Proposal Penelitian - Dimas Fani F - 425597
Proposal Penelitian - Dimas Fani F - 425597
Disusun oleh:
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
1.4 Manfaat.............................................................................................................4
1.4.1 Bagi Penulis...............................................................................................4
1.4.2 Bagi Pemerintah.......................................................................................4
1.5 Hipotesis............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
KAJIAN LITERATUR....................................................................................................6
2.1 Kajian Empiris.................................................................................................6
2.2 Landasan Teori.................................................................................................7
2.2.1 Ketimpangan.............................................................................................7
2.2.2 Distribusi Pendapatan..............................................................................7
2.2.3 Alat Pengukur Ketimpangan...................................................................8
2.2.4 PDRB (Produk Domestik Bruto).............................................................9
2.2.5 Kemiskinan...............................................................................................9
2.2.6 Pengeluaran Pemerintah........................................................................10
BAB III...........................................................................................................................11
METODOLOGI PENELITIAN...................................................................................11
3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian...........................................................................11
3.2 Pendekatan Penelitian....................................................................................11
3.3 Jenis dan Sumber Data..................................................................................11
3.4 Variabel Penelitian.........................................................................................12
3.5 Analisis Regresi Data Panel...........................................................................12
3.5.1 Common Effect Model (CEM),..............................................................12
3.5.2 Fixed Model Effect (FEM).....................................................................12
3.5.3 Random Effect Model REM).................................................................13
3.6 Penentuan Metode Estimasi Regresi Data Panel.........................................13
3.6.1 Uji Chow.................................................................................................13
3.6.2 Uji Hausman...........................................................................................13
3.6.3 Uji Lagrange Multiplier.........................................................................13
3.7 Pngujian Hipotesis..........................................................................................14
3.7.1 Uji t..........................................................................................................14
3.7.2 Uji F.........................................................................................................14
LAMPIRAN...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
DIYogyakart
83.474,45 87.685,81 92.300,24 98.024,26 104.489,71
a
1.331.376,1 1.405.563,5 1.482.299,5 1.563.769,1 1.650.143,1
Jawa Timur 0 1 8 0 5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh PDRB terhadap tingkat ketimpangan
distribusi pendapatan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Barat
3. Untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemrintah terhadap tingkat
ketimpangan distribusi pendapatan kabupaten/kota di Jawa Barat
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
1.5 Hipotesis
1. Diperkiraan PDRB Perkapita akan berpengaruh negatif terhadap
Ketimpangan distribusi Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Barat Diperkiraan bahwa Jumlah penduduk miskin akan berpengaruh
positif terhadap ketimpanagan distribusi pendapatan Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat
2. Diperkirakan Pengeluaran pemerintah akan berpengaruh negatif
terhadap ketimpangan distribusi pendapatan Kabupaten/Kota di
provinsi Jawa Barat.
3. Diperkirakan PDRB Perkapita, Jumlah pendidik miskin dan
Pengeluaran pemerintah akan berpengaruh secara bersama terhadap
Ketimpangan distribusi pendapatan Kabupaten/kota di Provinsi Jawa
Barat.
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.2.1 Ketimpangan
Ketimpangan ekonomi adalah perbedaan pembangunan ekonomi
antar suatu wilayah dengan wilayah lainnya secara vertikal dan horizontal
yang menyebabkan disparitas atau ketidak pemerataan pembangunan. Salah
satu tujuan pembangunan ekonomi daerah adalah untuk mengurangi
ketimpangan (disparity). Peningkatan pendapatan per kapita memang
menunjukkan tingkat kemajuan perekonomian suatu daerah. Namun
meningkatnya pendapatan per kapita tidak selamanya menunjukkan bahwa
distribusi pendapatan lebih merata. Seringkali di negara-negara berkembang
dalam perekonomiannya lebih menekankan penggunaan modal dari pada
tenaga kerja sehingga keuntungan dari perekonomian tersebut hanya
dinikmati sebagian masyarakat saja. Apabila ternyata pendapatan nasional
tidak dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat, maka dapat
dikatakan bahwa telah terjadi ketimpangan.[ CITATION Med19 \l 1033 ]
2.2.2 Distribusi Pendapatan
Distribusi Pendapatan adalah suatu ukuran yang digunakan untuk
melihat berapa pembagian dari pendapatan nasional yang diterima
masyarakat. Dari perhitungan ini akan dapat dilihat porsi pendapatan
nasional yang dikuasai oleh berapa persen dari penduduk. Gunanya untuk
melihat seberapa besar penguasaan pendapatan nasional tersebut sehingga
dapat diketahui apakah ada pendapatan nasional oleh segelintir orang atau
terjadi pemerataan diantara penduduk di negara tersebut.
Keterangan:
IW = Indeks Williamson
Yi = Pendapatan per kapita daerah i
Y = Pend. per kapita seluruh
Fi = Jumlah penduduk daerah i
n = Jumlah penduduk daerah
Angka koefisien Indeks Williamson adalah 0 < IW < 1. Jika Indeks
Williamson semakin kecil atau mendekati nol menunjukkan ketimpangan
yang semakin kecil atau semakin merata dan sebaliknya angka yang
semakin besar menunjukkan ketimpangan yang semakin melebar.
Walaupun indeks ini memiliki kelemahan yaitu sensitive terhadap
defenisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan artinya apabila
ukuran wilayah yang digunakan berbeda maka akan berpengaruh
terhadap hasil perhitungannya, namun cukup lazim digunakan dalam
mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah.
2.2.5 Kemiskinan
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan
pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan
yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis
kemiskinan. [ CITATION BPS202 \l 1033 ]
2.2.6 Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah (government expenditure) adalah bagaian
dari kebijakan fiskal (Sadono Sukirno,2000) menjelaskan pengeluaran
pemerintah merupakan suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalanya
perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaaan dan
pengeluran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dari dalam APBN
(Anggaran Pendapatan Belanja Negara) untuk nasional dan APBD
(Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) untuk regional. Dan tujuan dari
kebijakan fiskal tersebut adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat
output, maupun kesempatan kerja dan memacu serta mendorong
pertumbuhan ekonomi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.7.2 Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Jika F hitung
< F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya secara bersama-sama
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Sebaliknya, jika Jika F hitung > 38 F tabel, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Artinya secara bersama-sama variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen secara signifikan. Bila dengan membandingkan
probabilitasnya pada derajat keyakinan 5% maka bila probabilitas < 0.05,
berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen secara signifikan. Sebaliknya, bila probabilitas > 0.05,
berarti variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi
variabel terhadap variabel dependen secara signifikan.
LAMPIRAN
Data Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Povinsi Jawa Barat Tahun 2015-
2019 (Jiwa)
Wilayah Jawa Tahun
Barat 2015 2016 2017 2018 2019
Bogor 5.459.668 5.587.390 5.715.009 5.840.907 5.965.410
Sukabumi 2.434.221 2.444.616 2.453.498 2.460.693 2.466.272
Cianjur 2.243.904 2.250.977 2.256.589 2.260.620 2.263.072
Bandung 3.534.114 3.596.623 3.657.601 3.717.291 3.775.279
Garut 2.548.723 2.569.505 2.588.839 2.606.399 2.622.425
Tasikmalaya 1.735.998 1.742.276 1.747.318 1.751.295 1.754.128
Ciamis 1.168.682 1.175.389 1.181.981 1.188.629 1.195.176
Kuningan 1.055.417 1.061.886 1.068.201 1.074.497 1.080.804
Cirebon 2.126.179 2.142.999 2.159.577 2.176.213 2.192.903
Majalengka 1.182.109 1.188.004 1.193.725 1.199.300 1.205.034
Sumedang 1.137.273 1.142.097 1.146.435 1.149.906 1.152.400
Indramayu 1.691.386 1.700.815 1.709.994 1.719.187 1.728.469
Subang 1.529.388 1.546.000 1.562.509 1.579.018 1.595.825
Purwakarta 921.598 932.701 943.337 953.414 962.893
Karawang 2.273.579 2.295.778 2.316.489 2.336.009 2.353.915
Bekasi 3.246.013 3.371.691 3.500.023 3.630.907 3.763.886
Bandung Barat 1.629.423 1.648.387 1.666.510 1.683.711 1.699.896
Pangandaran 390.483 392.817 395.098 397.187 399.284
Kota Bogor 1.047.922 1.064.687 1.081.009 1.096.828 1.112.081
Kota Sukabumi 318.117 321.097 323.788 326.282 328.680
Kota Bandung 2.481.469 2.490.622 2.497.938 2.503.708 2.507.888
Kota Cirebon 307.494 310.486 313.325 316.277 319.312
Kota Bekasi 2.714.825 2.787.205 2.859.630 2.931.897 3.003.923
Kota Depok 2.106.102 2.179.813 2.254.513 2.330.333 2.406.826
Kota Cimahi 586.580 594.021 601.099 607.811 614.304
Kota
657.477 659.606 661.404 662.723 663.517
Tasikmalaya
Kota Banjar 181.425 181.901 182.388 182.819 183.110
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019 (Milyar Rupiah)
Wilayah Jawa Tahun
Barat 2015 2016 2017 2018 2019
Bogor 124.486,98 131.760,37 139.561,45 148.204,83 156.869,70
Sukabumi 37.265,25 39.447,01 41.692,62 44.107,87 46.668,62
Cianjur 25.352,13 26.981,37 28.524,43 30.302,88 31.974,68
Bandung 64.701,52 68.804,85 73.039,45 77.603,12 82.336,63
Garut 31.919,06 33.803,54 35.464,91 37.224,18 39.092,65
Tasikmalaya 19.662,49 20.824,80 22.063,29 23.319,64 24.586,99
Ciamis 17.779,91 18.844,97 19.826,75 20.904,75 22.028,88
Kuningan 13.175,67 13.977,77 14.866,62 15.821,95 16.860,52
Cirebon 27.596,25 29.149,31 30.623,31 32.160,19 33.723,90
Majalengka 16.590,93 17.591,79 18.789,49 19.931,78 21.358,92
Sumedang 18.950,36 20.029,72 21.276,70 22.517,16 23.939,29
Indramayu 56.663,30 56.706,18 57.515,01 58.238,91 60.154,35
Subang 23.696,76 24.976,92 26.250,85 27.412,66 28.572,44
Purwakarta 37.899,02 40.169,90 42.229,76 44.340,41 46.287,98
Karawang 132.453,57 141.125,54 149.530,94 159.186,82 163.745,56
Bekasi 205.950,39 215.928,36 228.178,92 242.023,29 252.051,03
Bandung Barat 25.486,17 26.925,88 28.330,02 29.888,89 31.398,35
Pangandaran 6.271,10 6.602,73 6.939,64 7.315,30 7.750,92
Kota Bogor 25.298,60 27.002,25 28.654,97 30.413,57 32.250,50
Kota Sukabumi 6.985,33 7.379,48 7.780,42 8.208,78 8.659,53
Kota Bandung 149.580,38 161.227,83 172.851,96 185.084,18 197.642,71
Kota Cirebon 13.269,24 14.077,05 14.893,14 15.817,43 16.812,91
Kota Bekasi 55.456,07 58.831,08 62.202,01 65.844,24 69.404,62
Kota Depok 37.529,48 40.263,23 42.939,38 45.870,49 49.076,63
Kota Cimahi 17.876,44 18.882,16 19.907,13 21.038,45 22.641,83
Kota Tasikmalaya 12.370,62 13.225,25 14.027,80 14.861,53 15.746,11
Kota Banjar 2.624,24 2.772,84 2.918,87 3.066,88 3.221,00
Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Tahun 2015-2019 (Ribu Jiwa)
Tahun
Wilayah Jawa Barat
2015 2016 2017 2018 2019
Bogor 487,1 490,8 487,3 415 395
Sukabumi 217,9 198,7 197,1 166,3 153,3
Cianjur 273,9 261,4 257,4 221,6 207,1
Bandung 281 272,7 268 246,1 223,2
Garut 325,7 298,5 291,2 241,3 235,2
Tasikmalaya 208,1 195,6 189,4 172,4 159,9
Ciamis 104,9 98,8 96,8 85,7 79,4
Kuningan 147,2 144,1 141,6 131,2 123,2
Cirebon 313,2 288,5 279,6 232,4 217,6
Majalengka 167,5 152,5 150,3 129,3 121,1
Sumedang 129 120,6 120,6 112,1 104,2
Indramayu 253,1 237 233,4 204,2 191,9
Subang 187,2 170,4 167,8 136,6 129,2
Purwakarta 83,9 83,6 85,3 75,9 71,9
Karawang 235 230,6 236,8 188 173,7
Bekasi 169,2 164,4 164 157,2 149,4
Bandung Barat 205,7 192,5 190,9 169 159
Pangandaran 42 40,1 39,5 32,2 30,7
Kota Bogor 79,2 77,3 76,5 64,9 64
Kota Sukabumi 27,8 27,5 27,4 23,2 21,9
Kota Bandung 114,1 107,6 104 89,4 84,7
Kota Cirebon 31,7 30,2 30,2 28 26,8
Kota Bekasi 146,9 140 136 119,8 113,7
Kota Depok 50 50,6 52,3 49,4 49,4
Kota Cimahi 34,1 35,1 34,5 29,9 26,9
Kota Tasikmalaya 106,8 102,8 97,9 84,2 77
Kota Banjar 13,4 12,7 12,9 10,4 10,1
Data Pengeluaran Pemerintah Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-
2019 (Ribu Jiwa)
Wilayah Tahun
Jawa Barat 2015 2016 2017 2018 2019
Bogor 7.036.575.810,96 7.330.903.331,01 7.671.640.208,07 8.222.328.332,89 8.222.328.332,89
Sukabumi 3.492.845.329,81 3.680.241.806,48 4.026.245.447,36 4.092.789.069,00 4.092.789.069,00
Cianjur 3.313.270.042,21 3.489.692.234,17 3.864.468.768,21 4.219.839.541,77 4.219.839.541,77
Bandung 5.148.743.693,36 5.133.749.495,00 4.751.086.139,57 5.908.760.904,00 5.908.760.904,00
Garut 3.558.103.940,58 3.811.194.679,58 4.512.207.985,80 4.475.258.169,79 4.475.258.169,79
Tasikmalaya 2.959.394.864,00 3.532.220.051,00 3.514.045.426,10 3.644.401.049,17 3.644.401.049,17
Ciamis 2.444.834.049,88 2.488.438.683,00 2.544.356.681,37 2.645.920.459,20 2.645.920.459,20
Kuningan 2.528.236.813,00 2.663.883.507,00 2.649.317.932,51 2.518.918.540,00 2.518.918.540,00
Cirebon 3.378.910.803,92 3.751.312.261,12 3.924.042.811,26 4.006.921.452,97 4.006.921.452,97
Majalengka 2.658.681.474,00 2.815.768.268,16 2.822.788.381,71 2.817.585.063,00 2.817.585.063,00
Sumedang 2.513.601.245,35 2.549.405.756,62 2.681.465.199,19 2.818.840.942,97 2.818.840.942,97
Indramayu 3.042.668.798,09 3.285.374.750,93 3.330.390.615,27 3.352.681.101,72 3.352.681.101,72
Subang 2.619.928.283,64 2.873.029.008,89 1.882.291.805,85 2.967.929.500,00 2.967.929.500,00
Purwakarta 1.820.012.836,00 1.896.434.037,38 2.168.343.804,72 2.075.995.871,94 2.075.995.871,94
Karawang 4.094.609.349,80 4.040.037.450,00 4.459.990.424,54 4.498.997.815,90 4.498.997.815,90
Bekasi 5.359.869.626,79 5.654.601.110,54 5.748.048.956,44 6.329.205.239,87 6.329.205.239,87
Bandung Barat 2.175.826.862,62 2.509.232.670,93 2.889.922.019,69 2.926.114.401,20 2.926.114.401,20
Pangandaran 1.153.350.499,10 1.051.428.266,26 1.629.494.722,91 1.166.098.869,94 1.166.098.869,94
Kota Bogor 2.214.415.310,35 2.492.967.706,49 2.594.718.713,94 2.717.401.935,14 2.717.401.935,14
Kota Sukabumi 1.186.030.330,66 1.282.942.514,85 1.297.066.349,75 1.360.586.288,91 1.360.586.288,91
Kota Bandung 6.311.079.097,80 6.679.354.749,64 6.267.135.641,78 6.541.791.982,00 6.541.791.982,00
Kota Cirebon 1.408.091.125,99 1.565.393.626,10 1.504.383.304,56 1.503.054.977,90 1.503.054.977,90
Kota Bekasi 3.953.618.290,18 5.076.566.085,38 4.508.849.839,51 5.142.512.625,05 5.142.512.625,00
Kota Depok 3.244.644.052,85 3.537.819.171,52 3.491.263.602,32 3.659.366.046,52 3.659.366.046,52
Kota Cimahi 1.414.498.285,00 1.565.824.352,00 1.430.776.873,70 1.656.270.599,55 1.656.270.599,55
Kota Tasikmalaya 1.705.834.466,66 1.905.192.844,15 1.970.213.129,48 1.945.643.329,18 1.945.643.329,18
Kota Banjar 850.662.317,51 941.240.526,87 875.127.852,04 887.431.913,03 887.431.913,03
DAFTAR PUSTAKA
Arvianto, T. (2017). Analisis Data Panel Ketimpangan Pendapatan Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2011-2015 Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Syafrizal. (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. In Syafrizal, Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Utara, B. M. (2020, Mei Minggu). Potensi Tiap Kabupaten Kota Provinsi Maluku Utara.
Maluku, Maluku Utara.