Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL BATUBARA DAN PANAS BUMI

Eksplorasi dan Potensi Nikel di Indonesia

Moehamad Awaludin
Bandung, 13 Januari 2021
Mineral “Low Carbon” dan
“High Tech””
Annual demand from energy technologies in
2050

Sumber : Bank Dunia, 2020

Industri Stainless steel yang mendominasi lebih


dari 60% penggunaan Nikel, kemungkinan akan
stagnan di masa pandemi Covid 19, namun
ekspansi dari industri kendaraan listrik akan
meningkatan permintaan nikel dari 2,4 juta ton
di tahun 2019 menjadi 2,8 juta ton di tahun
2025 (bertumbuh 2,3% per tahun)

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 2


KERANGKA

KETERJADIAN EKSPLORASI POTENSI

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 3


MINERAL, BIJIH DAN LOGAM NIKEL

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 4


KETERJADIAN

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 5


Jalur Metalogeni Indonesia
Terdapat 15 jalur, hasil mineralisasi logam (metalogeni) hasil proses magmatik dengan total panjang 15.000 km. Sepanjang
7000 km telah intensif dieksplorasi dan dieksploitasi (dimodifikasi dari Carlile, 1994), namun 8000 km belum dilakukan
eksplorasi secara optimal, untuk itu dibutuhkan koordinasi disini. Jalur Ultrabasa nikel laterit berada di Sulawesi,
Maluku utara dan Papua
Tambang nikel dunia umumnya berasal dari 2 tipe cebakan/endapan bijih:
• endapan laterit dengan mineral bijih utama nickeliferous limonite
[(Fe,Ni)O(OH)] dan garnierite, atau
• cebakan sulfida magmatik dengan mineral bijih utama pentlandite
[(Ni,Fe)9S8].

• Nikel di Indonesia secara umum terjadi dalam bentuk


endapan laterit nikel (mengandung logam ikutan Fe dan
Co).
• Endapan tersebut terletak di permukaan batuan dasar
ultramafik dan sebagai hasil dari pelapukan kompleks
ofiolit.

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 7


SKEMATIK PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT
Lapisan laterit Insitu

Zona
Pelindian

Zona Pengkayaan Terbanyak

Zona Erosi

Pengkayaan dangkal dengan Pengkayaan dalam oleh retakan-retakan batuan


Pengendapan bijih nikel dan larutan yang turun
sedikit retakan batuan
(Dimodifikasi dari de Chetelat, dalam Boldt, 1967)

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 8


SKEMATIK PROFIL LATERIT NIKEL
SKEMATIK PROFIL
KANDUNGAN UNSUR (%)
LATERIT
ISTILAH UMUM
Ni Co Fe MgO

Limonit Merah < 0,8 < 0,1 > 50 < 0,5

Limonit Kuning 0,8 s.d. 1,5 0,1 s.d. 0,2 40 s.d. 50 0,5 s.d. 5

Transisi 1,5 s.d. 1,8 25 s.d. 40 5 s.d. 15


0,02 s.d. 0,1
Saprolit 1,8 s.d. 3 10 s.d. 25 15 s.d. 35

Batuan Segar 0,3 0,01 5 35 s.d. 45

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 9


PROFIL LATERIT NIKEL PULAU GAG

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 10


PROFIL SINGKAPAN DAN SKETSA SINGKAPAN LATERIT NIKEL PULAU GAG

Zona Limonit
Zona Saprolit

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 11


EKSPLORASI

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 12


KONDISI DAN PROSPEK KEGIATAN EKSPLORASI NIKEL
• Litologi
• Struktur geologi
• Morfologi
• Iklim

Formasi batuan pembawa


mineralisasi nikel (batuan
ultramafik)

LUAS
SULAWESI : 16.490 km2
MALUT : 2.826 km2
PAPUA BARAT : 2.469 km2
PAPUA : 12.920 km2
Luas IUP & KK ±6.200 km2

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 13


KONDISI DAN PROSPEK KEGIATAN EKSPLORASI NIKEL
Beberapa lokasi sumber
daya tidak memiliki IUP
(44 lokasi)

Dapat dilakukan eksplorasi,


penugasan dan dilelang sesuai
UU NO 3 Tahun 2020

KENDALA :
Beberapa bagian wilayah
yang ditempati oleh
formasi pembawa nikel
terletak di kawasan hutan
lindung, yang tidak dapat
dilakukan kegiatan usaha
pertambangan, karena
penambangan nikel laterit
dilakukan secara terbuka

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 14


METODA EKSPLORASI
• Pemetaan Geologi
• Pengeboran manual/mekanik
• Penyelidikan Geofisika

KRITERIA PEMODELAN KLASIFIKASI SUMBER DAYA

JARAK ANTAR TITIK KERAPATAN DATA UNTUK


KLASIFIKASI
PENGEBORAN (m) LIMONIT DAN SAPROLIT
Terukur 25 Tinggi
Tertunjuk 50 s.d. 100 Baik
Tereka 200 s.d. 400 Sedang

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 15


POTENSI

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 16


SUMBER DATA NERACA SUMBER DAYA DAN CADANGAN NIKEL

JUMLAH TOTAL LUAS


(km2)
• Laporan Kegiatan Penyelidikan Instansi IUP/IUPK 294
Pemerintah EKSPLORASI 4
• Laporan Kegiatan Perusahaan OPERASI PRODUKSI 290
• Laporan Eksplorasi KK 7
• Laporan Studi Kelayakan EKSPLORASI 1
• Laporan Rencana Kerja dan
OPERASI PRODUKSI 6
Anggaran Biaya (RKAB)
IUP/IUPK SDC* 168 208
4.104,07
KK SDC* 7 (68%)
Keterngan :
SDC : dengan data Sumber Daya dan Cadangan 95
NON SDC : tidak ada data Sumber Daya dan Cadangan IUP/IUPK NON SDC* 2.095,90
(32%)
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 17
Rekapitulasi Sumber Daya dan Cadangan Nikel
(Status Desember 2020)

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 18


Rekapitulasi Sumber Daya dan Cadangan Nikel per Provinsi
(Status Desember 2020)

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 19


PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 20
TOTALSUMBER
TOTAL SUMBERDAYA/CADANGAN
DAYA/CADANGANNIKEL
NIKEL2016
2016--2020
2020

Sumberdaya dan cadangan


bijih nikel 2016-2020
(PSDMBP)

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 21


TOTAL SUMBER DAYA/CADANGAN NIKEL 2009 - 2020

18,000
Permen ESDM 11/2019
Cadangan
16,000
Sumberdaya Permen ESDM 5/2017
14,000

12,000 Permen ESDM 1/2014


Juta Ton

10,000
Permen ESDM 7/2012
8,000

6,000 UU 4/2009
4,000

2,000

-
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumberdaya dan cadangan bijih nikel 2009-2020 (PSDMBP)


SUMBER DAYA/CADANGAN BIJIH NIKEL (KADAR)
(Status Desember 2020)
SUMBER DAYA (ribu ton) CADANGAN (ribu ton)
TOTAL SUMBER DAYA TOTAL CADANGAN
(ribu ton) (ribu ton)
Kadar Ni (%) HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR TERKIRA TERBUKTI

BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM

1 s.d. 2,5 219.933 2.978 6.249.607 91.534 4.535.413 64.442 2.952.195 45.125 3.148.423 48.444. 1.232.770 20.949 13.957.150 204.080 4.381.194 69.394

< 1,7 192.333 2.376 4.895.664 66.468 3.623.289 47.699 2.169.187 30.470 2.355.616 33.976 569.066 8.673 10.880.475 147.014 2.924.683 42.649

> 1,7 27.600 601 1.353.943 25.066 912.124 16.743 783.007 14.654 792.806 14.468 663.703 12.275 3.076.674 57.065 1.456.510 26.744

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 23


SUMBER DAYA/CADANGAN BIJIH NIKEL (KADAR DIKAITKAN TEKNOLOGI PEMURNIAN)
(Status Desember 2020)
SUMBER DAYA (ribu ton) CADANGAN (ribu ton) TOTAL SUMBER DAYA TOTAL CADANGAN
Kadar Ni Teknologi (ribu ton) (ribu ton)
HIPOTETIK TEREKA TERTUNJUK TERUKUR TERKIRA TERBUKTI
(%) Pemurnian BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM BIJIH LOGAM
> 1,5% Pyrometallurgy 272.402 3.846 10.376.908 153.952 7.334.285 104.507 4.307.773 66.620 5.094.521 78.274 1.931.207 33.150 22.291.369 328.926 7.025.729 111.425
0,9% - 1,5% Hydrometallurgy 52.728 868 4.294.423 62.659 2.876.782 40.397 1.407.543 21.863 1.971.349 30.149 717.892 12.341 8.631.478 125.789 2.689.241 42.490

Keterangan :
1. Data Badan Geologi tahun 2020 hasil rekapitulasi sumber daya dan cadangan sampai dengan desember 2020
2. Kebutuhan cadangan untuk pirometalurgi dihitung dengan kadar ≥1,51%
3. Kebutuhan cadangan untuk hidrometalurgi dihitung dengan kadar 0,9-1,5% Ni1
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 24
Cadangan Nikel di Indonesia untuk Kebutuhan Smelter Pirometalurgi

Sumber : Ditjen Minerba 2020

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 25


Cadangan Nikel di Indonesia untuk Kebutuhan Smelter Hidrometalurgi

Sumber : Ditjen Minerba 2020

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 26


SUMBER DAYA DAN CADANGAN NIKEL PER PROVINSI STATUS DESEMBER TAHUN 2020

Sumber Daya (Ton) Cadangan (Ton)


No Provinsi Jumlah Lokasi Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Terkira Terbukti
Bijih Logam Bijih Logam Bijih Logam Bijih Logam Bijih Logam Bijih Logam
1 Aceh 1 - - 8.295.040 85.340 - - - - - - - -
2 Kalimantan Tengah 1 - - - - 21.730.643 393.325 - - 9.780.719 167.250 - -
3 Kalimantan Timur 2 - - - - 36.000.000 608.400 - - 1.202.428 16.834 - -
4 Sulawesi Selatan 12 - - 238.428.585 4.098.765 174.193.891 1.629.810 158.557.927 2.164.469 61.965.142 848.363 100.118.308 1.715.221
5 Sulawesi Tengah 70 72.000.000 1.008.000 1.373.232.093 19.910.838 1.263.584.960 17.764.476 304.502.601 5.274.877 654.354.720 9.955.605 214.246.124 3.857.521
6 Sulawesi Tenggara 165 81.053.464 3.701.364 2.594.094.915 37.238.559 1.701.890.081 24.598.683 1.439.035.305 21.577.282 1.393.800.637 20.926.644 454.274.216 7.550.083
7 Sulawesi Utara 1 - - 21.042.039 357.715 15.363.788 261.184 6.058.945 109.061 14.498.696 246.478 6.058.945 109.061
8 Maluku 1 - - 3.012.295 42.172 - - - - - - - -
9 Maluku Utara 74 - - 1.548.743.031 23.333.209 1.133.434.363 16.519.707 902.540.885 14.103.057 952.931.501 15.100.295 445.042.975 7.537.348
10 Papua Barat 14 - - 246.760.000 3.695.395 96.215.600 1.308.837 92.259.600 1.252.807 59.890.000 1.183.320 13.030.000 180.056
11 Papua 7 66.880.000 708.928 216.000.000 2.772.900 93.000.000 1.357.800 49.240.000 643.590 - - - -
Total 348 219.933.464 5.418.292 6.249.607.999 91.534.893 4.535.413.326 64.442.223 2.952.195.263 45.125.143 3.148.423.843 48.444.790 1.232.770.568 20.949.290

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 27


Posisi Nikel di Indonesia terhadap Dunia
Cadangan nikel dunia tahun 2019 (www.statista.com)

Ditjen Minerba, 2020


PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 28
Produksi Nikel Indonesia

PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 29


PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 30
Potensi Critical Raw Materials (CRM’s)

▪ Kobal (Co), Krom (Cr), Skandium (Sc) dan Platinum


Group Minerals (PGM, Pt,Pd) dalam bijih nikel laterite
PENUTUP
• Dibandingkan dengan cebakan mineral logam tipe primer, endapan mineral
logam tipe laterit seperti nikel relatif mudah dan cepat dilakukan untuk
mendapatkan data sumber daya terukur
• Untuk mengantisipasi kekurangan pasokan cadangan bijih nikel beberapa
tahun ke depan, Pemerintah perlu memprioritaskan kegiatan untuk menyiapkan
WIUP nikel dan memperkuat greenfield exploration (Penugasan kepada BUMN
dan Swasta)
• Untuk mengetahui potensi logam ikutan dalam endapan nikel laterit diperlukan
pengawasan yang ketat terhadap pelaporan dari badan usaha
• Sinergi antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM (Ditjen
Minerba dan Badan Geologi) sangat diperlukan untuk menghindari
ketidaksesuaian pasokan – permintaan dan inefisiensi pemanfaatan bijih nikel
• Perlu dilakukan sinkronisasi kegiatan eksplorasi dengan sektor lain pada ruang
yang sama (tata ruang)
• Kewajiban perusahaan untuk melakukan eksplorasi lanjutan setiap tahun dan
menyediakan anggaran kegiatan eksplorasi
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI 32
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
Jalan Soekarno Hatta No. 444 Bandung
Website: psdg.geologi.esdm.go.id
Email: psdmbp@geologi.esdm.go.id

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai