6. Peralatan yang dibawa saat inventaris jalan (Pd-01-2016-B Pedoman Indeks Perkerasan Jalan)
7. Pada saat pembangunan jalan tol siapa yang bertanggung jawab masalah biaya
jalan (PP N0. 15 tahun 2005 pasal 75 ayat 1F)
8. Nilai CBR
Falling Weight Deflectometer (FWD) adalah Alat untuk menganalisis struktur jalan meliputi
subbase, base dan surface, untuk kemudian mendesain jalan dengan umur rencana tertentu.
Fungsi alat FWD adalah :
Menentukan defleksi yang disebabkan oleh beban terkontrol
Menghasilkan beban impuls dinamis yang mensimulasikan beban roda bergerak.
Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan alat FWD, dilakukan kalibrasi alat yaitu
pada :
load cell : untuk alat load cell kalibrasi dilakukan di pabrik
geofon (deflector sensor) : Geofon dikalibrasi sampai didaptkan nilai 400-600 mikron.
DMI (Distance Measurement Index) : Kalibrasi dengan jarak yang ditentukan (standar
500 m – 1 km)
Hasil keluaran dari alat FWD adalah file lendutan dalam format (.mdb) database yang akan
digunakan sebagai input data pada software Elmod 6. Sedangkan hasil keluaran dari Software
elmod 6 antara lain sebagai berikut :
Menghitung lapisan e-modulus untuk setiap tipikal penurunan
Tebal lapisan,
Sisa umur jalan,
Ketebalan overlay yang dibutuhkan
Lapisan kritis pada suatu ruas jalan.
Sebagai salah satu data pendukung bagi perencanaan jalan yaitu untuk mengetahui
kekuatan tanah dasar
12. Dikasih kasul untuk menentukan nilai RCI dan nilai IRI
13. Sumbu kendaraan
14. Sanksi bagi pelanggar rumija dan rumaja di pasal?
PP No. 20 tahun 2010 tentang Pemanfaatan bagian bagian jalan
18. overlay
Tebal lapis tambah (overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang
di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan tujuan meningkatkan kekuatan
struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan
selama kurun waktu yang akan datang
us = D / t
dimana: us = Kecepatan rata-rata ruang (space mean speed)
D = Jarak
t = waktu tempuh rata-rata
3. Menghitung kemiringan
120
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang
dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:
CONTOH SOAL MENGHITUNG NPV
Maka proyek yang paling layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek B. Dengan alasan
NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan proyek A
dan C
a. Perencanaaan :
Tebal Perkerasan untuk jalan 4 lajur, data lalu lintas tahun 1981 seperti di bawah ini, dan
umur rencana : a). 5 tahun ; b). 10 tahun. Jalan dibuka tahun 1985 ( i selama pelaksanaan =
15 % per tahun )
FR = 1,0 dan CBR tanah dasar = 4 %
Penyelesaian :
LHR Tahun 1985 ( awal umur rencana )
Kendaraan Ringan 2 ton :
Rumus : ( 1 + i ) n x jumlah kendaraan
( 1 + 0,15 )4 x 100 = 174.9 kendaraan
Bus kecil 6 ton :
Rumus : ( 1 + i ) n
( 1 + 0,15 )4 x 50 = 87.45 kendaraan
Bus besar ton :
Rumus : ( 1 + i ) n
( 1 + 0,15 )4 x 25 = 43.73 kendaraan
Menghitung LEP :
Kendaraan Ringan 2 ton 0,30 x 174.9 x 0,0004 = 0.020
Bus kecil 6 ton 0,45 x 87.45 x 0,0613 = 2.412
Bus besar 9 ton 0,45 x 43.73 x 0,3106 = 6.112
LEP = 8.544
Menghitung LEA :
5 Tahun :
Kendaraan Ringan 2 ton 0,30 x 351.79 x 0,0004 = 0.042
Menghitung LER :
LER5 = LET5 x UR/10 12.865 x 5/10 = 6.432
LAIN-LAIN
1. faktor pemilihan alat berat
Dalam pemilihan alat berat, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, sehingga
kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor tersebut antara lain;
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya,
seperti untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain-lain.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat
material yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah gerakan (horisontal maupun
vertikal), jarak, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan
alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran. Selain itu metode
konstruksi yang dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat berubah.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat.
Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi,
pembukaan hutan, dam, dan lain-lain.
7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan alat berat. Sebagai contoh, lokasi proyek di dataran tinggi menggunakan
alat berat yang berbeda dengan lokasi proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang
akan dikerjakan dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang sulit dan medan yang baik
merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
JEMBATAN
1. Kerusakan Jembatan (Nilai Kondisi)
2. Expansion joint
Sering kita melihat pada jembatan baru maupun jembatan lama, sambungan siar muai
tidak mencapai umur yang direncanakan dan terjadi kerusakan seperti lepas-lepas pada
bagian-bagian tertentu sehingga akan mengurangi kenyamanan pengguna jalan.
Atas dasar tersebut, sambungan siar muai sekarang ini mengalami peralihan ke suatu
metoda siar muai yang lebih praktis untuk jembatan yaitu jenis asphaltic plug. Jenis ini
merupakan jenis siar muai dengan material yang berbasis aspal yang berfungsi untuk mengisi
celah dari dua bidang konstruksi yang bergerak.
Bahan dibutuhkan harus terbuat dari karet elastomer khusus, aspal anti oksidasi, anti
streeping dan bahan aditif lainnya agar menghasilkan material yang memiliki sifat ulet,
tangguh, elastic, fleksibel, daya lekat tinggi, tahan air dan tahan oksidasi. Sehingga struktur
jembatan akan memenuhi kriteria kekuatan, keamanan, kenyamanan dan ketahanan.
Uraian Penjelasan
Jenis struktur siar muai bergantung pada jenis pergerakan struktur yang disambungkan dan
sesuai gambar rencana. Siar muai jenis Aspaltic Plug mampu menahan pergerakan struktur
secara longitudinal, transversal dan rotasi. Bahan Aspaltic Plug juga mampu menahan
fleksibel, menahan air, tahan terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan
dapat memberikan kenyamanan kepada penguna jalan. Ketebalan siar muai jenis ini sangat
tergantung ukuran celah sambungan dan besarnya pergerakan dengan tebal minimum 50 mm
dan lebar minimum terisi oleh bahan aspaltic 300 mm. Siar muai jenis ini termasuk jenis siar
muai type tertutup, siar muai lainya ialah siar muai type NJ Joint.
Bahan-Bahan
Bahan sambungan siar muai type Asphatic Plug, terdiri dari rubberised bitumen
binder, single size agregate ,dan plat baja. Bitumen binder merupakan campuran dari
bitumen, polymer, filler dan surface active agent. Plat baja yang digunakan sebagai dasar
sambungan siar muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian akibat panas yang
ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat pelaksanaan dan mempunyai tebal dan lebar yang
sesuai dengan ukuran celah sambungan.
Pelaksanaan
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Gambar pemotongan lapisan aspal dan pembongkaran
Aspal yang akan dipotong diberi garis dengan menggunakan kapur. Pemotongan
dilakukan dengan alat cutter concrete yang memiliki mata pisau yang sangat tajam.
Pelaksanaan pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar
desain rencana. Untuk proses pembongkaran dilakukan dengan menggunakan alat jack
hammer.
Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus
dibersihkan dari kotoran dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-
kotoran dimaksudkan agar aspal bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan
lama sehingga membuat ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan
juga lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.
c. Pemasangan Agregat
Gambar pemanasan agregat via
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu 200 derajat
dengan alat pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkendali dengan baik
dan dapat menghasilkan panas yang merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis
pertama setebal 40 mm yang kemudian dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan
dengan cara indirect heating sampai suhu 200 derajat agar aspal karet tersebut dapat
berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan.
Setelah penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan menggunakan alat
compector sampai agregat saling mengunci dan padat.
Penyebab Kerusakan
Kerusakan yang terjadi pada siar muai umumnya disebabkan karena beban tonase kendaraan
yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, mungkin juga disebabkan oleh kondisi bearing
pad yang mati sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit (seharusnya jepit dan rol), dan
proses yang pelaksanaan yang tidak sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar
muai. Proses pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat
menurunkan temperatur suhu aspal bitumen harus tetap terjaga dengan kondisi suhu yang
panas.
3. tipe jembatan
A. Tipe-Tipe Jembatan
B. Struktur jembatan dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur atas dan
struktur bawah
1. Trotoar :
Sandaran dan tiang sandaran
Peninggian trotoar (Kerb)
Slab lantai trotoar
2. Slab lantai kendaraan
3. Gelagar (Girder)
4. Balok diafragma
5. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6. Tumpuan (Bearing)