Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Disusun oleh :

Nama : Angela Patricia Kerawing


NIM : 19/20894/BP
Kelas : Antan A
Jurusan : Budidaya Pertanian
Acara IV : Pengenalan Pestisida
Co.Ass : Tedi Kurnianto, SP

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2020
I. ACARA IV : Pengenalan Pestisida
II. TANGGAL PRAKTIKUM : 8 Oktober 2020
III. TUJUAN : Mengetahui Jenis Pestisida dan
Spesifikasinya

IV. DASAR TEORI

Pestisida merupakan zat, senyawa kimia (zat pengatur tumbuh


dan perangsang tumbuh), organisme renik, virus dan zat lain-
lain yang digunakan untukmelakukan perlindungan tanaman atau bagian
tanaman (Pedum Kajian Pestisida,2012). Beberapa tahun terakhir
penggunaan pestisida oleh petani cenderungmeningkat, karena hal tersebut
dianggap cara paling efektif untuk mengendalikanOPT, sehingga permintaan
pestisida di tingkat petani meningkat. Jumlah merkdagang pestisida yang
beredar di Indonesia sangat banyak. Setidaknya pada tahun2010 terdapat
2.628 merk dagang pestisida dari 196 perusahaan yang terdaftar
diKementerian Pertanian
Beredarnya jenis pestisida dalam jumlah yang banyak, sementara
informasitentang penggunaan pestisida yang bijaksana masih terbatas,
menyebabkan perilaku petani dalam penggunaan pestisida semakin tidak
terkendali. Oleh karenaitu, upaya mengurangi dampak negatif akibat
penggunaan pestisida perlu terusdiupayakan. Salah satu diantaranya ialah
dengan pengelompokan pestisida yang beredar di Indonesia.
 Penggolongan pestisida dapat dilakukan dengan berbagai cara,
tergantungdari tujuan yang diinginkan seperti penggolongan pestisida
berdasarkankomposisinya, berdasarkan cara penggunaannya, berdasarkan
target hama
dan berdasarkan kelompok hama yang akandikendalikan. Berdasarkan komp
osisi bahan kimianya, pestisida kimi
Penggunaan pestisida di lingkungan pertanian menjadi masalah yang
sangat dilematis, terutama pada tanaman sayuran yang sampai sat ini masih
menggunakan insektisida kimia sintetis secara intensif. Di satu pihak dengan
digunakannya pestisida maka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme
penggangu tanaman (OPT) dapat ditekan, tetapi akan menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan seperti berkembangnya ras hama yang resisten
terhadap insektisida, resurjensi hama, munculnya hama sekunder,
terbunuhnya musuh alami hama dan hewan bukan sasaran lainnya, serta
terjadinya pencemaran lingkungan, sedangkan di lain pihak tanpa pengunaan
pestisida akan sulit menekan kehilangan hasil yang diakibatkan OPT. Karena
hal tersebut, kita harus menggunakan pestisida dengan sebaik-baiknya dan
mengikuti cara pemakaian, dosis, konsentrasi, dan penggunaannya
(Kardinan, 2001).

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak,


memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest
("hama") yang diberi akhiran cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-
macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikrobia
yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun".
Tergantung dari sasarannya, pestisida dapat berupa insektisida (serangga)
fungisida (fungi/jamur) rodentisida (hewan pengerat/Rodentia) herbisida
(gulma) akarisida (tungau) bakterisida (bakteri) (Novizan. 2002).
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Alat Tulis
2. Buku
3. Camera

B. Bahan
1. Herbisida
2. Fungisida
3. Insektisida
VI. CARA KERJA
1. Mencari produk pestisida sebagai sample
2. Mengamati Pestisida dan mendokumentasi produk
3. Membuat diskripsi berdasarkan:
a. Nama dagang
b. Bahan aktif
c. Cara aplikasi
d. Daya kerja
VII. HASIL PENGAMATAN
A. Herbisida
Enduro

Deskripsi :
Insektisida Endure 120 SC merupakan prodak unggulan dari Corteva
AgroScience, Bahan aktif Spinoteram 120g/l yang terkandung pada
insektisida Endure 120 SC ini adalah jenis bahan aktif yang cukup langka
peredarannya di Indonesia, sehingga menjadi keunggulan insektisida
Endure 120 SC karena akan mampu mengendalikan hama lebih efektif
meski sudah resistensi.

a. Bahan aktif : spinetoram


b. Cara aplikasi : Blanket Spraying
c. Waktu aplikasi : Pre-Emergence
d. Daya kerja : Kontak
e. Daya bunuh : Efektif
f. Formulasi : spinosyns
g. Sasaran: : untuk hama sasaran yang sudah resistensi pada

insektisida lain
B. Fungisida

Deskripsi :
Score 250 EC termasuk jenis fungisida sitemik yang sudah dilengkapi
dengan zat pengatur tumbuh (ZPT) tanaman. ... Dapat digunakan
pada tanaman: apel, bawang, cabai, Jagung, jeruk, kacang panjang,
kedelai, kelapa sawit, kentang, mangga, padi, semangka, tembakau,
tomat.

a. Bahan aktif : difenokonazol 250 g/l.


b. Cara aplikasi : Sistemik
c. Waktu aplikasi : Pre-Emergence
d. Daya kerja : Kontak
e. Daya bunuh : sangat efektif
f. Formulasi : EC (Emulsible Cncentrate) / cairan pekat
g. Sasaran : penyakit jamur pada berbagai jenis tanaman
C. Herbisida

Deskripsi :
Kleenup 480 SL adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif glifosat
di produksi menggunakan glifosat dan surfaktan khusus standar
kualitas dunia. Terbukti efektif mengendalikan gulma sampai ke akar
nya, . Fleksibel digunakan pada lahan pasang surut maupun lahan
mineral. Serta memiliki pita piktogram hijau lebih ramah lingkungan
dan aman bagi pengguna.

a. Bahan aktif : glifosat


b. Cara aplikasi : Blanket Spraying
c. Waktu aplikasi : Pre-Emergence
d. Daya kerja : Kontak
e. Daya bunuh : Tidak selektif
f. Formulasi : SL (Solube Liquid)
h. Sasaran : Gulma berdaun lebar, gulma berdaun sempit
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini di acara empat praktikan di suruh untuk
mengenal bahan-bahan pestisida untuk pertanian. Disini praktikan mencari
tiga pestisida yaitu Herbisida, Fungisida, dan yang terakhir adalah
insektisida.
Keuntungan dengan adanya pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun
juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu
dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga
untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang
pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama
untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa serangan hama pada tanaman cukup tinggi. Dengan
menggunakan pestisida kehilangan hasil produksi pertanian bisa dikurangi.
Pada tahun 1985 dunia menggunakan sekitar 2300 juta kg pestisida kimia.
Pestisida meningkat dengan pesat khususnya di Negara-negara sedang
berkembang dimana pestisida dianggap suatu cara mudah untuk
meningkatkan produksi, seringkali aktif dipromosikan dan disubsidi. Namun
demikian, beberapa kerugian dan bahaya penggunaan pestisida lambat laun
menjadi jelas, antaralain: dari waktu ke waktu, hama menjadi kebal terhadap
pestisida, yangkemudian memaksa penggunaan pestisida dalam dosisi yang
lebih tinggi. Akhirnya perlu dikembangkan pestisida jenis baru. Hal ini
merupakan proses yang mahal dan lama. Kekebalan hama ini semakin
berkembangcepat di daerahtropis daripada di daerah beriklim sedang karena
proses biologisnya berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi.
Pestisida bukan hanya pembunuh organisme yang menyebabkan
kerusakan pada tanaman, namun juga membunuh organisme yang berguna
seperti musuh alami hama. Serangan hama primer dansekunder bisa
meningkat setelah pestisida membunuh musuh alamihama ; Pestisida yang
tidak mudah terurai, akan terserap dalam rantai makanan dan sangat
membahayakan seranggga, hewan pemakanserangga, burung pemangsa, dan
pada akhirnya manusia. Dampak tarhadap manusia apabila penggunaan
pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan perawatan kesehatan,
orang yang sering berhubungan dengan pestisida, secara lambat laun akan
mempengaruhi kesehatannya.

Berdasarkan cara kerjanya maka pestisida dibedakan atas racun kontak dan
racun perut-sistemik. Pestisida yang bersifat kontak tidak berpenetrasi ke
dalam jaringan tanaman dan tidak turut serta dalam sistem vaskularisasi
tanaman. Sebaliknya pada pestisida yang bersifat sistemik, racun akan masuk
ke dalam organ-organ tanaman baik lewat akar, batang atau daun. Pestisida
dapat bersifat toksik terhadap tanaman pokok, hingga tanaman itu mati atau
pertumbuhannya terganggu. Penggunaan pestisida yang terusmenerus dan
berlebihan akan meningkatkan residu pada tanaman. Residu ini dibutuhkan
untuk dapat membunuh hamanya. Namun, sejumlah pestisida tertentu
(pestisida yang tergolong sangat persisten) meninggalkan residu cukup lama
pada tanaman hingga besar kemungkinan ikut termakan oleh konsumennya.

Penggunaan pestisida di seluruh dunia didominasi oleh insektisida,


fungisida, dan herbisida. Di tingkat dunia, penggunaan pestisida didominasi
oleh herbisida yang disusul oleh insektisida dan fungisida, sedangkan di
Indonesia, insektisida masih menempati urutan teratas. Pestisida telah
digunakan secara luas untuk mencegah dan memberantas hama selama
penanaman dan perawatan setelah pemanenan pada komoditas pertanian dan
perkebunan.
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut
1. Pestisida bersifat racun dari bahan kimia yang digunakan untuk
membunuh srangga, gulm, jamur, bakteri, dan patogen lain yang dapat
mengganggu tanaman agar tidak menimbulkan kerugian
2. Jenis pestisida meliputi insektisida (serangga), fungisida (fungi/jamur),
rodentisida (hewan pengerat/rodentia), herbisida (gulma), akarisida
(tungau), serta bakterisida (bakteri), dll.
3.  Keuntungan pestisida yaitu mengendalikan jasad-jasad pengganggu
dalam bidang pertanian, bidang kehutanan terutama untuk pengawetan
kayu dan hasil hutan yang lainnya, bidang kesehatan dan rumah tangga
untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang
pengganggu kenyamanan lingkungan
4.  Kelemahan penggunaan pestisida yaitu merusak lingkungan dengan
bahan kimia yang terkandung di dalam pestisida, menimbulkan sifat
resisten pada patogen
5. Pestisida telah digunakan secara luas untuk mencegah dan
memberantas hama selama penanaman dan perawatan setelah
pemanenan pada komoditas pertanian dan perkebunan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2020 .Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Institut
Pertanian Stiper.Yogyakarta.
Kamandali, W. 1997. Pengelolaan Serangga Secara Berkelanjutan. Bandung.
Diakses pada tanggal 09 Oktober 2020 pukul 12:20 WITA
Nathalia. Putri, 2015. “Pengenalan Herbisida”. www.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 09 Oktober 2020 pukul 14:20 WITA
Suharman. Budi, 2020. “Alat spray pengendallian hama”. www.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 09 Oktober 2020 pukul 15:00 WITA
Viktor. H, 1988. Pengantar Nematologi Tumbuhan. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta. Diakses pada tanggal 09 Oktober 2020 pukul 20:01 WITA

Yogyakarta, 14 Oktober 2020


Mengetahui,
Co. Ass Praktikan

(Tedi Kurnianto,Sp ) (Angela Patricia Kerawing)

Anda mungkin juga menyukai