Anda di halaman 1dari 23

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Internet Of Things (IoT)

2.1.1 Sejarah Internet of Things

Internet of Things (IoT) merupakan sebuah teknologi dalam


membuat peralatan-peralatan elektronik dapat bekomunikasi satu
sama lain melalui sebuah jaringan internet, sesuai dengan namanya
internet untuk segalanya sehingga semua peralatan elektronik dapat
berkomunikasi satu sama lain melalui prantara internet.
Sistem operasi pada IoT dirancang untuk menjalankan objek
yang berskala komponen kecil, dengan cara yang sangat efisien.
Keamanan data dan privasi mempunyai peran penting karena sistem
IoT berurusan dengan informasi personal yang dimana privasi dan
keamanan sangat krusial. Aspek IoT dapat mencakup yaitu
keamanan, privasi, jasa, arsitektur perangkat lunak, dampak pada
sosial, model bisnis, arsitektur sistem, dan manajemen (Minerva,
dkk,2015).
2.1.2 Cara Kerja Internet of Thing

Cara kerja dari IoT yaitu setiap perangkat harus memiliki


sebuah alamat Internet Protocol (IP). IP adalah sebuah identitas
dalam jaringan yang membuat alat tersebut bisa dikenali oleh alat
perangkat lainnya yang masing–masing memiliki alamat IP yang
berbeda-beda. Kemudian IP dalam perangkat tersebut akan
dikoneksikan kejaringan internet.
Koneksi internet saat ini sudah sangat mudah didapatkan,
sehingga pengguna dapat memantau dan memberi perintah (remote
control) kepada perangkat elektronik dengan koneksi internet.
Setelah perangkat memiliki alamat IP dan terkoneksi dengan internet
memungkinkan alat tersebut memperoleh informasi yang

6
dibutuhkan. Setelah memperoleh IP, perangkat tersebut dapat
bertukar informasi dengan perangkat lainnya. Pengolahan informasi
dilakukan agar perangkat dapat bekerja dengan sendirinya, atau
bahkan memerintahkan perangkat lain juga untuk ikut bekerja sesuai
yang di inginkan. (Kitchenham, 2004).
2.2 Lampu

Lampu dalam Kamus Bahasa Indonesia, arti kata lampu adalah alat
untuk menerangi. Dalam kehidupan sehari-hari. Lampu sudah menjadi
barang primer karna lampu merupakan sumber penerangan satu–satunya
yang sangat praktis, lampu digunakan sebagai penerangan saat malam hari
bahkan lampu juga digunakan pada siang hari untuk menerangi ruangan
yang kurang akan pencahayaan.
Lampu yang umum digunakan sebagai sumber penerangan ada tiga
jenis yaitu:
1. Lampu Pijar (Incandescent lamp)
Sumber pencahayaan terdiri dari infra merah dan ultra violet,
dimana hampir semua sumber cahaya diberikan oleh infra merah yang
dapat mencapai 80%. Pemanfaatan lampu pijar sebagai sumber
penerangan memiliki kekurangan dimana suhu permukaan dapat
mencapai 65% oC bahkan lebih, sehingga ruangan terasa panas akibat
radasi yang dihasilkan oleh lampu pijar.
2. Lampu Pelepasan Listrik Bertegangan rendah (Flourescen Lamp)
Sumber pencahayaan berasal dari proses transformasi energi
listrik menjadi ultra violet dengan memanfaatkan campuran mineral
yang bereaksi dengan gas (Azhara, 2014).
3. Ketiga, Lampu LED (Light Emitting Diode)
Merupakan semikonduktor yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik, di dalam LED terdapat sejumlah zat kimia yang akan
mengeluarkan cahaya jika elektron-elektron melewatinya (Bima, dkk,
2015).
2.3 Mikrokontroler ESP8266

Pengertian mikrokontroller adalah sebuah sistem mikro prosesor


dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/0, clock dan
peralatan internal lainnya yang sudah terhubung dan terorganisasi dengan
baik oleh pabrik pembuatannya dan dikemas dalam bentuk cip yang siap
pakai, sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai dengan aturan
yang dibuat oleh pabrikannya (Winoto, 2008).
Mikrokontroller memiliki banyak produsen yang masing-masing
mengusung keunggulan tersendiri, produsen mikrokontroller diantaranya
Atmel, Microchip, Motorolla, Rensas dan Phillips. Instruksi-instruksi dari
sebuah programnya pun berbeda-beda, misalnya instruksi pada
mikrokontroller Atmel berbeda dengan instruksi mikrokontroller Motorola,
yang prinsip programnya dijalankan secara bertahap (Kurniawan, 2015).
NodeMCU merupakan perangkat elektronik open source dari
ESP8266 yang terintegrasi dengan mikrokontroller untuk keperluan di
bidang Internet of Things. Modul ini merupakan versi compact dari chip
ESP8266-12E, port yang digunakan adalah mikro-usb yang sangat popular
saat ini sebagai pertukaran data ataupun sebagai suplai daya. Bahasa
pemrograman yang digunakan adalah bahasa Lua, namun modul ini dapat
mendukung bahasa pemrograman yang digunakan oleh arduino dan dapat
deprogram dengan software Arduino IDE. Sumber tegangan utama pada
NodeMCU adalah 3.3 volt, modul ini tidak bisa mensuplai dengan baik
komponen yang memiliki daya 5 volt (Prabowo, 2018).
Pada tanggal 30 Desember 2013, perusahaan Espressif Systems mulai
memproduksi ESP8266 yaitu sebuah chip yang terintegrasi dengan tensilica,
ekstensa, l x 106 Core, yang banyak digunakan pada aplikasi IoT.
Mengusung internet untuk segalanya pada konsep ini bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektifitas internet yang terhubung secara terus-
menerus. IoT memiliki kemampuan yang sangat luar biasa seperti berbagi
data, remot kontrol, termasuk pada benda di dunia nyata. Istilah IoT di
sahkan oleh Kevin Ashton pada tahun 1999 dan mulai terkenal melalui
Messachusett Institute of Technology atau MIT. Peluncuran NodeMCU di
mulai pada tanggal 13 Oktober 2014, ketika tidak lama ESP8266
dikeluarkan dan ketika user bernama Hong pertama kali meng-upload
firmware NodeMCU di GitHub.
NodeMCU merupakan pengembangan dari ESP8266 dengan
firmware berbasis E-Lua. Pada NodeMCU dilengkapi dengan mikro-usb
port yang berfungsi untuk power supply maupun sebagai penghubung
dengan laptop untuk melakukan pemerograman terhadap mikrokontroller.
Selain itu NodeMCU juga dilengkapi dengan tombol push button yaitu
tombol reset dan flash. NodeMCU menggunakan bahasa Lua yang
merupakan package dari ESP8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan
pemorgaman yang sama dengan bahasa C hanya berbeda pada syntax. Jika
menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tools Lua loader
maupun Lua uplode.
Bahasa Lua NodeMCU juga support dengan software Arduino IDE
dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE.
Penggunaan board ini harus di flash terlebih dahulu agar support terhadap
tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE penggunakan
firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari Ai-Thinker yang support
AT-Command dan tools loader Firmware yang di gunakan adalah firmware
NodeMCU.

Gambar 2.1 NodeMCU V3


Dibawah ini spesifikasi dari NodeMCU V3 :
Tabel 2.1 Spesifikasi NodeMCU V3
SPESIFIKASI NodeMCU V3
Mikrokontroller ESP8266
Vendor Pembuat LoLin
Tipe ESP-12E
Ukuran Board 57 mmx 30 mm
USB port Micro Usb
USB to Serial Converter CH340G
GPIO 13 Pin
Power Input 3.3 ~ 5Vdc
Kanal PWM 10 Kanal
WiFi IEEE 802.11 b/g/n
Clock Speed 40/26/24 MHz
Frekuensi 2.4 GHz –22.5 Ghz

Gambar 2.2 Skematik Posisi Pin NodeMCU V3

Keterangan gambar :

1. RST : Berfungsi mereset modul


2. ADC : Analog Digital Converter. Rentang tegangan masukan
0-1v, dengan skup nilai digital 0-1024
3. EN : Chip Enable, Active High
4. GPIO16 : GPIO16, dapat digunakan untuk membangunkan
chipset dari mode deep sleep
5. GPIO14 : GPIO14; HSPI_CLK yang merupakan pin D5
6. GPIO12 : GPIO12: HSPI_MISO merupakan pin dari D6
7. GPIO13 : GPIO13; HSPI_MOSI; UART0_CTS merupakan pin
D9
8. VCC : Catu daya 3.3V (VDD) sumber tegangan berarus
positif
9. CS0 : Chip selection
10. MISO : Slave output, Main input
11. IO9 : GPIO9
12. IO10 : GBIO10
13. MOSI : Main output slave input
14. SCLK : Clock
15. GND : Ground sebagai sumber tegangan yang berarus negatif
16. IO15 : GPIO15; MTDO; HSPICS; UART0_RTS sumber pin
D8
17. IO2 : GPIO2;UART1_TXD dengan pin D4
18. IO0 : GPIO0 dengan pin dari D3
19. IO4 : GPIO4 dengan pin D2
20. IO5 : GPIO5 dengan pin D1
21. RXD : UART0_RXD; GPIO3 dengan pin D9
22. TXD : UART0_TXD; GPIO1 dengan pin D10

2.3.1 Sejarah NodeMCU

NodeMCU merilis chip ESP8266 pada 30 Desember 2013,


Espressif Sistems selaku pembuat ESP8266 memulai produksi
ESP8266 yang merupakan SoC WiFi yang terintegrasi dengan
prosesor Tensilica Xtensa LX106 Core (Destriani, 2019),
kemudian pada 13 Oktober 2014 saat Hong mulai me-commit file
pertama NodeMCU-firmware ke Github. Dua bulan kemudian
projek tersebut dikembangkan ke platform perangkat keras ketika
Huang R meng-commit file dari board ESP8266, yang diberinama
devkit v.0.9. Berikutnya, di bulan yang sama. Tuan PM
memporting pustaka client MQTT guna mendukung protokol IoT
MQTT melalui Lua, yang melalui Contiki ke platform SOC
ESP8266 dan di-commit keprojek NodeMCU. Kemudian
Devsaurus menyempurnakannya pada 30 Januari 2015 dengan
memporting u8glib ke projek NodeMCU yang memungkinkan
NodeMCU bisa men-drive display LCD, OLED, hingga VGA.
Demikianlah projek NodeMCU terus berkembang hingga
kini berkat komunitas open source dibaliknya, pada musim panas
2016 NodeMCU sudah memiliki 40 modul fungsionalitas yang
bisa digunakan sesuai kebutuhan developer.

2.3.2 Pin I/O Mikorokontroller

Pada mikrokontroler ini memiliki Pin I/O sebagai jembatan


komunikasi data antara mikrokontroler dan sensor untuk dapat
berkomunikasi. Pin I/O pada mikrokontroler ini diantaranya;
Pin Digital I/O Pada modul NodeMCU V3 memiliki pin
digital berjumlah 10 pin. Pin ini dapat dikonfigurasi baik sebagai
input ataupun dapat digunakan sebagai output. Adapun
karakteristik dari pin digital:
1. Karakteristik pin digital ketika menjadi input secara default
pengaturan port digital menjadi port masukan, sehingga tidak
perlu secara eksplisit dinyatakan sebagai input dengan
pinMode. Pin dikonfigurasi sebagai input sehingga pin input
akan mengambil daya yang sangat kecil sekali dalam kondisi
pengambilan sampel, dapat dikatakan bahwa ada resistor seri
dari 100 MΩ di depan pin tersebut. Hal ini berarti hanya sangat
sedikit arus yang digunakan untuk memindahkan kondisi pin
input tersebut dari Sebuah kondisi ke kondisi yang lain. Hal ini
dapat membuat pin berguna untuk melakukan tugas-tugas
seperti membaca sebuah sensor, membaca sebuah LED, atau
membaca sebuah PIR. Akan tetapi hal ini pin input yang tidak
terhubung ke rangkaian, akan menghasilkan noise, kapasitor
coupling pada pin acak.
2. Karakteristik pin digital ketika menjadi output pinMode, maka
Pin ini akan berada dalam keadaan impedansi rendah, sehingga
dapat menyediakan sejumlah besar arus ke rangkaian lainnya.
Pin dapat menjadi sumber arus positif atau menjadi sumber
arus negatif hingga 40 mA arus ke perangkat lain. Hal ini
cukup untuk menghidupkan sebuah LED, menjalankan banyak
sensor, namun sayangnya tidak cukup untuk menjalankan
relay, motor, atau solenoida. Hubungan arus pendek pada pin,
atau mencoba untuk menjalankan rangkaian dengan arus yang
besar, dapat merusak transistor output pada pin, atau merusak
chip secara keseluruhan. Maka solusi yang baik untuk
menghubungkan pin output ke perangkat lain dengan resistor
470Ω atau 1KΩ.

2.3.3 Pin Analog

Pin analog pada mikrokontroler ini memiliki 10 bit resolusi


dengan nilai maksimum 3,3 volt. Pin analog ini dapat dikonfigurasi
dan digunakan persis dengan cara yang sama seperti pin digital.
Berikut ini adalah karakteristik dari pin analog;
1. A/D converter
Memiliki chip 1 saluran analog-to-digital converter
(ADC). ADC tersebut memiliki 10 bit resolusi dari 0 ke 1023.
Sedangkan fungsi utama dari pin analog pada NodeMCU
untuk membaca sensor analog. pin analog juga memiliki semua
fungsi General Purposes input/output (GPIO) pin.
2. Pemetaan Pin
Pin analog dapat digunakan sama seperti pin digital
menggunakan penamaan A0 (untuk input analog 0), dengan
mengatur pin analog A0 ke output, dan mengaturnya
berlogika “High”.
3. Pull up Resistor
Pin analog juga memiliki resistor pull-up, cara kerjanya
sama seperti resistor pull-up pada pin digital. Namun harus
disadari bahwa mengatur resistor pull-up akan mempengaruhi
nilai yang akan diambil oleh analog read, dikarenakan Perintah
analog Read tidak akan bekerja dengan benar jika pin
sebelumnya di gunakan sebagai output, akan tetapi apabila hal
ini terjadi maka pin tersebut harus di atur kembali menjadi
input sebelum menggunakan perintah analog Read, begitu juga
jika pin telah diatur untuk menjadi logika “High” sebagai
output, resistor pull-up harus diatur ketika beralih ke input.

2.4 Global System For Mobile ( GSM )

GSM adalah singkatan dari Global sistem for mobile Communication


adalah salah satu sistem standar komunikasi nirkabel (wireless) yang bersifat
terbuka, telepon GSM digunakan hampir semua orang lebih dari 200 negara.
Global system for mobile communication (GSM) merupakan standar global
untuk berkomunikasi secara digital, GSM adalah sebuah group standarisasi
yang dibentuk di eropa pada tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar
bersama telepon selular di eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900
Mhz, GSM saat ini banyak digunakan di semua Negara.

2.5 WiFi

Secara umum, pengertian wifi adalah teknologi untuk saling bertukar


data secara nirkabel dengan memanfaatkan berbagai peralatan elektronik.
Diperlukan peralatan elektronik seperti misalnya smartphone, komputer,
tablet dll. perangkat harus berada pada titik akses (hostpot) jaringan nirkabel
untuk dapat terhubung dengan wifi.

2.6 TELEGRAM MESSENGER

Telegram adalah sebuah layanan pengirim pesan instan multi


platform berbasis awan yang bersifat gratis dan nirlaba, klien telegram
tersedia untuk perangkat smartphone ( android dan IOS) dan system
perangkat computer (windows, Linux, OS X) para pengguna dapat mengirim
pesan dan bertukar foto, audio, video dan tipe berkas lainnya. Telegram juga
menyediakan pengiriman pesan ujung ke ujung terenkripsi opsional.
Telegram dikembangkan oleh telegram messenger LLP dan didukung oleh
wirausahawan rusia Pavel Durox kode pihak kliennya berupa perangkat
lunak yang open source namun mengandung blog binary, dengan servernya
yang tertutup dan berpaten, layanan ini juga menyediakan API untuk
pengembang independen dengan keamanan telah menghadapi pemeriksaan
teliti yang menjadi perhatian para kritikus, mengklaim bahwa protokol
enkripsi yang dirancang khusus yang terbukti handal dan aman.

2.7 BOT (chatBOT)

BOT adalah singkatan dari build operate and transfer dimana bot itu
bisa diartikan sebagai program yang yang bekerja secara otomatis, program
bot biasanya di program untuk berlaku seperti dioperasikan oleh seseorang
dengan chatBot maka robot/tokoh virtual di dalamnya diberikan kecerdasan
buatan atau AI (Altificial Intilegent) yang memiliki kemampuan untuk
menirukan percakapan manausia seperti pada umunya. Kemampuan AI yang
memberikan kecerdasan virtual pada chatbot membuat bisa menilai jawaban
yang paling tepat untuk pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, cara yang
dipakai chatBot agar bisa mendapatkan jawaban terbaik melalui keywoard,
ada beberapa teknologi lainnya yang digunakan oleh chatBot agar
menghasilkan aplikasi yang tepat untuk memberikan informasi yaitu
machine learning, deep learning dan natural language processing (NLP).
NLP adalah teknlogi yang cukup penting karena dengan NLP, chatBot bisa
memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami bahasa yang dipakai
didalam pertanyaan dan memberikan respon dengan bahasa yang sama.
Adapun kelebihan dari chatBot ialah lebih cepat dalam beriteraksi dengan
pengguna, sedangkan kekuranganya ialah mematikan peran custumer
service , tidak bisa menjawab seluruh keluhan.

2.8 Sensor

Pengertian sensor menurut (Sharon, 1982) adalah sebuah perangkat


yang dapat mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, dan energi-energi lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan sensor sangat berpengaruh
dalam pengembangan sebuah industri dimana sensor dapat memudahkan
setiap pekerjaan. Sensor merupakan perangkat yang mempunyai peranan
penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis dengan ketepatan hasil
yang lebih akurat.

2.8.1 Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)

Sensor PIR adalah sebuah sensor yang biasa digunakan


untuk mendeteksi keberadaan manusia, dengan menangkap
pancaran sinyal inframerah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia
maupun hewan. Sensor PIR dapat merespon perubahan-perubahan
pancaran sinyal inframerah yang dipancarkan oleh tubuh
manusia.Keadaan ruangan dengan perubahan temperatur pada
manusia dalam suatu ruangan menjadi nilai awal (set point) yang
menjadi acuan dalam sistem pengontrolan. Perubahan temperatur
pada manusia dalam ruangan akan terdeteksi oleh Sensor PIR.
Dikatakan passive infrared receiver (PIR) karena sensor ini hanya
mengenali sinar inframerah yang dihasilkan oleh tubuh. PIR
merupakan kombinasi sebuah Kristal pyroelectric, filter dan lensa
Fresnel (Ayudilah, 2000).
Sensor PIR juga dikatakan HC-SR501yang merupakan
sensor gerak atau sensor motion yang dapat mendeteksi pergerakan
objek yang memiliki suhu antara 30°C dengan 32°C karena sensor
ini bekerja menggunakan sensor inframerah. Sinar inframerah
sendiri dihasilkan oleh benda yang memiliki energi panas
(AllElectronics, 2018).
Pada sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang
mempunyai perannya masing-masing, yaitu IR Filter, Pyroelectric
sensor, Fresnel Lens, amplifier, dan comparator.

Gambar 2.3 Passive Infrared Receiver (PIR)


Dari gambar tersebut menunjukkan bagian-bagian dari
sensor PIR
Bagian Sensor PIR
1. Pengatur Waktu Jeda : Digunakan untuk mengatur lama pulsa
high setelah terdeteksi terjadi gerakan dan gerakan telah
berahir. 
2. Pengatur Sensitivitas : Pengatur untuk tinggi rendahnya
tingkat sensitivitas sensor PIR.
3. Regulator 3VDC : Penstabil tegangan menjadi 3 volt DC
4. Dioda Pengaman : pengamanan terhadap sensor jika terjadi
salah pengkabelan VCC dengan GND.
5. DC Power : Input tegangan dengan rekomendasi range
maksimal 5 volt DC.
6. Output Digital : merupakan pin data hasil sensor digital sensor
7. Ground : Hubungkan dengan ground (GND)
8. BISS0001 : IC Sensor PIR
9. Pengatur Jumper : Untuk mengatur output dari pin digital.

2.8.2 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)

LDR merupakan komponen listrik yang peka terhadap


cahaya, piranti ini bisa dikatakan sebagai foto konduktif atau foto
resistor dikarenakan bekerja berdasarkan intensitas cahaya yang
diterima. LDR memanfaatkan bahan semi konduktor yang nilai
resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya
yang mengenainya.
Bahan yang digunakan adalah Sulfida (CdS), Kadmium dan
Kadmium Selenida (CdSe). Bahan-bahan ini paling sensitive
terhadap cahaya dalam spectrum tampak, dengan puncaknya
sekitar 0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm untuk CdSe. Sebuah LDR
yang tipikal memiliki resistansi sekitar 1 MΩ semakin banyak
cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai
resistensinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang
mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi
semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Gambar 2.4 Light Dependent Resistor (LDR)

2.9 Arduino IDE

Gambar 2.5 Tampilan Arduino IDE

Arduino IDE adalah software yang beroperasi di komputer atau


perangkat lunak yang disebut sebagai Arduino Software. Arduino software
menghasilkan sebuah file berformat hex yang akan di download pada papan
arduino atau papan sistem mikrokontroller (Agus, 2018).
Arduino IDE merupakan software yang sangat canggih ditulis
dengan menggunakan Java. Kode program arduino biasa disebut sketch dan
dibuat menggunakan bahasa pemrograman C. Program yang sudah selesai
ditulis di Arduino IDE bisa langsung di compile dan di upload ke Board.
Untuk dapat digunakannya Arduino IDE pada NodeMCU ESP8266 perlu
menginstal ESP8266 byESP8266 Community di Boards Manager atau
dengan porting board yang dapat di download pada GitHub supaya dapat
berjalan dan dapat deprogram dengan menggunakan Arduino IDE.
Link download library ESP6288 https://github.com/esp8266/Arduino

2.10 Relay

Relay merupakan komponen elektronika sebagai penghambat antara


arus tinggi dengan arus rendah, relay juga dikatakan saklar maupun switch
dikarnakan yang sama, seperti halnya pada penelitian ini penggunakan relay
sebagai jembatan antara komponen yang memiliki daya rendah dengan
tegangan arus yang lebih besar agar nantinya tidak terjadi konslet.

Gambar 2.6 Relay


Struktur cara kerja relay
Gambar 2.7 Cara Kerja Relay

1. Electromagnet merupakan sebuah lilitan kawat tembaga dengan


lapisan email yang berfungsi sebagai pembentuk medan magnet ketika
mendapatkan tegangan listrik yang sesuai dengan tegangan kerja relay.
2. Iron Core merupakan bagian yang bersifat magnet untuk menarik
bagian armature ketika terinduksi dari electromagnet sehingga bisa
merubah posisi switch contack point.
3. Armature merupakan material atau lempengan logam yang berfungsi
sebagai tuas untuk merubah posisi tuas tergantung dari sifat magnet
pada iron core yang mempengaruhinya.
4. Switch Contact Point berfungsi sebagai output, terdapat 2 kondisi yaitu
NO (Normally Open) dimana keaadaan normal kontak terbuka saat
lilitan A1 dan A2 belum menerima tegangan listrik, dan NC (Normally
Close) dimana keadaan normal kontak tertutup saat lilitan A1 dan A2
belum menerima tegangan listrik.
5. Spring berfungsi mengembalikan posisi switch contact point saat
lilitan A1 dan lilitan A2 tidak mendapat tegangan.
2.11 Kabel Jumper

Sebuah piranti penghubung antar komponen sehingga menjadi satu-


kesatuan, dimana kebel jumper berfungsi untuk menyambungkan antara
NodeMCU, sensor, relay maupun perakitan pada papan breadboard terdiri
dari banyak lubang yang menggunakan kabel jumper sebagai penghubung.
Kabel jumper memiliki beberapa jenis dapet ditunjukkan pada tabel 2.2

Tabel 2.2 Jenis Kabel Jumper

Jenis kabel
No Gambar Keterangan
jumper
Kabel jumper male to male
memiliki sepasang ujung
Male to mela header male, yang digunakan
1
untuk penghubung antar
komponen pada papan
breadboard.
Kabel jumper male to Female
memiliki ujung yang berbeda
yang salah satu ujungnya
Male to female header male dan yang satunya
2
tidak, yang berfungsi untuk
menghubungkan antara
NodeMCU, sensor, relay
dengan breadboard.
Kabel jumper female to female
memiliki ujung yang sama
Female to tanpa kawat di ujungnya,
3
female sebagai peghubung antara
perangkat yang memililki
header male.
Kabel jumper yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
mengunakan ketiga jenis kabel yaitu male to male, mala to female dan
female to female dimana kabel male to male digunakan untuk
menghubungan arus pada papan board, female digunakan sebagai
penghubung antara lubang papan dengan NodeMCU, sensor dan relay, dan
kabel female to female digunakan untuk menghubungkan NodeMCU,
sensor dan relay secara langsung.

2.12 Sensor ACS712

Sensor ACS712 merupakan sensor yang dapat membaca nilai arus


pada beban AC dan DC. Sensor ini pada umumnya digunakan dalam
mendeteksi beban listrik, dan proteksi beban berlebih. Cara kerja sensor ini
adalah dengan membaca arus yang mengalir pada kabel yang terdapat
didalamnya medan magnet. Kemudian medan magnet ditangkap oleh hall
effect dan diubah menjadi tegangan proporsional (Ardiansyah, 2020).

Gambar 2.8 Sensor Arus ACS712

Spesifikasi Sensor ACS712 


1. Rise time output = 5 μs.
2. Bandwidth sampai dengan 80 kHz.
3. Total kesalahan output 1,5% pada suhu kerja TA= 25°C.
4. Tahanan konduktor internal 1,2 mΩ.
5. Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS antara pin 1-4 dan pin 5-8.
6. Sensitivitas output 185 mV/A.
7. Mampu mengukur arus AC atau DC hingga 30 A.
8. Tegangan output proporsional terhadap input arus AC atau DC.
9. Tegangan kerja 5 VDC.

2.13 Breadboard

Breadboard merupakan sebuah papan yang berfungsi untuk


merangkai komponen elektronika. Penggunaan breadboard sangat mudah
dengan rangkaian yang tidak memerlukan penyolderan. Kemudahan
perakitan antar komponen dikarnakan hanya menggunakan kabel jumper
sebagai penghubung atar setiap lubang board. Setiap lubang-lubang
terhubung perkolom dan perbaris.

Gambar 2.9 Brearboard

Breadboard yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan


papan ukuran medium yang memiliki lubang sebanyak 400 dan terbagi 4
bagian diantaranya pada bagian sisi kiri dan kanan memiliki jalur vertikal
sedangkan bagian 2 yang berada di tengah memiliki jalur horisontal,
seperti yang ditunjukan gambar 2.9 Sepanjang garis kuning sejalur untuk
bagian negatif(-), sepanjang garis hijau juga satu jalur bagian positif(+),
area yang di lalui garis merah merupan 1 jalur dan garis biru merupakan
penghubung antar kedua bagian tersebut agar menjadi 1 jalur.

2.14 Flowchart

Menurut Kurniawan, dkk, 2019) Flowchart diterjemahkan dalam


bahasa Indonesia sebagai Diagram Alir. Dari dua kata ini, maka dapat kita
bayangkan bahwa flowchart itu berbentuk diagram yang dapat mengalirkan
sesuatu. Flowchar merupakan langkah-langkah seperti halnya dalam
pemrograman diperlukan suatu algoritma. Urutan langkah-langkah logis
penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis agar program yang kita
buat dapat berjalan dan memberikan hasilnya valid untuk merepresentasikan
program.

Tabel 2.3 Simbol Flowchart

No Gambar Simbol Nama Simbol Fungsi


1 Mengawali atau mengakhiri
Termina l instruksi yang akan digunakan.

2 Menunjukkan awal pemberian


Prepara tion nilai inisialisasi.

3 Membaca atau menulis data


Input / Output atau informasi oleh computer.

4 Melakukan proses baik berupa


perhitungan atau perubahan
Process
nilai variable.

5 Menentukan proses mana yang


akan diambil dari dua proses
Decision
yang berbeda, berdasarkan
suatu kondisi yang diajukan.
6 Memanggil suatu sub program.
Predefined

7 Menghubungkan urutan proses


Connect or yang terputus pada suatu
halaman.
8 Menghubungakan urutan proses
Off Page yang terputus dalam satu
halaman yang berbeda.
9 Menyatakan aliran logika yang
Flow Line
ditunjukan oleh arah pana.

2.15 Network Development Life Cycle

NDLC mendefinisikan proses perancangan atau pengembangan


suatu sistem jaringan komputer (Goldman et: 2001). NDLC mempunyai
elemen yang mendefinisikan fase tahapan, atau proses mekanisme secara
spesifik. NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan secara
keseluruhan pada proses perancangan. Penulis menggunakan metode
Network Development Life Cycle (NDLC) yang merupakan suatu
pendekatan proses perancangan alat smart lighting.

Gambar 2.10 Model NDLC


Tahapan dalam metode NDLC yaitu:
1. Analisis (Analysis),
Tahap ini dibutuhkan analisa permasalahan yang muncul, analisa
keinginan user serta kebutuhan hardware yang akan digunakan.
2. Perancangan (Design),
Data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap desain ini akan
membuat gambar desain dari penelitian yang akan dilakukan, baik
perancangan perangkat keras sampai perancangan perangkat lunak.
3. Simulasi (Simulation Prototyping)
Tahap ini merupakan tahap dimana pengujian terhadap perancangan
yang dilakukan sebelumnya.
4. Implementasi (Implementation),
Pengimplementasian dilakukan berupa hasil dari rancangan yang telah
dibuat, seperti cara kerja dari sebuah hasil penelitian.
5. Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang
penting, dimana hasil dari penelitian yang dilakukan akan di pantau
apakah sudah berjalan dengan semestinya.
6. Management
Pada tahap ini akan dilakukan beberapa langkah pengelolaan agar
sistem yang telah dibangun dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dapat di kembangkan kembali.

Anda mungkin juga menyukai