Anda di halaman 1dari 23

MODUL PERKULIAHAN

PERENCANAAN PAJAK

POKOK BAHASAN :

Sub CPMK-1
Memahami Tujuan, Resiko dan Pengaruh, Manajemen Pajak, Motivasi
Perencanaan Pajak, Tahapan Perencanaan Pajak, Bentuk Usaha.

Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
Ekonomi Akuntansi 02 P321740002 Feber Sormin.,SE.,M.AK.,Ak.,CA

Abstract/Materi Pembelajaran Kompetensi/Indikator


Tujuan Manajemen Pajak, Motivasi Perencanaan Pajak, Mahasiswa mampu dan memahami Manajemen
Dan Tahap Perencanaan Pajak. Pajak, Motivasi Perencanaan Pajak, Dan Tahap
Perencanaan Pajak

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
A. PENDAHULUAN

Menurut Wikipedia berbahasa Indonesia menyebutkan, Manajemen strategis adalah


seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan pengevaluasian keputusan-keputusan lintas
sahashanashsafinisinya, manajemen strategis berfokus pada proses penetapan tujuan
organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran, serta
mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan
pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas
dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi. Ada tiga
tahapan dalam manajemen strategis, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan
evaluasi strategi.[1]
Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya
disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi
tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan
terkait erat dengan bidang perilaku organisasi. Inti dari manajemen strategis adalah
mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan bagaimana sumber daya yang
ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif untuk memenuhi tujuan strategis.
Manajemen strategis di saat ini harus memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan
terus-menerus. Rencana strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu
dikunjungi dan kembali dikunjungi. Bahkan mungkin sampai perlu dianggap
sebagaimana suatu cairan karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi. Seiring dengan
adanya informasi baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian
dan revisi.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
PEMBAHASAN MATERI

PENGERTIAN MANAJEMEN :
Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, Pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan  perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
Pelaksanaan (actuating) dan Pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia  serta sumber-sumber lain.
Secara umum menurut para ahli fungsi manajemen diklasifikasikan 4 bagian:
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
3. Fungsi Pengarahan (Directing)
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Fungsi Manajemen, yaitu:


1. Fungsi Perencanaan (Planning).
Perencanaan adalah proses untuk menetapkan tujuan dan visi organisasi (perusahaan)
sebagai langkah awal berdirinya sebuah organisasi. Fungsi perencanaan identik dengan
penyusunan strategi, standar, dan serta arah dan tujuan dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing).


Pengorganisasian berhubungan dengan bagaimana mengatur sumber daya baik manusia
maupun fisik agar tersusun secara sistematis berdasarkan fungsi nya masing-masing. Dengan

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
kata lain, fungsi organizing ini lebih menekankan pada bagaimana mengelompokan orang
dan sumber daya agar menyatu.

Fungsi Pengarahan (Directing).


Fungsi manajemen dalam hal pengarahan lebih menekankan pada upaya untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja dengan optimal. Mulai dari pemberian
bimbingan kerja, motivasi, penjelasan tugas rutin, dan lain sebagainya.

Fungsi Pengendalian (Controlling).


Fungsi pengendalian lebih fokus pada evaluasi dan penilaian atas kinerja yang selama ini
telah dilakukan dan berjalan. Fungsi pengendalian akan melihat apakah terdapat suatu
hambatan atau tidak dalam proses mencapai tujuan organisasi.

PENGERTIAN STRATEGIS:
Pearce dan Robinson, strategi adalah rencana utama dari suatu perusahaan, yang
mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia harus
bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Onong Uchjana Effendi (2006), Strategi adalah paduan perencanaan dengan manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi harus mampu menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-sewaktu tergantung pada situasi dan kondisi.
Jadi dapat difahami bahwa strategi adalah suatu rencana dalam waktu tertentu dengan
tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Manajemen Stratejik
Olsen dan Eadie (1982:4), manajemen strategis adalah “upaya yang didisiplinkan untuk
membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana
menjadi organisasi (atau entintas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas
lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu”.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Pearch dan Robinson (1997), manajemen stratejik adalah kumpulan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang
dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Manajemen strategis merupakan suatu proses rangkaian kegiatan tindakan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar atau menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya sesuai yang diperintahkan dan diimplementasikan seluruh tingkatan
jajaran di dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Perencanaan Strategik
Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat
menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana
sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam
berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.
Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program strategi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan melalui pemamfaatan keterampilan dan keahlian yang dimiliki masing-
masing SDM

Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang Pemimpin, yakni :


a. Ketrampilan konseptual (conceptional skill) yaitu keterampilan untuk membuat
konsep, gagasan dan ide demi kemajuan organisasi yang kemudian dijabarkan
menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu.
Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya
disebut sebagai proses perencanaan.
b. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) keterampilan
berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat
karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada
atasan.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
c. Keterampilan teknis (technical skill), merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu, seperti bidang akuntansi, menggunakan program komputer,
memperbaiki mesin dan lain-lain

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a) Keterampilan manajemen waktu, kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
b) Keterampilan membuat keputusan, kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan
menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.

Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan:


1. Mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya.
2. Mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap
paling baik.
3. Mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

B. Tujuan perusahaan.
JENIS-JENIS USAHA:
o Service Businesses (Usaha JASA).
o Merchandising Businesses (Usaha Perdagangan).
o Manufacturing Businesses (Usaha Manufaktur/Pabrikasi).

JENIS ENTITAS USAHA:


o Perusahaan Perseorangan.
o Perusahaan Persekutuan (Patnership) (CV, Firma).

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
o Perusahaan Perseroan (diatur dalam UU) (PT).
o Koperasi.

Pengertian Business secara Umum:


Usaha/Perusahaan (Business) adalah merupakan suatu organisasi dengan sumber daya
dasar (Input) seperti Bahan baku, Tenaga Kerja yang digabung dengan suatu Proses
untuk menghasilkan suatu Barang/Jasa (Output) yang diperuntukkan untuk Pelanggan
/Konsumen.
Strategi Bisnis adalah merupakan serangkaian rencana dan tindakan yang terintegrasi yang
didesain suatu perusahaan sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan melebihi
pesaingnya sekaligus memaksimalkan laba.Biasanya strategi yang sering dilakukan
perusahaan adalah strategi biaya rendah (low-cost strategy) dan strategi diferensiasi
(differentiation-strategy).

Tujuan dari Perusahaan secara umum:


o Tujuan Perusahaan secara umum adalah memaksimalkan Keuntungan/laba (Profit)
dan Non Keuntungan (Non Profit) melalui strategi bisnis.

Tujuan dari Perusahaan bukan laba (Non Profit): memberikan manfaat kepada
masyarakat umum seperti melakukan penelitian bidang kesehatan, perlindungan terhadap
sumber daya alam, pabrik pengolahan limbah oleh pemerintah

“Tidak seorang pun senang membayar pajak”, asumsi Leon Yudkin (harmanto, 1994)
mempertegas hal berikut:
1. Wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak terutang sekecil mungkin,
sepanjang hal itu dimungkinkan undang-undang.
2. WP cenderung untuk menyelundukpakan pajak (tax evasion) yaktni usaha
penghindaran pajak terutang secara ilegal, sepanjang wp tsbt yaki bahwa mereka
tidak akan ditangkap, dan bahwa orang lain pun melakukan hal yang sama.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Asumsi ini dalam praktek mudah dijumpai dan merupakan suatu kecenderungan yang sulit
diberantas karena menyankut aspek Filosofis dan budaya individu.

C. Resiko dan pengaruh pajak atas perusahaan.


Resiko dan pengaruh pajak atas perusahaan dapat dianalisis dari sisi resiko sbb:
• Resiko Penghasilan.
• Risiko Modal (capital).
• Risiko Keuangan.
• Risiko Inflasi.
• Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah.
• Risiko Politik.

 Resiko Penghasilan, ini timbul karena adanya ketidakpastian penerimaan operasi


dari biaya Output) saat ini, karena ketidakpastian atas harga keluaran perusahaan
dibandingkan dengan biaya (input) pada masa yang akandatang.
 Risiko Modal (capital), ini timbul karena ketidakpastian ekonomi atas biaya
depresiasi karena aset yang cepat usang atau berganti mode. Akibatnya aset yang
diinvestasikan sudah ketinggalan jaman sehingga tidak mampu bersaing lagi.
 Risiko Keuangan, ini timbul karena ketidakpastian tingkat biaya bunga atas dana
pinjaman, akibatnya mungkin perusahaan tidak mampu membayar kembali
pinjaman dan bunganya.
 Risiko Inflasi, ini timbul akibat ketidakpastian tingkat inflasi pada masa yang
akan datang. Ini akan berpengaruh terhadap penghasilan dan biaya untuk
mengganti aset perusahaan dimasa yang akan datang.
 Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah, ini timbul akibat pembelian aktiva
atau biaya yang sudah dikeluarkan tidak dapat dipergunakan untuk keperluan
lainnya. Oleh karena itu harus betul-betul memperhtungkan masalah waktu.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Risiko Politik, ini timbul akibat adanya perubahan atas kebijakkan pemerintah,
misalnya kebijakann pemerintah dalam bidang perpajakan (tax policy) yang
disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

D. Konsep manajemen pajak.

Perencanaan Pajak (tax planning) adalah : Upaya meminimalisasi pajak dan merekayasa
usaha dan transaksi wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal
tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan.

Dalam Manajemen perpajakan perlu memahami pasal 9 UU PPh No.36/tahun 2008 .


Manajemen Pajak adalah adalah: sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh
laba dan likuiditas yang diharapkan ( Sophar Lumbantoruan : 1996 ).
Tujuan Manajemen Pajak :
1. Melaksanakan Hak dan Kewajiban perpajakan melalui penerapatan peraturan
perpajakan secara benar.
2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba yang maksimal dan likuiditas yang seharusnya.
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak karena adanya pemeriksaan pajak.

Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri
dari :
1. Perencanaan Pajak ( tax planning ).
2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) untuk 3M
3. Pengendalian pajak ( tax control ) dari kerugian Tax Audit.
4. Fungsi pajak lainnya (Other Tax matters)

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Kebijakan Perpajakan ( Tax Policy ), merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang
hendak dituju dalam sistem perpajakan.
Faktor-faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak adalah sebagai
berikut:
1. Pajak apa yang akan dipungut ? ( PPh Badan OP, impor, sewa, bunga, royalti,
undian/ hadiah, dll ).
2. Siapa yang akan dijadikan subjek pajak ? ( menunda pembayaran deviden dng cara
meningkatkan jumlah laba yang ditahan juga menimbulkan penundaan pembayaran
pajak.
3. Apa saja yang merupakan objek pajak ?.
4. Berapa Besarnya Tarif Pajak ? ( berusaha dikenakan tarif yang paling rendah ).
5. Bagaimana Prosedurnya ? ( untuk arus kas dilakukan restitusi PPN ).

E. Motivasi dilakukannya manajemen pajak.


Motivasi dilakukannya perencanaan pajak untuk melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan sehingga terhindar dari denda/resko perpajakan serta memaksimalkan laba.
Manajemen pajak dapat dilakukan karena adanya:
a) Kebijakan Peraturan Perpajakan tentang Jenis pajak yang dipungut, subjek pajak,
objek pajak, tarif pajak, Prosedur pembayaran dan pelaporan perpajakan.
b) Undang-undang perpajakan (tax law). Adanya turunan peraturan perpajakan dari
UU ke PP, ke PMK ke Dirjent dan aturan SE sering membuat ruang bagi WP untuk
mendapatkan keuntungan dari celah2 perbedaan perbedan peraturan perpajakan.
c) Administrasi Perpajakan. Wilayah yang luas menimbulkan perbedaan mengenai
kemampuan SDM dan pemahaman tentang Hak dan kewajiban bagi pihak Fiskus.
Dan perbedaan ini menimbulkan celah bagi WP untuk memanfaatkan perbedaan
pemahaman tersebut.

Motivasi setiap WP untuk melakukan menajemen pajak secara ilegal adalah:

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
a) Tax required to pay, besarnya jumlah pajak yang harus dibayar oleh WP. Semakin
besar pajak yang harus dibayar semakin besar pula kecendrungan WP untuk
melakukan pelanggaran.
b) Cost of bribe, biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk menyuap
fiskus semakin besar pula kecendrungan WP untuk melakukan pelanggaran.
c) Probability of detection, semakin kecil kemungkinan suatu pelanggaran terdeteksi,
semakin besar kecendrungan WP untuk untuk melakukan pelanggaran.
d) Size of penalty, semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran,
semakin besar kecendrungan untuk melakukan pelanggaran.

Syarat menjalankan Tax Planning secara benar:


1. Tidak melanggar peraturan perpajakan yang berlaku, Jika melanggar
menjalankan perencanaan pajak maka akan menimbulkan risiko bagi WP.
2. Jangan sampai menimbulkan denda atau sanksi pajak lainnya.
3. Tidak memalsukan bukti pendukung atau data lain yang dibutuhkan untuk
membayar pajak.
4. Dapat diterima secara akal bisnis, karena jika tidak, tax planning akan
melemahkan perencanaan itu sendiri.

Secara Umum Strategi Umum Perencanaan Pajak, biasanya dilakukan WP melalui sbb:
1. Tax Saving.
2. Tax Avoidance.
3. Menghindari Pelanggaran atas Peraturan Perpajakan.
4. Menunda Pembayaran Kewajiban Pajak.
5. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan.

Langkah membuat perencanaan pajak, dapat dilakukan dengan tahapan sbb:


1. Menganalisis informasi yang ada (analyzing the existing data base)

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak (designing one or
more possible tax plans)
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak (evaluating a tax plan)
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak (debugging the tax
plans)
5. Memutakhirkan rencana pajak (updating the tax plan)

Bentuk Usaha
Ada berbagai jenis bentuk usaha dalam dunia bisnis, baik secara perorangan maupun
secara organisasi, baik kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri dan lain
sebagainya. Banyak pilihan bentuk usaha yang dapat dipertimbangkan investor, dari mulai
laba, imej perusahaan hingga besarnya pajak yang ditanggung. Tingkat keuntungan bisa
sama diantara beberapa bentuk usaha namun besarnya pajak yang ditanggung bisa berbeda.
Semakin besar pajak yang menjadi beban perusahaan maka semakin kecil deviden yang akan
diterima investor.
Dalam ketentuan perpajakan, ada beberapa bentuk usaha di Indonesia sebagai berikut:
1. Perseroan terbatas (PT), koperasi, dan yayasan
2. Persekutuan (firma, cv, kongsi)
3. Perseorangan
4. Entitas bisnis lain, seperti joint operation, waralaba, BUT

Perencanaan Pajak Dalam Pemilihan Bentuk Usaha

Permasalahan terkait pemilihan bentuk usaha yang tepat seringkali dihadapi oleh para
investor baru. Dari sekian banyak pilihan bentuk usaha, investor mengalami kebingungan
mau ditempatkan dimana dana investasinya. Menentukan investasi yang memberikan
kontribusi profit paling besar, tentunya dengan risiko investasi paling rendah menjadi pilihan
investor saat ini.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Banyak pilihan bentuk usaha yang dapat dipertimbangkan investor, itu semua
bermuara pada besarnya pajak yang ditanggung. Tingkat keuntungan bisa sama diantara
beberapa bentuk usaha namun besarnya pajak yang ditanggung bisa berbeda. Banyak
alternative yang bisa digunakan untuk menghindari pungutan pajak atau pajak minimal. Cara
yang paling gampang adalah dengan tidak melaporkan penghasilan yang kita terima atau
cara yang paling elegan adalah meminimalkan pembayaran pajak tanpa menabrak koridor
peraturan perpajakan
Pemilihan bentuk usaha juga perlu diperhatikan apabila wajib pajak akan meluaskan
perusahaannya. Seperti yang kita tahu, pengenaan tarif pajak badan berbeda di tiap-tiap
bentuk usahanya. Bentuk usaha dapet terdiri dari bentuk usaha perorangan maupun bentuk
badan. Dimana bentuk perseorangan adalah bentuk badan usaha yang didirkan oleh
seseorang tanpa melibatkan partner dalam kegiatan usahanya. Sedangkan, bentuk usaha
badan adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh lebih dari satu orang yang memiliki
hubungan yang sama, dengan disaksikan oleh notaris atau lembaga terkait (Muljono,
2009:3).

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk usaha yaitu:
1. Bagaimana hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif pajak
penghasilan wajib pajak badan, termasuk ketentuan khusus yang mengatur itu
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha, maupun
penghasilan dari pembagian keuntungan (dividen) kepada para pemegang saham
3. Kesempatan untuk menunda pengenaan pajak pada tarif pajak penghasilan lebih
kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan yang terdapat pada tarif pajak
penghasilan dan akumulasi penghasilan perusahaan
4. Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto (kompensasi kerugian) dan kredit
investasi yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu
5. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi laba, pajak atas
penghasilan personal, holding company
6. Liberalisasi ketentuan yang mengatur fringe benefit dana atau payment in kind

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Perseroan Terbatas
Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pengenaan pajak
sebuah Perseroan Terbatas (Wajib Pajak Badan) dikenakan pada level net income sebelum
pembagian dividen kepada pemegang saham. Pada saat penghasilan tersebut ditransfer ke
pemegang saham sebagai dividen, maka atas pembagian tersebut dikenakan pajak lagi 10%
(PPh final WP OP).

Contoh kasus:
Net income before tax Rp 600.000.000
Corporate tax (PPH Badan) 25% Rp 150.000.000
Net income after tax Rp 450.000.000
Pajak atas dividen 10% (pph final) Rp 45.000.000
Return yang diterima pemegang saham Rp 405.000.000
% beban pajak (total tax/net income) (150.000.000 + 45.000.000) X 100%
600.000.000
= 32,5%
Secara total investor yang merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi akan terbebani pajak
keuntungan yang diperoleh dari badan usaha PT sebesar 32,5%.

Usaha Persekutuan (CV, Firma, Kongsi)


Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang
menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin. Oleh karena itu di dalam CV
dikenal dua istilah sekutu, yaitu sekutu aktif dan sekutu diam/pasif. Sekutu aktif adalah
sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak menentukan arah kebijakan perusahaan,
sedangkan sekutu pasif hanya menyertakan modal dalam persekutuan tersebut.
CV didirikan dengan menggunakan akta yang ditandatangani notaris, namun CV
bukanlah entitas yang terpisah dari pemiliknya seperti layaknya PT. Perbedaan utama antara
CV dengan PT adalah sebagaimana diuraikan berikut ini:

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
1. PT merupakan badan hukum, sedangkan CV bukan badan hukum, hanya badan usaha
biasa.
2. Kepemilikan PT terbagi-bagi atas saham sebagai penyertaan modal, sedangkan CV
tidak
3. Kekayaan PT terpisah dari kekayaan pemiliknya/pemegang saham karena antara PT
dan pemiliknya merupakan entitas yang terpisah, sedangkan CV tidak. Kekayaan CV
merupakan kekayaan pemiliknya, tidak ada batasan antara kekayaan CV dan kekayaan
pribadi sekutunya/pemiliknya
4. CV tidak terikat ketentuan adanya modal minimal sebagaimana PT

Pengaturan pajak sebuah CV diatur dalam pasal 6 dan pasal 4 ayat 3 huruf I UU
PPH. Berbeda dengan PT, pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali pada level net
income perseroan. Ketika diditribusikan kepada pemegang saham tidak dikenakan pajak
dividen lagi.
Ketentuan Khusus Perpajakan Untuk CV (Sesuai dengan pasal 4 ayat 3 huruf I UU
No 7 tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir kali dengan UU No 38 tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan berbeda dengan PT, CV ternyata memiliki ketentuan-ketentuan khusus
terkait perpajakannya yang dapat saya uraikan berikut ini:
“Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif dikecualikan
dari objek pajak.” 

Usaha Perorangan
Ada beberapa perbedaan dalam menghitung pajak usaha antara pajak perseorangan dengan
pajak perseroan antara lain:
1. Menghitung pajak perseorangan ada factor pengurang yaitu PTKP dan biaya jabatan

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
2. Terdapat perbedaan tax rate dan lapisan penghasilan kena pajak antara pph
perseorangan dengan pph perseroan sesuai Pasal 17 Undang-Undang Pajak
Penghasilan yaitu 5,15,25,30.
https://news.ddtc.co.id/bolehkah-umkm-menggunakan-tarif-pajak-umum--
21803?page_y=1927

Usaha Koperasi
Perlakuan perpajakan koperasi, sebagaimana bentuk usaha lainnya pada prinsipnya
koperasi dapat melakukan kegiatan dihampir semua bidang usaha, sehingga atas penghasilan
koperasi yang disebut SHU merupakan objek PPh yang dikenakan tarif PPh badan dengan
tarif tunggal 28% (tahun 2009) dan tarif 25% (tahun 2010 sampai sekarang).
Peraturan-peraturan yang menjadi dasar hukum perpajakan untuk koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 16 Th 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
2. UU No. 7 Th 1983 stdtd UU No. 36 Th 2008 tentang Pajak Penghaslan
3. UU No. 8 Th 1983 stdtd UU No. 42 Th 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
4. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
5. UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;
6. Peraturan pelaksanaan perpajakan yang meliputi Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Koperasi dapat dikelompokkan sebagai Wajib Pajak Badan sedangkan UKM dapat
berbentuk badan usaha dan perorangan. Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM,
yaitu bagian pertama, Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM yang berbentuk
badan usaha dan bagian kedua Kewajiban perpajakan bagi UKM yang berbentuk
perseorangan.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Secara umum kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM sebagai badan adalah
sebagai berikut:
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan atau PKP;
Koperasi dan UKM sejak memperoleh status badan hukum, sudah memenuhi
syarat subketif dan obyektif sebagai wajib pajak oleh karena itu sejak adanya
pengesahan badan hukum baik koperasi dan UKM yang bersangkutan harus segera
mendaftrakan diri pada kantor pelayanan pajak setempat (KPP) untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda
pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Syarat-syarat pendaftaran untuk mendapatkan NPWP adalah:
1. Akte Pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukan kantor
pusat bagi Bentuk Usaha Tetap;
2. NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab Badan;
3. KTP bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing sebagai penanggung
jawab.
Koperasi yang sampai dengan suatu masa pajak dalam suatu tahun buku seluruh
nilai peredaran bruto telah melampaui batasan yang ditentukan sebagai pengusaha kecil
(Rp. 600 Juta), wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP paling
lambat akhir masa pajak berikutnya. Dengan pengukuhan sebagai PKP maka koperasi
terikat pemenuhan kewajiban Pajak Pertambahan Nilai, antara lain memungut PPN dari
setiap Barang Kena Pajak dan atau Jasa kena Pajak yang diserahkan oleh Koperasi serta
menyetor dan melaporkannya setiap bulan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Koperasi
terdaftar.

2. Melakukan Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan;

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Koperasi dan UKM yang berbentuk badan usaha wajib melakukan
pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan sebagaimana telah ditetapkan dalam UU
PPh. Kewajiban pemotongan /pemungutan PPh oleh Koperasi dan UKM meliputi jenis
pajak sebagai berikut:
a) PPh Pasal 21
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan. Kewajiban pemotongan PPh Pasal 21 wajib dilakukan Koperasi dan
UKM yang berbadan hukum, setiap dilakukannya pembayaran penghasilan kepada
karyawan atau orang pribadi lainnya dan menyetorkan PPh hasil pemotongan
tersebut ke Bank persepsi atau kantor Pos serta melaporkannya ke kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP)
tempat Koperasi atau UKM terdaftar.
b) PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak atas penghasilan yang berasal dari sumber-
sumber tertentu dan pengenaan bersifat final (penghitungan PPh-nya selesai setelah
dibayarkan), misalnya:
 Penghasilan dari bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi kepada anggota
koperasi Orang Pribadi,
 Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan,
 Penghasilan dari jasa konstruksi dan
 Penghasilan dari hadiah undian.

Jika koperasi atau UKM yang berbadan hukum melakukan pembayaran atas


jenis-jenis penghasilan ini, maka wajib dilakukan pemotongan PPh-nya dan
menyetorkan PPh nya ke Bank persepsi serta melaporkannya ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP)
tempat Koperasi atau UKM terdaftar.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Demikian juga, apabila Koperasi dan UKM menerima penghasilan dari
pengalihan tanah dan atau bangunan atau menerima penghasilan dari persewaan
tanah dan/atau bangunan yang penyewanya tidak ditunjuk sebagai pemotong
(misalnya penyewanya orang pribadi), maka Koperasi dan UKM tersebut wajib
menyetor sendiri PPh Pasal 4 ayat (2) tersebut.
Penghasilan yang diterima Koperasi dan UKM yang merupakan objek PPh
Pasal 4 ayat (2) tersebut diatas, termasuk penghasilan dari bunga
tabungan/deposito/diskonto SBI, penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang
diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek, penghasilan dari
transaksi penjualan saham di bursa efek yang PPh-nya dipotong oleh pihak pemberi
penghasilan, wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh dari Koperasi dan UKM
tersebut.
c) PPh Pasal 22
PPh Pasal 22 adalah pajak atas penghasilan yang tertentu yang ditetapkan
Menteri Keuangan untuk dipungut Pajak Penghasilannya.
Koperasi atau UKM yang bergerak di bidang industri tertentu dapat ditunjuk
untuk memungut PPh Pasal 22 atas penjualan hasil pertanian, perkebunan dan
perhutanan, perikanan dari pedagang pengumpul sebesar 0,25% dari harga pembelian
(tidak termasuk PPN).
Koperasi dan UKM juga dapat ditunjuk sebagai pemungut oleh KPP apabila
bergerak sebagai industri tertentu ataupun sebagai penjual produk tertentu misalnya
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas.
d) PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 adalah pajak atas penghasilan dari modal dan dari jasa tertentu.
Apabila koperasi dan UKM melakukan pembayaran kepada pihak lain yang jenis
penghasilan masuk katagori Objek PPh Pasal 23, maka wajib dilakukan pemotongan,
menyetorkan hasil pemotongan ke Bank Persepsi dan kantor Pos serta

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
melaporakannya ke KPP atau KP2KP tempat Koperasi dan UKM terdaftar. Adapun
objek dan tarif PPh Pasal 23 secara garis besar adalah sebagai berikut:
1) Dividen, bunga, royalti, hadiah: tarif 15%
2) Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan pengggunaan harta yang telah dikenai
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2): tarif 2%
3) Imbalan jasa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang PPh: tarif
2%
4) Untuk Yang tidak ber NPWP dipotong 100% lebih tinggi atau menjadi 4%.

Beberapa fasilitas insentif PPH dan yang dikecualikan dari pajak dalam UU PPH
No 36 Tahun 2008
a. Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan atau
sumbangan kepada koperasi, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-ihak yang bersangkutan (pasal 4 ayat 3
huruf a UU PPh No 36 tahun 2008)
b. SHU yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya, tidak dipotong PPh Pasal 23
(pasal 23 ayat 4 huruf f UU PPh No 36 tahun 2008)
c. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai
WPDN, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan
dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai
usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
d. Berdasarkan PP No 15 tahun 2009 PPh tentang bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi perorangan, besarnya PPh Final adalah:
1. 0% untuk penghasilan berupa Bunga simpanan sampai dengan Rp 240 ribu
perbulan
2. 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari
Rp 240 ribu per bulan
e. Tarif baru bagi UMKM
Insentif ini khusus UMKM berbadan hukum yang memiliki omzet dibawah Rp 4,8 M
pertahun atau Rp 400 juta per bulan. Kemudahan tariff 0,5% dari omzet mulai
berlaku Juli 2018 yang sebelumnya tariff 1%.
f. PP No. 1 tahun 2007 dan No 62 tahun 2008 tentang fasilitas PPh untuk penanaman
modal dibidang-bidang usaha tertentu dana atau di daerah daerah tertentu

3. Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan baik dari Pemotongan / Pemungutan


yang dilakukan maupun atas PPh badan (koperasi) maupun Pajak Lainnya;
4. Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai, menyetor dan melaporkannya jika
ditunjuk sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP);

Usaha Organisasi Nirlaba (Yayasan)


Karakteristik organisasi atau lembaga nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan
utama terletak pada acara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas operasinya.
Ada beberapa jenis yayasan diantaranya:
1. Yayasan pendidikan (dari TK hingga Universitas)
2. Yayasan keagamaan dan social (yayasan masjid, dan yayasan panti asuhan)
3. Yayasan kesehatan (polikinik dan rumah sakit)
4. Yayasan bidang penelitian dan pengembangan (yayasan lembaga konsumen)

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Pengakuan penghasilan dan biaya pada yayasan sama dengan badan usaha lainnya
begitupun dengan tarif pajak penghasilannya. Kegiatan usaha yayasan yang mendapatkan
perlakuan khusus, antara lain:
1. Mendapat fasilitas pembebasan bea masuk dan cukai dengan mengajukan
permohonan untuk dapat ditetapkan sebagai badan atau lembaga yang mendapat
fasilitas pembebasan bea masuk
2. Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan
3. Yayasan keagamaan dan sosial lainnya
4. Pelaksanaan pengakuan sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga
nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau bidang penelitian dan
pengembangan yang dikecualikan dari objek pajak penghasilan.
https://klikpajak.id/blog/bayar-pajak/konsep-pph-pajak-koperasi/

https://www.rusdionoconsulting.com/memahami-aspek-pajak-koperasi-mulai-dari-
pph-hingga-ppn/

https://www.kompasiana.com/roidah72619/5e34fb22d541df1e1251ea52/pajak-
penghasilan-terhadap-badan-koperasi?page=all

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


22 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka:
Pohan, C. A. 2013. Manajemen perpajakan. Jakarta. Gramedia
Suandi, E. 2003. Perencanaan Pajak. Jakarta. Salemba Empat
Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia Buku 1. Jakarta. Salemba Empat.
Waluyo. 2016. Akuntansi Pajak. Jakarta. Salemba Empat.
Zain, M. 2007. Manajemen Pajak. Jakarta. Salemba Empat
Primandita F dkk, 2009, Kompilasi UU Pajak, Penerbit Salemba Empat (PF).
Gunadi 2007, Perpajakan Internasional Salemba Empat.
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Keuangan, Kep. Ditjen Pajak dan Peraturan
Perpajakan lainnya.
Manajemen Manajemen strategis, Wikipedia bahasa Indonesia, dipublikan pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_strategis

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai