Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan program pemerintah yang disebut EXPO BOILER pada tahun
2019 dengan tujuan dapat mendorong dan meningkatkan perkembangan industri
boiler lokal serta membantu pertumbuhan industri manufaktur yang ada di
Indonesia. Kementrian Perindustrian mengungkapkan boiler atau ketel uap industri
berperan penting dalam penyempurnaan proses produksi di industri manufaktur.
penggunaan boiler pada industri manufaktur memegang peranan yang penting
dalam penyempurnaan proses produksi. (Zakiyudin 2019).
Boiler adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan air untuk menjadi uap
bertekanan dan bertemperatur tinggi, dengan menggunakan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar pada ruang bakar. (Yuliyani, Mardijo dan Abdul, 2019).
(Aswan, Susilowati dan Juriwon, 2017) melakukan penelitian tentang boiler
dengan pipa longitudinal sebagai superheater untuk menghasilkan superheated
steam dan sistem hanya terdiri dari satu buah drum yang berfungsi sebagai water
drum dan steam drum. Dari penelitian mengenai Longitudinal Water Tube Boiler
tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak kekurangan, salah satunya yaitu
sistem longitudinal tube yang artinya susunan tube sejajar dengan steam drum
sehingga mempersempit luas area pada tube dan memperkecil perpindahan panas
yang terjadi pada boiler.
(Oktaviani et al., 2021) melakukan penelitian mengenai boiler dengan
menggunakan sistem Double Drum Cross Section untuk mendapatkan steam
dengan tekanan 5 bar. Dengan rasio udara bahan bakar 123.67 128.33 133.00
137.67 142.33 Kondisi yang optimal terdapat pada rasio ke 4 udara-bahan bakar
yaitu 137.67 dengan nilai efisiensi termal boiler sebesar 61,12%. . Untuk itu pada
penelitian kali ini kami akan mengupgrade boiler tersebut, pengupgradean akan
dilakukan pada sistim injection Boiler feed Water dan sistim kontrol secondary
udara pembakaran. Pada sistim injection boiler feed water dilakukan perubahan
sistim pemompaan jenis torak yg tahan tekanan balik dan tahan panas.

1
2

Untuk sistim secondary udara pembakaran akan dipasang blower dengan laju
pemasokan yang terkontrol. Dengan upgrade kedua sistim tersebut diharapkan
proses produksi steam akan dapat berlangsung secara steady state atau kontinyu dan
peningkatan efisiensi dapat tercapai.
Berbagai usaha dilakukan untuk peningkatan efisiensi secara keseluruhan
adalah dengan melakukan perubahan – perubahan secara nyata seperti pergantian
pemakaian jenis bahan yang selama ini digunakan serta melakukan tinjauan secara
konfrehensif guna mengoptimalkan pembakaran bahan bakar di furnace dengan
mencari daerah rasio udara bahan bakar yang baik sehingga mampu memberikan
jumlah panas yang proporsional dan penyerapan panas oleh fluida kerja secara
maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas sehingga muncul suatu permasalahan pada
penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh rasio udara bahan bakar solar terhadap
flame temperature dan efisensi thermal boiler pada produksi saturated steam
process continue ?

1.3 Tujuan Penelitan


Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mempelajari pengaruh rasio udara bahan bakar solar terhadap
flame temperature dan efisensi thermal boiler pada produksi saturated steam
process continue
2. Mengetahui dan mempelajari % effisiensi Double Drum Cross Section Water
Tube Boiler
3. Mengetahui prinsip kerja dari Double Drum Cross Section Water Tube Boiler
dan komponen pendukungnya

1.4 Manfaat Penelitan


Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Memberikan informasi bahwa rasio bahan bakar yang digunakan dapat
berpengaruh pada Efisiensi pada ruang bakar.
3

2. Pembanguan nasional.
Menghasilkan steam yang maksimal diliihat dari rasio udara bahan bakar yang
digunakan.
3. Institusi
Luaran penelitian dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian lanjut atau
objek praktik pada jurusan Teknik Kimia

1.5 Relevansi
Penelitian ini merupakan penerapan ilmu thermodinamika perpindahan panas
dan pengendalian proses untuk menghasilkan produk boiler (Double Drum Cross
Section Water Tube Boiler) berupa uap saturated steam dan superheated steam
yang telah diupgrade yang bersesuaian dengan profil lulusan DIV Teknik Energi
sebagai Engineer Process.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Boiler
2.1.1 Pengertian Boiler
Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang
digunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana
yang berisi air dengan bahan bakar (Yohana dan Askhabulyamin, 2012) .Boiler
mengubah energi-energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk
menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor
dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar.
Pada umumnya, boiler memakai bahan bakar cair (residu, solar), padat (batu bara)
, atau gas.

2.1.2 Klasifikasi Boiler


Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada di
dalam shell untuk dirubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan
untuk kapasitas steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah dan
sedang. Sebagai pedoman, fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam
sampai 14.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2.

Gambar 2.1 Fire Tube Boiler


(Sumber:http://pembangkit-uap.blogspot.com/2015/03/fire-tube-boiler-dan-water-tube-boiler.html)

4
5

2. Water Tube Boiler


Tipe ketel pipa air memiliki karakteristik menghasilkan kapasitas dan tekanan
steam yang tinggi (42 – 123kg/cm2). Cara Kerja: proses pengapian terjadi diluar
pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air dan
sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui economizer,
kemudian uap yang dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah
steam drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater baru uap dilepaskan ke pipa utama
distribusi.

Gambar 2.2 Water Tube Boiler

(Sumber:http://pembangkit-uap.blogspot.com/2015/03/fire-tube-boiler-dan-
water-tube-boiler.html)

Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa - pipa
masuk ke dalam drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar
sehingga membentuk steam pada daerah uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika
kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada kasus boiler
untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang sangat modern dirancang
dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam, dengan tekanan 42 – 123
kg/cm2. Banyak water tube boiler yang dikonstruksi secara paket jika digunakan
bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube yang menggunakan bahan
bakar padat, tidak umum dirancang secara paket. (Boiler & Pemanas Fluida
Termis,2009). Salah satu tipe dari berbagai jenis water tube boiler adalah:
 Cross Drum Boiler
Pada Cross Drum Boiler steam drum ditempatkan dengan cara silang ke sumber
panas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3.
6

Gambar 2.3 Cross drum boiler


(https://content.spiraxsarco.com/ the-boiler-house/water-tube-boilers.html)

Di sini, down-comer dipasang pada bagian bawah drum dan riser dipasang
pada bagian atas drum melalui pipa horisontal seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.4. Drum beroperasi pada prinsip yang sama seperti drum membujur
kecuali bahwa itu mencapai suhu lebih seragam di drum. Namun itu tidak
merusak risiko akibat sirkulasi yang rusak pada beban steam yang tinggi, jika
tabung bagian atas menjadi kering, mereka dapat menjadi terlalu panas dan
akhirnya gagal. Salib drum boiler juga memiliki keuntungan tambahan untuk
dapat melayani sejumlah besar tabung miring karena posisi cara silang.
Kapasitas untuk drum berbagai lintas boiler dari 700 kg / jam menjadi 240 000
kg / jam.

2.2 Bahan Bakar


Bahan bakar adalah segala sesuatu yang dapat diubah menjadi energi. Bahan
bakar memiliki kandungan zat/energi bersifat panas dan dapat dilepaskan serta
dimanipulasi. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 Pasal 1 angka 11 menyebutkan
Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak
Bumi. Menurut wujudnya, bahan bakar dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu
Padat, cair , dan gas

2.2.1 Pembakaran
Proses pembakaran yaitu merupakan rangkaian suatu reaksi kimia yang
terjadi antara zat pengoksida berupa oksigen dan bahan bakar, dimana dalam proses
pembakaran tersebut menghasilkan energi berupa panas dan perubahan senyawa
kimia. Pelepasan energi panas tersebut menimbulkan cahaya dalam bentuk api.
7

Reaksi pembakaran terjadi ketika suatu zat mampu bereaksi cepat dengan oksidator
dan mendapat suhu yang cukup untuk memulai awal proses pembakaran atau yang
disebut dengan energi aktivasi.

2.2.2 Rasio Udara dan Bahan Bakar (Air Fuel Ratio)


Prosedur ini merupakan prosedur yang paling sering digunakan untuk
mendifinisikan pencampuran udara dengan bahan bakar. Air Fuel Ratio (AFR)
adalah rasio perbandingan antara massa bahan bakar dengan udara yang terjadi pada
suatu reaksi pembakaran. Pada reaksi pembakaran, AFR memegang peran penting
dalam menentukan jalannya proses pembakaran tersebut, selain itu AFR juga
berperan dalam pembentukan nyala api dan hasil gas buang dari suatu proses
pembakaran. Persamaan AFR pada campuran stoikiometri dituliskan dalam rumus
sebagai berikut.:

𝑛𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝐴𝐹𝑅𝑠𝑡𝑜𝑖𝑘𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 = ......................................... (1)
𝑛𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟

(Powers, 2014)

Keterangan:
𝐴𝐹𝑅𝑠𝑡𝑜𝑖𝑘𝑖𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 = Rasio udara dan bahan bakar dalam keadaan stoikiometri  𝑛
udara = Jumlah mol udara
𝑛 bahan bakar = Jumlah mol bahan bakar

2.3 Solar
Bahan bakar yang digunakan pada uji kinerja Double drum Cross Section
water tube boiler adalah solar. Solar adalah bahan bakar minyak nabati hasil
destilasi dari minyak bumi mentah. Bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang
jernih. Penggunaan solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua
jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat
digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur
kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa
juga disebut Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel (Pertamina, 2005).
8

Bahan bakar solar mempunyai sifat-sifat utama, yaitu:

a. Warna sedikit kekuningan dan berbau


b. Encer dan tidak mudah menguap pada suhu normal
c. Mempunyai titik nyala yang tinggi (40 °C sampai 100°C)
d. Terbakar secara spontan pada suhu 350°C
e. Mempunyai berat jenis sekitar 0,82 – 0,86
f. Mampu menimbulkan panas yang besar (10.500 kcal/kg)
g. Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar daripada bensin.

2.4 Efisiensi Termal Boiler


Salah satu cara untuk menentukan efisiensi termal boiler adalah
menggunakan metode direct atau input-output. Metode ini menggunakan
perbandingan besar energi panas yang keluar dengan energi panas yang masuk ke
dalam boiler. Metode ini hanya memerlukan panas keluar (output) dan panas
masuk (input) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:

𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘−𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛


Efisiensi boiler ( ) = x 100% ..............(2)
𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘

2.5 Temperatur Nyala Api (Flame Temperatur)


Temperatur nyala Flame Temperatures adalah suhu maksimum nyala bahan
bakar yang terjadi apabila tidak ada kebocoran panas ke sekelilingnya. Suhu nyala
adibatik diperlukan untuk mngetahui berapa besar panas yang yang terjadi ketika
bahan bakar tersebut dibakar. Hal ini merupakan salah satu parameter barakteristik
termal dari bahan bakar, seperti halnya bahan bakar solar yang dipakai sebagai
bahan bakar. Perhitungan suhu nyala adibatik didasarkan atas persentase massa dari
kandungan carbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen di dalam bahan bakar. Dalam
pembakaran, semua kalor yang terkandung di dalam bahan bakar menjadi kalor
produk + kalor sensibel.
9

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang berjudul Analisa Flame Temperature dan Efisiensi Termal


Water Tube Boiler Berdasarkan Pengaruh Rasio Udara Bahan Bakar Solar Untuk
Memproduksi Saturated Steam.akan dilakukan dengan memperhatikan beberapa
aspek, sebagai berikut :

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Energi Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, dan dilakukan selama 6 bulan
dimulai bulan Februari s/d Juli 2021. Rincian pelaksanaan penelitian seperti pada
pada Tabel 3.1 dibawah ini :

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3.2.1 Bahan yang digunakan


1. Air
Air digunakan sebagai umpan boiler yang akan dipanaskan sehingga
menghasilkan uap saturated dan uap superheated.
2. Solar
Solar digunakan sebagai bahan bakar pada furnace
3. Udara
Udara yang didapat dari udara bebas yang di supply dengan menggunakan alat
yaitu compressor.

3.2.2 Alat yang digunakan


1. Unit Boiler Double Cross Sections Water Tube
spesifikasi peralatan : terdiri dari Steam Drum, Feed Water Drum, Water Tube,
Super Heater Tube, Burner, furnace ( Ruang Bakar ), safety valve, safety valve,
Themperature Instrument, Main Steam Valve, Pressure Instrument, Main Steam
Valve, Blowdown Valve
10

2. Kompresor
Merek : Lakoni IMOLA-125
Tipe : IMOLA-125
Spesifikasi :
a. Daya Listrik : 750 Watt
b. Kapasitas Tangki : 25 Liter
c. Kecepatan Mesin : 2800 Rpm
d. Kapasitas Aliran Udara : 145 Liter/menit
e. Kapasitas Tekanan : 8 Bar

3. Pompa
Merek : Walrus TQCN 400
Tipe : Hot Water Pump
Spesifikasi :
a. Daya Listrik : 370 Watt (start), 200 Watt (running)
b. Tekanan Maksimal : 2,8 bar
c. Daya dorong : 28 meter
d. Kapasitas Aliran Fluida : 70 Liter/meni

4. Thermogan
Tipe : Infrared Thermometer TM990
Range Pengukuran Temperatur : 200℃ - 2150℃

5. Anemometer
a. Merek : LACARLA
b. Tipe : Digital Wind Speed Anemometer GM816
c. Jumlah Kipas : 6 buah
d. Layar : LCD
e. Baterai : CR 2032
f. Dimensi : 10.5 cm x 4 cm x 1.8 cm

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel tetap
a. Laju Alir Bahan Bakar
b. Air
3.3.2 Variabel berubah
a. Rasio Udara Bahan Bakar
11

Tabel 3.1. Rasio Udara Bahan Bakar


No Udara Excess ( %) Rasio Udara Bahan Bakar
1 6 123.67
2 10 128.33
3 14 133.00
4 18 137.67
5 22 142.33

3.4 Deskripsi Proses dan Rancangan Percobaan.

Tahap pertama penelitian yaitu dimulai dengan perancangan desain alat yang
diupgrade dan pengupgradean akan dilakukan pada sistim injection Boiler feed
Water dan sistim kontrol secondary udara pembakaran. pengecekan kebocoran pada
alat tersebut dengan menggunakan media air kemudian udara.

Boiler yang sudah siap akan dilakukan test runing yang kemudian dilakukan
kegiatan penelitian dengan cara memeriksaan terhadap data – data kualitatif dan
kuantitatif untuk setiap rasio udara bahan bakar solar terhadap flame temperatur
dalam persen excess udara pada rentang (6%, 10%, 14 %,18% dan 22%) kemudian
menghitung efisensi thermal boiler pada produksi saturated steam secara continue.

Metode yang digunakan dalam perhitungan efisiensi ketel uap adalah metode
langsung (direct method) dan metode tak langsung (indirect method). Metode
langsung adalah cara yang digunakan untuk menghitung efisiensi dengan
menghitung besarnya steam yang dihasilkan dibandingkan dengan panas hasil
pembakaran dari bahan bakar. Efisiensi dengan metode ini juga dikenal dengan
thermal efisiensi ketel uap, dengan rumus :

Efisiensi Boiler (ηk) = ln 


 
Ws x H  h f1
W  x HHV x 100%
f

Metode tak langsung adalah cara yang digunakan untuk menghitung besarnya
persentase panas yang tidak bermanfaat.. Secara diagram, rancangan penelitian
secara keseluruhan dapat dilihat pada Blok Diagram 3.1.
12

Start

Mengupgrade Alat Double Drum


Longitudinal Water Tube Boiler
Tidak

Apakah rancangan upgrade sudah benar?

Ya

Uji kebocoran dan Air


kesesuaian alat
Udara
Tidak

Apakah alat sudah siap ?

Ya

Rasio Udara/ Bahan Bakar


Pelaksanaan penelitian dan
(123.67, 128.33, 133,
pengumpulan data yang dibutuhkan
137.67, 142.33)

Menghitung dan menganalisis data


yang didapatkan dari penelitian

Membuat laporan penelitian

Finish

Blok Diagram 3.1. Rancangan Penelitian


13

3.4.1 Desain Double Drum Cross Sections Water Tube Boiler

Gambar 3.1. Tampak Depan Desain Rancang Bangun Boiler

Gambar 3.2. Tampak Samping Desain Rancang Bangun Boiler

3.5. Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan pada produksi steam dengan bahan bakar solar dan gas
pada peralatan Double Drum Cross Section Water Tube Boiler. Penting dilakukan
pemanasan atau kontrol yang seksama terhadap semua peralatan pada boiler untuk
memastikan bahwa semuanya berada dalam kondisi siap pakai sebelum dilakukan
pemanasan :
14

1. Commisioning Boiler
 Menguji Kebocoran (Air Leakage Test)
 Menguji Hidro pada Boiler (Hydro Testing of Boiler)
 Menguji Kesiapan Peralatan (Readliness of Boiler Auxillary)
 Menguji distribusi saluran solar (Solar Distribution Test)
 Menguji saat penyalaan Boiler (Boiler Light Up)
 Menguji safety valve

2. Persiapan Pengoperasian
a. Meyakinkan bahwa alat-alat di bawah ini telah dilakukan pengecekan
sebelum pengoperasian boiler dilakukan dengan keadaan aman
 Water Level Volume
 Pressure Instrument
 Temperature Instrumen
 Blow Down Valve
 Water Feed Valve
 Steam Stop Valve
 Safety Valve dan
b. Meyakinkan semua perbaikan telah selesai dan peralatan boiler sudah
terpasang pada tempatnya.
c. Melakukan pengecekan peralatan yang ada pada boiler dan yakinkan dapat
bekerja dengan baik.
d. Melakukan pengecekan sambungan agar terhindar dari kebocoran dan
kencangkan baut pengikat bila diperlukan.
e. Menyiapkan kebutuhan utama operasi Boiler:
 Mengisi bejana dengan air umpan sampai level yang ditentukan.
 Menyiapkan bahan bakar untuk boiler.
 Melakukan pengecekan power listrik untuk tenaga dan sistem
pengontrolan.
 Melakukan pengecekan udara bertekanan untuk penggerak peralatan
instrumentasi.
f. Meyakinkan sekali lagi bahwa unit boiler siap dioperasikan.
3. Pengoperasian Boiler
a. Pengisian air lunak (Feed Water) ke dalam boiler
 Melakukan pengisian air umpan (Feed Water) ke boiling water drum dan
water drum dengan membuka valve ( V-3), (V-10) dan (V-5)
15

 Memastikan water level volume dan pressure instrument bekerja dengan


normal
 Melakukan pengecekan sistem pipa dari kebocoran.
 Melakukan pengecekan level air boiler.
b. Ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar
 Mengehidupkan kompressor
 Membuka valve (V-2) yang ada dibagian injektor
 Membuka bukaan valve (V-12) yang ada di kompressor
 Melakukan pengukuran kecepatan udara setiap bahan bakar udara sesuai
rasio udara yang telah ditentukan.
 Membuka valve bahan bakar (V-1)
 Mengalirkan bahan bakar menggunakan flow meter sesuai hasil
perhitungan
 Melakukan pengukuran besar atau kecil api sesuai yang dibutuhkan
 Melakukan pengecekan sistem bahan bakar dari kebocoran.
 Memastikan pompa bahan bakar dan sistem udara pembakaran berjalan
normal.
c. Pembakaran
 Melakukan pemeriksaan saat pembakaran terjadi.
 Melakukan pengecekan warna, tingkat pengabutan dan stabilitas
penyalaan pembakaran
 Jika terjadi masalah segera menghentikan pembakaran dan mengecek
tekanan serta suhu kondisi operasi.
 Memastikan sistem dari kebocoran
d. Langkah Pengaturan Pengoperasian
 Memastikan boiler sudah siap untuk dioprasikan
 Menyiapkan bahan bakar solar maupun gas dan set kompresor
 Melakukan pengaturan-pengaturan operasi perbedaan rasio udara bahan
bakar solar dengan setting sesuai yang dikehendaki, sehingga operasi
dapat berlangsung dengan effisiensi yang maksimum.
 Setelah proses pengisin feed water, ventisai udara dan pembakaran boiler
siap dioperasikan dalam keadaan non staedy state
 Lalu dilanjutkan pengambilan data
 Setelah pengoperasian boiler dalam keadaan non steady state dilanjutkan
pengoperasian dalam kondisi steady state
 Pada saat pengoperasian berlangsung melakukan pengambilan data dari
awal proses pemanasan sampai memproduksi steam yang dilihat dari
alat pengukur tekanan (PI-1), (PI-2), (PI-3) dan temperatur (TI-1), (TI-
2), (TI-3) dan (TI-4) dengan rasio waktu yang berbeda.
16

 Pada pengoperasian steady state untuk mengambil data saturated steam


valve (V-5) dibuka secara perlahan, Selanjutnya valve ( V-3) dibuka
untuk menyuplai air . air yang disuplaiakan sesuai dengan jumlah steam
yang di keluarkan dilihat dari flow meter
 Pada superheated steam valve (V-4) dan valve (V-6) dibuka. Selanjutnya
valve ( V-3) dibuka untuk menyuplai air . air yang disuplaiakan sesuai
dengan jumlah steam yang di keluarkan dilihat dari flow meter
 Jika kondisi pengoperasian telah stabil maka lakukan pencatatan
terhadap data-data yang diperlukan seperti tekanan dan temperatur pada
beberapa unit peralatan lainnya pada matrik yang telah di tentukan
 Setelah itu mematikan proses unit steam power sesaui dengan SOP.
 Lakukan analisa hasil percobaan dan lakukan perhitungan laju produksi
yang didapatkan.

4. Shut Down Boiler


Sebelum menghentikan proses pengoperasi kita harus memastikan bahwa
steam sudah tidak digunakan lagi.
a. Untuk menghentikan proses pengoperasian yang pertama dilakukan menutup
suplay bahan bakar pada burner (V-1) .
b. Menghentikan suplay udara pada burner dengan mematikan kompressor atau
menutup valve (V-12) pada kompressor
c. Membuka valve pada superheated steam (V-4) dan (V-6) dan satureated
steam (V-5) sampai tekanan 0 bar dan temperatur 350C atau kondisi ruang.
d. Setelah boiler dalam kondisi normal dibuka valve (V-7) dan (V-10) untuk
mengeluarkan air dalam boiling drum dilanjutkan dengan dibuka valve (V-8)
dan (V-11) untuk mengeluarkan air pada water drum.
e. Jika air pada boiler telah dikeluarkan tutup kembali seluruh valve, Sehingga
boiler siap dioperasikan kembali.

3.6. Matrik Penelitian

Variabel yang akan diamati pengaruh rasio udara bahan bakar dan udara excess
terhadap flow steam, temperature steam, pressure steam, entalpi steam, dan entropi
terhadap laju produksi pada saturate steam persatuan waktu non steady state proses
dengan bahan bakar solar. Data mentah hasil pengamatan disusun dalam bentuk
tabulasi (Dapat dilihat pada Tabel 3.3. )
17

Tabel 3.2. Matrik Pengamatan Water Tube Boiler

Saturated Udara Water Bahan Bakar Solar


Rasio Udara
Tflame
No Udara / Excess
(oC) Ts Ps Hs
BB (%) Fs (m3/s) S Fa Ta In Fw Tw In FBB TBB GHV
(oK) (Bar) (kJ/kg)

1 123.67 6

2 128.33 10

3 133.00 14

4 137.67 18

5 142.33 22
18

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Biaya Penelitian

4.1.1 Bahan Habis Pakai

Tabel 4.1 Biaya Bahan Habis Pakai


Harga Jumlah
No. Bahan Kuantitas Satuan
Satuan (Rp) Harga (Rp)
1 Solar 100 liter 9.600 960.000
2 LPG 50 Kg 7.000 350.000
Sub Total (Rp) 1.310.000

4.1.2 Upah Pembuatan Alat


Tabel 4.3 Upah Pembuatan Alat
No. Pekerjaan Jumlah Pekerja Upah (Rp)
1 Tukang 1 300.000
2 Instalasi Pompa, Alat Ukur 1 200.000
Sub Total ( Rp) 500.000

4.1.3 Biaya Transportasi


Tabel 4.4 Upah Upgrade Alat
No. Jenis Transportasi Jumlah Biaya (Rp)

1 Mobil pick up 1 100.000

Sub Total (Rp) 100.000

4.1.4 Lain-Lain
Tabel 4.5 Biaya Lain-Lain
No. Keterangan Jumlah Biaya (Rp)
1 Publikasi Ilmiah 1 250.000
2 Laporan 3 100.000
Sub Total (Rp) 350.000

4.1.5 Biaya Konstruksi Alat


Tabel 4.6 Biaya Konstruksi Alat
Harga Satuan Jumlah
No Bahan Merk/Spesifikasi Kuantitas Satuan
(Rp) Harga (Rp)
1 Pompa Walrus TQCN 200 1 Buah 4.800.000 4.800.000
2 Pressure instrument 2 50.000 100.000
3 Temperature instrument 2 50.000 100.000
Sub Total (Rp) 5.000.000
19

4.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

Tabel 4.6 Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan

Uraian Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan dan
Penyusunan
Proposal

Seminar
Proposal

Persiapan Alat
dan Bahan

Pelaksanaan
Upgrade Alat

Tes Run Alat

Pengambilan
dan Pengolahan
Data

Penyusunan
Laporan

Pengumpulan
Laporan

Seminar Hasil

Pembuatan
Artikel Ilmiah
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Azis, Rizal. 2015. http://pembangkit-uap.blogspot.com/2015/03/fire-tube-


boiler-dan-water-tube-boiler.html (Diakses pada 14 Maret 2020).

Anonim.2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27517/Cha
pter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y (Diakses pada 10 Maret 2020).

Aswan, A., Susilowati, E. dan Juriwon (2017) “Analisis Energi Boiler Pipa Air
Menggunakan Bahan Bakar Solar,” Jurnal Hasil Penelitian dan Ulasan
Ilmiah, 8(2), hal. 7–13.
Oktaviani, Y. et al. (2021) “Efisiensi Termal Produksi Steam Ditinjau Dari Rasio
Udara Bahan Bakar Solar Pada Cross Section Water Tube Boiler,” 12(01),
hal. 18–22.
Yohana, E. dan Askhabulyamin (2012) “Perhitungan Efisiensi Dan Konversi Dari
Bahan Bakar Solar Ke Gas pada Boiler EBARA HKL 1800 Ka,” hal. 7–
10.
Yuliyani, I., Mardijo dan Abdul, M. (2019) “Analisis Sistem Ruang Bakar Boiler
Jenis Fluidized Bed Combustion untuk PLTU Kapasitas 8 MW,”
9(November), hal. 1–8.
Zakyudin. (2019). Kemenperin_ Boiler industri berperan penting dalam proses
produksi . Jakarta : Antara News.

Anda mungkin juga menyukai