang, sebelum perusahaan memulai
pencatatan pada tahun atau periode berikutnya.Dalam NSSP besarnya Harta dan Utang =
tetap dan Besarnya Modal berubah = Modal awal + Laba atau – Rugi – Prive.

26. Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh oleh perusahaan atau kinerja suatu
entitas yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih
lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat digunakan untuk mendukung keputusan yang
akan diambil. Sehungga tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : aset (aktiva/harta), liabilitas
(kewajiban/utang), ekuitas (modal), pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan
arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan keuangan dalam menganalisis dan memprediksi kondisi suatu
perusahaan.
Laporan keuangan tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan tehnik atau metode analisis
horisontal dan analisis vertikal. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan
laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga akan diketahui perkembangannya atau analisisnya
dinamis, dan analisis vertikal adalah analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau
dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja atau analisisnya
statis.
Dengan menggunakan analisis yang dinamis akan diperoleh hasil analisis yang lebih
memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan
diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam analisis
perbandingan ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :
1. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
2. Kenaikan atau penurunan dalam persentase
3. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
48
4. Data besarnya persentase dari total
5. Pengaruh kinerja suatu perusahaan
6. Pengaruh kenaikan atau penurunan terhadap ekuitas perusahaan
Contoh 1 :
Kenaikan/penurun Rasi % dari
31 Desember
No Pos-pos an o total
. Neraca 201
2015 (Rp) 2016 (Rp) Rp % 2015
6
1. Kas 8.000.000,0 16.000.000,00 8.000.000,00 10 2,00 3,43 6,02
0 0
2. Piutang dagang 20.000.000,00 5.000.000,00 - -75 0,25 8,58 1,88
15.000.000,00
3. Persediaan Brg 40.000.000,00 30.000.000,00 - -25 0,75 17,17 11,28
10.000.000,00
4. Tanah 75.000.000,00 90.000.000,00 15.000.000,00 20 1,20 32,19 33,83
5. Gedung 50.000.000,00 75.000.000,00 25.000.000,00 50 1,50 21,46 28,20
6. Aktiva tetap lain 40.000.000,00 50.000.000,00 10.000.000,00 25 1,25 17,17 18,80
Jumlah 233.000.000,0 266.000.000,0 33.000.000,00 14 1,14 100,00 100,00
0 0
Keterangan :
a. Kinerja perusahaan tersebut membaik dibuktikan dengan kenaikan besarnya aset atau aktiva
perusahaan, sehingga perusahaan mengalami perkembangan atau kemajuan
b. Dengan kenaikan aset atau aktiva, maka juga berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas
perusahaan.
Contoh 2 :
No 31 Desember Kenaikan/penurunan Rasi
Pos-pos Laba-Rugi
. 2015 (Rp) 2016 (Rp) Rp % o
1. Penjualan bersih 80.000.000,0 160.000.000,00 80.000.000,00 100,00 2,00
0
2. Harga pokok penjualan 40.000.000,00 75.000.000,00 35.000.000,00 87,50 1,88
3. Laba kotor 40.000.000,00 85.000.000,00 45.000.000,00 112,50 2,13
4. Beban usaha 15.000.000,00 20.000.000,00 5.000.000,00 33,33 1,33
5. Laba bersih sebelum 25.000.000,00 65.000.000,00 40.000.000,00 160,00 2,60
pajak
6. Pajak penghasilan 2.500.000,00 5.000.000,00 2.500.000,00 100,00 2,00
7. Laba bersih setelah pajak 22.500.000,00 60.000.000,00 37.500.000,00 166,67 2,67
Keterangan :
a. Kinerja perusahaan tersebut membaik dibuktikan dengan kenaikan besarnya laba bersih,
sehingga perusahaan mengalami perkembangan atau kemajuan
b. Dengan kenaikan laba, maka juga berpengaruh terhadap kenaikan ekuitas perusahaan.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan entitas,
faktor utama yang akan dilakukan adalah analisis rasio atau perbandingan laporan keuangan, yang
terdiri dari berikut ini.
1. Likuiditas, adalah analisis yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau dapat
melunasinya dalam jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangan pada saat ditagih atau sewaktu-waktu atau saat jatuh tempo. Perusahaan yang mampu
49
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut juga ”Likuid” dan sebaliknya
perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya disebut juga
”Illikuid”. Likuiditas dapat ditentukan dengan membandingkan antara Aset lancar (harta
lancar) dengan Libilitas Lancar (Utang Lancar)
2. Solvabilitas, adalah analisis yang menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan
(dibubarkan), atau dapat melunasi kewajiban/utang dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Suatu perusahaan yang memiliki kemampuan memenuhi seluruh kewajibannya disebut juga
”Solvabel” dan sebaliknya perusahaan yang tidak memiliki kemampuan memenuhi seluruh
kewajibannya disebut juga ”Insolvabel”. Solvabilitas dapat ditentukan dengan
membandingkan antara Seluruh aset (harta) dengan seluruh liabilitas (utang)
3. Rentabilitas atau profitabilitas, adalah analisis yang menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan/laba selama periode tertentu agar
dapat terjaga kontinuitasnya. Suatu perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan
keuntungan disebut juga ”Rendabel”. Rentabiltas dapat ditentukan dengan membandingkan
besarnya keuntungan/laba dengan besarnya ekuitas/modal yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai