TEORI AKUNTANSI
Disusun oleh:
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah
ini merupakan laporan tertulis dari kelompok Teori Akuntansi Jurusan Akuntansi
Universitas Islam Kadiri.
Laporan ini ditujukan kepada Bapak Akhmad Naruli SE., MSA sebagai Dosen
Mata Kuliah Teori Akuntansi. Pada kesempatan ini kami selaku mahasiswa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Akhmad Naruli.,MSA selaku Dosen
Mata Kuliah Manajemen Operasional yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam menyempurnakan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
1
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
mengklasifikasi, mengolah dan menyajikan data yang berhubungan dengan keuangan atau
transaksi agar mudah dimengerti dalam mengambil keputusan yang tepat. Akuntansi
merupakan terjemahan dari kata accounting, yang bila kita terjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti menghitung. Akuntansi dalam dunia usaha bisa dikatakan sebagai bahasa
bisnis karena hampir seluruh kegiatan bisnis di dunia baik . Perorangan ataupun perusahaaan
besar menggunakan akuntansi untuk menghitung serta untuk mengambil keputusan yang
berhubungan dengan bisnis yang dijalankan. Secara umum Akuntansi adalah sistem
informasi yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memberi laporan yang berhubungan
dengan keuangan kepada pihak yang membutuhkan serta memberikan informasi tentang
kondisi perusahaaan secara ekonomi. Teori akuntansi memiliki hubungan bersifat definitive
dengan praktek akuntansi. Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk
memberi logika penalaran tentang apa yang dilakukan oleh akuntan atau apa yang akan
dilakukan oleh akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip akuntansi terjadi terutama
karena adanya berbagai upaya yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah
dalam widatik (2016). Oleh karena itu, pemahaman terhadap teori memainkan peran penting
dalam perumusan teori akuntansi. Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan
peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti, dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan
3
dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar perkembangan
nilai, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktikan teori tersebut
kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi.
Dalam akuntansi, praktek dapat saja diubah untuk mengakomodasikan teori. Teori akuntansi
dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar teori
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
6. Mengetahui pengertian teori akuntansi sebagai sains/ilmu
D. Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan secara lebih rinci dan menguraikan
tentang arti teori akuntansi sebagai seni, sains, atau teknologi, serta pengembangannya
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengembangan Akuntansi
Pada tahun 1775 mulai dikenal pembukuan, baik yang single entry maupun
yang double entry. Beranjak pada tahun 1800 sampai dengan tahun 1875
masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang terutama digunakan dalam
menilai perusahaan. Di tahun 1825 mulai dikenal pemeriksaan keuangan (financial
auditing). Selanjutnya pada tahun 1850 laporan laba rugi menggantikan posisi
neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting. Saat ini juga perkembangan
ilmu Auditing semakin cepat dan audit diakukan atas catatan pembukuan dan
laporan. Memasuki periode 1900 di Amerika Serikat mulai dikenalkan sertifikasi
profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional. Selanjut
nya, dalam periode ini juga akuntansi sudah dapat dianggap memberikan laporan
tentang pajak. Cost Accounting mulai dikenal termasuk laporan dan statistik biaya
6
dan produksi. Sedangkan pada tahun 1925 terdapat banyak perkembangan dalam
tahun ini, yaitu mulai dikenal akuntansi pemerintahan dan pengawasan dana
pemerintah, diperkenalkan juga teknik-teknik analisis biaya. Saat ini juga laporan
keuangan mulai diseragamkan, norma pemeriksaan akuntansi mulai dirumus kan,
sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkan Puch
Card Record. Selain itu saat ini juga mulai dikenalkan akuntansi untuk perpajakan.
Pada tahun 1950 s.d. 1975 banyak hal yang dapat dicatat berhubungan dengan
perkembangan akuntansi, yaitu akuntansi mulai menggunakan komputer untuk
pengolahan data, perumusan prinsip akuntansi (GAAP) telah dilakukan, analisis
Cost Revenue semakin dikenal, jasa-jasa perpajakan seperti konsultan pajak dan
perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan, management accounting
sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal
dan berkembang pesat, muncul jasa-jasa manajemen, seperti sistem perencanaan
dan pengawasan, dan perencanaan manajemen mulai dikenal, demikian pula
management auditing. Lalu pada tahun 1975 akuntansi semakin berkembang
meliputi bidang-bidang lainnya.
C. Pengertian Akuntansi
Akuntansi (terjemahan dari kata accounting) yang berarti menghitung. Secara
garis besar, akuntansi adalah suatu proses yang diawali dengan mencatat,
mengelompokkan, mengolah, menyajikan data, serta mencatat transaksi yang
berhubungan dengan keuangan sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh
seseorang yang ahli di bidangnya dan menjadi bahan untuk mengambil suatu
keputusan. Seorang praktisi yang ahli dalam bidang ini disebut akuntan. Akuntansi
juga sudah disebut sebagai bahasa bisnis untuk mengukur hasil kegiatan ekonomi
dalam organisasi serta menyampaikan informasi kepada berbagai pihak, termasuk
manajemen, investor, kreditor, dan regulator. Berbagai teori sendiri telah banyak
dikemukakan mengenai pengertian akuntansi. Bagi sebagian orang, ilmu akuntansi
berkaitan dengan sistem hitung-menghitung, tapi faktanya akuntansi tidak sederhana
itu. Berbagai teori berkembang seiring dengan semakin banyaknya orang yang ingin
mempelajarinya, mengingat ilmu akuntansi memberi berbagai kemudahan dalam
7
melakukan kegiatan. Meskipun software akuntansi sangat membantu, tetapi sebagai
seorang pengusaha, ilmu akuntansi ini sangat penting untuk dipahami
D. Seni, Sains, dan Teknologi
1. Karakteristik Seni
Keterampilan mengerjakan sesuatu atau menerapkan suatu
konsep/pengetahuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman,
bakat, dan pertimbangan (judgment).
Keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan terbaik dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Nilai (moral, ekonomik, dan sosial) menjadi basis pertimbangan.
2. Karakteristik Sains
Pengetahuan untuk menjelaskan dan meramalkan gejala alam dan sosial
seperti apa adanya dengan metoda ilmiah.
Menguji dan menetapkan kebenaran penjelasan atau pernyataan tentang
suatu masalah.
Bebas nilai (value-free).
Karakteristik: koherensi, korespondensi, keterujian, dan keuniversalan.
3. Karakteristik Teknologi
Seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (produk) yang
bermanfaat. Teknologi meliputi teknologi lunak.
Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu masyarakat pada suatu saat
untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapinya sesuai dengan
budaya dan nilai yang dianut.
Perekayasaan melekat pada proses pemikiran untuk menentukan cara
terbaik.
8
sebagai seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan suatu (produk) yang
bermanfaat, seperti perangkat lunak/software MYOB Accounting. Penggunaan
pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk menyediakan informasi
keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial dan ekonomi.
Karakteristik Akuntansi Sebagai Teknologi:
Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk
menyediakan informasi keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial dan
ekonomik.
Perekayasaan pelaporan keuangan dalam suatu masyarakat (negara) dalam
rangka pencapaian tujuan negara.
9
Teori menurut Suwardjono (2005:21) dapat diartikan sebagai suatu penalaran
logis ( logical reasoning ) yang melandasi praktik ( berupa tindakan, kebijakan, atau
peraturan ) dalam kehidupan nyata. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pemikiran,
konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir
yang logis. Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan
sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang
perlakuan akuntansi tertentu ( baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi )
dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori
akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan
prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi
landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik yang baru.
Teori akuntansi merupakan penalaran logis (logical reasoning), gagasan-gagasan
mendasar atau gagasan-gagasan yang berkaitan dan konsisten yang semuanya dapat
disebut sebagai penalaran logis. Karena akuntansi diperlakukan sebagai teknologi,
proses penalaran logis tersebut dapat disebut sebagai perekayasaan. Hasil
perekayasaan dalam hal ini dapat berupa seperangkat prinsip umum, seperangkat
doktrin. Prinsip umum, doktrin, atau rerangka tersebut berfungsi untuk :
Acuan pengevaluasian praktik akuntansi yang berjalan.
Pengarah pengembangan praktik dan prosedur akuntansi baru.
Basis penurunan standar akuntansi.
Titik tolak pengujian dan perbaikan praktik berjalan.
Pedoman pemecahan masalah potensial.
10
Penalaran Logis Melalui Proses
Perekayasan
Mengevaluasi Mempengaruhi
dan membenarkan dan mengembangkan
11
Penalaran logis disini harus dibedakan dengan penalaran atau penjelasan ilmiah
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan
penalaran logis tetapi penalaran ilmiah tersebut bersifal universal dan objektif dan tidak
dipengaruhi oleh tujuan-tujuan dan kebijakan khsusus yang berlaku dalam suatu
lingkungan. Penalaran logis dalam akuntansi seringkali digunakan untuk membenarkan
suatu praktik atau perlakuan tertentu dengan maksud untuk “ memaksakan “ praktik atau
perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Penalaran semacam ini tentu
saja tidak terlepas dari pengaruh kebijakan politis, ekonomik, maupun sosial untuk
mencapai tujuan tertentu. Itulah sebabnya penalaran dalam akuntansi lebih tepat untuk
disebut sebagai justification daripada explanation.
12
relevan atau tidak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomi atau sosial
tertentu. Penjelasan ini diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan
politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.
Berdasarkan pemikiran di atas, Blaug ( 1992 ) menjelaskan bahwa teori positif
berkepentingan dengan masalah fakta sedangkan teori normatif berkepentingan
dengan masalah nilai. Sasaran teori akuntansi positif adalah menghasilkan penjelasan
tentang apa yang sebenarnya terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh
pertimbangan nilai ( value-judgemen). Sedangkan sasaran teori akuntansi normatif
adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran mengapa perlakuan akuntansi
tertentu lebih baik atau lebih efektif dari pada perlakuan akuntansi alternatif karena
tujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
2. Aspek Tataran Semiotika
Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
sebagaimana sasaran komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai
bahasa bisnis ( the language of business). Semiotika merupakan bidang kajian yang
membahas teori umum tentang tanda-tanda (sign) dan simbol-simbol dalam bidang
linguistika. Sebagai teori umum dan penyimbolan informasi, semiotika membahas
tiga pertanyaan pokok yang berkaitan dengan informasi yaitu :
1) Apakah simbol tersebut logis ( masuk akal )?
2) Apa makna yang terkandung dalam simbol ?
3) Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek ( pengaruh ) terhadap penerima ?
Pokok masalah diatas membentuk tiga tataran ( level ) semiotika yaitu sintaktika,
semantika dan pragmatika. Sinaktika menelaah logika dan kaidah bahasa yaitu
hubungan logis diantara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaah
hubungan antara tanda atau simbol dan dunia nyata yang disimbolkannya.
Pragmatika membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari
ada tidaknya perubahan perilaku penerima. Moeliono ( 1989 ) memberi ciri-ciri tiap
tataran semiotika dalam teori komunikasi dalam tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1
13
Tataran Sasaran Bahasa Penekanan Kandungan Pesan
Komunikasi
Sintaktika Aspek formal tanda Operasional, Informasi sintaktik
bahasa ( kosa kata, penandaan
tata bahasa )
Semantika Aspek isi tanda Penafsiran, Informasi semantic
bahasa (makna) pelambangan
Pragmatika Keefektifan tanda Fungsional, Informasi
bahasa ( efek pemengaruhan pragmatic
komunikatif )
14
b) Teori Akuntansi Sentaktik
Teori akuntansi sentaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas
masalah-masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah
disimbolkan secara semnatik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam
bentuk statemen keuangan. Simbol-simbol tersebut ( misalnya: aset, utang, pendapatan,
dll) harus berkaitan secara logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam
statemen keuangan.
c) Teori Akuntansi Pragmatik
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi
terhadap perubahan perilaku pemakai laporan, dengan kata lain teori ini membahas reaksi
pihak yang dituju dan diinterprestasi dengan tepat merupakan masalah dalam keefektifan
komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju memakai infromasi tersebut untuk dasar
pengambilan keputusan merupakan masalah kebermanfaatan informasi. Pada gilirannya,
kebermanfaatan informasi akan menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan
keuangan, dalam mengukur kebermanfaatan informasi laba ( earnings ).
3. Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan logika
sangat penting dalam penalaran. Proses penyimpulan yang menghasilkan pernyataan atau
penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif maupun induktif.
a) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu
pernyataan umum yang disepakati ( premis ) ke pernyataan khusus sebagai simpulan
( konklusi ) . Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat
berasal dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau
relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi yang dibahas. Oleh
karena itu, pernyataan umum tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi,
keyakinan dan budaya. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberikan
penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya,
akuntansi menyajikan asset sebesar kos historis karena akuntansi menganut konsep
kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca adalah untuk menunjukkan nilai jual
15
sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat. Menganut konsep
kontinuitas usaha merupakan premis, sedangkan penilaian aset atas dasar kos historis
merupakan konklusi.
b) Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang berawal dari suatu pernyataan atau
keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi ( perampatan ) dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam
akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang terjadi
yang menjadi penjelasan ( teori ) terhadap gejala akuntansi tertentu. Pernyataan-
pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesis yang diajukan dan diuji dalam
suatu penelitian empiris. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian
akuntansi. Bila bukti empiris ( atas dasar pengamatan terhadap sampel ) konsisten denga
atau mendukung generalisasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa generalisasi tersebut
menjadi teori yang valid dan mempunyai daya prediksi yang tinggi. Pada praktiknya
penalaran induktif dalam akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran
deduktif begitu pula sebaliknya. Kedua penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam
penalaran deduktif, misalnya, dapat merupakan hasil dari suatu penalaran induktif.
Demikian juga proporsi-proporsi akuntansi yang diajukan dalam penelitian biasanya
diturunkan dengan penalaran deduktif. Bila dikaitkan dengan perspektif teori lain, teori
akuntansi normatif biasanya berbasis penalaran deduktif sedangkan teori akuntansi positif
biasanya berbasis penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan bahwa teori
akuntansi sebagai penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif.
Sementara teori akuntansi sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan induktif.
I. Verifikasi Teori Akuntansi
Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid
atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori tergantung pada sasaran dan
tataran teori yang diverifikasi. Teori Akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas
dasar penalaran logis (logicial reasoning) yang melandasi teori yang diajukan. Teori
normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan atas asumsi atau tujuan kemudian
diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. Validitas dapat dinilai dengan
menentukan apakah asumsi-asumsi yang dapat digunakan masuk akal. Karena normative
16
tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip
( konklusi ) juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori.Walaupun demikian, kriteria
ini bersifat subjektif. Oleh karena itu, penerimaan suatu asumsi juga harus didukung
dengan penalaran logis sehingga asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan
terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi atau ukur implikasinya.
Penalaran logis menjadi kriteria validitas karena teori normatif dalam banyak hal
tidak atau belum menghasilkan fakta atau observasi mendukungnya. Sering dikatakan
bahwa teori normative tidak mempunyai muatan empiris. Teori akuntansi positif dinilai
validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya
terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi objektif. Pada umumnya, observasi
objektif dapat dicapai melalui penelitian melalui metoda ilmiah. Penelitian empiris
biasanya didasarkan atas pengamatan terbatas (sampel) untuk menguji teori secara
statistik. Karena teori akuntansi positif bebas nilai, verifikasi dibatasi pada apa yang
nyatanya dipraktiskan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik
atau tidak apabila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan. Sebagai contoh, teori
positif menyatakan dan mempredisi bahwa praktisi akan banyak menggunakan istilah
beban karena standar akuntansi menggunakan istilah tersebut. Bahwa observasi empiris
memverifikasi pernyataan tersebut dan menjadikan teori tersebut valid tetapi tidak dapat
disimpulkan bahwa penggunaan istilah beban itu sendiri valid ( benar ). Validitas
istilahnya hanya dapat diverifikasi secara normatif.
Teori akuntansi sinaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga
verifikasi validitasnya menggunakan penalaran logis semata. Baru setelah teori tersebut
dipraktikan dalam bentuk kebijakan, pengujian secara empiris dapat dilakukan untuk
menguji penalaran ( teori ) yang mendasarinya.
Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta sehingga mengandung
unsur empiris. Oleh karenanya, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan
pengamatan.
Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena teori
ini banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individu sebagai reaksi
terhadap informasi akuntansi. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan penelitian
17
empiris yang didasarai atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai
berbuat seakan-akan menggunakan infromasi tersebut.
Daya prediksi sering digunakan sebagai kriteria validasi teori, asumsi atau premis
akuntansi. Suatu teori dikatakan mempunyai daya prediksi yang tinggi apabila sesuatu
yang diharapkan dari kebijakan yang didasarkan atas teori tersebut besar
kemungkinannya akan terjadi.
Karena teori akuntansi semantik, senatik dan prakmatik tidak berdiri sendiri tetapi
saling mendukung dan melengkapi semua pendekatan pengujian biasanya dilakukan
untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus diverifikasi
validitasnya atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan pertimbangan
nilai yang telah disepakati.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed Riahi. (2006). Accounting Teory. Buku Satu Edisi 5. Jakarta:Salemba Empat
https://accurate.id/akuntansi/pembahasan-lengkap-teori-akuntansi/
https://www.e-akuntansi.com/perkembangan-akuntansi/
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-akuntansi-dan-pentingnya-dalam-bisnis/
http://mnurisya.blogspot.com/2011/11/karakteristik-teori-akuntansi.html
19