Pertemuan Ke-2 Perencanaan Pajak
Pertemuan Ke-2 Perencanaan Pajak
PERENCANAAN PAJAK
POKOK BAHASAN :
Sub CPMK-1
Memahami Tujuan, Resiko dan Pengaruh, Manajemen Pajak, Motivasi
Perencanaan Pajak, Tahapan Perencanaan Pajak, Bentuk Usaha.
Tatap
Fakultas Program Studi Kode MK Disusun Oleh
Muka
Ekonomi Akuntansi 02 P321740002 Feber Sormin.,SE.,M.AK.,Ak.,CA
PENGERTIAN MANAJEMEN :
Ricky W. Griffin, manajemen adalah sebuah proses perencanaan, Pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
Pelaksanaan (actuating) dan Pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia serta sumber-sumber lain.
Secara umum menurut para ahli fungsi manajemen diklasifikasikan 4 bagian:
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
3. Fungsi Pengarahan (Directing)
4. Fungsi Pengendalian (Controlling)
PENGERTIAN STRATEGIS:
Pearce dan Robinson, strategi adalah rencana utama dari suatu perusahaan, yang
mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia harus
bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Onong Uchjana Effendi (2006), Strategi adalah paduan perencanaan dengan manajemen
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi harus mampu menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan
(approach) bisa berbeda sewaktu-sewaktu tergantung pada situasi dan kondisi.
Jadi dapat difahami bahwa strategi adalah suatu rencana dalam waktu tertentu dengan
tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Manajemen Stratejik
Olsen dan Eadie (1982:4), manajemen strategis adalah “upaya yang didisiplinkan untuk
membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk dan memandu bagaimana
menjadi organisasi (atau entintas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas
lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu”.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
a) Keterampilan manajemen waktu, kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana.
b) Keterampilan membuat keputusan, kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan
menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
B. Tujuan perusahaan.
JENIS-JENIS USAHA:
o Service Businesses (Usaha JASA).
o Merchandising Businesses (Usaha Perdagangan).
o Manufacturing Businesses (Usaha Manufaktur/Pabrikasi).
Tujuan dari Perusahaan bukan laba (Non Profit): memberikan manfaat kepada
masyarakat umum seperti melakukan penelitian bidang kesehatan, perlindungan terhadap
sumber daya alam, pabrik pengolahan limbah oleh pemerintah
“Tidak seorang pun senang membayar pajak”, asumsi Leon Yudkin (harmanto, 1994)
mempertegas hal berikut:
1. Wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak terutang sekecil mungkin,
sepanjang hal itu dimungkinkan undang-undang.
2. WP cenderung untuk menyelundukpakan pajak (tax evasion) yaktni usaha
penghindaran pajak terutang secara ilegal, sepanjang wp tsbt yaki bahwa mereka
tidak akan ditangkap, dan bahwa orang lain pun melakukan hal yang sama.
Perencanaan Pajak (tax planning) adalah : Upaya meminimalisasi pajak dan merekayasa
usaha dan transaksi wajib pajak supaya utang pajak berada dalam jumlah yang minimal
tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan.
Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri
dari :
1. Perencanaan Pajak ( tax planning ).
2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation) untuk 3M
3. Pengendalian pajak ( tax control ) dari kerugian Tax Audit.
4. Fungsi pajak lainnya (Other Tax matters)
Secara Umum Strategi Umum Perencanaan Pajak, biasanya dilakukan WP melalui sbb:
1. Tax Saving.
2. Tax Avoidance.
3. Menghindari Pelanggaran atas Peraturan Perpajakan.
4. Menunda Pembayaran Kewajiban Pajak.
5. Mengoptimalkan Kredit Pajak yang Diperkenankan.
Bentuk Usaha
Ada berbagai jenis bentuk usaha dalam dunia bisnis, baik secara perorangan maupun
secara organisasi, baik kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri dan lain
sebagainya. Banyak pilihan bentuk usaha yang dapat dipertimbangkan investor, dari mulai
laba, imej perusahaan hingga besarnya pajak yang ditanggung. Tingkat keuntungan bisa
sama diantara beberapa bentuk usaha namun besarnya pajak yang ditanggung bisa berbeda.
Semakin besar pajak yang menjadi beban perusahaan maka semakin kecil deviden yang akan
diterima investor.
Dalam ketentuan perpajakan, ada beberapa bentuk usaha di Indonesia sebagai berikut:
1. Perseroan terbatas (PT), koperasi, dan yayasan
2. Persekutuan (firma, cv, kongsi)
3. Perseorangan
4. Entitas bisnis lain, seperti joint operation, waralaba, BUT
Permasalahan terkait pemilihan bentuk usaha yang tepat seringkali dihadapi oleh para
investor baru. Dari sekian banyak pilihan bentuk usaha, investor mengalami kebingungan
mau ditempatkan dimana dana investasinya. Menentukan investasi yang memberikan
kontribusi profit paling besar, tentunya dengan risiko investasi paling rendah menjadi pilihan
investor saat ini.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bentuk usaha yaitu:
1. Bagaimana hubungan antara tarif pajak penghasilan orang pribadi dan tarif pajak
penghasilan wajib pajak badan, termasuk ketentuan khusus yang mengatur itu
2. Pengenaan pajak penghasilan secara berganda, baik atas laba bruto usaha, maupun
penghasilan dari pembagian keuntungan (dividen) kepada para pemegang saham
3. Kesempatan untuk menunda pengenaan pajak pada tarif pajak penghasilan lebih
kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan yang terdapat pada tarif pajak
penghasilan dan akumulasi penghasilan perusahaan
4. Adanya ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto (kompensasi kerugian) dan kredit
investasi yang berlaku bagi bentuk usaha tertentu
5. Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi laba, pajak atas
penghasilan personal, holding company
6. Liberalisasi ketentuan yang mengatur fringe benefit dana atau payment in kind
Contoh kasus:
Net income before tax Rp 600.000.000
Corporate tax (PPH Badan) 25% Rp 150.000.000
Net income after tax Rp 450.000.000
Pajak atas dividen 10% (pph final) Rp 45.000.000
Return yang diterima pemegang saham Rp 405.000.000
% beban pajak (total tax/net income) (150.000.000 + 45.000.000) X 100%
600.000.000
= 32,5%
Secara total investor yang merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi akan terbebani pajak
keuntungan yang diperoleh dari badan usaha PT sebesar 32,5%.
Pengaturan pajak sebuah CV diatur dalam pasal 6 dan pasal 4 ayat 3 huruf I UU
PPH. Berbeda dengan PT, pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali pada level net
income perseroan. Ketika diditribusikan kepada pemegang saham tidak dikenakan pajak
dividen lagi.
Ketentuan Khusus Perpajakan Untuk CV (Sesuai dengan pasal 4 ayat 3 huruf I UU
No 7 tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir kali dengan UU No 38 tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan berbeda dengan PT, CV ternyata memiliki ketentuan-ketentuan khusus
terkait perpajakannya yang dapat saya uraikan berikut ini:
“Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif dikecualikan
dari objek pajak.”
Usaha Perorangan
Ada beberapa perbedaan dalam menghitung pajak usaha antara pajak perseorangan dengan
pajak perseroan antara lain:
1. Menghitung pajak perseorangan ada factor pengurang yaitu PTKP dan biaya jabatan
Usaha Koperasi
Perlakuan perpajakan koperasi, sebagaimana bentuk usaha lainnya pada prinsipnya
koperasi dapat melakukan kegiatan dihampir semua bidang usaha, sehingga atas penghasilan
koperasi yang disebut SHU merupakan objek PPh yang dikenakan tarif PPh badan dengan
tarif tunggal 28% (tahun 2009) dan tarif 25% (tahun 2010 sampai sekarang).
Peraturan-peraturan yang menjadi dasar hukum perpajakan untuk koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 16 Th 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
2. UU No. 7 Th 1983 stdtd UU No. 36 Th 2008 tentang Pajak Penghaslan
3. UU No. 8 Th 1983 stdtd UU No. 42 Th 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai
4. UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian
5. UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;
6. Peraturan pelaksanaan perpajakan yang meliputi Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Koperasi dapat dikelompokkan sebagai Wajib Pajak Badan sedangkan UKM dapat
berbentuk badan usaha dan perorangan. Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM,
yaitu bagian pertama, Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM yang berbentuk
badan usaha dan bagian kedua Kewajiban perpajakan bagi UKM yang berbentuk
perseorangan.
Beberapa fasilitas insentif PPH dan yang dikecualikan dari pajak dalam UU PPH
No 36 Tahun 2008
a. Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan atau
sumbangan kepada koperasi, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-ihak yang bersangkutan (pasal 4 ayat 3
huruf a UU PPh No 36 tahun 2008)
b. SHU yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya, tidak dipotong PPh Pasal 23
(pasal 23 ayat 4 huruf f UU PPh No 36 tahun 2008)
c. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas sebagai
WPDN, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dari
penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia dengan syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan
dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai
usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut.
https://www.rusdionoconsulting.com/memahami-aspek-pajak-koperasi-mulai-dari-
pph-hingga-ppn/
https://www.kompasiana.com/roidah72619/5e34fb22d541df1e1251ea52/pajak-
penghasilan-terhadap-badan-koperasi?page=all