Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, kebutuhan manusia juga semakin
berkembang. Hal ini disebabkan oleh keingintahuan manusia yang semakin maju. Oleh
karena itu ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia itu sendiri.Hal ini menyebabkan manusia bertindak semaunya
meskipun sudah ada peraturan-peraturan atau hukum yang disahkan oleh pemerintah
dalam pengendalian proses produksi kebutuhan manusia terutama kebutuhan primer,
sekunder, dan tersier. Hal ini akan menyebabkan SDA semakin lama semakin berkurang
jika tidak ada pengendaliannya dalam proses pemenuhan kebutuhan manusia. Oleh
karena itu, sebagai pemerintah yang bijak harus mengoptimalkan peraturan mengenai
lingkungan yang biasa disebut dengan manajemen lingkungan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen


(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaitu
Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke
dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan
mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya merupakan
risiko-risiko lingkungan.

Untuk lebih memperjelas mengenai manajemen lingkungan, sebaiknya pembaca


memahami isi dalam makalah ini agar lebih memudahakn para pembaca dalam
menangani masalah lingkungan yang terjadi di Indonesia pada umumnya dan yang
terjadi di lingkungan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian manajemen lingkungan


Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi
manajemen secara umum sebagai berikut :

Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses


merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen
adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,
menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

Dan banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan
aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang
terkait dengan tujuan tertentu. Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu
disekitar subyek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah
hal-hal yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia,
dan hubungan antar faktor-faktor tersebut. Titik sentral isu lingkungan adalah manusia.
Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan,
mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain
untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen


(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998). Pengertian lainnya yaitu
Manajemen Lingkungan adalah suatu kerangka kerja yang dapat diintegrasikan ke
dalam proses-proses bisnis yang ada untuk mengenal, mengukur, mengelola dan
mengontrol dampak-dampak lingkungan secara efektif, dan oleh karenanya merupakan
risiko-risiko lingkungan. Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001

3
berada dalam kondisi terpecah-pecah dan tidak memiliki standar tertentu dari satu
daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara
satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis,
prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS)
adalah 'that part of the overall management system which includes organizational
structure planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and
resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the
environmental policy'.

Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan
lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen kunci yaitu pernyataan kebijakan
lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas.
Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan
dalam 2 macam yaitu:
 lingkungan internal yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi.
Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang
diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD,
asuransi pegawai, dll.
 lingkungan eksternal yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi.
Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan
disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang
mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik). Aktifitas yang terkait
yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan
pembuangan limbah ke saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis
dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

4
Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam
sistem manajemen lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan
internal dan eksternal. Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi
diatas terkait dengan aspek lingkungan dan dampak lingkungan.

2.2 Kebijakan-Kebijakan Mengenai Manajemen Lingkungan Di Dunia


Wawasan pengetahuan terhadap lingkungan memberikan polarisasi dalam cara
pandang di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang. Cara pandang ini
menjadi berbeda, dipengaruhi oleh tingkat kemajuan teknologi, kesejahteraan,
keamanan, dan kepedulian masing-masing negara tersebut.
Pada negara maju, kerusakan lingkungan dipandang sebagai ancaman terhadap
kehidupan. Sebaliknya, pada negara berkembangyang masih bergulat dengan
pemenuhan kebutuhan dasar hidup, kepedulian terhadap lingkungan masih rendah dan
mereka belum mempunyai sistem penanganan lingkungan yang memadai.
Beberapa kerusakan lingkungan mencuat ke permukaan disebabkan kelalaian
manusia, penguasaan pengetahuan tentatang lingkungan yang rendah, serta bencana
alam. Dalam kaitannya dengan lingkungan, biasanya suatu negara telah mempunyai
sistem pencegahan dan penanganan kerusakan lingkungan dengan membuat aturan
hukum yang mengikat untuk proyek yang akan dilaksanakan. Beberapa kebijakan yang
telah dibuat dapat dijelaskan sebagai berikut ( Kementrian Lingkungan Hidup, 2005 ):
1. Amerika Serikat memberlakukan undang-undang mengenai penyertaan laporan
Analisis Dampak Lingkungan untuk proyek-proyek besar berlaku 1 Januari 1969, yaitu
National Environtmental Policy Act ( NEPA ), yang merupakan reaksi atas kerusakan
lingkungan akibat pencemaran pestisida, limbah industri, rusaknya habitat tumbuhan
dan hewan langkah.
2. Indonesia memberlakukan undang-undang No. 4 Tahun 182 tetang Ketentuan-
Ketentuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaannya diatur Peraturan pemerintah
No. 29 Tahun 1986 yang berlaku 5 Juni 1987.
3. Tahun 1994 diterbitkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup, yaitu KEP-
12/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
( UKL ) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup ( UPL ). Kemudian terbit lagi
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,

5
dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tetang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan ( AMDAL ). Jenis rencana usaha dan kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan AMDAL diputuskan oleh Mntri Lingkungan Hidup pada PP No. 17
Tahun 2001.
4. Masyarakat dunia telah memikirkan secara bersamaan mengenai isu kerusakan
lingkungan hidup pada Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) Manusia dan Lingkungan di
Stockholm tahun 1972. Pada tahun 1992 di Rio de Janeiro dilakukan KTT Bumi yang
berisi tentang lingkungan dan pembangunan, dimana kerusakan lingkungan disebabkan
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Kemudian pada tahun 2002 dilakukan KTT
Pembangunan Berkelanjutan [ World Summit on Sustainable Dvelopment ( WSSD ) ]
di Johannesburg yang menghasilkan Agenda 21, yang kemudian menghasilkan
kesepakatan rencana tindak kegiatan yang disepakati dunia untuk memecahkan masalah
lingkungan dan pembanguna dengan fokusnya yaitu air, energi, kesehatan, pertanian,
dan keanekaragaman hayati harus peduli terhadap lingkungannya.

2.3 Rencana Kerja Pemerintah Indonesia Mengenai Manajemen Lingkungan


( RKP, 2005 )
Indonesia yang mempunyai potensi SDA yang besar sebagai penghasil devisa
negara, mempunyai banyak masalah dalam hal lingkungan hidup sebagai akibat dari
eksplorasi SDA yang tidak terencana dengan baik. Dikaitkan dengan KTT
Pembangunan Berkelanjutan 2002, sangat relevan bila Indonesia harus memiliki agenda
pembangunan khususnya SDA dan Lingkungan Hidup. Hal ini telah tercantum dalam
Rencana Kerja Pemerintah ( RKP 2005 ), yang isinya sebagai berikut :
1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam
Sasaran yang hendak dicapai adalah terlindungnya kawasan konversi dan kawasan
lindung dari kerusakan akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploatif.
Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain : pengkajian kembali kebijakan
konversi dan perlindungan SDA, pengembangan insentif, pemanfaatan jasa lingkungan,
penanggulangan konversi lahan pertanian produktif, pengakuan hak adat dan ulayat
serta pengenmbangan masyarakat setempat, pengembangan kemitraan, penegakan
hukum, pengembangan kawasan konversi laut, dan suaka perikanan.

6
2. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam
Sasaran yang akan dicapai adalah berkurangnya laju kerusakan SDA dan pemulihan
kondisi sumber daya hutan, lahan, laut dan pesisir, perairan tawar serta sumber daya
mineral agar optimal dalam fungsinya sebagai faktor produksi maupun penyeimbang
lingkungan. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan antara lain evaluasi dan
perencanaan DAS, reboisasi dan penghijauan , pembanguna hutan tanam industri,
rehabilitasiekosistem, restocking sumber daya perikanan, rehabilitasi areal bekas
tambang terbuka.

3. Program Pengembangan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup


Sasaran yang akan dicapai adalah meningkatkan pengelolaan SDA dan lingkungan
hidup melalui tata kelola yang baik berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas. Kegiatan pokok yang akan dilaksanakan, antara lain: Pengembangan
kapasitas institusi dan aparatur, penguatan kapasitas kelembagaan pusat dan aerah,
pengembangan tata nilai sosial berwawasan lingkungan, penetapan standar pelayanan
minimal bidang lingkungan, pengembangan produksi bersih lingkungan dan
pelaksanaan perjanjian internasional yang telah disepakati.

4. Program Pengendalian Pencemaran Lingkungan


Sasaran yang akan dicapai adalah menurunkan tingkat pencemaran lingkungan dan
menuju terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan, antara lain : Penyusunan kebijakan di bidang pengendalian lingkungan,
penetapan indeks baku mutu lingkungan dan limbah, pengendalian pencemaran
lingkungan, pengembangan teknologi berwawasan lingkungan dan pengembangan
sistem penilain kinerja lingkungan.

5. Program Peningkatan Kualitas, Akses Informasi SDA dan Lingkunganara, dan


mudah
Sasaran yang akan dicapai adalah tersedianya data dan informasi yan lengkap,
akudiakses oleh pelaku kepentingan dan masyarakat luas. Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan, antara lain : Penyususnan data dasar potensi dan daya dukung kawasan
ekosistem, penyusunan statistik bidang lingkungan hidup baik tingkat nasional maupun

7
daerah, pengembangan sistem jaringan laboratorium nasional bidang lingkungan,
pengembangan SDA, penerapan PDB Hijau.

Dari beberapa kebijakan tersebut, dapat dipastikan bahwa isu lingkungan


menjadi menarik perhatian seluruh dunia karena timbulnya dampak akibat kegiatan
yang dilakukan manusia yang biasanya dalam bentuk tak terorganisasi, seperti proyek-
proyek kecil dan besar dengan tingkat kerusakan cukup besar.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan usaha-usaha mengelola dan menata


lingkungan akibat dari dampak kegiatan berupa proyek pembangunan. Gerakan
manajemen lingkungan dan penetapan standarnya dimulai pada awal tahun 1990 dengan
kerja sama Internasional Standar Organizatio ( ISO ) sera badan standar dari beberapa
negara dengan membentuk Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 pada tahun
1996. Sistem ini bertujuan memberi cara kepada pelanggan/perusahaan dalam
penerapan dan penyempurnaan sistem manajemen lingkungan sera membantu
meningkatkan sistem manajemen lingkungan dalam memenuhi kinerjanya. Struktur
isinya berupa tindakan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan tindakan koreksi
serta standar panduan terpisah.

Isi sistem manajemen ISO 14001 mencakup beberapa unsur ter-integrasi dengan
ISO 9000 untuk manajemen mutu. Ruang ISO 14001 mempunyai elemen-elemen kunci
di dalamnya terdapat sub-sub elemen, terdiri atas : Umum, Kebijakan Lingkungan,
Perencanaan, Penerapan dan Operasi, Pemeriksaan danTindakan Koreksi.

2.5 Pengendalian Manajemen Lingkungan


Pengendalian lingkungan adalah fase terakhir dari perencanaan, pelaksanaan,
dan pemeriksaan sistem manajemen lingkungan. Hal pertama yang dilakukan dalam
pengendalian adalah melakukan pengendalian terhadap dokumen sehingga perusahaan
dapat menyusun dan memelihara dokumen, memenuhi persyaratan elemen-elemen yang
memadai dalam menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan. Pengendalian dokumen
mempunyai sasaran sebagai berikut:

8
• Menjamin bahwa dokumen yang diterbitkan telah diperiksakebenarann materinya
dan disahkan olehpetugas yang berwenang
• Distribusi dokumen hanya kepada yang berwenang
• Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh yang berwenang

Setelah dilakukan identifikasi terhadap aspek lingkungan, selanjutnya adalah melakukan


analisis dengan cara menilai dampak lingkungan yang terkait. Beberapa aspek
lingkungan yang memengaruhi adalah sebagai berikut:
• Dampak pada pencemaran, terdiri atas: Air, udara, Radiasi,Kontakminasi
tanah,Produksi Limbah
• Dampak pada ekologi terdiri atas : Tumbuhan dan binatang, keanekaragaman
hayati, habitat, Alam.
• Dampak pada sumber Daya Alam terdiri atas: Tanah pertanian, sumber daya
hutan, kesedian air tanah, mineral dan tambang, sumber daya laut, sumber daya energi,
kehidupan satwa liar, kehidupan hutan tropis,Kehidupan tumbuhan langka.

2.6 Audit Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental Management System)


Dalam ISO 14001, organisasi perusahaan diwajibkan melakukan audit agar
sistem manajemen lingkungan yang direncanakan dapat dilaksanakan, diperiksa dan
dilakukan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan. Jadwal waktu program audit
dilakukan atas dasar pentingnya aspek-aspek lingkungan yang terdokumentasi dalam
penilaian. Perencanaan yang termasuk dalam program sistem manajemen lingkungan
dapat dievaluasi dengan kegiatan-kegiatan terkait dan dengan hasil audit sebelumnya.
Prosedur audit meliputi : Lingkup Audit, Metodologi, Penanggung Jawab, Persyaratan
Pelaksanaan Pelaporan, dan Dokumentasi.

EMS adalah siklus berkelanjutan dari kegiatan perencanaan, implementasi,


evaluasi dan peningkatan proses, yang diorganisasi sedemikian sehingga tujuan bisnis
perusahaan/pemerintah dan tujuan lingkungan padu dan bersinergi.
EMS yang efektif, dibangun pada konsep TQM (Total Quality Management),
misalnya pada ISO 9000. Untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan, organisasi tidak
hanya tahu apa yang terjadi, tetapi juga harus tahu mengapa terjadi.

9
Manfaat EMS:
 Meningkatkan kinerja lingkungan.
 Mengurangi/menghilangkan keluhan masyarakat terhadap dampak lingkungan.
 Mencegah polusi dan melindungi sumber daya alam.
 Mengurangi resiko.
 Menarik pelanggan dan pasar baru (yang mensyaratkan EMS).
 Menaikkan efisiensi/mengurangi biaya.
 Meningkatkan moral karyawan.
 Meningkatkan kesan baik di masyarakat, pemerintah dan investor.
 Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian karyawan terhadap lingkungan.

2.7 Rusaknya Manajemen Lingkungan di Indonesia


Rusaknya manajemen lingkungan kita. Itulah kalimat yang terlintas dalam benak
saya. Tampaknya kita sepele mendengar, dan melihat kata, seperti kata lingkungan.
Namun di balik kata lingkungan itu, mengandung sejuta makna yang sangat erat
kaitannya dengan kehidupan dan keberlangsungan hidup umat manusia. Segala
sesuatunya sangat erat kaitannya dengan lingkungan. Bahkan menurut Bloom, derajat
kesehatan terdiri dari empat faktor yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
genetik. Jadi semua tindak dan tanduk manusia berawal dari lingkungan.

Dewasa ini, beberapa media menayangkan banjir yang ada di Kota Jakarta,
Semarang dan tragedi yang tidak diinginkan yang terjadi di Situ Gintung, di wilayah
Tangerang, Banten. Betapa sedihnya melihat saudara kita yang terkena musibah ini.
Mereka yang ditanyai komentar, hanya menjawab dan meminta pertanggungjawaban
pemerintah. Seolah–olah pemerintah yang harus menjaga kebersihan dan harus
memadai dan membenahi lingkungan mereka. Dari segi bantuan, baiklah pemerintah
yang harus menolong dan memberi subsidi kepada rakyat yang terkena musibah.

Namun di Situ Gintung, beberapa warga mengaku sudah melaporkan kejadian


ini kepada pemerintah daerah mengenai Tanggul yang mereka minta segera diperbaiki.
Tetapi lagi-lagi kesiapan pejabat berwenang kurang sigap dalam menanggapi keluhan

10
warga dan tidak dapat merealisasikannya. Lagi dan lagi rakyat selalu kena tipu dengan
muslihat pejabat yang seyogianya dipilih oleh rakyat.

Seperti sekarang ini, banyaknya janji–janji partai politik yang membawakan


thema “perubahan” untuk rakyat. Setelah kejadian di Situ Gintung banyaknya partai
politik yang menawarkan bantuan untuk rakyat. Semoga saja pesta demokrasi nanti,
rakyat harus paham dengan siapa yang dipilihnya.

Kalau kita sadari lingkungan harus erat kaitannya dengan individu itu sendiri
karena, merekalah yang harus menjaga dan melestarikannya, supaya kesehatan
lingkungan menjadi optimal.

• Klasifikasi Pencemaran Lingkungan


Dengan musibah banjir yang dirasakan saudara kita yang ada di Jakarta dan di
Semarang, merupakan hasil dari pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
sendiri terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Antara lain pencemaran udara, pencemaran
air dan pencemaran tanah. Dengan keadaan pencemaran lingkungan ini, maka kualitas
yang ada di lingkungan kita menjadi menurun. Sejatinya pencemaran lingkungan ini
akan mempercepat kita untuk mengakhiri hidup kita di bumi ini, dan dapat membunuh
kehidupan anak dan cucu kita nantinya.

• Pencemaran Udara
Sebelum kita memulai tahapan pencemaran lingkungan yang terklasifikasi, yang
pertama pencemaran udara. Pencemaran udara sering dari kita mungkin sudah dan atau
sering terpapar dengan gas pencemar udara yang mungkin ada di sekitar tempat tinggal
kita, dan pengalaman ini mungkin sudah pernah atau sering kita jumpai di lingkungan
kita sendiri.

Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh zat–zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Gas–gas pencemar udara utama adalah

11
karbon monoksida (CO), karbon diosida (CO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), sulfur monoksida (SO), sulfur dioksida (SO2).

Pencemaran udara yang dihasilkan melalui kegiatan manusia adalah transportasi,


industri, pembangkit listrik, pembakaran (perapian, kompor, furnace, insenerator
dengan berbagai jenis bahan bakar), gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya
seperti (CFC= Clour Flour Carbon).

• Pencemaran Air
Setelah pencemaran udara, kita juga dapat menjumpai pencemaran air yang
terjadi di lingkungan sekitar kita. Dan pencemaran air sangat sering tejadi di lingkungan
kita sendiri, bahkan kita mengabaikan kesehatan kualitas air yang ada di lingkungan
kita. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan, air tanah akibat aktivitas dan ulah manusia.

Pencemaran air sering di jumpai di wilayah industri yang membuang limbahnya


dengan berbagai macam polutan seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien
dan padatan. Contoh dari pencemaran air, pada air comberan dapat menyebabkan
peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada
berkurangnya oksigen yang dapat berdampak buruk pada seluruh ekosistem yang ada di
air.

• Pencemaran Tanah
Yang terakhir mengenai pencemaran tanah. Pencemaran tanah merupakan
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah
alami. Pencemaran tanah ini merupakan hasil kegiatan manusia yang mencemari tanah
yakni dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang dibuang langsung ke
tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

12
2.8 Sistem manajemen lingkungan
Menejeman Lingkungan adalah bagian dari menejemen keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur,
proses dan sumberdaya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan
memelihara kebijakan lingkungan.
Pengertian sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 : 2004 merupakan
suatu sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara internasional
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat di bawah koordinasi
Organisasi Standar Internasional (ISO : International Organization For
Standardization). Sistem Manajemen Lingkungan atau Environment Management
System (EMS) adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur
organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses dan
sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan pemeliharaan kebijakan
lingkungan. (ISO 14001, 1996)
Sistem manajemen lingkungan menurut Tibor dan Feldman merupakan “bagian
dari sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan kegiatan,
tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan,
melaksanakan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan lingkungan". Dengan
kata lain, Sistem manajemen lingkungan adalah sistem manajemen yang berencana,
menjadwalkan, menerapkan dan memantau kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja lingkungan. Yang mendasari definisi ini adalah asumsi implisit
korelasi positif antara kinerja lingkungan dan perusahaan (Tibor dan Feldman, 1996).

Pada prinsipnya, ISO 14001 mengandung syarat-syarat atau aturan


komprehensif bagi suatu organisasi dalam pengembangan sistem pengelolaan dampak
lingkungan yang baik dan menyeimbangkan dengan prioritas para pelaku usaha (uang),
sehingga upaya perbaikan performance yang dilakukan akan disesuaikan dengan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Dalam implementasinya ISO 14001 bersifat
tidak memaksa, tidak ada hukum yang mengikat yang mengharuskan dalam
implementasinya. (ISO 14001, 2004).

13
Manajemen Lingkungan merupakan sistem pengelolaan yang dinamis, sehingga
perlu adaptasi bila terjadi perusahaan di perusahaan yang mencakup sumber daya,
proses dan kegiatan perusahaan. Diperlukan pula adaptasi bila terjadi perubahan di luar
perusahaan, misalnya perubahan peraturan perundang-undangan dan pengetahuan yang
disebabkan oleh perkembangan teknologi. Berbagai manfaat dapat diperoleh bila
menerapkan ISO 14001, yang sekaligus dapat dianggap sebagai keuntungan dari
manajemen lingkungan adalah sebagai berikut:
 Perlindungan lingkungan. adalah manfaat yang paling penting karena dengan
mengikuti persyaratan yang ada akan membantu pula dalam mematuhi regulasi
dan sistem manajemen yang efektif
 Keuntungan ekonomi dapat diperoleh dari penerapan Sistem Manajemen
Lingkungan. Keuntungan ini sebaiknya diidentifikasi agar dapat menunjukkan
kepada pihak terkait, khususnya pemegang saham, nilai perusahaan yang
memiliki manajemen lingkungan yang baik
 Perbaikan lingkungan yang berkesinambungan mempunyai kesamaan konsep
dengan manajemen lingkungan total. Hal tersebut menyajikan konsep bahwa
sistem selalu bisa dikendalikan dan selalu ada cara yang lebih efektif dari segi
biaya untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan lebih jauh selama ada
indikator-indikator yang kreatif dalam perusahaan yang diperbolehkan
menyatakan ide-ide mereka (Kuhre, 1996).

2.9 Prinsip manajemen lingkungan


Perkembangan industri dewasa ini telah menyebabkan krisis lingkungan dan
energi. Bermula dari dampak industri inilah maka organisasi dan industri dituntut untuk
meningkatkan pertanggungjawaban terhadap konservasi lingkungan. Berdasarkan
kondisi ini, maka tuntutan peraturan dunia terhadap pertanggungjawaban organisasi dan
industri dalam pengelolaan lingkungan menjadi meningkat.

Dalam pelaksanaan menejemen lingkungan untuk mencapai kondisi ramah


lingkungan, terdapat beberapa urutan prinsip, yaitu prinsip pencegahan pencemaran
(pollution prevention), prinsip pengendalian pencemaran (pollution control), dan prinsip
remediasi (remediation).

14
o Prinsip pencegahan pencemaran (pollution prevention) adalah dasar bagi
terciptanya kondisi yang sangat minim dihasilkannya bahan pencemar.
Pencegahan pencemaran dilaksanakan meliputi keseluruhan dari proses produksi
seperti pemilihan bahan baku yang murni, penggunaan alat proses yang efisien
dan efektif dalam pemakaian bahan, energi, air, perawatan peralatan untuk
optimalisasi proses dan SDM dalam proses dan pengelolaan lingkungan.

o Prinsip pengendalian pencemaran (pollution control) diterapkan bila


pencemaran atau limbah masih dihasilkan dalam suatu proses produksi. Maka,
yang dapat dilakukan adalah mengendalikan bahan pencemar atau limbah
tersebut agar tidak mencemari pekerja, produk dan lingkungan sekitar. Upaya
yang dapat dilakukan adalah mengolah limbah tersebut untuk menurunkan
tingkat bahayanya atau menurunkan tingkat pencemarnya atau menjadikannya
bahan yang lebih bermanfaat/bernilai ekonomi.

o Prinsip remediasi (remediation) dijalankan untuk memulihkan kondisi


lingkungan yang telah tercemar agar dapat kembali pulih dan dapat digunakan
untuk kegiatan-kegiatan produktif. Hal ini dilakukan tanpa menimbulkan potensi
pencemaran bagi manusia dan aktivitas didalamnya.

Tujuan utama dalam pelaksanaan dari prinsip tersebut adalah mencegah,


mengurangi, dan menghilangkan terbentuknya limbah atau bahan pencemar pada
sumbernya, serta menciptakan produk yang sehat, aman, dan berkualitas. Namun, ada
juga enam prinsip dasar lain yang dilakukan dalam menejemen lingkungan yang
bertujuaan utama sama dengan ketiga prinsip diatas, yaitu refine, reduce, reuse, recycle,
recovery, dan retrieve energy.

15
1. Refine adalah penggunaan bahan atau proses yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan bahan atau proses yang ada saat ini.
2. Reduce adalah pengurangan jumlah limbah atau kehilangan bahan dengan
optimalisasi proses atau operasional yang menghasilkan limbah yang mengalami
pemborosan.
3. Reuse adalah pemakaian kembali bahan-bahan atau limbah pada proses yang
berbeda.
4. Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber daya untuk
proses yang sama.
5. Recovery adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari
aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk
proses atau keperluan lain.
6. Retrieve Energy adalah pemanfaatan limbah untuk digunakan sebagai bahan
bakar atau dalam arti yang luas adalah penghematan energi dalam proses
produksi.

Pada prinsipnya, semua model atau prinsip dalam sistem menejemen lingkungan
tersebut berupaya untuk meningkatkan produktivitas, menjaga keberlanjutan produksi
dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan dan kesehatan, serta keselamatan
pekerja. Banyak sekali cara dan program yang dapat diterapkan sebuah industri dalam
memenejemen lingkungan industrinya. Kesadaran atas kelestarian lingkungan dalam
industri sangat penting. Kemudian peraturan-peraturan dan undang-undang tentang
menegenai lingkungan industri pun ada sehingga suatu industri harus bisa menaati dan
bisa mendapatkan sanksi apabila terbukti melanggar peraturan-peraturan tersebut.

ISO 14001:2004 telah menjadi tuntutan dari pelanggan negara maju yang secara
sadar melihat pentingnya perlindungan terhadap lingkungan dilaksanakan sejak dini
untuk meminimalkan kerusakan lingkungan di masa depan.

SML ISO adalah sistem management dari suatu organisasi yang keluarnya adalah
proses untuk meningkatkan pengelulaan lingkungan yang baik dan berkesinambungan.
Pendekatan utama yang dilakukan dalam SML ini adalah berupa pencapaian perbaikan

16
yang berkelanjutan, maka secara bertahap kinerja lingkungan yang semakin baik akan
dicapai, yang berarti pula akan menuju pada penataan terhadap peraturan perunadang
untdangan yang berlaku. Proses perbaikan yang berkelanjutan ini dapat dicapai melalui
berbagai program lingkungan ajtara lain: Program 3R, Produksi bersih, dll.

2.11 Kriteria Sistem Manajemen Lingkungan

1. Agar dapat dilaksanakan secara efektif, sistem manajemen lingkungan harus


mencakup beberapa unsur utama sebagai berikut: Kebijakan Lingkungan: pernyataan
tentang maksud kegiatan manajemen lingkungan dan prinsip-prinsip yang digunakan
untuk mencapainya.
2. Perencanaan: mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan
lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program
pengelolaan lingkungan.
3. Implementasi: mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
training, komunikasi, dokumentasi, kontrol dan tanggap darurat.
4. Pemeriksaan reguler dan Tindakan perbaikan: mencakup pemantauan, pengukuran
dan audit.
5. Kajian manajemen: kajian tentang kesesuaian dan efektivitas sistem untuk mencapai
tujuan dan perubahan yang terjadi diluar organisasi (Bratasida, 1996).

Tujuan Sistem Manajemen Lingkungan


a. Meningkatkan kondisi kerja yang produktif
b. Mengintegrasikan pengelolaan bisnis dan lingkungan
c. Mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

17
Keuntungan Sistem Manajemen Lingkungan
Keuntungan potensial dari Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif meliputi:
a. Memelihara hubungan yang baik dengan masyarakat.
b. Meningkatkan kinerja lingkungan.
c. Mengurangi kerugian.
d. Memiliki keuntungan yang kompetitif.
e. Mengurangi biaya pengolahan limbah.
f. Mengurangi kecelakaan.
g. Meningkatkan kepercayaan konsumen.
h. Meningkatkan image publik dan pasar.
i. Meningkatkan pengelolaan pengeluaran.
j. Konservasi energi dan material.
k. Meningkatkan hubungan antara industri dengan pemerintahan.

Sebuah Sistem Manajemen Lingkungan yang efektif diharap tidak hanya fokus
terhadap permasalahan yang terjadi, namun juga fokus terhadap penyebab
permasalahan. Sistem identifikasi dan perbaikan kekurangan sistem yang terdahulu
dapat menghasilkan kinerja lingkungan dan kesempatan bisnis yang lebih baik.
Sebagian besar model Sistem Manajemen Lingkungan terdiri dari ”Plan-Do-Check-Act”
atau ”perencanaan-pengimplementasian-pemeriksaan-perbaikan”.

18
2.12 PLAN-DO-CHEHK-ACT

-Plan : Proses pembuatan tujuan dan program yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan kebijakan lingkungan organisasi.
-Do : Proses pelaksanaan program dan sistem yang telah direncanakan.
-Check : Proses pemantauan dan pengukuran proses terhadap kebijakan lingkungan,
sasaran, peraturan perundangan dan juga pelaporan hasilnya.
-Act : Proses pengambilan tindakan untuk memperbaiki secara berkesinambungan
kinerja sistem pengelolaan lingkungan.

2.13 Perkembangan Program SML ISO 14001 di Indonesia


Seiring dengan perumusan Standar Internasional ISO seri 14000 untuk bidang
manajemen lingkungan sejak 1993, maka Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif
mengikuti perkembangan ISO seri 14000 telah melakukan antisipasi terhadap
diberlakukannya standar tersebut.

Dalam mengantisipasi diberlakukannya standar ISO seri 14000, Indonesia sudah


aktif memberikan tanggapan terhadap draf standar ISO sebelum ditetapkan menjadi
Standar Internasional. Hal ini dilakukan dengan pembentukan Kelompok Kerja
Nasional ISO 14000 oleh Bapedal pada tahun 1995 untuk membahas draf standar ISO
tersebut sejak tahun 1995. Anggota Kelompok Kerja tersebut berasal dari berbagai
kalangan, baik Pemerintah, Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat, maupun pakar
pengelolaan lingkungan.

19
Kementerian Lingkungan Hidup (Bapedal pada waktu itu) dan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) bekerjasama dengan Kelompok Kerja Nasional ISO
14000 dan berbagai stakeholders sejak tahun 1995 mengkaji, menyebarkan informasi,
dan melakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan. Berdasarkan hasil pembahasan dengan “stakeholders” di
Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup menyadari potensi penerapan Sistem
Manajemen Lingkungan bagi peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan,
peningkatan peran aktif pihak swasta dan promosi penerapan perangkat pengelolaan
lingkungan secara proaktif dan sukarela di Indonesia.

Pada tahun 1996-1998, serangkaian seminar, lokakarya, penelitian dan proyek


percontohan Sistem Manajemen Lingkungan telah diprakarsai oleh Kementerian
Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan BSN dan berbagai pihak. Rangkaian kegiatan
tersebut dimaksudkan untuk menjadi investasi awal bagi penerapan ISO 14001 di
Indonesia dalam menumbuhkan sisi “demand” maupun “supply” menuju mekanisme
pasar yang wajar. Setelah itu, muncullah beberapa penyelenggara pelatihan, jasa
konsultasi, jasa sertifikasi dan perusahaan-perusahaan yang menerapkan Sistem
Manajemen Lingkungan. Seiring dengan tumbuhnya populasi para pemain dalam pasar
penerapan ISO 14001 di Indonesia, Kementerian LH selanjutnya lebih menfokuskan
diri pada peran fasilitator dan pembina kepada semua pihak dalam penerapan ISO
14001 di Indonesia. Peran motor penggerak diharapkan dapat dilanjutkan oleh dunia
usaha itu sendiri, sesuai dengan jiwa penerapan Sistem Manajemen Lingkungan yang
bersifat proaktif dan sukarela.

Dengan perannya sebagai fasilitator dalam pengembangan ISO 14000 di


Indonesia, Kementerian LH menyediakan media bagi semua pihak yang berkepentingan
untuk aktif dalam program pengembangan standar ISO 14000, yaitu melalui Kelompok
Kerja Nasional ISO 14000 (Pokjanas ISO 14000). Kelompok kerja tersebut sampai saat
ini masih aktif dalam melaksanakan diskusi-diskusi membahas penerapan standar ISO
14000. Sekretariat Pokjanas ISO 14000 tersebut difasilitasi oleh Kementerian LH cq.
Asisten Deputi Urusan Standarisasi dan Teknologi.

20
Untuk menfasilitasi penerapan standar ISO 14001 di Indonesia dan
mempermudah penerapan dilapangan serta untuk menyamakan persepsi mengenai
pelaksanaannya, maka Kementerian LH bekerjasama dengan BSN telah melakukan
adopsi terhadap beberapa Standar Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional
Indonesia (SNI). Standar yang telah diadopsi tersebut diantaranya :
1. Sistem Manajemen Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan (SNI 19-
14001-1997)
2. Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman Umum Prinsip Sistem dan Teknik
Pendukung (SNI 19-14004-1997)
3. Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip Umum (SNI 19-1410-1997)
4. Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan - Prosedur Audit - Pengauditan Sistem
Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5. Pedoman Audit untuk Lingkungan – Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan
(SNI 19-14012-1997)

Standar ISO 14001 ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan industri di
Indonesia. Sejak ditetapkannya ISO 14001 menjadi standar internasional dan diadopsi
menjadi SNI 19-14001-1997 sampai saat ini tercatat lebih dari 248 (dua ratus empat
puluh delapan[1]) sertifikat ISO 14001 untuk berbagai unit organisasi perusahaan di
Indonesia yang dengan sukarela menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO
14001. Kecenderungan peningkatan penerapan Standar ISO 14001 dapat menjadi salah
satu indikator peningkatan kesadaran industri terhadap pengelolaan lingkungan. Faktor
pendorong yang lain adalah antisipasi industri terhadap potensi adanya persyaratan
dagang dan industri yang diwajibkan oleh “buyer” untuk menerapkan ISO 14001. Selain
kedua hal di atas, penerapan ISO 14001 juga di pacu oleh adanya program internal dari
beberapa “holding company” untuk menerapkan ISO 14001 pada anak perusahaannya.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen
(termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan
lingkungan. Aspek lingkungan adalah elemen dari aktifitas organisasi produk dan jasa
yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Contoh: konsumsi air, pengeluaran zat
beracun ke udara. Adapun dampak lingkungan adalah setiap perubahan pada
lingkungan, apakah menguntungkan atau merugikan, secara keseluruhan atau sebagian
yang diakibatkan dari aktifitas organisasi, produk atau jasanya.
Sistem manajemen lingkungan menurut ISO 14001 : 2004 merupakan suatu
sistem manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara internasional
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat di bawah koordinasi
Organisasi Standar Internasional (ISO : International Organization For Standardization).
Sistem Manajemen Lingkungan atau Environment Management System (EMS) adalah
bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi, rencana
kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk
pengembangan, penerapan, evaluasi dan pemeliharaan kebijakan lingkungan. (ISO
14001, 1996)
Dasar dari manajemen lingkungan seperti dijelaskan dalam definisinya adalah
kebijakan lingkungan. Kualitas kebijakan lingkungan tergantung pada tinggi rendahnya
orientasi. Yang telah dikenal selama ini yaitu orientasi kebijakan memenuhi peraturan
lingkungan (compliance oriented), dan yang berusaha melebihi standar peraturan
tersebut (beyond compliance). Perkembangan kebijakan lingkungan mengalami
perubahan-perubahan diantaranya berawal dari; (Tingkat 1) orientasi pemenuhan;
(Tingkat 2) Orientasi pengembangan system implementasi; (Tingkat 3) Orientasi
integrasi ke dalam fungsi bisni; dan (Tingkat 4) Orientasi pendekatan kualitas toal.
Manajeme lingkungan menurut orientasi kebijakannya secara umum dapat dibagi 2,
yaitu manajemen berorientasi pemenuhan (regulation compliance) dan orientasi setelah
pemenuhan (beyond compliance).

22
DAFTAR PUSTAKA

[1]https://manajemenlingkungan.blogspot.com/2009/11/perkembangan-program-sml-
iso-14001-di.html?m=1 (Sabtu, 14 november 2009)
[2]http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2228337-sistem-manajemen-
lingkungan/
[3]http://konsultaniso.web.id/sistem-manajemen-lingkungan-iso-140012004/sistem-
manajemen-lingkungan-iso-140012004/
[4]http://www.menlh.go.id/selamat-datang-di-situs-ekolabel-dan-sistem-manajemen-
lingkungan/
[5]Ramdani, mohamad. 2013. Sistem manajemen lingkungan
https://mohamadramdani93.blogspot.com/2013/07/sistem-manajemen-lingkungan.html?
m=1 (Sabtu, 6 juli 2013)

[6]https://tikadwio.blogspot.com/2015/10/?m=1 (Rabu, 28 oktober 2015)

[7]https://rimantho.blogspot.com/2015/04/pengertian-sistem-manajemen-
lingkungan.html?m=1 (Senin, 20 April 2015)

[8]https://saulpurwoyo.tripod.com/id1.html

[9]Ary rantao. 2015. Sistem Dan Prinsip Manajemen Lingkungan

https://www.google.com/search?safe=active&source=android-
browser&ei=INtjXtaeMoaHyAPWvaiwAw&q=prinsip+manajemen+lingkungan&oq=p
rinsip+manajemen+lingkungan&gs_l=mobile-gws-wiz-
serp.3..0i22i30l3j33i160.138084.145927..146426...0.1..0.235.3156.14j13j1......0....1.......
3..0i71j41j0i67j0i131j0j46j33i22i29i30.yVcxZzTYe6g ( 25 Juni 2015 21:26)

[10]https://hariantoantho.blogspot.com/2012/05/manajemen-lingkungan.html?m=1/

(Senin, 21 Mei 2012)

23

Anda mungkin juga menyukai