Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH 

TEORI AKUNTANSI

“TEORI AGENSI, POSITIF, DAN NORMATIF” 

Disusun oleh: 

1. Muhammad Ivannur Arifin (17130310076)

2. Yongki Prakoso (17130310093)

3. Muhammad Yasin (17130310187)

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI 

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI 

1
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah ini merupakan laporan tertulis dari kelompok Teori Agensi, Positif dan
Normatif pada Mata Kuliah Teori Akuntansi Jurusan Akuntansi Universitas Islam
Kadiri.
Laporan ini ditujukan kepada Bapak Akhmad Naruli SE., MSA sebagai Dosen
Mata Kuliah Teori Akuntansi. Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Akhmad Naruli SE., MSA selaku
Dosen Mata Kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Kediri, 30 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
1.3 Tujuan............................................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 6

2.1 Pengertian Teori Agensi................................................................................. 6


2.2 Definisi Teori Akuntansi Positif.................................................................... 7
2.3 Definisi Teori Normatif.................................................................................. 8

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 11

DAFTAR PUSATAKA............................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori merupakan hasil dari kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari
berbagai riset, dan pada suatu kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten,
prediktif, dan objektif. Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan
seperangkat prinsip yang logis, saling terkait, yang membentuk kerangka umum,dan
dapat dipakai sebagai acuan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi.

Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh
Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan
munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang


menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa
mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari
teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang


subjektif, sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara
empiris agar memiliki dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam
bidang akuntansi telah menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih
cendrung diterapkan dibanding teori akuntansi normatif

Dalam makalah ini akan dijelasan lebih rinci tentang akuntansi positif dan juga
akuntansi normatif, baik itu sejarah awal mula, perkembangannya perbedaan ataupun
perbandingan antara keduannya serta hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi
positif maupun normatif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Teori Agensi?
2. Apa yang dimaksud dengan Teori Positif?
3. Apa yang dimaksud dengan Teori Normatif?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Teori Agensi
2. Untuk mengetahui tentang Teori Positif
3. Untuk mengetahui tentang Teori Normatif

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Agensi


Teori Agensi menjelaskan perilaku suatu perusahaan dari perspektif berbagai
kontrak antara berbagai pihak. Pemegang saham yang menyumbangkan dana bagi
perusahaan untuk beroperasi tidak dianggap sebagai pemilik perusahaan, mereka
adalah pengambil risiko perusahaan.

Di dunia nyata para manajer perusahaan mendapatkan dana dari investor yang
percaya bahwa manajer memiliki kemampuan untuk menggunakan dana secara efisien
dan efektif untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Manajer
menandatangani kontrak yang mengidentifikasi kegiatan yang harus mereka lakukan
dan menentukan cara di mana laba dialokasikan antara manajer dan investor. Karena
sangat sulit untuk menggambarkan dan memperkirakan kemungkinan masa depan,
kontrak yang ditandatangani oleh manajer sulit untuk dilaksanakan.

Akibatnya, manajer memperoleh hak untuk membuat keputusan yang


melampaui apa yang ditentukan dalam kontrak mereka. Adalah sifat manusia untuk
membuat keputusan yang sesuai dengan minat individu, itu tidak berbeda untuk
manajer. Mereka akan membuat keputusan yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri
dan kurang memperhatikan kepentingan pemegang saham.

Teori agensi menggambarkan manajer sebagai agen dan pemegang saham


sebagai pelaku. Teori ini berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak dapat
dimaksimalkan jika insentif yang tepat atau pemantauan yang memadai tidak cukup
efektif untuk menahan manajer perusahaan dari menggunakan kebijaksanaan mereka
sendiri untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri.

Teori keagenan menyatakan bahwa praktik manajemen laba dipengaruhi oleh


adanya konflik kepentingan antara agent dan principal yang timbul ketika setiap pihak
berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang
dikehendakinya. Principal tidak memiliki informasi yang cukup mengenai kinerja
agent, maka principal tidak pernah merasa pasti bagaimana usaha agen memberikan
kontribusi pada hasil aktual perusahaan.

6
Dengan demikian, principal berada sebagai asimetri informasi karena agent
lebih mengetahui kinerja dan aktivitas perusahaan dibandingkan principal. Adanya
perbedaan kepentingan dan informasi antara principal dan agent memacu agent untuk
memikirkan bagaimana angka akuntansi yang dihasilkan dapat lebih memaksimalkan
kepentingannya. Cara yang dapat dilakukan agent untuk mempengaruhi angka-angka
akuntansi dapat berupa rekayasa laba atau manajemen laba dalam laporan keuangan.

2.2 Definisi Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang


menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa
mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari
teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Teori akuntansi positif merupakan studi lanjut dari teori akuntansi normatif


karena kegagalan normatif dalam menjelaskan fenomena praktik yang terjadi secara
nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan sangat penting dalam
perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman
bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan
tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan
dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat sedangkan
akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku.

Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan atau teori
akuntansi berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan
atau meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk
menentukan berbagai faktor yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam
bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusaha untuk menentukan suatu teori yang
menjelaskan fenomena yang diamati.

Teori yang dikemukakan Friedman (1953) ini merupakan sekumpulan


proposisi (penjelasan sifat dan realita) yang terdiri dari konstruk yang didifinisikan
secara luas dan menghubungkan berbagai unsur yang terdapat dalam proposisi
tersebut. Teori ekonomi positif, menurut Friedman (1953), pada hakekatnya terbebas
dari ikatan berbagai aspek etika sebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih
mengacu ke istilah “apa adanya” daripada ke istilah “seharusnya demikian”.

7
Dengan demikian, fungsinya harus dinilai berdasarkan ketepatan (precision),
bidang kajian (scope), dan kesesuaian peramalan berdasarkan pada pengalaman.
Ringkasnya, ekonomi positif adalah, atau dapat dikategorikan sebagai ilmu
pengetahuan yang objektif (objective science), seperti halnya ilmu fisika.

2.3 Definisi Teori Normatif

Pendekatan normatif dalam teori akuntansi mendapat perhatian yang besar


pada tahun 1940- an sampai awal tahun 1960-an dengan keluarnya Monograph teori
akuntansi no.3 yang ditulis oleh Paton dan. Littleton yang diberi judul "An
Introduction to Corporate Accounting Standards" pada tahun 1940. Tulisan tersebut
membawa dampak yang besar dalam sejarah penyusunan teori akuntansi yang pada
waktu itu lebih difokuskan untuk penentuan basic postulate dan pengembangan
kerangka dasar teori akuntansi. Hal ini dapat dijumpai dalam tulisan Maurice Moonitz
(1961) dengan ARS No.1 dan Moonitz and Sprouse (1963) dengan ARS no.3, Paul
Grady (1965) dengan ARS no.7 tentang GAAP, AICPA (1970) dengan APB
Statement no.4 tentang konsep dasar dan penyusunan laporan keuangan untuk
perusahaan, dan terakhir oleh FASB (1978) dengan SFAC No.1,2,3,4, dan 6
(kerangka konseptual pelaporan keuangan).

Sebenarnya kebutuhan untuk mengembangkan suatu kerangka teori akuntansi


telah lama dirasakan. Minat untuk mengembangkan suatu kerangka teori akuntansi
tersebut didorong oleh rekomendasi yang diajukan oleh AICPA Special Committee on
Research Program yang menyarankan supaya dilakukan penelitiann oleh AICPA
untuk mengembangkan dan menetapkan postulates dan prinsip akuntansi. Sebagai
hasil dari rekomendasi ini, Accounting Research Study No.1 disusun oleh Maurice
Moonitz (1961), dan Accounting Research Study No.3 disusun oleh Robert T.
Sprouse dan Maurice Moonitz (1963). Kemudian disempurnakan oleh APB Statement
No.4 dan terakhir oleh FASB dengan Conceptual Accounting Framework.

Jenis kerangka yang digunakan untuk membentuk teori akuntansi dapat


bersifat formal, seperti pendekatan aksiomatik terhadap teori, atau dapat juga
menggunakan pendekatan informal atau implisit seperti dalam pendekatan induktif
dan etis. Dalam ARS proses No.1 misalnya Moonitz menyatakan "Hasil proses
akuntansi dinyatakan dalam seperangkat laporan keuangan yang saling berkaiatan
secara fundamental". Pernyataan tersebut adalah benar, tetapi sangat berbahaya jika

8
dinyatakan pernyataan tersebut sebagai postulate, karena dapat diinterpretasikan
sebagai pernyataan normatif, yaitu yang seharusnya benar. Sebagai pernyataan
normatif, masih diperlukan penelitian dan perdebatan yang panjang. Akan tetapi hal
ini tidak berarti bahwa pernyataan deskriptif tidak boleh dibuat. Sebaliknya, setiap
pengevaluasian praktik akuntansi yang berlaku harus menyatakan terlebih dahulu
postulate-postulate mengenai apa yang dikerjakan oleh akuntan sebagaimana halnya
praduga mengenai mengapa hal tersebut dilakukan. Hanya melalui proses seperti itu,
maka evaluasi atas praktik yang berlaku dapat dibuat dengan cukup meyakinkan agar
diterima secara umum.

Belkaoui memberikan penegasan bahwa apapun pendekatan dan metodologi


yang akan digunakan dalam perumusan teori akuntansi, hasil rerangka acuannya tetap
didasarkan pada seperangkat elemen yang saling berhubungan (koheren) yang
tujuannya untuk mengatur perkembangan berbagai teknik-teknik akuntansi.
Kemudian ia mengusulkan sebuah rerangka struktur teori akuntansi yang terdiri dari
empat elemen, yaitu:

1. Pernyataan tentang tujuan laporan keuangan


2. Pernyataan tentang postulate dan konsep teoritis akuntansi yang
berhubungan dengan asumsi lingkungan
3. Pernyataan tentang basic accounting principle
4. Bentuk-bentuk accounting technique
2.4 Perbandingan Teori Positif dan Teori Normatif

Teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif, sehingga


tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki
dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah
menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan
dibanding teori akuntansi normatif. Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan
masalah yang disesuaikan dengan realitas praktek akuntansi. Pendekatan yang
digunakan dalam teori akuntansi positif adalah pendekatan ekonomi dan prilaku.

Tujuan dari pendekatan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi. Salah satu contoh dalam penggunaan teori positif
adalah hipotesa mengenai program pemberian bonus. Hipotesa ini menunjukkan
bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus, akan berusaha

9
memaksimalisasi bonusnya melalui penggunaan metode akuntansi yang dapat
menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesar bonus. Teori ini akan dapat
menjelaskan atau memprediksi prilaku manajemen dalam hal program pemberian
bonus.

Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan


tekhnologi akan menghsilkan teori akuntansi normative. Klasifikasi ini terjadi karena
sasaran yang berbeda-beda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.

Penjelasan positif berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan atau


perbuatan) seperti apa adanya sesuai dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar
pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk memberikan jawaban apakah
sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normativ
berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau
relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi atau sosial
tertentu. Penjelasan normativ diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan
kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori Agensi menjelaskan perilaku suatu perusahaan dari perspektif berbagai


kontrak antara berbagai pihak. Teori ini berpendapat bahwa nilai perusahaan tidak
dapat dimaksimalkan jika insentif yang tepat atau pemantauan yang memadai tidak
cukup efektif untuk menahan manajer perusahaan dari menggunakan kebijaksanaan
mereka sendiri untuk memaksimalkan keuntungan mereka sendiri.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang


menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan
kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa
mendatang.

Teori Akuntansi Normatif adalah penjelasan atau penalaran untuk


menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi – Belkaoui, Accounting Theory, Buku Satu, Edisi 5, Salemba Empat,
Jakarta 2006.

Suwardjono, Teori Akuntansi, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta 2005

Imam Ghozali – Anis Chariri, Teori Akuntansi, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang 2000

12

Anda mungkin juga menyukai