Kalau ada orang bilang No Galau dalam pembelajaran daring! Saya justru
guru yang galau dalam menghadapi pembelajarn daring. Karena saya sadar
sesadar-sadarnya bahwa IT saya masih pas-pasan belum dapat dikatakan
layak apalagi piawai. Saya selama ini dalam melaksanakan pembelajaran
masih konvensional kalupun menggunakan IT paling saya menggunakan
laptop dan infocus, umtuk file-file sudah saya persiapkan dari rumah di buat
dalam bentuk PPT sehingga tidak begitu ada kendala karena tidak melalui
daring.
Namun saat pandemi covid-19 ini pembelajaran setiap hari harus daring.
Mau tidak mau saya harus bangkit dari ketertingalan saya, ketidaktahuan
saya, bahkan saya tidak malu untuk belajar dan bertanya menggunakan
aplikasi kepada siapa saja yang bisa bahkan kepada teman yang masih
senior yang pandai di bidang IT saya selalu bertanya. Walau usia yang
sudah tidak muda dan keterbatasan IT, saya mencoba untuk ikut webinar-
webinar melalui zoom meeting. Ibarat orang baru belajar berdiri tentu saat
bangkit tidak mungkin langsung dapat berdiri tegak tentu harus dibantu atau
dipandu. Berkat pengalaman beberapa kali ikut zoom meeting, akhirnya
saya bisa menggunakan aplikasi soom meeting saat pembelajaran daring
walau masih tertatih-tatih. Ada rasa terobati dapat memandang wajah
peserta didik walau tidak terlama menggunakannya karena mengingat ada
gawai siswa yang tidak bisa masuk link soom karena sinyal, bahkan ada
yang gawainya memang tidak ada aplikasi zoom, dan ada yang kuotanya
tidak mencukupi.
Melihat kenyataan ini saya menghimbau siswa yang tidak bisa ikut zoom
dengan tetap mmenunggu di whatsApp grup dengan mengirim foto dirinya
sebagai bukti peserta didik itu hadir sekaligus saya dapat melihat wajahnya..
Setelah perkenalan dan menjelaskan dan tanya jawab tentang materi saya
kembali ke grup whatsApp. Karena jika berlama-lama di zoom , karena
zoom meeting banyak menyedot kuota. Selain itu ada sebagian siswa yang
sudah menunggu di wa grup.
Minggu berikutnya saya berusaha bangkit lagi mencari aplikasi apa yang
dapat digunakan untuk pembelajaran daring. Saya pacu diri saya untuk
bangkit dan melek teknologi yang selama ini terabaikan!Lagi-lagi saya
belajar dan mendapat ilmu membuat aplikasi google classroom. Pada
penggunaan aplikasi google classroom saya temukan perbedaan yang
mencolok! Kalau pada dunia nyata untuk masuk ke kelas yang sama, guru
dan siswa masuk pada satu pintu yang sama pula. Namun pada google
classroom walau kelas sama tapi guru masuk pada khusus untuk guru dan
siswa masuk pada khusus siswa. Sehingga cara masuk ke claasroom itu
berbeda. Untuk memudahkan siswa dalam masuk ke classroom siswa harus
buka kode classroom dan ditunjang pula oleh paket dan sinyal yang bagus.
Namun ketika jaringannya bermasalah siswa tidak bisa atau lamban masuk
ke classroom. Selain itu di classroom untuk berinteraksi dengan siswa hanya
bisa chating. Inilah kendala yang saya temui jika menggunakan classroom.
Saya yang terbiasa berbicara saat ngajar merasa sangat tersiksa dalam diam,
dan tengkuk serta tangan saya terasa keram karena terlalu lama menunduk
melihat gawai atau laptop.