Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tantang metodelogi penelitian, cara pemilihan partisipan, tempat

dan waktu penelitian, etika penelitian, prosedur pengumpulan data, rancangan

pengumpulan data dan keabsahan data.

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

fonomenologis, dimana bertujuan untuk mencari pengertian yang mendalam

tentang suatu fakta, realita serta peristiwa yang hanya dapat di pahami bila

peneliti menulusurinya secara mendalam dan tidak hanya terbatas pada

pandangan permukaan saja (Raco, 2010). Penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran seseorang mau pun kelompok

(Hamdi & Bahruddin, 2014).

Dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif umtuk

memperoleh informasi yang mendalam tentang pengalaman sipiritualitas

perempuan dengan CKD yang menjalani hemodialisys di RSUD. Dr. H.Koesnadi

Bondowoso. Pendekatan ini juga memeberikan peluang bagi partisipan untuk

berbagi pengalaman spiritulitas partisipan selama menjalani hemodialisys

berdasarkan perspektif sendiri / individual.

42
2

Rencana fenomenologi ini dilaksanakan berpedoman pada 3 tahapan

fenomenologi yaitu tahapan bracketing, intuitif, analisis dan melakukan

deskriptif serta interprestasi (Semiawan, 2011). Pada tahap intuitif peneliti secara

utuh mengenali dan memahami fenomena yang diteliti, tahap bracketing peneliti

menghindari sikap kritis dan evauatif terhadap semua informasi yang diberikan

partisipan dengan cara tidak menghakimi dan mengurung semua pengetahuan

yang diketahui peneliti tentang fenomena tersebut. Pada tahap analisis peneliti

malakukan proses koding, proses kategorikal, dan proses tematik. Tahap

deskriptif dan interpestasi, membuat narasi yang luas dan mendalam tentang

fenomena yang dialami oleh partisipan.

B. Partisipan

Metode dengan fenomenologi memungkinkan peneliti menyeleksi

karakteristik partisipan yang heterogen untuk lebih memperdalam pemahaman

terhadap fenomena yang diteliti (Afiyanti & Rachmawati, 2014; Creswell, 2010).

Rekrutmen partisipan dilakukan dengan cara purposive sampling (Afiyanti &

Rachmawati, 2014) kriteria penelitian ini adalah :

1. Klien perempuan dengan CKD yang menjalani hemodialisys rutin di

RS.Koesnadi Bondowoso, dengan tujuan agar mempermudah untuk

wawancara.

2. Klien perempuan dewasa berusia 20-60 tahun .


3

Kriteria ini bermaksud mendapatkan variasi data, supaya hasil peneliti lebih

kompleks.

3. Dapat menceritakan dengan lancar tentang pengalaman spiritualitas saat

menjalani hemodialisys.

Kriteria ini penting di penuhi oleh partisipan untuk tujuan penyampaian

pengetahuan dan informasi tentang fenomena yang ada.

4. Bersedia menjadi partisipan dari awal hingga selesai .

Fokus penelitian kualitatif pada kedalaman dan proses, peneliti akan

melibatkan 3-15 partisipan diharapkan sudah dapat menjawab permasalahan

penelitian dan tidak ada tambahan data baru (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

Semua partisipan dapat berperan serta dari awal pengambilan data sampai selesai

penelitian dan tidak ada partisipan yang mngundurkan diri (Creswell, 2010).

Untuk menentukan partisipan, peneliti dibantu oleh Kepala Ruangan

Hemodialisys (sebagai key informan). Kepala ruangan memberikan nama calon

partisipan dan menunjukkan kepada peneliti. Selain itu sampel juga dapat di

peroleh dari informasi sesama partisipan (snowballing sampel) (Afiyanti &

Rachmawati, 2014). Setelah itu peneliti menjalin hubungan dengan melakukan

kunjungan dan berkomunikasi kepada calon partisipan di ruangan hemodialisys.

Peneliti menerangkan secara terperinci tentang studi yang dilakukan dan

meminta persetujuan mereka untuk ikut dalam studi ini, termasuk izin merekam
4

seluruh pernyataan dengan mendapatkan tanda tangan mereka pada lembar

persetujuan mengikuti penelitian ini. Peneliti menjawab jika terdapat peernyataan

yang di ajukan partisipan. Selanjutnya, para partisipan di minta peneliti untuk

menentukan waktu dan tempat untuk melakukan wawancarasesuai dengan

keinginan mereka dengan tujuan membuat mereka nyaman ketika menceritakan

pengalaman-pengalaman mereka.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisys RS.Koesnadi Bondowoso.

Alasan pemilihan tempat penelitian dikarenakan RS.Koesnadi Bondowoso

tergolong rumah sakit tipe B non pendidikan. Memberikan pelayanan

hemodialisys sejak tahun 2012, memiliki 10 alat homodialisa, intensitasnya

pelayanan tidak pernah kosong, rata-rata kunjungan ruang homodialisa

perbulan pada tahun 2017 sebanyak 500 pasien. Selain itu juga, penelitian

yang jarang dilakukan dirumah sakit ini, berbeda dengan rumah sakit tipe A

yang sering menjadi pusat penelitian.

Pemilihan RS.Koesnadi Bondowoso dikarenakan juga memberikan

kemudahan bagi peneliti mendapatkan partisipan. Kemudahan bagi peneliti

mendapatkan partisipan kemudahan tersebut dari sisi budaya, nilai-nilai yang

dianut, serta bahasa daerah karena peneliti termasuk bagian dari budaya

setempat. Dari sisi budaya dan bahasa penduduk Bondowoso yaitu bahasa

dan Madura.
5

Dalam proses pengambilan data, peneliti menggukan Bahasa Indonesia

begitu juga partisipan. Akan tetapi, terdapat istilah-istilah bahasa daerah

yang digunakan partisipan dalam wawancara. Peneliti pun mengerti istilah

tersebut sehingga mempermudah proses komunikasi. Sedangkan tempat

pengambilan data tergantung kesepakatan awal dari peneliti dan partisipan.

2. Waktu Penelitian

Peneliti telah mendapatkan ijin rekomendasi penelitian dari

RS.Koesnadi Bondowoso tanggal 21 april sampai selesai pada tanggal 30

mei 20018.

D. Etika Penelitian

Penelitian kualitatif pada dasarnya tidak menimbulkan resiko yang berkenaan

dengan kemungkinan dampak yang membahayakan secara langsung, terutama

bahaya secara fisik untuk para partisipan. Namun, kemungkinan para partisipan

tidak menerima manfaat langsung atau berpotensi mengalami ketidaknyamanan

secara psikologis karena data inti penelitian kualitatif dengan metode

fenomenologi memaparkan pengalaman pribadi partisipan untuk para pembaca

(Afiyanti & Rachmawati, 2014). Untuk itu, penelitian ini menggunakan prinsip

etik agar terhindar dari permasalahan etik (Afiyanti & Rachmawati, 2014) .

1. Prinsip Menghargai Harkat Dan Martabat Partisipan

Penerapan prinsip ini dapat dilakukan penelitian untuk memenuhi hak-hak

partisipan dengan cara menjaga kerahasiaan identitas partisipan (anonymity),


6

kerahasian data (confidentiality), menghargai privacy dan dignity, dan

menghormati otonomi (respect for autonomy). Partisipan diberikan hak

otonomi untuk menentukan keputusannya secara sadar dan sukarela/ tanpa

paksaan setelah diberikan penjelasan oleh peneliti dan memahami bentuk

partisipannya dalam penelitian ini. Jadi saat partisipan di wawancara dan kita

tahu data demografi partisipan yang asli, tapi saat peneliti menuulis data

demografi di skripsi , peneliti akan merahasiakan nama, alamat, mau pun

rekaman yang telah peneliti rekam. Peneliti merahasiakan nama dengan cara

mengkode nama partsipan, dan juga saat wawancara peneliti tidak

melakukan pemaksaan dala hal apapun.

Peneliti menjaga kerahasiaan berbagai informasi yang diberikan pertisipan

dengan sebaik-baiknya. Untuk menjamin kerahasiaan data, peneliti

menyimpan seluruh dokumen hasil pengumpulan data baik lembar

persetujuan penelitian, biodata, rekaman, dan transkip wawancara. Hasil

rekaman diberi kode partisipan tanpa nama, untuk selanjutnya disimpan di

dalam file khusus di computer dengan kode partisipan. Semua bentuk data

hanya digunakan untuk keperluan proses analisis data sampai penyusunan

penelitian,

Peneliti memberikan kepada partisipan untuk menentukan tempat di ruang

hemodialisys dan waktu wawancara saat partisipan sedang menjalani

hemodialisys, dibuat berdasarkan kesepakatan bersama tanpa adanya

pemaksaan. Selama proses pengumpulan data peneliti menginformasikan


7

bahwa partisipan berhak untuk tidak menjawab pertanyaan wawancara yang

dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pertisipan. Dan partisipan

diberikan kesempatan untuk dapat mengundurkan diri dari proses penelitian

kapanpun partisipan inginkan.

2. Prinsip Memerhatikan Kesejahteraan Partisipan

Penerapan prinsip ini dilakukan peneliti dengan memenuhi hak-hak

partisipan dengan cara memerhatikan kemanfaatan (beneficience) dan

meminimalkan resiko (nonmaleficience). Jadi peneliti akan mengarahkan

partisipan saat wawancara jika melenceng dari apa yang peneiti harapkan,

manfaat bagi pertisipan adalah tidak tebuangnya waktu yang sia-sia juga

terhadap peneliti sendiri. Untuk meminimalisir resiko yaitu kita hindari yang

merugikan partisipan, tapi dalam penelitian ini tidak ada resiko baik fisik

mau pun psikologis. Penelitian ini bukan hanya kepentingan peneliti,

manfaat bagi partisipan dapat berbagi pengalaman sebagai sumber ilmiah.

Untuk resiko penelitian secara fisik dan psikologis klien tidak ada dalam

penelitian ini, karena peneliti hanya mencari pengalaman spiritual

perempuan dengan CKD yang menjalani hemodialisys.

3. Prinsip Keadilan

Hak ini memberikan semua pertisipan hak yang sama untuk dipilih atau

berkontribusi dalam penelitian ini tanpa adanya diskriminasi. Peneliti

memberikan perlakuan dan penghargaan yang sama dalam hal apa pun

selama penelitian tanpa membedakan suku, agama, etnis, dan kelas sosial.
8

Jadi disini semua klien bethak menjadi partisipan hanya saja mencari yang

lebih berpengalaman. Dan saat peneliti memberikan penghargaan, semua

penghargaan itu sama tanpa membedakan pertisipan itu kaya/miskin, suka,

agama dll.

4. Persetujuan Setelah Penjelasan (informed consent)

Peneliti memberikan penjelasan berkenaan proses penelitian sebelum

penandatanganan persetujuan berpartisipan dalam penelitian. Peneliti

menjelaskan tujuan peneliti, manfaat peneliti, dan kemungkinan bahaya yang

akan di dapatkan selama penelitian. Jadi sebelum peneliti memberikan kertas

tandatangan untuk menyetujui, sebelumnya peneliti sudah menjelaskan

bahaya, manfaat, atau pun hal-hal yang menyimpang.

E. Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti merupakan instrument utama

dalam penelitian ini (Creswell, 2010), selain itu peneliti juga menggunakan alat

bantu berupa format pengumpulan data berisi data biografi dan status medis,

pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai pedoman untuk wawancara, buku catatan

dan alat tulis serta perekam (tape recorder) untuk merekam wawancara antara

peneliti dengan partisipan (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Pada saat uji coba

instrument peneliti menggunakan handpone (HP) untuk merekam pernyataan

partisipan, hasilnya tidak ada masalah.

F. Prosedur Pengumpulan Data


9

Dari studi ini, data diperoleh dikumpulkan melalui wawancara mendalam

dengan para partisipan. Wawancara formal tidak berstruktur digunakan sebagai

metode utama pengumpulan data. Hal ini merukan metode pengumpulan data

yang sesuai dalam studi fenomenologi. Dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik

dari studi ini yang tidak berstruktur, peneliti dan para partisipan berada pada

suatu diskusi yang tidak berstruktur dalam usaha untuk lebih memperjelas suatu

arti dari suatu pengalaman (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Pengumpulan data

dari partisipan dilakukan peneliti beberapa tahapan, antar lain :

1. Tahap persiapan/ administrasi

a. Mengurus surat ijin studi pendahuluan dari program Sarjana

Keperawatan Fakulitas Ilmu Keperawatan Universitas Nurul Jadid

Probolinggo.

b. Rekomendasi penelitian dari badan kesbangpol Kota Bondowoso

dengan nomor : 070/73/430.10.5/2018 tanggal 15 april 2018.

c. Ijin penelitian dari direktur RS.Koesnadi kota Bondowoso dengan

nomor : 072/101/430.10.7/2018 tanggal 21 april 2018.

d. Setelah mendapatkan ijin penelitian dari RS.Koesnadi Bondowoso,

peneliti menemui ruangan hemodialisys.

2. Tahapan pengumpulan data

Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara dengan tiap partisipan

sebanyak dua kali. Peneliti membantu partisipan dalam mendeskripsikan


10

pengalaman-pengalaman partisipan tanpa memimpin diskusi tersebut. Untuk

meningkatkan akurasi data, peneliti menggunakan teknik wawancara

terbuka, merekam wawancara, dan membuat transcip verbatim (kata demi

kata). Sebagai tambahan, peneliti juga membuat catatan lapangan (file notes)

untuk lebih menjamin percapaian hasil deskripsi yang komperhensif dan

keakuratan hasil deskripsi tersebut. Selain itu, peneliti berusaha mensupresi

segala hal yang diketahui dan dialami peneliti tentang spiritualitas pada

kliendengan CKD yang menjalani hemodialisys (bracketing process).

Sebelum pengambilan data peneliti melakukan uji coba wawancara.

Tujuan dilakukan uji coba wawancara adalah untuk mengetahui apakah

pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara dapat di

pahami oleh partisipan. Uji coba juga dilakukan perekaman wawancara

untuk menghindari tidak berfungsinya alat pada saat digunakan. Setelah uji

coba wawancara dan hasil sesuai dengan harapan peneliti, maka dilanjutkan

dengan pengumpulan data.

Berikut item-item pengumpulan data: Menghubungi partisipan untuk

mem berikan penjelasan sebelum persetujuan tentang penelitian, setelah

partisipan menyetujui maka dipersilahkan menandatangani lembar persetuan

menjadi partisipan.

a. Pra interaksi

1) Membuat kesepakatan wawancara terkait waktu dan tempat.

b. Fase kerja
11

1) Tahap awal pengambilan data biografi dan riwayat medik dari

seluruh partisipan yang terdiri nama, umur, jenis kelamin,

pendidikan, agama, pekerjaan, lamanya menjalani hemodialisys.

2) Wawancara pertama, dirancang untuk mendapatkan berbagai

perasaan dan pikiran berkaitan dengan pengalaman spiritualitasnya

selama menjalni hemodialisys. Mula-mula pasrtisipan diberikan

kesempatan untuk mendeskripsikan pengalaman-pengalaman

meraka tanpa interupsi. Peneliti juga menggunakan pertanyaan-

pertanyaan pedoman wawancara yang dibuat peneliti. Wawancara

pertama ini membutuhkan waktu 30-60 menit. Para partisipan di

wawancarai secara pribadi dan semua wawancara di rekam dengan

menggunakan hanphone atas izin pertisipan. Pada saat wawancara

pertama, dari kesepakatan tempat wawancara. Terdapat gangguan

suara bising dari alarm HD dan suara orang dari dalam ruangan.

Mengatasi masalah tersebut peneliti mensiasati berbicara lebih

dekat partisipan dan alat perekampun lebih dekat dengan partisipan.

3) Wawancara kedua, dilakukan setelah semua data dari hasil

wawancara pertama dibuat dalam suatu transkip data dan peneliti

telah mengidentifikasi kemungkinan berbagai tema sementara dari

berbagai pengalaman yang diseskripsikan para partisipan. Selama

wawancara ini, partisipan diminta untuk mengkonfirmasi tema-tema

yang semetara dihasilkan berhubungan dengan pengalaman


12

partisipan berdasarkan hasil interprestasi data yang di buat oleh

peneliti dan pada kesempatan pula peneliti dapat menbuat perbaikan

atau koreksi jika terdapat berbagai gap dari data yang di peroleh

pada wawancara pertama.

Sebagai tambahan, wawancara kedua semua partisipan tidak ada

penambahan ataau pun pengurangan pertanyaan dari wawancara

pertama. Wawancara kedua ini memerlukan waktu 30menit dan

dengan izin partisipan, wawancara keduapun di rekam.

c. Fase terminasi

1) Setelah pengambilan data dan wawancara selesai, peneliti

memberikan kesempatan kepada partisipan untuk pengalaman

lainnya yang ingin diceitakan partisipan.

2) Peneliti mengumpulkan semua berkas termasuk alat rekam dan field

notes.

3) Pada tahap wawancara pertama, peneliti memberikan penjelasan

untuk wawancara kedua sekaligus membuat janji waktu dan tempat

untuk wawancara kedua.

4) Pada tahap akhir wawancara kedua, peneliti memberikan ucapan

terima kasih kepada partisipan.

G. Analisa Data

Analisia data dilakukan setiap selesai mengumpulkan data dari satu

partisipan. Hasil analisis dapat mengalahkan pada proses selanjutnya. Transkip-


13

transkrip dari hasil wawancara dan catatan lapangan (field notes) yang telah

dibuat peneliti secara bersamaan di analisis. Tehnik analisis spesifik dengan

menggunakan pendekatan analisis selektif dan focusing (the selective or

highlighting approach) yang telah diuraikan oleh seorang fenomenologi,

H. Keabsahan Data

Untuk menjamin kebenaran data maka peneliti akan mengkonfirmasikan

yang telah ditemukan dengan cara credicility, dependability, confirmability, dan

transferability (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

1. Credibility ( kredibilitas) merupakan suatu tujuan untuk menilai kebenaran

dari suatu temuan peneliti kualitatif. Kredibilitas ditujukan keteika partisipan

mengungkapkan bahwa pernyaan yang tertulis pada trnskip penelitian

memang benar pernyataan partisipan yang menggambarkan pengalaman

dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti memberikan transkip wawancara

untuk dibaca ulang oleh partisipan. Jika partisipan menyatakan bahwa data

tersebut sesuai dengan dengan pernyataan partisipan pada saat wawancara,

peneliti meminta partisipan untuk memberikan paraf pada transkip verbatim,

sehingga transkip dianggap telah memiliki kredibilitas.

2. Dependability (keabsahan data/ reliable). Salah satu teknis untuk mencapai

realibilitas adalah dengan melibatkan seorang auditor external untuk

melakukan audit dan menelaah hasil penelitian secara keseluruhan. Auditor


14

external yang terlibat dalam penelitian ini adalah pembimbing selama

melakukan penelitian dan menyusun skripsi.

3. Confirmability adalah objekfitas atau netralitas data, dimana tercapai

persetujuan antara dua orang atau lebih tentang relevansi dan arti data.

Dalam penelitian kualitatif, ui confirmability mirip dengan uji dependability

sehingga pengujinya dapat dilakukan secara bersamaan. Peneliti melakukan

confirmability dengan cara menunjukkan hasil pengumpulan data termasuk

transkip verbatim yang sudah ditambahkan catatan lapangan, analisa tema

kepada partisipan dan pembimbing sebagai auditor. Kemudian peneliti

bersama-sama dengan pembimbing menentukan analisa tematik hasil

penelitian.

4. Transferability sering disebut validitas ekstrelnal dalam penelitian kualitatif.

Validitas ekternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat di terapkannya

hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

Transeferalbility dilakukan peneliti dengan cara menanyakan tema-tema

yang ditemukan dalam penelitian ini kepada 2 orang hemodialisis yang

bukan sebagai partisipan. Dari 2 orang klien hemodialysis tersebut

menyatakan tema-tema yang telah diidentifikasi juga dialami oleh klien

tersebut. Maka dengan validitas dalam penelitian ini telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai