Anda di halaman 1dari 4

TARI

Muhamad Andriansyah

XI MIPA 3

Tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta gerak sehingga
menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam

A.Menurut Fungsinya

1. Tari sebagai Sarana Upacara Agama dan Upacara Adat

Tari-tarian upacara berfungsi sebagai sarana upacara agama atau upacara adat yang dilakukan oleh
masyarakat. Tari-tarian tersebut sangat berperan dalam rangkaian upacara yang diadakan. Salah
satu contohnya adalah tari Pendet yang berasal dari Bali. Tari Pendet sering ditarikan oleh gadis-
gadis Bali di pura pada saat upacara keagamaan. Para penari membawa bokor berisi bunga sebagai
simbol sesaji yang dipersembahkan untuk para dewa. Contoh lainnya adalah tari Gantar yang berasal
dari Kalimantan. Tari Gantar disajikan pada saat upacara adat selamatan yang ditujukan kepada
Dewi Sri. Dalam upacara ini, masyarakat berdoa agar hasil panen melimpah.

2. Tari sebagai Sarana Hiburan atau Pergaulan

Tari-tarian yang berperan sebagai sarana hiburan disebut tari hiburan. Tari hiburan disebut juga
social dance. Tari ini disajikan dengan tujuan untuk menghibur para penonton. Tema tari biasanya
berupa ungkapan rasa gembira. Penonton pun kadang- kadang ikut menari. Contoh tari hiburan,
yaitu tari Tayub dari Jawa Tengah. Tari Tayub ditarikan oleh para

Penari wanita yang dinamakan ledek dan para penari laki-laki yang dinamakan pengibing. Tari Tayub
merupakan tari hiburan yang biasanya dipertunjukkan pada acara sehabis panen. Tari ini termasuk
tari hiburan karena di dalamnya terjadi perbauran antara penari wanita dan penari laki-laki.
Penontonnya pun diajak menari oleh para penarinya. Contoh lain taritarian yang berfungsi sebagai
sarana hiburan, yaitu tari Giring-Giring dari Kalimantan, tari Serampang Duabelas dari Sumatera, dan
tari Maengket dari Sulawesi.

3. Peranan Tarian sebagai Media Pertunjukan

Tari yang berfungsi sebagai media pertunjukan disebut tari pertunjukan. Tari pertunjukan membuat
manusia dapat menikmati keindahan keindahan yang diungkapkan melalui gerak tubuh. Hal itu
karena tari pertunjukan benar benar dipersiapkan sebelum dipertunjukkan di depan orang lain.
Gerak tari benar-benar diolah secara matang. Kesesuaian unsur-unsur pendukung tari dengan tema
tarinya juga sangat diperhatikan. Tari pertunjukan juga berperan sebagai pendukung pengembangan
pariwisata daerah. Salah satu contoh tari pertunjukan adalah sendratari Ramayana di Yogyakarta.
Sendratari Ramayana dipertunjukkan untuk menarik wisatawan agar datang ke Yogyakarta.
Pertunjukan sendratari Ramayana dapat dijumpai di panggung tertutup ataupun terbuka, misalnya,
di candi Prambanan. Selain itu, dapat dijumpai di hotel-hotel atau rumah makan yang ada di daerah
Yogyakarta

B.Tari Berdasarkan Koreografinya

1.Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki
maupun perempuan.

Contoh:Tari Golek, Tari Gathutkoco Gandrung, Tari Topeng Gegeran, Tari Klana Topeng, dsb.

2.Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalah tari yang diperagakan oleh dua
orang secara berpasangan, bisa pasangan laki-laki dan perempuan, laki-laki dan laki-laki, serta
perempuan dan perempuan.

Contoh:Tari Karonsih, Tari Bambangan Cakil, Tari Srikandi Mustakaweni, dsb.

3.Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua
orang atau sering disebut kelompok.

Contoh: tari bedhaya, tari kebyar, tariserimpi, dsb

C.Tari Menurut Temanya

1.Tari dramatik adalah Karya tari yang menggunakan cerita atau berlatar belakang drama atau bisa
juga tari yang mengandung arti atau bentuk seperti berdrama biasanya gerakannya itu gerakan
maknawi , contohnya tari Menak koncar, biasanya tari ini dilakukan oleh satu orang penari,dua
orang penari, ataupun banyak penari.

2.Tari non-dramatik adalah Karya tari yang tidak menggunakan cerita atau tari yang tidak seperti
drama biasanya gerakannya itu murni dapat dilihat dalam sarana pertunjukkan atau hiburan

D.Tari Menurut Pola Garapannya

Tari Tradisional
1.Tari Primitif, merupakan tari tradisi yang menunjukkan gerak tari yang sederhana, yang terdiri dari
gerakan serta hentakan kaki, ayunan tubuh dan gerakan kepala. Gerakan ornamentik dari tangan
dan kaki boleh dikatakan tidak ada. Pada dasarnya tari primitif digunakan untuk pemujaan ataupun
upacara ritual. Tari primitif ini masih dapat kita jumpai di daerah pedalaman seperti di Kalimantan
dan Papua. Tari primitif ini meskipun sederhana tetapi sangat intens dan ekspresif. Ini disebabkan
karena merupakan karya total antara manusia, kepercayaan, dan lingkungan hidup.

2.Tari Rakyat (Folklorik), tari ini berasal dari kehidupan sosial atau kelompok masyarakat yang
langsung tumbuh/ berkembang dikalangan masyarakat tersebut. Tari ini juga lahir dari ungkapan
masyarakat di dalam rangkaian kegiatan sosial religius. Contohnya tari Reog Ponorogo, Tor-Tor Huda
(dari Simalungun), Topeng, Bedana, Tahtim (lampung), dll.

Ciri-Ciri Tari Rakyat;

Pola gerakan tari ditentukan oleh tema tarian,

Memiliki nilai estetika biasa dan bersifat sosial,

Gerakan terbatas sesuai dengan kemampuan gerakan khas adat dari suku yang bersangkutan,

Bersumber dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,

Bersifat lokal dan hanya terbatas pada wilayah adat suku bangsa tertentu.

3.Tari Klasik, merupakan tari yang bermutu tinggi, karena berasal dan berkembang dikalangan adat
yang kuat serta mapan seperti di keraton-keraton, rumah bangsawan, dan juga di banjar seperti di
Bali. Tari klasik memiliki standar dan norma yang cukup kuat, sehingga sampai pada pembakuan
gerak, sifatnya konvensional yang juga mengandung konsep simbolik ataupun filosofis.

Ciri-Ciri Tari Klasik;

Memiliki pola gerak pokok yang sudah ditentukan,

Penciptaan gerak melebihi kebutuhan minimal,

Nilai estetika dalam tari tradisional sangat tinggi,

Tumbuh dan berkembang pada kalangan atas atau bangsawan.

Contoh Tari Klasik:

Tari Pendet (Bali) yang berfungsi sebagai tarian keagamaan.

Tari Pakarena (Sulawesi Selatan) dikembangkan dan dipelihara dikalangan bangsawan kerajaan di
Ujung Pandang.

Tari Golek Mataram (Kerajaan Jogjakarta), penari memakai jamang dan hiasan kepala berbentuk
burung

Tari Kreasi

Merupakan bentuk tari yang terbentuk karena adanya kesadaran untuk mencipta, mengolah
ataupun mengubah tarian yang menjadi dasarnya. Tari kreasi merupakan media yang memberikan
kebebasan bagi seniman- seniman tari saat ini di dalam mencari kemungkinan bari dibidang tari. Tari
kreasi ini ada yang mengacu pada bentuk yang sudah ada, misalnya gubahan dari tari klasik ataupun
tari tradisional. Disamping itu, ada pula yang sifatnya tidak terkait pada faktor yang sudah ada, dan
sering juga dipakai sebagai eksperimen. Karena itu dapat bersifat kontemporer. Contoh tari kreasi,
yaitu: tari kuda lumping, tari merak, tari batik, sendratari damarwulan, dll.

Tari-merak-jenis-tari-kreasi

Contoh Tari Kreasi

Ciri-Ciri Tari Kreasi;

Memiliki pola gerakan yang bebas tanpa mengurangi nilai keindahan tari,

Bentuk gerakan lebih bebas dan inovatif,

Bertujuan untuk memenuhi tuntutan kesenangan berdasarkan kekompakan,

Penggarapan kreatif dan bernuansa rekreatif.

Penataan tari diciptakan sesuai situasinya

Anda mungkin juga menyukai