04 Modul - Akuntansi Pajak
04 Modul - Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Akuntansi P321740001 Dr. Deden Tarmidi, SE., M. Ak., BKP.
Bisnis
04
Abstract Kompetensi
PENDAHULUAN
Menurut FASB aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti atau
diperoleh atau dikuasai / dikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa
lalu. Masyarakat umum biasa menyebut aset dengan aktiva, kekayaan atau harta, dan aset
bukan hanya harta berwujud namun juga harta tidak berwujud. Aset mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Memiliki manfaat ekonomik yang pasti di masa depan
Dikatakan memiliki manfaat ekonomik karena hal sebagai berikut :
a) Memiliki potensi jasa, artinya aset tersebut dapat menghasilkan dengan cara
meminjamkannya atau melakukan jasa lain dengan bermodalkan aset tersebut.
b) Dengan memiliki aset, maka pemiliknya dapat dikatakan memiliki daya beli atau
daya tukar.
c) Dengan memiliki aset, maka pemilik dapat menggunakannya untuk
memproduksi suatu barang.
d) Dengan memiliki aset, maka pemiliknya dapat melunasi kewajiban-kewajibannya
dengan cara membayar menggunakan aset tersebut.
2. Dikuasai atau dikendalikan oleh seseorang atau entitas
Penguasaan aset merupakan aspek hukum, penguasaan aset bisa saja terjadi
meskipun aset tidak dimiliki.
3. Aset ada karena ada transaksi pada masa lalu
Adanya aset di laporan keuangan perusahaan merupakan akibat karena telah terjadi
suatu transaksi pada masa lalu baik transaksi pembelian, penanaman modal,
peminjaman dan transaksi lainnya.
Gambar 5.1
Aset
Dalam Standar Akuntansi Keuangan, dijelaskan tentang Aset Tetap (PSAK 16), Aset
Tidak Lancar (PSAK 58), Property Investasi (PSAK 13) dan PSAK lainnya yang menjelaskan
standar pelaporan untuk aset yang lain.
Singkatnya, tujuan penilaian aset harus berpaut dengan tujuan pelaporan keuangan.
Sedangkan dasar penilaian aset sebagai berikut :
1. Historical cost.
Dalam melakukan penilaian aset, ada beberapa masalah yang mungkin timbul karena
hal-hal di luar transaksi kas, antara lain :
1. Adanya beban tangguhan
2. Aset diperoleh dengan cara sewa guna
3. Terdapat bunga selama konstruksi / pembangunan aset
4. Terdapat biaya riset sebelum memperoleh aset baik dengan cara membangun sendiri
ataupun dengan cara membeli
5. Aset yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi
6. Terdapat rugi selisih kurs atas pembelian dalam mata uang asing
7. Ada biaya atas sumber daya manusia dalam melakukan pembangunan aset
Pengakuan
2021 AKUNTANSI PAJAK
4 DR. DEDEN TARMIDI, SE., M.AK., BKP.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada umumnya pengakuan aset dilakukan bersamaan dengan adanya transaksi,
kejadian, atau keadaan yang mempengaruhi aset. Disamping memenuhi definisi aset,
kriteria keterukuran, keberpautan, dan keterandalan harus dipenuhi pula.
1. Deteksi adanya aset (detection of existence test). Untuk mengajui aset, harus ada
transaksi yang menandai timbulnya aset
2. Sumber ekonomik dan kewajiban (economic resources and obligation test). Untuk
mengakui aset, suatu objek harus merupakan sumber ekonomik yang langka,
dibutuhkan dan berharga.
3. Berkaitan dengan entitas (entity association test). Untuk mengakui aset, kesatuan
usaha harus mengendalikan atau menguasai objek aset.
4. Mengandung nilai (non-zero magnitude test). Untuk mengakui aset, suatu objek harus
mempunyai manfaat yang terukur secara moneter.
5. Berkaitan dengan waktu pelaporan (temporal association test). Untuk mengakui aset,
semua penguji di atas harus dipenuhi pada tanggal pelaporan (tanggal neraca).
6. Verifikasi (verification test). Untuk mengakui aset, harus ada bukti pendukung untuk
meyakinkan bahwa kelima penguji diatas dipenuhi.
Selain transaksi pembelian tunai (secara kas), pengakuan aset dapat juga karena
transaksi non kas sebagai berikut :
A. Barter
Barter atau biasa disebut pertukaran aset adalah kegiatan memperoleh aset baik
berwujud maupun tidak berwujud dengan aset yang lain. Terdapat beberapa prinsip
penentuan atas perolehan aset yang diterima dengan cara barter, yaitu:
1) Barter tidak sejenis, tanpa tambahan pembayaran
2) Barter tidak sejenis, dengan tambahan pembayaran
3) Barter sejenis, tanpa tambahan pembayaran
4) Barter sejenis, dengan tambahan pembayaran
5) Barter sejenis, dengan tambahan penerimaan
Cara penentuan kos adalah unik untuk berbagai jenis transaksi, tidak hanya untuk jenis
transaksi barter, namun juga untuik jenis-jenis transaksi seperti saham sebagai
penghargaan, reorganisasi, hadiah/hibah, temuan, dan pembelian kredit.
B. Saham
Ketika investor atau owner menanamkan saham atau membeli saham, maka sisi aset
akan bertambah. Investor dapat menanamkan saham dalam bentuk keuangan maupun
non keuangan seperti aset tetap.
C. Reorganiasasi
Penyajian
2021 AKUNTANSI PAJAK
6 DR. DEDEN TARMIDI, SE., M.AK., BKP.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 5.2
Penyajian Aset
Aset yang diperoleh pada masa dan tahun yang bersangkutan akan tersaji dalam
laporan keuangan khususnya di posisi aktiva, dengan detail penyajian dalam laporan
keuangan sebagai berikut :
1. Aset disajikan di sisi kiri atau debit dalam neraca atau balance sheet yang berformat
akun atau di bagian atas dalam neraca berformat laporan.
2. Aset diklasifikasi menjadi aset lancar, aset tidak dan aset tetap.
3. Aset diurutkan penyajiannya atas dasar likuiditas atau kelancarannya, yang paling
lancar dicantumkan pada urutan pertama.
Aset Tetap
Adalah aset berwujud yang dimiliki perusahaan dan digunakan dalam kegiatan
produksi, atau penyediaan barang/jasa untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan digunakan lebih dari satu periode. Sama hal nya dengan aset properti, aset
tetap juga terdiri dari tanah dan bangunan namun ada aset lainnya juga seperti peralatan,
mesin-mesin, kendaraan.
Transaksi aset tetap diakui sebagai aset tetap dan dicatat sebesar nilai perolehan.
Transaksi aset tetap disajikan pada pos aset tetap.
Hal-hal yang perlu diungkapkan seperti sumber perolehan, rincian aset dan waktu
hak penggunaan.