Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324745276

Analisis kinerja jaringan sensor nirkabel untuk monitoring denyut nadi pasien

Research Proposal · April 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.29145.83040

CITATIONS READS
3 240

1 author:

Puput Dani Prasetyo Adi


Universitas Merdeka Malang
16 PUBLICATIONS   56 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Real-time and continuous output power monitoring of photovoltaic (PV) systems View project

Analyzes of Radio Frequency and QoS LoRa 915 MHz (920-928 MHz) japan View project

All content following this page was uploaded by Puput Dani Prasetyo Adi on 25 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Analisis kinerja jaringan sensor nirkabel untuk
monitoring denyut nadi pasien
Puput Dani Prasetyo Adi1 , Muhammad Niswar2
1
Teknik Informatika, Fakultas Teknologi dan Rekayasa Universitas Satya Wiyata Mandala
2
Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
puput.danny@gmail.com1 , niswar@unhas.ac.id2

Abstrak
Tanggap darurat medis memainkan peranan penting di daerah bencana. Dalam situasi bencana, korban menyebar secara
massive. Keterbatasan obat dan peralatan medis serta personil tim medis membuat tim tanggap darurat melakukan tindakan
medis dengan skala prioritas berdasarkan tingkat keparahan kondisi kesehatan korban. Tim Search and Rescue (SAR)
biasanya melakukan proses triage tag yaitu suatu proses mengklasifikasi tingkat keparahan kondisi korban dengan tag
kertas warna. Tag warna hitam mengindikasikan bahwa korban sudah tidak bernyawa. Tag warna merah mengindikasikan
bahwa korban butuh tindakan medis yang cepat. Tag warna kuning mengindikasikan bahwa tindakan medis dapat ditunda
dan tag warna hijau mengindikasikan bahwa korban luka ringan dan dapat berjalan. Pada penelitian ini dikembangkan suatu
sistem electronic triage tag, yaitu suatu prototipe alat medis yang terdiri atas sensor node yang dipasang pada korban,
coordinator node yang ditempatkan pada base camp tim medis, dan teknologi nirkabel XBee untuk pengiriman data dari
sensor node ke coordinator node. Hasil pengujian fungsional menunjukkan bahwa sensor node yang dipasang pada
pergelangan tangan korban dapat melakukan fungsi triage tag secara otomatis dengan menampilkan indikator lampu merah,
kuning atau hijau pada komponen display sesuai dengan tingkat keparahan kondisi korban. Dari pengujian menggunakan 5
sensor node (5 korban) menunjukkan bahwa data-data yang dikirim dari kelima sensor node tersebut dapat diterima dengan
baik di coordinator node dengan nilai throughput selama 10 detik sebesar 83,22 %.

Kata Kunci : kinerja, sensor, darurat, medis

I. PENDAHULUAN Berdasarkan informasi tersebut, tim medis mendiagnosa


dan mengambil tindakan medis berdasarkan tingkat
Penelitian ini bermaksud untuk Mengembangkan keparahan kondisi kesehatan pasien / korban. dengan
sistem komunikasi jaringan sensor nirkabel yang mampu multi-peer network ZigBee dimungkinkan bisa
mengidentifikasi banyak korban agar tim medis dapat mendeteksi dan mengirimkan data denyut nadi pasien
mengambil keputusan dan tindakan medis yang cepat dalam jumlah banyak sehingga akan lebih banyak
terhadap korban berdasarkan tingkat keparahan kondisi menolong korban bencana alam.
kesehatan korban. Dalam penelitian ini akan
dikembangkan sistem yang murah (low-cost) dan handal II. PENGUJIAN SISTEM KOMUNIKASI ZIGBEE
(reliable) dengan menggunakan teknologi Jaringan
Sensor Nirkabel (JSN) agar dapat di implementasikan Pengujian awal sistem dilakukan dengan cara
pada daerah-daerah bencana yang infrastruktur mengirimkan data denyut nadi pasien dari pulse sensor ke
telekomunikasinya rusak. Pada penelitian ini digunakan coordinator node dengan cara broadcast dan melalui
Microcontroller ATmega 328p dan Arduino Board router node (multi peer).
sebagai downloader serta pulse sensor untuk mendeteksi
kondisi denyut nadi pasien. Input sensor ini akan
diklasifikasikan oleh mikrokontroler yang ada pada
sensor node (SN) dan dikirim ke Coordinator Node (C)
dengan teknologi nirkabel ZigBee.

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
III. SISTEM PERANGKAT LUNAK DAN KERAS

A. Sensor Node (Hardware)

Gambar1. Komunikasi XBee dengan data denyut Nadi


Pasien

Gambar 1 adalah contoh komunikasi XBee yang bisa


dibangun. Pada topologi jaringan Wireless Sensor
Gambar 2. Sensor Node tipe 1
Network ZigBee terdapat 3 device yaitu Coordinator,
Router dan End-Device, ketiga device ini saling terkait,
End Device mengirimkan data denyut nadi pasien ke
router dan dari router kemudian mengirim data ke
Koordinator, data pada coordinator adalah data denyut
nadi pasien yang akan ditampilkan pada User Interface .
Konfigurasi ZigBee Address adalah PAN ID, ATDH,
ATDL dan Boudrate 115200. setelah proses konfigurasi
selesai, ZigBee dipasang pada board dan dikoneksikan
dengan Arduino Board dan sensor Pulse. Setelah
penanaman program Arduino selesai, sensor denyut nadi
tidak memakai port Serial Communication tetapi dengan
baterai 9 volt ke Arduino, sehingga komunikasi
berlangsung menggunakan Radio Frequency (RF) dari
ZigBee End Device dan ZigBee Router dikirim ke
ZigBee Coordinator.Pada komunikasi multi peer terdapat
3 device yaitu ZigBee Coordinator, ZigBee router dan Gambar 3. Sensor Node tipe Light
ZigBee End device, End Device adalah device untuk
Sensor Node Gambar 2 dilengkapi dengan chasing yang
mengirimkan data berupa sinyal digital denyut jantung
bisa melindungi dari air dan debu, menggunakan
pasien. router digunakan sebagai penerima data dari end
ATmega 328 dan Pulse Sensor sebagai pendeteksi detak
device yang selanjutnya dikirim ke ZigBee Coordinator,
jantung, indicator yang digunakan adalah LED 3 warna
apabila router satu rusak atau off, maka bisa dihandle
yang menunjukkan status keparahan pasien. Baterai yang
oleh router yang lain sehingga pengiriman data tidak
digunakan adalah Alkaline Battery 9 Volt 500 mAH,
terganggu. Coordinator adalah device yang digunakan
LCD 16x2 dengan fungsi Switch. Sensor ini dilengkapi
sebagai penerima data dari router yang selanjutnya
dengan perangkat Nirkable IEEE 802.15.4 yang
menampilkan data pada Monitor melalui X-CTU dan
terpasang didalam rangkaian sensor Node. Perangkat
CoolTerm. Pengujian dilakukan dengan pengiriman data
Nirkabel IEEE 802.15.4 mempunyai kemampuan
sensor node dengan keadaan berbeda, saat didaerah tanpa
mengirimkan data denyut nadi pasien jarak jauh. Sensor
penghalang dan pengujian dengan penghalang misalnya
yang dibuat ada 2 versi, versi Light pada gambar 3 dan
gedung, sehingga bisa dilakukan perbandingan
Versi lengkap pada gambar 2, Versi Light adalah versi
kemampuan range nya, packet loss dan throughputnya.
minimalis dari sensor node, dimana hanya terdapat 2
indikator, yiatu LED dan Buzzer.

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
B. Algoritma Electronic Triage Tag

Sistem Kerja Electronic Triage Tag ditunjukkan pada


Algoritma dibawah ini :

Algoritma
Begin
inData  Read(Port)
While(inData=”\n”)
{
if(inData=’P1/P2/P3/P4 or P5’) then
BPMint (inData)
endIf
if(inData=’B’) then
HRVint (inData);
HeartBeat(On)
endIf
}
InData (BPM)
Show(BPM)
If(BPM>59 and BPM<101) then
Red_Indicator(Off)
Gambar 3. Skematik Electronic Triage Tag Yellow_Indicator(Off)
Green_Indicator(On)
Untuk versi Lengkap dilengkapi 3 indikator, yaitu LCD, Else
LED dan Buzzer. Dimensi versi light ( 5 x 4 x 3) cm, If(BPM>44 and BPM<60) or (BPM>100 and BPM <116) then
Red_Indicator(Off)
untuk versi Lengkap berdimensi (9 x 6 x 3) cm. sensor
Yellow_Indicator(On)
node akan dilekatkan pada pergelangan tangan dan pulse Green_Indicator(Off)
sensor pada ujung jari untuk mendeteksi seberapa besar Else
BPM atau denyut nadi yang dihasilkan oleh detak jantung Red_Indicator(Off)
Yellow_Indicator(On)
pasien. Sebelum melakukan tes kinerja, hal yang paling
Green_Indicator(Off)
penting adalah mengetahui skema sensor yang akan EndIf
digunakan dan menentukan titik pengujian, dalam End
penelitian ini menggunakan titik uji pada ZigBee dan
sensor pulse yang akan menunjukkan indikator, kinerja C. Indikator LED Electronic Triage Tag :
Uji pertama komunikasi ZigBee dilakukan dengan
mengirim data sensor dengan jarak yang berbeda dan 1. Major (Urgent): menyalanya LED warna
pengiriman data ZigBee tanpa penghalang dan dengan merah pada mikrokontroller mengindikasikan bahwa
penghalang agar bisa diketahui kemampuan atau korban butuh tindakan medis yang cepat.
Performa ZigBee dalam mengirimkan data. Gambar 4
2. Minor : menyalanya LED warna kuning pada
adalah schematic dari Electronic Triage Tag yang dibuat,
mikrokontroller mengindikasikan bahwa tindakan
dari skematic akan dapat diketahui pin-pin yang
medis terhadap korban dapat di tunda.
digunakan pada mikrokontroller ATmega 328. ATmega
328 mempunyai 28 pin. Dari 28 pin ini dipakai oleh 3. Normal : menyalanya LED warna hijau
Pulse sensor, LCD, Buzzer, LED dan ZigBee. Pulse mengindikasikan bahwa korban luka ringan dan
sensor dan buzzer mempunyai tegangan 5 volt sedangkan dapat berjalan.
ZigBee mempunyai tegangan 3.3 volt.

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
IV. UJI KINERJA ELECTRONIC TRIAGE TAG

A. Uji Pengiriman Data Electronic Triage Tag

Gambar 7. Throughput 5 Sensor

Gambar 4. Pengiriman Data dengan ZigBee Router

Gambar 8. Packet Loss 5 Sensor

gambar 5. Pada gambar 5 menunjukkan Uji kinerja


sensor node dengan jarak yang berbeda, jarak yang
Gambar 5. Uji Pengiriman Sinyal dengan Jarak digunakan untuk uji coba adalah 1-120 m. dari uji coba
ini didapatkan nilai throughput dan paket loss. Pada
gambar 6 terlihat bahwa besar Paket data dan jumlah
Bytes nya bisa di monitoring secara tepat berdasarkan
waktu (time) start sampai Finish. Percobaan dilakukan
selama 10 detik.

B. Hasil Uji Kinerja

Uji kinerja dilakukan dengan mengirimkan data 5 sensor


dengan waktu 10 detik dari uji ini akan didapatkan nilai
Gambar 6. Pengiriman atau Transmit data throughput dan Packet Loss yang ditunjukkan pada tabel
1 dan tabel 2. Dari tabel 1 menunjukkan semakin banyak
Time Division Multiplexing (TDM) adalah jenis Digital sensor, semakin kecil nilai throughput yang dihasilkan.
Multiplexing dimana aliran data atau sinyal lebih dari Pada jarak 10 m menggunakan 3 sensor tidak ada packet
satu pengirim sinyal (sumber atau node sensor) loss, packet loss terjadi saat menggunakan 4 dan 5
mengirimkan sinyal digital berupa Frekuensi gelombang sensor. Nilai throughput 5 sensor sebesar 83.21 % pada
Radio (RF) ke satu kanal (Koordinator Node (C)) secara jarak 10 m dan 41,26 % pada jarak 120 m.
bergiliran masuk di channel penerima.Sinyal sensor node
dianggap normal P1, P2, P3, P4 dan P5 masuk secara
bergantian bila sensor dalam keadaan ready (ON) dan
siap mengirim data dan posisi tepat saat pemasangan
pulse sensor di jari telunjuk.Secara garis besar, sistem
pengiriman data denyut nadi pasien ditunjukkan pada

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
50 m 14.28571 16.66667 17.07317 17.07317 19.04762
60 m 14.28571 16.66667 17.07317 17.07317 19.04762
70 m 21.42857 25 26.82927 26.82927 28.57143
80 m 21.42857 25 29.26829 30.90909 31.74603
90 m 28.57143 33.33333 34.14634 34.54545 34.92063
100 m 28.57143 33.33333 34.14634 34.54545 34.92063
110 m 35.71429 41.66667 43.90244 45.45455 46.03175
120 m 42.85714 50 51.21951 52.72727 58.73016

Dari tabel diatas menunjukkan semakin banyak sensor,


semakin besar nilai packet loss nya. Untuk menguji
kemampuan Coordinator Node sensor diperlukan Uji
coba pengiriman data sensor Node sebanyak-banyaknya
Gambar 9. Grafik Throughput 1-5 Sensor
sampai diketahui buffer Coordinator nodenya yang
ditunjukkan dengan Packet Loss yang semakin besar,
pada uji kinerja coordinator node dibawah ini
menunjukkan bahwa semakin banyak data sensor,
semakin menurun throughput dan semakin besar juga
packet lossnya. Hasil dari pengiriman data 1-5 sensor
dalam waktu 10 detik didapatkan rata-rata nilai
throughput dan packet loss yang ditunjukkan pada grafik
berikut ini .Dari grafik Throughput gambar 9 diatas
didapatkan nilai throughput 1,2 dan 3 sensor sebesar 100
%, pada 4 sensor didapatkan nilai throughput 89% dan
Gambar 10. Grafik Packet Loss 1-5 Sensor
84% pada 5 node sensor dan kesimpulan bahwa semakin
Tabel 1. Throughput 5 sensor dengan jarak 10-120 m banyak sensor node, semakin kecil nilai throughput yang
dihasilkan.
Jarak 1 sensor 2 sensor 3 sensor 4 sensor 5 sensor Pada grafik loss data diatas dapat dilihat nilai packet loss
10 m 100 100 100 95.32468 83.21995 1-3 sensor sebesar 0 %, dengan 4 sensor didapatkan nilai
20 m 100 95.83333 95.12195 94.54545 83.21995 packet loss sebesar 11% dan naik 19% packet loss nya
30 m 92.85714 91.66667 90.2439 89.09091 83.21995 dengan 5 sensor.
40 m 92.85714 91.66667 90.2439 89.09091 83.21995
50 m 85.71429 83.33333 82.92683 82.92683 80.95238 C. Kesimpulan
60 m 85.71429 83.33333 82.92683 82.92683 80.95238
70 m 78.57143 75 73.17073 73.17073 71.42857 1) Prototype sensor node yang dihasilkan dapat
80 m 78.57143 75 70.73171 69.09091 68.25397 berfungsi dengan baik dan dapat digunakan untuk
90 m 71.42857 66.66667 65.85366 65.45455 65.07937 mengukur detak jantung pasien / korban dan
100 m 71.42857 66.66667 65.85366 65.45455 65.07937 informasi tersebut dapat dikirimkan ke server
110 m 64.28571 58.33333 56.09756 54.54545 53.96825 melalui jaringan nirkable.
120 m 57.14286 50 48.78049 47.27273 41.26984 2) Coordinator node mempunyai batas maksimal data
untuk menampung data dari berbagai sensor
bersamaan yang ditunjukkan dengan buffering dan
Tabel 2.Packet Loss 5 sensor dengan jarak 10-120 m loss data.
3) Besarnya Throughput ditentukan oleh Jarak dimana
Jarak 1 sensor 2 sensor 3 sensor 4 sensor 5 sensor transmisi data berlangsung, semakin jauh jarak
10 m 0 0 0 4.675325 16.78005 transmisi data dari sensor node ke coordinator node
20 m 0 4.166667 4.878049 5.454545 16.78005 maka semakin kecil Throughput yang dihasilkan dan
30 m 7.142857 8.333333 9.756098 10.90909 16.78005 semakin banyak node sensor yang mengirim data ke
40 m 7.142857 8.333333 9.756098 10.90909 16.78005 coordinator node, semakin kecil nilai throughputnya.

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
4) Packet Loss ditentukan oleh Jarak dalam transmisi Wearable and Implantable Body Sensor Networks,
data, semakin jauh jarak transmisi data dari sensor pp. 12-14, June 6, 2004.
node ke coordinator node maka semakin besar [9] Super G, et al. “START: Simple Triage and Rapid
Packet Loss nya. Treatment Plan,” Newport Beach, CA: Hoag
5) Power Node akan mempengaruhi Received Data, Memorial Presbyterian Hospital, 1994.
semakin lemah Power Node (8 jam) maka [10]“Teknologi Nirkabel di daerah bencana”,
kemampuan Node untuk mengirim data Denyut Nadi http://acehjourney.net/wp-
akan berkurang dan akan berpengaruh pada content/uploads/2009/04/dari-radio-hingga-satelit.pdf.
Throughput dan Packet Loss. [7] Yu-Huei Su; Mei-Ju Su; Yen-Ting Chen; Han-
Wei Zhang
REFERENSI [11].Yick Jennifer, Mukherjee Biswanath, Ghosal Dipak,
Wireless Sensor Network Survey, Computer Network:
[1] Kuryloski, P., Giani, A., Giannantonio, R., Gilani, K., ELSEVIER 2008
Gravina, R., Seppa, V., Seto, E., Shia, V., Wang, C., [12].Conferehensive Advanced Live Support,
Yan, P., Yang, A.Y., Hyttinen, J., Sastry, S., Wicker, http://calsprogram.org/manual/
S., and Bajcsy, R. 2009. DexterNet: An Open
[13] Pan American Health Organization, Bencana alam :
Platform for Heterogeneous Body Sensor Networks
perlindungan kesehatan masyarakat. (Jakarta : EGC
and its Applications. Body Sensor Networks 2009
2006)
(BSN 2009 Berkeley, CA June 3-5, 2009)
[14]. Pulse Sensor http://pulsesensor.com/
[2] Y. Zhang and H. Xiao, Bluetooth-based sensor
networks for remotely monitoring the physiological [15]. Arduino http://www.arduino.cc/
signals of a patient, WPAN Transactions on [16].Faludi Robert, A Practical Guide to the ZigBee
Information Technology in Biomedicine, vol. 13, no. Mesh Networking Protocol Building Wireless Sensor
6, pp. 10401048, 2009. Networks, USA : O'Reilly-Media 2011
[3] Bauschlicher, David & Steven Bauschilcher, [17].Thai easy electronic, embedded electronics
interacting with social networks to improve health- application, XBEE S2 Basic configuration in
aware body sensor networks (Florida: Stetson network application [diakses 14 Oktober 2012]
University DeLand 2011). [18].Hebel Martin, Bricker George with Harris Daniel,
[4] Yilmaz, Tuba & Robert Foster & Yang Hao, Getting Started with XBEE S2 RF Modules, A
detecting vital signs with wearable wireless sensors Tutorial for BASIC Stamp and Propeller
(London: Queen Mary University of London 2010) Microcontrollers Version 1.0 : PARALLAX INC
[5] Seto, Edmund Y.W. et al., A Wireless Body Sensor 2010
Network for the Prevention and Management of [19].Sohraby Kazem, Monali Daniel, Znati Taieb,
Asthma, 2009 Wireless Sensor Networks, Technology, Protocols,
[6] Kuryloski, Philip. et al, DexterNet: An Open Platform and Applications, Wiley-Interscience A John Wiley
For Heterogeneous Body Sensor Networks and Its & Sons, Inc Publication 2012
Applications, 2009. [20] http://digi.com, application about XBee Internet
[7] Fletcher, R.R.; Ming-Zher Poh; Eydgahi, H.; , Gateway, DIGI, 2012
”Wearable sensors: Opportunities and challenges for
low-cost health care,” Engineering in Medicine and
Biology Society (EMBC), 2010 Annual International
Conference of the WPAN , vol., no., pp.1763-1766,
Aug. 31 2010-Sept. 4 2010.
[8] D. Malan, T. Fulford-Jones, M. Welsh, and S.
Moulton, CodeBlue: An ad hoc sensor network
infrastructure for emergency medical care,
Proceedings of the International Workshop on

e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung


ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai